HIPERTENSI
OLEH:
DESI ASTUTI
FADILA
NINDY LESTARI
NURSYAM
JURUSAN FARMASI
FAKULKTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA KENDARI
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan
komplikasi kesehastan yang parah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan terkadang
kematian.
Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu
pembuluh darah utama dalam tubuh, tekanan ini tergantung pada resistensi pembuluh darah dan
seberapa keras jantung bekerja. Semain banyak darah yang dipompa jantung dan semakin sempit arteri,
maka semakin tinggi tekanan darah. Hipertensi dapat diketahui dengan cara rajin memeriksakan tekanan
darah.
Hasil tekanan darah ditulis dalam dua angka. Angka pertama disebut sistolik mewakili tekanan dalam
pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua disebut diastolik mewakili
tekanan didalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat diantara detak jantung.
Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi bila ketika diukur pada dua hari yang berbeda,
pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari adalah lebih besar dari 140 mmHg dan/atau
pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari adalah lebih besar dari 90 mmHg.
2. Algoritma Penyakit
Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada
Penyakit Kardiovaskuler yang disusun oleh
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler
Indonesia Tahun 2015.
Hampir semua consensus/ pedoman utama
baik dari dalam walaupun luar negeri, menyatakan
bahwa seseorang akan dikatakan hipertensi bila
memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada
pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah sistolik
merupakan pengukuran utama yang menjadi dasar
penentuan diagnosis hipertensi. Adapun pembagian
derajat keparahan hipertensi pada seseorang
merupakan salah satu dasar penentuan tatalaksana
hipertensi (disadur dari A Statement by the American
Society of Hypertension and the International Society
of Hypertension2013)
PENENTUAN RISIKO KARDIOVASKULAR
1. Non farmakologis
Menjalani pola hidup sehat telah banyak
terbukti dapat menurunkan tekanan darah, dan
secara umum sangat menguntungkan dalam
menurunkan risiko permasalahan
kardiovaskular. Pada pasien yang menderita
hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko
kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup
sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang
harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan.
Bila setelah jangka waktu tersebut, tidak
didapatkan penurunan tekanan darah yang
diharapkan atau didapatkan faktor risiko
kardiovaskular yang lain, maka sangat
dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi.
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines
adalah :
Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah, seperti
menghindari diabetes dan dislipidemia.
Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam
dan lemak merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah.
Tidak jarang pula pasien tidak menyadari kandungan garam pada
makanan cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya.
Tidak jarang, diet rendah garam ini juga bermanfaat untuk
mengurangi dosis obat antihipertensi pada pasien hipertensi derajat ≥
2. Dianjurkan untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari.
Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari,
minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan tekanan darah. Terhadap
pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus, sebaiknya
harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai sepeda atau menaiki
tangga dalam aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya.
Mengurangi konsumsi alcohol. Walaupun konsumsi alcohol belum menjadi pola
hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alcohol semakin hari semakin
meningkat seiring dengan perkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di
kota besar. Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per
hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan demikian
membatasi atau menghentikan konsumsi alcohol sangat membantu dalam
penurunan tekanan darah.
Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek
langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah satu
faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk
berhenti merokok.
Terapi farmakologi
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada
pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan
tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan
pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2. Beberapa prinsip dasar
terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga
kepatuhan dan meminimalisasi efek samping, yaitu :
a. Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
b. Berikan obat generic non-paten) bila sesuai dan dapat
mengurangi biaya.
c. Berikan obat pada pasien usia lanjut (diatas usia 80 tahun)
seperti pada usia 55 – 80 tahun, dengan memperhatikan faktor
komorbid .
d. Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme
inhibitor (ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
e. Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai
terapi farmakologi Lakukan pemantauan efek samping obat
secara teratur.
Algoritme tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan berbagai guidelines
memiliki persamaan prinsip, dan dibawah ini adalah algoritme tatalaksana hipertensi secara
umum, yang disadur dari A Statement by the American Society of Hypertension and the
International Society of Hypertension2013;
Masih ingatkah anda apa itu diuretika?
Diuretika merupakan zat-zat yang dapat
memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis)
melalui kerja langsung terhadap ginjal.
