PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari obat diuretika?
2. Apa macam-macam dari obat diuretika?
3. Bagaimana cara kerja/khasiat obat diuretika?
4. Apa indikasi/kontraindikasi obat diuretika?
5. Bagaimana dosis yang digunakan obat diuretika?
6. Bagaimana efek samping dan cara mengatasi obat diuretika?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar obat diuretika
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diuretik
Diuretik berasal dari kata dioureikos yang berarti merangsang berkemih
atau merangsang pengeluaran urin (Dorland, 1996). Diuretika ialah obat yang dapat
menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama
menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua
menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air (Sunaryo, 1995).
Fungsi utama diuretika adalah untuk mobilisasi cairan edema, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi
normal.
Tabel Dosis Diuretik Inhibitor Karbonik Anhidrase Yang Digunakan Per Oral Dalam
Terapi Glaukoma3
Obat Dosis Oral Normal
Acetazolamide 250 mg 1-4 kali sehari
Diklorfenamide 50 mg 1-3 kali sehari
Methazolamide 50-100 mg 2-3 kali sehari
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Diuretik merupakan obat yang berfungsi untuk meningkatkan volume urin dan ekskresi
dari Na+ dan elektrolit lainnya. Diuretik dibagi menjadi 2 jenis menurut mekanisme kerjanya
yaitu secara langsung pada sel nefron ginjal (diuretik loop, tiazid, antagonis aldosteron/
diuretik hemat kalium, dan inhibitor karbonik anhidrase) dan tidak langsung melalui
perubahan pada komposisi filtrat (diuretik osmotik). Efek samping penggunaan diuretik
bermacam-macam, dan yang paling sering adalah gangguan keseimbangan elektrolit pada
tubuh.
MAKALAH
DIURETIK
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah FARMAKOLOGI
Dosen : Elit Ramayanti, S.Farm.,Apt
Disusun oleh:
KELOMPOK 2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
jualah penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul
DIURETIK guna memenuhi tugas mata kuliah FARMAKOLOGI.
Penyusun sangat menyadari, bahawa dalam makalah ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman harap memaklumi adanya
mengingat keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam kesempatan
ini pula penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk memberikan saran yang bersifat
perbaikan, yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan dapat bermanfaat dimasa yang
akan datang.
Ucapan terimakasih sangat perlu penyusun haturkan kepada dosen mata kuliah
Framakologi, sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, semoga atas atas
kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin
Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun
dan umumnya bagi para pembaca yang budiman.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretic.
Obat-obat ini merupakan penghambat transport ion yang menurunkan reabsorpsi Na + pada
bagian-bagian nefron yang berbeda. Akibatnya, Na+ dan ion lain Cl- memasuki urine dalam
jumlah banyak dibandingkan dengan keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkut
secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotic. Jadi, diuretik meningkatkan
volume urine dan sering mengubah pH-nya serta komposisi ion dan didala urine dan darah.
Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke-16 HgCl2
diperkenalkan oleh Paracelcus sebagai diuretic. 1930 Swartz menemukan bahwa
sulfanilamide sebagai antimicrobial dapat juga digunakan untuk mengobati edema pada
pasien payah jantung, yaitu dengan meningkatkan ekskresi dari Na+. Diuretik modern
semakin berkembangsejak ditemukannya efek samping dari obat-obat anti mikroba yang
mengakibatkan perubahan komposisi dan output urine. Terkecuali spironolakton, diuretic
kebanyakan berkembang secara empiris tanpa mengetahui mekanisme system transport
spesifik di nephron. Diuretic adalah obat yang terbanyak diresepkan di USA, cukup efektif,
namun memiliki efek samping yang banyak pula.
Diuretik dapat dibagai menjadi 5 golongan yaitu :
1. Diuretik osmotic
2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
3. Diuretik golongan tiazid
4. Diuretik hemat kalium
5. Diuretik kuat
6. Xantin
BAB II
PEMBAHASAN
Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis
mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang
diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut
dan air. Fungsi utama diuretic adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali
menjadi normal.
Fungsi utama diuretic adalah untuk memobalisasi cairan udem, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi
normal.
Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan :
1. Diuretik Osmotik
Istilah diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat
diekskresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi
4 syarat: 1) difiltrasi secara bebas oleh glomerulus, 2) tidak atau hanya sedikit direabsorpsi
sel tubuli ginjal, 3) secara farmakologis merupakan zat yang inert, dan 4) umumnya resisten
terhadap perubahan-perubahan metabolik. Contoh golongan obat ini adalah : Manitol, Urea,
Gliserin, Isosorbid.
Diuretik osmtik terutama bermanfaat pada pasien oligura akut akibat syok hivovolemik yang
tealh dikoreksi, reaksi transfuse atau sebab lain yang menimbulkan nekrosis tubuli, karena
dalam keadaan ini obat yang kerjanya mempengaruhi fungsi tubuli tidak aktif.
