Anda di halaman 1dari 39

TOKSISITAS AKUT

&
Pengenalan Organ Dalam
Hewan Coba
MATERI
• BAHAN DAN ALAT, PROSEDUR LD50, Dosis & Pembuatan sediaan , Tabel
pengumpulan data
• Praktikum bedah hewan coba: Tujuan, Praktek pengambilan darah dari vena
mata
• Praktek mengamati, pengambilan serta penimbangan organ dalam,
Membandingkan % berat organ sehat terhadap bobot
• Prosedur bedah hewan, Pengambilan darah dari vena mata, Praktek bedah
hewan
• Pelaporan
• Kriteria pengamatan
• Tabel 2 : Pemeriksaan fisik dalam uji ketoksikan akut pada roden
• Tabel 3 : Perbandingan Organ per Berat Badan Mencit
• LATIHAN
Deskripsi singkat

• Ketoksikan akut adalah derajat efek toksik sesuatu


senyawa yang terjadi dalam waktu singkat setelah
pemberian dosis tunggal atau beberapa kali dalam
jangka waktu 24 jam.
• Uji Toksisitas akut dilakukan dengan memberikan
zat kimia yang sedang diuji sebanyak satu kali atau
beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam
TOKSISITAS AKUT
• Ketoksikan akut merupakan kisaran dosis letal atau dosis
toksik obat terkait, pada satu jenis hewan uji atau lebih.
• Dapat digunakan untuk menilai berbagai gejala klinis
yang timbul, adanya efek toksik yang khas, dan
mekanisme yang memerantarai kematian hewan uji.
• Jadi dalam uji ketoksikan akut, data yang dikumpulkan
berupa tolok ukur ketoksikan kuantitatif (kisaran dosis
letal/toksik) dan tolok ukur ketoksikan kualitatif (gejala
klinis, wujud dan mekanisme efek toksik).
LD50 dan TD50
• Tolok ukur kuantitatif yang paling sering digunakan untuk menyatakan
kisaran dosis letal atau toksik, berturut-turut adalah dosis letal tengah
(LD50) atau dosis toksik tengah (TD50).

• Yakni suatu besaran yang diturunkan secara statistik, guna menyatakan


dosis tunggal suatu senyawa yang diperkirakan dapat mematikan atau
menimbulkan efek toksik yang berarti 50% hewan uji

• Terdapat tiga metode yang paling sering digunakan untuk menghitung harga
LD50 , yakni metode
–Cara Farmakope indonesia III
–Cara Weil
–Metode probit
–aritmatik Reed & Muench (1938),
yang pada dasarnya didasarkan pada kekerabatan antara peringkat dosis dan
% hewan yang menunjukkan respons.
Hewan Uji
Pemilihan hewan uji
• sekurang-kurangnya dua jenis hewan, lebih disarankan empat jenis, terdiri
dari roden dan nirroden, baik jantan maupun betina, satu galur, dewasa
sehat, dan beratnya seragam (variasi yang diperbolehkan lebih kurang
10%).

Pengelompokan hewan uji(LD50)