Diuretika merupakan obat yang dapat
menambah kecepatan pembentukan urin.
Istilah diuretik mempunyai dua pengertian,
pertama menunjukkan adanya penambahan Sebelum membahas lebih lanjut
volume urin yang diproduksi dan yang kedua mengenai diuretika, terlebih
menunjukkan jumlah pengeluaran dahulu kita harus memahami
(kehilangan ) zat-zat terlarut dan air. Cairan. bagaimana proses pembentukan
Diuretika bekerja terutama dengan urin di ginjal. Ginjal berfungsi
meningkatkan ekskresi ion-ion Na+ , Cl- , memelihara kemurnian darah
atau HCO3-, yang merupakan elektrolit dengan cara mengeluarkan
utama dalam cairan luar sel. Diuretika juga semua zat asing dan sisa
menurunkan absorpsi kembali elektrolit di pertukaran zat. Selain itu ginjal
tubulus renalis dengan melibatkan proses juga berfungsi meregulasi kadar
Diuretika?
cairan sedemikian rupa sehingga volume
cairan ekstrasel kembali menjadi normal.
tubulus proksimal dan distalis,
loop of henle dan saluran
pengumpul.
Proses Pembentukan
Urine:
FILTRASI
REABSORBSI
AUGMENTASI
PENGGOLONGAN DIURETIKA
Mekanisme kerja
Diuretika merkuri organik mengandung ion merkuri, yang dapat berinteraksi dengan gugus
SH enzim ginjal (Na, K-dependent ATP-ase) yang berperan pada produksi energi yang
diperlukan untuk absorpsi kembali elektrolit dalam membran tubulus, sehingga enzim
menjadi tidak aktif. Akibatnya absorpsi kembali ion-ion Na+dan Cl- ditubulus menurun,
kemudian dikeluarkan bersama-sama dengan sejumlah ekivalen air sehingga terjadi efek
diuresis.
Mekanisme kerja diuretika merkuri organik dengan gugus SH enzim dijelaskan
sebagai berikut :
Keterangan :
GH dapat berupa gugus-gugus
nukleofil, seperti OH, COOH, NH2, SH
atau cincin imidazol.
Hubungan struktur-aktivitas
Diuretika merkuri organik mempunyai rantai yang terdiri dari 3 atom C dan satu atom Hg pada salah
satu ujung rantai, yang mengikat gugus hidrofil X.
• R = Gugus aromatik, heterosiklik atau alisiklik yang terikat pada rantai propil melalui gugus
karbamoil. Gugus R sangat menentukan distribusi dan kecepatan ekskresi diuretika.
• Y = biasanya gugus metil, dapat pula gugus etil, secara umum pengaruh gugus terhadap sifat
senyawa adalah kecil.
• X = subtituen yang bersifat hidrofil. Biasanya X adalah gugus teofilin, yang meningkatkan kecepatan
absorbsi, dan juga mempunyai efek diuretik (terjadi potensiasi). Bila X adalah gugud tiol, seperti
asam merkaptoasetat atau tiosorbitol, dapat mengurangi toksisitas terhadap jantung dan efek iritasi
setempat.
Contoh diuretika merkuri organik dapat dilihat pada Tabel:
Diuretika Turunan Tiazida
Asam etakrinat mempunyai awal kerja yang cepat ±30 menit setelah pemberian oral, dan
efeknya berakhir setelah 6-8 jam. Dosis: 50-100mg 2-3dd. Aktivitas relative beberapa
turunan asam etakrinat dapat dilihat pada gambar selanjutnya.
Aktivitas relatife analog asam etakrinat
Struktur umum :
Berkhasiat diuretik lemah mulai kerjanya lebih cepat setelah 2-4 jam,
tetapi hanya bertahan k.l 8 jam. Mekanismenya mirip amilorida.
Resorpsinya mulai dari usus antra 30% sampai 70%. PP nya lebih
kurang 60% dan waktu setengahnya k.l 2 jam. Eksresinya
berlagsung lewat kemih sebagian sebagai metabolit aktif.
Dosis hipertensi oral 1-2 dd 50 mg p.c.,maksimal 200 mg.
Dyta urese dan dytenzide masing masing bersama epitizida 4 mg
dan HCT 25 mg.
Derivat imidazolin