Anda di halaman 1dari 24

OBAT-OBAT

DIURETIKA

KELOMPOK 5
1. M. Aldino Putra (PO.71.39.1.18.021)
2. Nabilah Putri Rizqi (PO.71.39.1.18.022)
3. Nurlaila Hadiyaningsih (PO.71.39.1.18.023)
4. Oka Selviana (PO.71.39.1.18.024)
5. Oktarisa (PO.71.39.1.18.025)

Kelas : Reguler II A
Dosen Pembimbing : Dewi Marlina, S.F., Apt, M.Kes
2

PENDAHULUAN
Obat diuretik adalah sekelompok obat yang dapat meningkatkan
laju pembentukan urin. Ada 5 jenis obat diuretik yaitu diuretik osmotik,
inhibitor karbonik anhidrase, loop diuretik (diuretik kuat), tiazid dan
diuretik hemat kalium (potassium sparing diuretik). Diuretik adalah obat
yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis
mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan
volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah
pengeluaran zat-zat terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik adalah
untuk memobilisasi cairan udem yang berarti mengubah keseimbangan
cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel menjadi normal.
3

PENGERTIAN DIURETIK
» Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin,
istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan
jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dalam air, fungsi utamanya
adalah untuk memobilisasi cairan edema, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupasegingga volume cairan ekstrasel
kembali menjadi normal.
» Secara umum, diuretik dibagi menjadi dua golongan besar yaitu : penghambat
mekanisme transport elektrolit di dalam tubuli ginjal dan diuretik osmotik.
Obat yang dapat menghambat transport elektrolit dalam tubuli ginjal ialah :
benzotiadiazid, diuretik kuat, diuretik hemat kalium dan penghambat karbonik
an hidrase.
4

PENGGOLONGAN DIURETIK
1. Diuretik Kuat
Diuretik kuat (High-ceiling diuretics) mencakup sekelompok
diuretik yang efeknya sangat kuat dibandingkan yang lain, tempat kerja
utamanya dibagian epitel tebal ansa henle bagian asenden, kelompok ini
disebut juga loop diuretics, ialah : furosemid, torsemid, asam etakrinat,
dan bumetanid.
Farmakodinamik
Kerjanya menghambat reabsorbsi elektrolit Na+/ K+/ 2Cl- di ansa
henle asendens bagian epital tebal, tempat kerjanya dipermukaan sel
epitel bagian lumbal.
5

Farmakokinetik
Diuretik kuat mudah diserap melalui saluran cerna,
bioavaibilitas furosemid 65% sedangkan bumetenid hampir 100%,
obat ini tidak difiltrasi di glomelurus tapi cepat sekali diekskresi
melalui sistem transport asam organik di tubuli proksimal.
Efek samping dan Perhatian
Gangguan cairan dan elektrolit, Ototoksisitas, Hipotensi, Efek
metabolik, Reaksi alergi, Nefritis interstiliasis alergik
6

2. Benzotiadiazid
Sejarah
Benzitiadiazid atau tiazid disentesis dalam rangka penelitian zat
penghambat enzim karbonik anhidrase. Komposisi yang terbentuk setelah
pemberian obat ini ternyata mengandung banyak ion klorida, efek sangat
berbeda dengan senyawa induknya yaitu benzen disulfonamid. Penelitian lebih
lanjut menunjukkan bahwa benzotiadiazid berefek langsung terhadap transpor
Na+ dan Cl- ditubuli ginjal, lepas dari efek penghambatnya terhadap enzim
karbonik anhidrase. prototipe golongan benzotiadiazid ialah klorotiazid, yang
merupakan obat tandingan pertama golongan Hg-organik yang telah
mendominasi diuretik selama lebih dari 30 tahun.
7