• Sejumlah hewan uji terpilih
• Diadaptasikan di laboratorium paling tidak selama satu minggu.
• Penimbangan berat badan dilakukan satu hari sebelum perlakuan.
• Hewan uji dibagi menjadi beberapa kelompok, sesuai dengan jumlah
peringkat dosis senyawa uji yang akan diberikan, ditambah satu kelompok
kontrol negatif.
• Masing-masing kelompok uji, paling tidak terdiri dari empat ekor hewan
dengan ratio dosis 2,0 (Weil dalam Harmita, 2005)
Kegunaan Nilai LD50
1. Mengklasifikasikan potensi ketoksikan zat kimia (tabel 1)
2. Pertimbangan akibat bahaya dari overdosis
3. Perencanaan studi toksisitas jangka pendek pada binatang
4. Menyediakan informasi tentang
a. mekanisme keracunan,
b. pengaruh terhadap umur, seks, inang lain dan faktor lingkungan,
c. respons yang berbeda diantara spesies dan galur
5. Menyumbang informasi yang diperlukan secara menyeluruh dalam
percobaan obat penyembuh bagi manusia
6. Kontrol kualitas : mendeteksi ketidakmurnian produk racun dan
perubahan fisik bahan kimia yang mempengaruhi kehidupan
Tabel 1 :
Klasifikasi Umum Toksisitas Relatif
Katagori LD50
Super toksik 5 mg/kg atau kurang
Sangat toksik 5-50 mg/kg
Toksik 50-500 mg/kg
Cukup toksik 0,5-5 g/kg
Sedikit toksik 5-15 g/kg
Tidak toksik > 15 g/kg
Data % kematian Kurva respons dosis untuk diklorvos
diklorvos, N=10 1.4
Dosis Persen Dosis Persen
20 0 160 0.7 1.2 y = 0.0051x - 0.2045
30 0 170 0.8 R² = 0.886
40 0 180 1 1

50 0 190 1

Persen kematian
60 0 200 0.9 0.8

70 0.1 210 0.9


80 0.2 220 1 0.6

90 0 230 1
0.4
100 0.2 240 1
110 0.2 250 1
0.2
120 0.4 260 1
130 0.2 270 1
0
140 0.6 280 1 0 50 100 150 200 250 300

150 0.8
-0.2
dosis (mg/Kg)
Ada 27 dosis perlakuan Persen Linear (Persen )
RENCANA PRAKTIKUM

6.LD50 Dosis satuan


A= Aspilets>200 mg/kg 5 8 11 17 g
B= Borax 20 g 7 11 16 24 g
P= Parasetamol 6 g dws 2.5 3.8 5.6 8.4 g
C= CTM 6-40 mg 15 23 34 51 mg

2 meja = 2x6 ekor = 12 ekor


TUJUAN PERCOBAAN

• Menetapkan potensi ketoksikan akut


Asetosal/Parasetamol melalui hitung
LD50
• Menetapkan rasional (R) dosis terhadap
persen kematian
• Chloral hidras: The oral LD50 of chloral hydrate has been
reported to range from 1,100 to 1,442 mg/kg in mice and 479 mg/kg in
rats (Sanders et al., 1982; MSDS, 1991). The intraperitoneal LD50 is 400
mg/kg in mice and 580 mg/kg in rats (MSDS, 1991).
Bahan UJI
• Asetosal:
– OD dapat terjadi secara akut maupun kronik. Tk kematian pada OD
akut mencapai 2% dan pada OD kronik mencapai 25%, akan lebih
berat dampaknya pada anak-anak
– Toksisitas sedang terjadi pada dosis >300 mg/kg BB dan toksisitas
berat terjadi pada dosis 300-500 mg/Kg BB
– Dosis letal timbul pada >500 mg/kg BB  mencit = 0.02*500= 10
mg/kg BB
– OD asetosal: tinnitus, nyeri abdominal, hipokalemi, hipoglikemi,
pireksia, hiperventilasi, disritmia, hipotensi, halusinasi, gagal ginjal,
kejang, koma, dan kematian
• Parasetamol
Rancangan percobaan
1. Akan dilakukan uji toksisitas akut pada
mencit Asetosal/Parasetamol/Borax/CTM
2. Cara pemberian oral Asetosal PCT
g g
3. Dosis dengan rasio 1,5
5 2.5
4. Contoh A5: 5g x 1,5 = 7,5 g 8.5 4.3
5. Satu kelompok perlakuan = 3 ekor 14.5 7.2
6. Jumlah perlakuan : 4 24.6 12.3
7. Jumlah mencit = 4 x 3 ekor = 12 ekor
8. Kriteria pengamatan (tabel2)
9. Evaluasi data dihitung dengan metode Reed
& Moench (meja 1) dan probit (meja 2)
Pengaturan Praktek
1. Hewan yang mati dihitung keesokan harinya setelah 24 jam
perlakuan (diluar jadwal praktek)
2. Rumus Federer {(n-1)(r-1)}≥15
untuk 4 perlakuan: {(4-1)(r-1)}≥15 
r = minimal 6 ekor/perlakuan
3. Direncanakan tiap perlakuan = 7 ekor ditambahkan 4
data/perlakuan oleh pengawas pada hari penghitungan kematian
hewan (rabu/jum’at)
4. Jumlah hewan mati ditentukan untuk dapat menghitung dengan
rumus reed atau probit
5. Hewan yang mati hari itu langsung dibedah dan ditimbang organ-
organnya
Rancangan data yang akan didapat
Data Pengujian UJI TOKSISITAS AKUT Asetosal
TANGGAL Percobaan : mencit betina DDY
Ketua kelompok/anggota :
No Perla Berat Obat suntik mati No Perla mati
cit kuan (g) (ml) (jam) cit kuan

