Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH FARMASI KELAUTAN

INVERTEBRATA LAUT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 81.000 km
dengan wilayah laut yang sangat luas.Hal ini menjadikan perairan Indonesia memiliki potensi
kekayaan alam yang besar dengan tingkat keragaman hayati yang tinggi, di dalamnya terdapat
berbagai jenis organisme laut.Pemanfaatan organisme laut tidak hanya terbatas sebagai bahan
makanan, tetapi juga sebagai sumber bahan kimia alam yang berpotensi sebagai obat (Dahuri,
2003).

Bahan alam yang jumlahnya tidak terbatas ini menjadi potensi tersendiri khususnya kimia bahan
alam dalam bidang isolasi senyawa bahan alam.Beberapa dekade belakangan ini, penelitian
tentang hewan laut yang memiliki senyawa metabolit sekunder telah banyak dimanfaatkan
sebagai obat dan bahan industri (Dahuri, 2003).

Dewasa ini pencarian dan pemanfaatan sumber bahan alam yang berasal dari organisme laut
secara intensif dilakukan.Kandungan metabolit sekunder yang dimiliki oleh organisme laut
tersebut menarik perhatian para peneliti, karena senyawa-senyawa tersebut memiliki struktur
kimia yang unik dan aktivitas farmakologis yang sangat menarik, seperti antikanker,
antimikroba, antiinflamasi, dan lain-lain (Amir, 1996).Telah dilaporkan bahwa organisme laut
yang memiliki kandungan metabolit sekunder terbanyak diperoleh dari invertebrata laut.
Senyawa metabolit sekunder dari invertebrata laut ini merupakan struktur model yang sangat
potensial untuk perkembangan obat-obatan baru dibidang farmasi dan agroindustri.

Invertebrata adalahn salah satu keanekaragaman hayati laut yang diketahui memiliki kandungan
senyawa bioaktif penting karena terdapat metabolit sekunder yang berpotensi untuk farmakologi.
Invertebrata laut memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan pada bidang farmasi dan
pangan. 

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan invertebrata laut?


2. Apa saja jenis-jenis inverterbrata laut?
3. Apa saja metabolit sekunder dan aktivitas biologis dari invertebrata?
4. Bagaimana cara preparasi dan isolasi senyawa metabolit sekunder dari invertebrata laut?
5. Bagaimana prospek pengembangan Invertebrata laut?
6. Bagaimana aplikasi produk dari Invertebrata laut?

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahuiapa itu invertebrata laut 


2. Untuk mengetahui jenis-jenis inverterbrata laut 
3. Untuk mengetahui metabolit sekunder dan aktivitas biologis dari invertebrata 
4. Untuk mengetahui cara preparasi dan isolasi senyawa metabolit sekunder dari
invertebrata laut 
5. Untuk mengetahui prospek pengembangan Invertebrata laut 
6. Untuk mengetahui aplikasi produk dari Invertebrata laut 

D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu:

1. Dapat mengetahui apa itu invertebrata laut 


2. Dapat mengetahui jenis-jenis inverterbrata laut 
3. Dapat mengetahui metabolit sekunder dan aktivitas biologis dari invertebrata 
4. Dapat mengetahui cara preparasi dan isolasi senyawa metabolit sekunder dari
invertebrata laut 
5. Dapat mengetahui prospek pengembangan Invertebrata laut 
6. Dapat mengetahui aplikasi produk dari Invertebrata laut 

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Invertebrata Laut
Avertebrata atau Invertebrata adalah istilah yang dinyatakan oleh Lamarck untuk menunjukan
hewan atau binatang yang tidak mempunyai tulang belakang atau bisa dikatakan tidak bertulang
belakang. Sehingga Invertebrata laut merupakan hewan yang hidup di laut dan tidak memiliki
tulang belakang.

B. Jenis-Jenis Invertebrata Laut


Terdapat beberapa filum invertebrata yang hidup di laut di antaranya adalah Annelida yaitu filum
yang terdiri atas cacing yang bersegmen dan ada sekitar 15.000 spesies modern , sebagian besar
anggota filum ini di temukan pada lingkungan basah, seperti di laut atau di air tawar, panjang
tubuh anggota filum ini mulai dari kurang dari 1 mm hingga 3 meter. Filum ini di bagi 3 kelas
yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.Contoh hewan anggota filum ini adalah Cacing
tanah, lintah dan pacet.