Yang termasuk golongan ini adalah :
A. Manitol
Manitol merupakan obat yang sering digunakan diantara obat lain, karena manitol tidak
mengalami metabolisme dalam badan dan hanay sedikit sekali di reabsorpsi
Manitol digunakan misalnya untuk mencegah gagal ginjal akut atau untuk mengatasi oliguria,
dosis manitol total yang diberikan untuk dewasa 50-100gr, untuk menurunkan tekanan
intracranial yang meninggi, menurunkan tekanan intraokuler pada serangan akut glaucoma
kongestiv atau sebelum operasi mata, digunakan manitol 1,5 2 g/kg BB sebagai larutan 15-
20%, yang diberikan melalui infuse selama 30-60 menit.
Manitol dikontrainsikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem paru
yang berat, dehidrasi hebat dan pendarahan intracranial kecuali bila akan dilaukan
kraniotonomi. Infuse monitol harus segera dihentikan bila terdapat tanda-tanda gangguan
fungsi ginjal yang progresif, payah jantung atau kongesti paru.
B. Urea
Merupakan suatu Kristal putih dengan rasa agak pahit dan mudah larut dalam air. Sediaan
intravena mengandug urea sampai 30% dalam dekstrose 5% (iso-osmotik) sebab urea murni
dapat menimbulkan hemolisis. Pada tindakan bedah syaraf, urea diberikan intravena dengan
dosis 1-1,5g/KgBB. Sebagai diuretic, urea potensinya lebih lemah dibandingkan dengan
monitol, karena 50% senyawa urea ini akan direabsorpsi oleh tubuli ginjal
C. Gliserin
Diberikan peroral sebelum suatu tindakan optalmologi dengan tujuan menurunkan tekanan
intraokuler. Efek maksimal terlihat satu jam sesudah pemberian obat dan menghilang sesudah
5 jam.
Dosis untuk orang dewasa yaitu 1-1,5g/KgBB dalam larutan 50 atau 75%. Gliserin ini cepat
dimetabolisme, sehingga efek diuresisnya relative kecil.
D. Isosorbid
Diberikan secara oral untuk indikasi yang sama dengan gliserin. Efeknya juga sama, hanaya
isosorbid menimbulkan diuresis yang lebih besar daripada fliserin, tanpa menimbulkan
hiperglikemia. Dosis berkisar antara 1-3g/KgBB, dan dapat diberikan 2-4 kali sehari
Efek Samping
Kejang pada kaki dan kemungkinan meningkatkan nitrogen darah serta asam urat dan retensi
K+.
5. Diuretik Kuat
Diuretik mencakup sekelompok diuretic yang efeknya sangat kuat dibandingkan dengan
diuretic lain. Tempat kerja utamanya dibagian epitel tebal ansa henle bagian asenden, karena
itu kelompok ini disebut juga sebagai loop diuretics, Yang termasuk golongan ini adalah
bumetanid, furosemid, torsemid dan asam etakrina.
Penggunaan terapi
Merupakan obat pilihan utama untuk menurunkan edema paru-paru akut pada gagal jantung
kongestiv karena cara kerja cepat, maka obat ini berguna untuk situasi darurat seperti edema
paru-paru akut yang memerlukan diuresis yang cepat.
Farmakokinetik
Diberikan peroral atau parenteral, masa kerja relative singkat 1-4 jam.
Efek samping
Ototoksisitas,hiperurisemia,hipopolemia akut, kekurangan kalium.
6. Xantin
Xantin mempunyai efek diuresis. Efek stimulasinya pada jantung, menimbulkan dugaan
bahwa diuresis sebagian disebabkan oleh peningkatannya aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerulus. Namun, semua derivate xantin ini berefek langsung pada tubuli ginjal yaitu
menyebabkan peningkatan ekskresi Na+ dan Cl- tanpa disertai perubahan yang nyata pada
pengasaman urine. Efek diuresis ini hanya edikit dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa,
tetapi mengalami potensiasi bila diberikan bersama penghambat karbonik anhidrase.
Diantara kelompok xantin, teofilin memperlihatkan efek diuresis yang paling kuat. Xatin
sangat jarang digunakan sebagai diuretic utama, namun bila digunakan untuk tujuan lain
terutama sebagai bronkodilator adanya efek diuresis harus tetap diingat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine. Istilah diuresis
mempunyai dua pengertian, pertama menunjukan adanya penambahan urine yang diproduksi
dan yang kedua menunjukkkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air.
Fungsi utama diuretic ialah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volue cairan ekstrasel kembali menjadi
normal.
Diuretik dapat dibagai menjadi 5 golongan yaitu :
1. Diuretik osmotic
2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
3. Diuretik golongan tiazid
4. Diuretik hemat kalium
5. Diuretik kuat
6. Xantin