1 A5 7 A8
Data kematian 2 A5 8 A8
dicatat oleh 3 A5 9 A8
mahasiswa 4 A17 10 A11
5 A17 11 A11
6 A17 12 A11
13 A17 21 A11
14 A17 22 A11
Data kematian 15 A17 23 A11
diisi oleh 16 A17 24 A11
pengawas 17 A5 25 A8
18 A5 26 A8
19 A5 27 A8
20 A5 28 A8
Contoh
Data Pengujian UJI TOKSISITAS AKUT Fenobarbital
TANGGAL Percobaan : 26-2-11 mencit jantan DDY
Ketua kelompok/anggota :
No Oral Berat fenob suntik tidur Onset bangun mati
cit mg/kg (g) (ml) (jam) (jam) (') (jam) (jam)
1 150 25.0 0.3 9.03 10.45 102
9 150 29.0 0.29 9.07 10.20 73
5 150 27.5 0.3 9.14 9.30 16
64
2 195 28.0 0.28 9.08 9.32 24
10 195 26.5 0.26 9.15 9.35 20
6 195 24.0 0.23 9.12 9.30 18
21
3 254 24.5 0.27 9.10 9.23 13 mati
11 254 31.0 0.34 9.12 9.38 26
7 254 29.0 0.31 9.10 9.46 36
25
4 330 30.0 0.3 9.07 9.31 24 mati
12 330 25.5 0.24 9.10 9.25 15 mati
8 330 24.5 0.23 9.17 9.33 16 mati
18
Contoh Cara Reed Data Priyanto hal 157
n=10
Dosis Ratio
(mg) mati hidup A B A+B kematian % ke-
turun naik A/(A+B) matian
4 1 9 1 27 28 0.04 4
8 2 8 3 18 21 0.14 14
16 4 6 7 10 17 0.41 41
50
32 7 3 14 4 18 0.78 78
64 9 1 23 1 24 0.96 96
A = akumulasi mati, B = akumulasi hidup

Jarak proporsional = (50-41) / (100-41) = 9/59= 0.1525


Penambahan dosis =
log (dosis besar : dosis kecil) = log 32/16 = log 2 = 0.3010
0,1525 x 0,3010 = 0.046
Dosis dibawah 50% = 16 mg/kg BB log 16 = 1.204
LD 50 adalah antilog1.250 = 17.78 mg 1.250
Kesimpulan pentotal mempunyai potensi ketoksikan kategori toksik (50-500 mg/kg BB)
Dosis (mg) % kematian
% kematian pentotal 4 4
120 8 14
16 41
y = 1.531x + 8.625 32 78
100
R² = 0.881 64 96

80
Persen

60
% kematian
40 Linear (% kematian)