Arthropoda adalah filum dari Invertebrata dengan tubuh bersegmen dan kaki berbuku-buku atau
juga biasa disebut hewan berbuku-buku atau beruas.Anggota dari filum ini banyak ditemukan di
air tawar, darat, laut, dan lingkungan udara, serta berbagai simbiosis dan parasit. Contoh hewan
anggota dari filum ini adalah serangga, udang, laba-laba, lipan dan hewan-hewan sejenisnya.
Cnidaria adalah filum anggota Invertebrata yang terdiri dari 10.000 lebih spesies hewan
sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakna di laut. Cnidaria berasal dari bahasa
yunani cnidos yang berarti jarum penyengat. Cnidaria diklasifikasikan menjadi empat kelompok
utama: Anthozoa yang terdiri dari anemon laut, koral, dan pena laut, Scyphozoa (ubur-ubur),
Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa.

Echinodermata adalah filum hewan laut invertebrata yang memiliki kulit berduri. Terdapat lima
kelas dalam filum ini yaitu Asteroidea, Crinoidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Ophiuroidea.
Contoh hewan yang masuk dalam filum ini antara lain bintang laut, lili laut, bulu babi, teripang,
ketimun laut, bintang ular dan bintang getas.

Mollusca adalah filum invertebrata bertubuh lunak. Moluska banyak hidup di darat, laut, air
tawar dan air payau. Contoh mollusca antara lain kiton, siput, kerang-kerangan dan cumi-cumi
beserta kerabatnya.Kemudian ada pula filum Porifera yang tubuhnya seperti jambangan dan
berpori. Hidup menempel pada benda lain di laut. Tubuh tersusun banyak sel dan setiap sel
mempunyai tugas tertentu. Porifera merupakan hewan hermaprodit, umumnya digunakan sebagai
penggosok atau spons.

C. Metabolit Sekunder dan Aktivitas Biologis Invertebrata Laut


Metabolit sekunder yang terkandung pada beberapa Inverterbrata Laut diantaranya yaitu Jenis
invertebrata laut seperti tunicate (Tridemnum sp) misalnya, mengandung bahan aktif untuk
penyembuhan penyakit leukimia, B-16 melanoma, dan M5076 sarcoma.
Berbagai macam senyawa telah berhasil diisolasi dari biota spons diantaranya adalah alkaloid,
terpenoid, acetogenin, senyawa nitrogen, halida siklik, peptide siklik dan lain-lain. Menurut
Rasyid (2008) dan Murniasih (2003) beberapa publikasi ilmiah tentang senyawa bioaktif dari
spons memiliki aktivitas biologis yaitu sebagai antimikroba, antivirus, antikanker dan lain-lain
yang sangat berguna sebagai bahan baku obat.

Cangkang krustasea seperti udang, kepiting, rajungan, dan lobster mengandung khitin dan
khitosan yang telah banyak digunakan dalam industry kertas, tekstil, bahan perekat, dan obat
penyembuh luka, ekstrasi khitin dari cangkang udang dan kerang dapat menghasilkan
glukosamin yang berguna untuk memperkuat dan menyembuhkan tulang serta persendian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amin, dkk., (2014) ekstrak teripang pasir (H.
scabra) memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri S. typhi. Kemampuan daya
hambat ekstrak teripang pasir tersebut tergolong sedang yaitu berkisar 5 – 10 mm. Senyawa yang
mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. typhi yaitu senyawa alkaloid, saponin, steroid dan
triterpenoid.

Menurut Susanti (2014), senyawa metabolit sekunder yang teridentifikasi dalam ekstrak metano
teripang S. hemanii adalah saponin dan steroid. Kedua metabolit sekunder tersebut memiliki
aktivitas anti bakteri terhadap Staphylococcus aureus, Vibrio eltor, dan Bacilus subtilis.
Terhadap aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak metanol teripang S.
hermanii sebesar 65,08 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa S. hemanii memiliki potensi sebagai
antibakteri dan antioksidan.

Senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada teripang pada dasarnya adalah saponin
triterpenoid yang merupakan komponen utama toksin pada Enchinodermata.Pengembangan
potensi hemolitiknya dapat menjadikannya sebagai kandidat obat antitumor, sitolisin ataupun
bahan dalam bidang kajian kosmetik.

D. Preparasi dan Isolasi Inertebrata Laut


1. Pengumpulan atau pengambilan
Teripang diambil dan dikumpulkan dari wilayah perairan (laut) misalnya teripang pasir.

2. Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode maserasi (perendaman) dengan lima pelarut
yang berbeda dari yang bersifat polar hingga non polar, yaitu air, methanol, etanol, kloroform
dan heksan. Ekstraksi dilakukan dengan merendam masing-masing 500 gr Teripang segar
dengan 500 ml pelarut, selama 3 kali 24 jam. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan pemekatan
untuk tahap ekstraksi yang terakhir, yaitu dengan pelarut etanol dan methanol yang dipekatkan
menggunakan rotary evaporator vakum. Pelarut non polar heksana dan kloroform dipekatkan
dengan cara ditiup dengan gas N2, sedangkan ekstrak air dipekatkan dengan cara stirer, karena
air jika menggunakan rotary evaporator tidak dapat menguap.