Farmakodinamik
Diuretik tiazid bekerja menghambat simporter Na+, Cl- di hulu tubulus
distal. Sistem transpor ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na+ dan
Cl- dari lumen ke dalam sel epitel tubulus. Na+ selanjutnya dipompakan ke luar
tubulus dan ditukar dengan K+, sedangkan Cl-dikeluarkan melalui kanal klorida.
Efek farmakodinamik tiazid yang utama ialah meningkatkan ekskresi natrium,
klorida dan sejumlah air.
Farmakokinetik
Absorpsi tiazid melalui saluran cerna baik sekali. Umumnya efek obat
tampak setelah satu jam. Klorotiazid didistribusi ke seluruh ruang ekstrasel
dan dapat melewati sawar uri, tetapi obat ini hanya ditimbun dalam jaringan
ginjal saja. Dengan suatu proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli
proksimal ke dalam cairan tubuli.
8

3. Diuretik Hemat Kalium


Yang tergolong dalam kelompok ini ialah antagonis aldosteron,
triamteren dan amilorid. Efek diuretiknya tidak sekuat golongan diuretik kuat.
Diuretik hemat kalium
Diuretik hemat kalium, atau yang juga dikenal dengan istilah potassium-
sparing diuretics atau K-sparing diuretics, adalah salah satu kelompok obat
diuretik. Obat diuretik umumnya berfungsi dalam menambah jumlah cairan yang
dikeluarkan dari tubuh saat buang air kecil atau berkemih. Diuretik hemat
kalium adalah kelompok obat-obatan yang berguna untuk meningkatkan proses
berkemih tanpa harus membuang kadar kalium di dalam tubuh.
9

Farmakokinetik.
Tujuh puluh persen spironolakton oral diserap disaluran cerna, mengalami
sirkulasi enterohepatik dan metabolisme lintas pertama. Ikatan dengan protein
cukup tinggi. Metabolit utamanya, kanrenon, memperlihatkan aktivitas antagonis
aldosteron dan turut berperan dalam aktivitas biologik spironolakton, kanrenon
mengalami interkonversi enzimatik menjadi kanrenoat yang tidak aktif.
Efek samping
Efek toksik yang utama dari spironolakton adalah hiperkalemia yang sering
terjadi bila obat ini diberikan bersama-sama dengan asupan kalium yang
berlebihan. Tetapi efek toksik ini dapat pula terjadi bila dosis yang biasa diberikan
bersama dengan tiazid pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang berat.
10

4. Diuretik Osmotik
Istilah diuretik osmotik dipakai untuk zat bukan elektrolit
yang cepat disekresikan oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak
sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat : difiltrasi secara
bebas oleh glomelurus, tidak atau hanya sedikit diabrorbsi oleh sel
tubuli ginjal, secara farmakologis merupakan zat yang inert,
umumnya resisten terhadap perubahan metabolik. Contoh golongan
ini adalah manitol, urea, gliserin, isosorbid.
11

Efek samping
Pemberian larutan manitol hipertonis akan meningkatkan osmolaritas
cairan ekstrasel, sehingga dapat menambah jumlah cairan ekstrasel. Hal ini tentu
berbahaya bagi pasien payah jantung. Kadang manitol juga menimbulkan reaksi
hipersensitif.
Sediaan dan Posologi
Manitol, untuk infus iv digunakan larutan 20%, dosis dewasa berkisar
antara 50-100 g (250-500 ml) dengan kecepatan infus 30-50 ml/jam. Untuk
mengurangi edema otak diberikan 0,25-2 kg/BB selama 30-60 menit. Untuk edema
dan asites dan untuk mengatasi GGA pada keracunan digunakan dosis 500 ml
dalam 6 jam.
12

5. Penghambat karbonik anhidrase


Adalah enzim yang mengkatalis reaksi CO2 + H2O → H2CO3, enzim
ini terdapat pada sel korteks renalis, pankreas, mukosa lambung, mata,
eritrosit dan SSP, tapi tidak terdapat dalam plasma. Dalam tubuh H2CO3
berada dalam keseimbangan ion H+ dan HCO3 yang sangat penting dalam
sistem buffer darah. Ion ini juga penting dalam proses reabsorbsi ion tetap
(fixed ion) dalam tubuli ginjal, sekresi asam lambung dan beberapa proses
lain dalam tubuh, tanpa enzim tersebut reaksi diatas dapat berjalan, tapi
sangat lambat. Karbonik anhidrase merupakan protein dengan berat molekul
kira kira 30.000 dan mengandung satu atom Zn dalam setiap molekul. Enzim
ini dapat dihambat ektivitasnya oleh sianida, azida, dan sulfida. Derivat
sulfonamid yang dapat menghambat kerja enzim ini adalah asetazolamid dan
diklorofenamid.
13