20

0
0 10 20 30 40 50 60 70

Dosis
Contoh Cara Probit Data Priyanto hal 157
Hasil uji Hasil perhitungan
Dosis log dos Probit (X-
(mg) (X) % mati (Y) X2 Y2 XY X-rata2X rata2X)2 Y - rata2Y
4 0.60 10.00 3.72 0.36 13.83 2.24 -0.60 0.36 -1.17
8 0.90 20.00 4.17 0.82 17.38 3.76 -0.30 0.09 -0.72
16 1.20 40.00 4.75 1.45 22.53 5.72 0.00 0.00 -0.14
32 1.51 70.00 5.52 2.27 30.52 8.32 0.31 0.09 0.63
64 1.81 90.00 6.28 3.26 39.46 11.35 0.61 0.37 1.39
∑ 6.02 24.44 8.16 123.71 31.38 0.02 0.91 -0.01
Rata2 1.20 4.89
Buku Pharm.Stat., Bolton halaman 212 - 214
Y = a + bX Priyanto: Y = slopeX+intersep = bX + a
slope = b = {N ∑ XY - (∑ X)(∑ Y)}/N ∑ X2 - (∑ X)2 (hal 214, eqs 7.4)
b = (5* 31.38-6.02*24.44)/(5*8.16-6.02*6.02)
b = 2.1430 cocok dengan kunci jawaban Priyanto hal 157
intersep = a = Rata2Y - bRata2X (hal 214, eqs 7.3)
a = 4.89 - 2.1430*1.20
a = 2.3184 cocok dengan kunci jawaban Priyanto hal 157
Y = a + bX
5= 2.3184 + 2.1430X
X= (5-2.3184)/2.1430
X= 1.2513
LD 50 adalah antilog1.2513 = 17.836 mg
Menghitung regresi linier dengan eksel PROBIT VS LOG KONSENTRASI
Data BSLT Ria Aviani LC50 sirih merah
Replikasi 3 7
Kons Mati % Log K probit 6
10 7 23.33 1 4.271 5
100 8 26.67 2 4.3781

Probit
4 Series1
1000 16 53.33 3 5.0853 3 Linear (Series1)
10000 26 86.67 4 6.1123 2
y = 0.623x + 3.403
R2= 0,900 1
R² = 0.900
0
r= 0,9486
0 2 4 6
• Regresi linier : Y = AX + B
Log konsentrasi
• Mencari nilai A & B & R
• N=30, konsentrasi = ppm
• Excel  blok data insert  chart  scatter yg bertitik  finish  gambar klik
kanan di garis/titik add trendline option  tandai disp eq & R-square  didapat
A=0,2386, B=-0.9168, R2=0,9776
• R = koefisien determinasi
• R = 0,92  92% perubahan variabel dependen ditentukan oleh variabel independen
(Statistik praktis, Kountur,2006, hal 207)
Menghitung LC50
• Regresi linier hubungan antara log konsentrasi vs probit:
• dari grafik didapat R2 = 0.900  R = 0.9486
• Persamaan garis: y=5=0.623x+3.403
X = (5-3.403)/0.623
X= 2.5634
Antilog 2.5634 =365.9 LC50 sirih merah
LC50 sirih merah = 365.9 ppm 7
6
Replikasi 3 5
Series1
Kons Mati % Log K probit 4

Probit
Linear (Series1)
10 7 23.33 1 4.271 3

100 8 26.67 2 4.3781 2


LC50 y = 0.6231x + 3.4039
1000 16 53.33 3 5.0853 1 R² = 0.9001
10000 26 86.67 4 6.1123 0
0 2 4 6
R2= 0,900 Log konsentrasi
r= 0,9486
Menghitung regresi linier PROBIT VS LOG
dengan eksel KONSENTRASI
0.0000
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

-0.1000

y = 0.2386x - 0.9168
Perlak Kons mati mati Probit Log
-0.2000
R2 = 0.9776 (%) (ekor) (%) kons.
-0.3000 1 0,2 10 66,67 5,43 - 0,6990
-0.4000
2 0,4 11 73,33 5,63 -0,3979
3 0,6 15 100 8,09 -0,2218
-0.5000