3. Isolasi
Secara garis besar, isolasi senyawa steroid dari teripang terdiri dari dua tahap yakni
mengekstraksi bagian lemak pada teripang, kemudian dilanjutkan dengan mengekstraksi
senyawa steroidnya.Berikut merupakan salah satu penelitian yang dilakukan Sarifah Nurjanah,
dkk (2009) untuk mengidentifikasi steroid teripang pasir (Holothuria scabra) yang ada di
Indonesia.

a. Prosedur
Ekstraksi steroid teripang dilakukan dengan dua tahap, yaitu ekstraksi lemak kemudian
dilanjutkan dengan ekstraksi steroid. Ekstraksi lemak dilakukan dengan pelarut aseton dengan
cara maserasi, selanjutnya dilakukan proses penyabunan dengan menggunakan larutan KOH 1 M
dan dilakukan refluks pada suhu 70oC selama 1 jam. Steroid diekstrak dengan menggunakan
pelarut dietil eter.

b. ldentifikasi senyawa steroid


Identifikasi keberadaan senyawa steroid pada teripang dilakukan dengan reaksi warna
menggunakan pereaksi liebermann burchard yang terdiri dari kloroform, asam asetat anhidrid
dan asam sulfat pekat.

c. Karakterisasi senyawa steroid


Karakterisasi senyawa steroid teripang dilakukan dengan melihat bobot molekul dan struktur
molekul menggunakan liquid chromatography-mass spectroscopy (LC-MS), nuclear magnetic
resonance (NMR) dan fourier transform-infra red (FT-IR). LC-MS yang digunakan adalah
Mariner Biospectrometry/ Perkin Elmer Series 200 dengan sistem ESI (Electrospray Ionisation),
pelarut metanol dan air dengan perbandingan 8:2 (metanol:air) dengan menggunakan kolom C18
(RP 18) Vydac. FT-IR yang digunakan adalah IR Prestige-21 FT-IR Shimadzu dengan metode
diffuse reflectance (DRS). Pengukuran spektra 1H NMR dan 13C NMR menggunakan NMR
JNM-ECA 500 dengan pelarut CDCl3 (kloroform-D) dan TMS (tetramethylsylane) sebagai
standar internal.Penentuan senyawa dan struktur molekul dilakukan dengan bantuan software
DNP Chapman and Hall dan ChemOffice 2006.

E. Prospek Pengembangan
Pengembangan obat baru yang berasal dari biota laut khusunya Invertebrata laut, saat ini menjadi
perhatian seluruh peneliti kimia bahan alam.Tingginya keanekaragaman hayati laut dan uniknya
struktur metabolit sekunder yang dihasilkannya, merupakan dua hal yang menjadi daya tarik
pada ilmuan.Untuk mendapatkan obat-obat baru dari laut diperlukan adanya kerjasama antara
berbagai bidang ilmu, yaitu bidang farmasi, kimia organik, biologi dan kedokteran.

Beberapa metabolit sekunder yang diproduksi oleh invertebrata laut dan mikroorganisme
simbion, mempunyai prospek sebagai zat aktif dalam obat dari berbagai penyakit seperti infeksi,
neurologi (parkinson,alzheimer’s), penyakit jantung imunologi,anti inflamasi, antivirus dan
antikanker. Dalam studi tentang pencarian obat baru, 

Senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada teripang pada dasarnya adalah saponin
triterpenoid yang merupakan komponen utama toksin pada Enchinodermata.Pengembangan
potensi hemolitiknya dapat menjadikannya sebagai kandidat obat antitumor, sitolisin ataupun
bahan dalam bidang kajian kosmetik.

F. Aplikasi Produk
Aplikasi produk untuk teripang sudah banyak diproduksi misalnya jelly Gold Gamat. Teripang
atau sea cucumber merupakan hewan laut yang telah dimanfaatkan sebagai bahanpangan dan
obat . Kandungan nutrisinya yang lengkap, secara tradisional telah dimanfaatkan sebagai bahan
nutraceutical untuk melancarkan peredaran darah akibat penyempitan pembuluh darah karena
kolesterol, melancarkan fungsi ginjal, meningkat kan metabolisme, mencegah penyakit arthritis,
diabetes melitus, hipertensi, mempercepat penyembuhan luka, dan antiseptiktradisional. Karena
manfaatnya yang cukup luas, kini produk olahan teripang semakin berkembang seperti ekstrak
teripang dalam bentuk jelly dan tablet yang digunakan sebagai suplemen. Indonesia sebagai
negara yang kaya akan keanekaragaman jenis teripang dan pengekspor teripang tebesar di dunia,
saat ini belum memiliki industri yang mengolah teripang menjadi ekstrak teripang sebagai bahan
nutraceutical. Sampai saat ini teknologi pengolahan teripang baru dalam bentuk kering dan
dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Sementara penelitian teripang sebagai bahan obat masih
terbatas dan produk ekstrak teripang masih diimpor dari Malaysia. Mengingat sumber dayanya
yang cukup potensial, maka penelitian ke arah bidang farmasi dan kesehatan perlu ditingkatkan.
Penelitian tersebut untuk mendukung industri farmasiyang mengolah teripang menjadi bahan
nutraceutical yang pasarnya masih terbuka serta peningkatan nilai tambahnya cukup tinggi. 