Farmakodinamik
Efek farmakodinamik yang utama dari asetazolamid adalah
penghambatan karbonik anhidrase secara nonkompetitif. Akibatnya terjadi
perubahan sistemik dan perubahan terbatas pada organ tempat enzim
tersebut berada.
Farmakokinetik
Asetazolamid mudah diserap melalui saluran cern.kadar amksimal
dalam darh dicapai dalam 2 jam dan ekskresi melalui ginjal sudah
sempurna dalam 24 jam.obat ini mengalami proses skreasi oleh tubuli dan
sebagian direabsorpsi secara pasif
14

Pengobatan dengan Diuretik

 Indikasi
1. Keadaan Yang Memerlukan Diuresis Cepat
2. Edema
3. Hipertensi
4. Diabetes Insipidus
5. Batu ginjal
6. Hiperkalsemia.
15

Pengobatan dengan Diuretik


 Efek Samping
1. Hipokalemia
2. Gangguan toleransi glukosa dan diabetes
3. Sindrom edema idiopatik
4. Deplesi volume

 Interaksi
Pada penggunaan diuretik bersama obat-obat lain, harus selalu
dipikirkan adanya interaksi yang mungkin terjadi. Beberapa contoh
penting tertera dalam tabel sebagai berikut :
16
17

Obat-Obat Yang Mempengaruhi


Konservasi Air
» 1. Hormon Anti Diuretik ( ADH )
 Kimia
Hormon anti diuretik ( Anti diuretic hormone, ADH )disebut juga
vasopresinmerupakan suatu oktapeptida yang di produksi oleh sel
saraf dalam nukleus supraoptikus dan paraventrikularis di
hipotalamus. Melalui serabut saraf, ADH ditranspor ke sel-sel pituisit
hipofisis posterior.Di hipofisis posterior, vasopressin ini terikat pada
suatu protein spesifik yang disebut neurofisin, ikatan ini dapat
dilepaskan dengan perangsangan listrik atau pemberian asetilkolin.
18

 EFEK ADH PADA GINJAL


Efek selular ADH terjadi melalui interaksi antara ADH dengan reseptor V1
dan V2.ADH mempunyai beberapa tempat kerja di ginjal, dan kedua
reseptor V1 dan V2 berpartisipasi dalam terjadinya respons renal.
 EFEK ADH DI LUAR GINJAL
Sistem Kardiovaskular
Efek presor ADH hanya akan terjadi pada dosis jauh lebih tinggi dari pada
dosis yang diperlukan untuk menimbulkan antidiuresis maksimal.
Vasokonstriksi terjadi hampir pada semua pembuluh darah. Sirkulasi di
kulit, saluran cerna, dan sirkulasi koroner, akan sangat berkurang.
19

Interaksi Obat Diuretik dengan


Obat Lain

3. Eplerenone
1. Asetazolamid + 2. Asetazolamid
CYP3A4
NSAID + timolol
inhibitor
20

4. Resin mengikat
5. Furosemide 6. Furosemide
furosemide + Asam-
+ Cloralhydrat + Fenitoin
Empedu
21

7. Diuretik Kuat + 8. Loop 9. Diuretik


H2-Antagonis Diuretik + Kuat dan
Reseptor AINS Probenesid
22

12. diuretik
11. Diuretik hemat
10. Kalium-sparing hemat kalium kalium +
diuretik + NSAID + senyawa Nutrisi
Kalium parenteral
total
23

15.
14. Diuretik
13. Spironolactone + Spronolactone Tiazid +
Aspirin + Kalsium
Colestyramine dan / atau
Vitamin D
24

Thank you

Anda mungkin juga menyukai