-0.6000

-0.7000 • Regresi linier : Y = AX + B


Series1

-0.8000
Linear (Series1) • Mencari nilai A & B & R
• Excel  blok data insert  chart  scatter yg bertitik  finish  gambar klik
kanan di garis/titik add trendline option  tandai disp eq & R-square  didapat
A=0,2386, B=-0.9168, R2=0,9776
• R = koefisien determinasi
• R = 0,92  92% perubahan variabel dependen ditentukan oleh variabel independen
(Statistik praktis, Kountur,2006, hal 207)
Tabel probit
Probit (deviasi normal + 5) sesuai dengan presentase dalam margin
% 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 - 2,67 2,95 3,12 3,25 3,36 3,45 3,52 3,59 3,66
10 3,72 3,77 3,82 3,87 3,92 3,96 4,01 4,05 4,08 4,12
20 4,16 4,19 4,23 4,26 4,29 4,33 4,36 4,39 4,42 4,45
30 4,48 4,50 4,53 4,56 4,59 4,61 4,64 4,67 4,69 4,72
40 4,75 4,77 4,80 4,82 4,85 4,87 4,90 24,9 4,95 4,97
50 5,00 5,03 5,05 5,08 5,10 5,13 5,15 5,18 5,20 5,23
60 5,25 5,28 5,31 5,33 5,36 5,39 5,41 5,44 5,47 5,50
70 5,52 5,55 5,58 5,61 5,64 5,67 5,71 5,74 5,77 5,81
80 5,84 5,88 5,92 5,95 5,99 6,04 6,08 6,13 6,18 6,23
90 6,28 6,34 6,41 6,48 6,55 6,64 6,75 6,88 7,05 7,33
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
99 7,33 7,37 7,41 7,46 7,51 7,58 7,65 7,75 7,88 8,09
Analisis Hayati, Harmita, 2005, hal 63
BAHAN DAN ALAT

Bahan Alat
• fenobarbital • Timbangan hewan
• tragakan • Sonde oral
• Mencit putih DDY • Alat gelas qs
• Aqua dest • Timer
• Wadah tempat
pengamatan
PROSEDUR LD50
pengamatan fisik
terhadap gejala-
gejala klinis (Tabel2)
• Hewan dipuasakan 18 jam
sebelum perlakuan Perlakuan
• Tiap kelas dibagi 3 •200 mg,
kelompok
•230 mg,
• Masing-masing meja • Penghitungan
mendapat 6 mencit •265 mg, LD50
• Tiap hewan percobaan •304 mg
diberi per-oral fenobarbital Data @ 7
sesuai dosis yang
diperuntukannya. ekor
Pembuatan sediaan

• Buat 10 mL tragakan ½%
• 1 tablet fenobarbital = 30 mg
• Gerus 4 tablet fenobarbital, suspensikan dengan
tragakan ½% ad 5 mL
• Beri etiket : 120mg/5ml = luminal 24 mg/mL
LATIHAN I
1.Hitunglah berapa ml dibutuhkan untuk menyediakan 20 ekor (15
ekor + 33,3%) mencit dengan dosis 0,2 ml/20 g berat badan (BB)
bila bobot rata-rata mencit dianggap 30 g.
2.Hitunglah berapa mg pentotal natrium harus ditimbang untuk dosis
150 mg/kg BB per mencit untuk menyediakan soal nomor satu.
3.Berapa mg NaCl harus ditimbang untuk membuat 20 ml larutan NaCl
fisiologis.
4.Bagaimana memberikan 0,2 ml per-oral atau ip
5.Bagaimana mengukur hewan coba sudah tidur atau sudah bangun ?
Tabel pengumpulan data
No Dosis mencit Berat OBAT oral tidur Onset mati
cit mg/kg (g) (ml) (jam) (jam) (') (jam)