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penjelasan tentang invetrebrata dapat diambil kesimpulan yaitu 

1. Avertebrata atau Invertebrata adalah istilah yang dinyatakan oleh Lamarck untuk


menunjukan hewan atau binatang yang tidak mempunyai tulang belakang atau bisa
dikatakan tidak bertulang belakang. 
2. Terdapat beberapa filum invertebrata yang hidup di laut di antaranya adalah Annelida,
Arthopoda , cnidaria , echinodermata, dan Molusca. 
3. Metabolit sekunder yang teridentifikasi dalam ekstrak metanol teripang S. hemanii adalah
saponin dan steroid, antioksidan yang membantu mengurangi kerusakan sel dan jaringan
tubuh. Kandungan antibakteri dan antifungi teripang dapat meningkatkan kemampuannya
untuk tujuan perawatan kulit. Teripang juga diketahui mempuyai efek antinosiseptif
(penahan sakit) dan anti inflamasi. 
4. Isolasi dari bahan laut menggunakan isolasi pada umumnya namun yang perlu ditekankan
ialah pada preparasi sampel yang dimana pengotor garam harus dihilangkan terlebih
dahulu 
5. Produk pengembangan dari invetrebata jenis teripang laut adalah gold G gamat, bahan
pangan seperti keripik teripang serta ekstrak yang berupa Jell. 

B. Saran
Untuk mengetahui lebih banyak tentang invetrebrata laut kita membutuhkan referensi dari
banyak penelitian dan jurnal internasional maupun nasional dikarenakan penelitian untuk
invetrebrata masih sangat jarang dilakukan. 

DAFTAR PUSTAKA
Amin, F.M., Dessy, Y., Irvina, N., 2012, Daya Antibakteri Ekstrak Teripang Pasir (Holothuria
scabra) terhadap Pertumbuhan Bakteri (Salmonella typhi) Secara In Vitr.

Amir, I., dan Budiyanto, A., 1996, Mengenal Spons Laut (Demospongiae) Secara Umum,
Oseana, XXI (2): 15-31

Aqa’id, M.S., Hanapi, U., Hasna, N., 2014, Isolasi, Identifikasi dan Uji Bioktivitas Metabolit
Sekunder Ekstrak n-Heksana Petrosia alfiani dari Kepulauan Barrang Lompo, Jurnal Ilmiah
Kimia Organik, Universitas Hasanuddin.

Dahuri, R., 2003, Keanekaragaman Hayati Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia,
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Karnila, R., Pemanfaatan Komponen Bioaktif Teripang di Bidang Kesehatan, Repository


University of Riau.

Susanti, A., 2014, Identifikasi Metabolit Sekunder pada Beberapa Hewan Laut, Papper,
Universitas Andalas.
Makalah
0
0
0
0
0
0

 Next MAKALAH INTERAKSI OBAT PADA FASE ABSORBSI


 Previous MAKALAH AMPUL

Rekomendasi

 MAKALAH LARUTAN OBAT

 MAKALAH OBAT SUSPENSI

Load comments
Kabar Populer
 PENGENALAN ILMU FILSAFAT
 BEBERAPA GAYA BERFILSAFAT
 PERBEDAAN UJI KLINIK DAN UJI PRAKLINIK
 MAKALAH JARINGAN SEKRETORI
 PENGERTIAN ALGORITMA, PEMROGRAMAN, DAN BAHASA
PEMROGRAMAN
 HEADER DALAM BAHASA C
 LAPORAN SEDIMENTASI PARTIKEL SUSPENSI
 MAKALAH POLAROGRAFI
 DEFINISI SEDIAAN EMULSI
 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN dev-C++

Kategori
 Farmasi
 Kesehatan
 Laporan
 Makalah
 Pengetahuan
 Tumbuhan

 About
 Contact Form
 Disclaimer
 Privacy Policy
 Sitemap

Copyright © 2018 · ElrinAlria All Right Reserved

Anda mungkin juga menyukai