240
260
281
300
320
340

Ratio dosis 1.08


Praktikum bedah hewan coba
Tujuan :
– Praktek pengambilan darah dari vena mata
– Praktek mengamati, pengambilan serta penimbangan
organ dalam
– Membandingkan % berat organ sehat terhadap bobot
Prosedur bedah hewan
Pengambilan darah dari vena mata Praktek bedah hewan
1. Timbang bobot hewan • Pasang mencit mati di papan bedah
2. Bius dengan eter qs • Buka rongga perut dan dada
3. Ambil darahnya dari mata sampai • Temukan & amati organ dalam mulai
habis, dislokasi leher dan letakkan dari hati, limpa, ginjal, anak ginjal,
pada meja bedah uterus, ovarium, vesica seminalis,
4. Catat volume darah & sentrifuge testes, lambung, jantung, paru-paru
segera darah selama 10’ kecepatan dan usus
2000 rpm • Ambil organ-organ tsb dengan
5. Ambil serum dengan mikropipet gunting & pinset lalu timbang diatas
dan catat volume yang didapat plastik dan catat beratnya
Tabel pengumpulan data organ

Tabel Bobot organ


No da Se jan- Lam- ren+ad paru- lim uterus tes ves.
cit jt/bt Berat rah rum hati tung bun renal paru pa & ovar tes sem.
(g) (mL) (mL) (g) (g) (g) (g) (g) (g) (g) (g) (g)
Pelaporan

• Berdasarkan dosis Hitung dan bandingkan onset


hipnotika, buat grafik dan tetapkan R
• Tetapkan LD50 fenobarbital per oral
• Laporkan rata-rata % berat organ
SELAMAT MENCOBA
Kriteria pengamatan
a. pengamatan fisik terhadap gejala-gejala klinis
a
(Tabel 2.)
c. jumlah hewan yang mati pada masing-masing
kelompok uji selama 24 jam
d. Perbandingan % berat organ perlakuan & normal
dibanding standar (tabel 3)
d
Tabel 2 : Pemeriksaan fisik dalam uji ketoksikan akut pada roden
Sistem organ Pengamatan dan Tanda-tanda umum ketoksikan
pemeriksaan
Perubahan sikap terhadap pengamat, vokalisasi luar
Perilaku
biasa, gelisah
Kedutan, tremor, ataksia, katatonia, paralisis,
Gerakan
SSP & konvulsi, keterpaksaan gerak
somatomotor Kereaktivan terhadap Keberangasan, kepasifan, anestesia, hiperaestesia
aneka rangsang
Refleks serebral & spinal Lemah, tidak ada
Tonus otot Kekakuan, kelembekan
Ukuran pupil Miosis, midriasis
SSO
sekresi Salivasi, lakrimasi
Pernafasan Sifat & laju nafas Bradipnea, dispnea
Kardiovaskuler Palpitasi daerah kardiak Bradikardi, aritmia, denyut nadi lebih kuat atau lemah
Peristiwa perut Diare, sembelit, flatulent, kontraksi
Saluran cerna
Konsistensi tinja Tidak terbentuk, warna hitam
Vulva, kel. mame Bengkak
Genitourinari Penis prolap
Daerah perineal Kotor
Kulit dan bulu Warna, keutuhan Kelembekan, kemerahan, pelepuhan, piloereksi
Konyungtiva, mulut Kongesti, perdarahan, sianosis, kekuningan
Membran Kelopak mata Ptosis
mukosa mata Bola mata Eksophtalamus, nistagmus
transparansi Opositas
Tempat injeksi Bengkak
Lain-lain
Kondisi umum Perawakan abnormal, kurus
Tabel 3 : Perbandingan Organ
per Berat Badan Mencit

Organ %
Hati 6
Ginjal 1,6
Jantung 0,4
Limpa 0,5
Paru-paru 0.6
Darah 1,5 ml/20 g
Urin 1 ml/20 g/day
Mekanisme
proliferasi sel
kanker

Anda mungkin juga menyukai