Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOKIMIA

SIFAT DAN PERANAN HORMON BAGI MAKHLUK HIDUP

Disusun oleh

Kelas :F

Kelompok : 4

M. Tri Yuliawan 200110140100


Hendy Himawan Syah 200110140104
Ratri Ayudianingtias 200110140105
Luthfi Mutia Syafei 200110140112
Satria Herpratama R 200110140307

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2015
I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai


fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan
adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau
menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang
tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan
mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses
metabolisme tubuh.
Hormonologi : yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk
hormon. Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh
kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak
dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu
yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat
dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan
langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga
memerlukan waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-
perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat di antara kegiatan
organ- organ tubuh. Dalam hal ini siste endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga
berlangsungnnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem
endokrin ini memegang peranan yang sangat penting.

1.2. Identifikasi Masalah


1.      Apa yang dimaksud dengan sistem hormon?

2.      Jelaskan jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan!

3.      Jelaskan penyakit yang ditimbulkan akibat kelaianan hormon!

1.3. Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui sistem hormon

2. Mengetahui jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan

3. Mengetahui penyakit akibat kelainan hormon


II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Sistem saraf dan hormon memiliki peranan sebagai pengendali, pengaturan dan
koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh. Tanpa pengendalian, pengaturan, dan
koordinasi, fungsi sel dan alat tubuh akan kacau balau (Wulangi, 1993).
Hormon adalah bahan organik aktif yang berfungsi untuk mengontrol aktifitas bagian-
bagian tubuh (mendorong atau menghambat). Bahan ini diangkutoleh darah ke seluruh tubuh dan
alat sasaran dan bulkan lewat salauran khusus.Karena itu kelenjar yang menghasilkannya disebut
kelenjar buntu atau kelenjar endokrin. Kelenjar buntu banyak dilewati pembuluh darah dan
pembuluh kapiler  bercabang banyak di atara sel parenkim kelenjar (Jatmika, 1986).
Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.Kelenjar buntu
banyak dilewati pembuluh darah dan pembuluh kapiler bercabang banyak di atara sel parenkim
kelenjar (Jatmika, 1986).
Pengaruh hormon dapatterjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-
kadang beberapatahun (Wulangi, 1993).
Pengendalian, pengaturan, dan koordinasi aktivitas sel, jaringan, dan alat-alat tubuh
dilakuan oleh sistem saraf dan hormon. Tanpa pengendalian, pengaturan, dan koordinasi, fungsi
sel dan alat tubuh akan kacau balau. Hormon mengatur aktivitas seperti
metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat
terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan kadang-kadang beberapa tahun. Banyak
kaitan yang terjadi antara sistem saraf dan hormon. Kelenjar yang menghasilkan hormon disebut
kelenjar endokrin. Disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkantidak dialirkan
melalui suatu saluran tetapi langsuk masuk ke pembuluh darah (Wulangi, 1993).
Tidak sedikit hormon yang bertindak sebagai messanger pertama yangmerupakan seri
dari messanger yang berurutan sehingga mengarah kepada adanyarespons spesifik di sel
target. Dalam perjalanannya di dalam darah dan cairaninterstitial, hormon ini akhirnya bertemu
dengan reseptor yang khas untuk hormon tersebut  Reseptor ini terdapat di permukaan atau di
dalam sel target. Interaksi antara hormon dengan reseptor akan menimbulkan
seri langkah yangmempengaruhi satu atau lebih aspek fisiologi atau metabolisme dari suatu sel
(Jatmika, 1986).
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Sistem endokrin melibatkan kelenjar
endokrin dan hormon (Haqiqi, 2008)
III

PEMBAHASAN

3.1 Sistem Hormon

Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti

menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu

bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan

kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan

diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus.

Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil

sekresinya melalui saluran khusus. Hormon adalah zat kimia dalam bentuk

senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur

aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan

perkembangan. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi,

pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam

beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun. Walaupun

jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh

sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara

lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses

reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.


3.2 Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan

1.      Kelenjar Hipotalamus

Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan dalam

koordinasi sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar

hipotalamus terdapat sel-sel khusus yang menghasilkan hormone

pelepas/pembebas dan hormone penghambat. Hormon pelepas bekerja

menggiatkan kelenjar hipofisis untuk menghasilkan hormone, sedangkan

hormone penghambat bekerja dengan cara menghambat kelenjar hipofisis


untuk mensekresikan hormone. Contoh hormon pelepas antara lain TRH

(thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin releasing hormone).

TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid, sedangkan GnRH

memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle stimulating

hormone) dan LH (luteinizing hormone).

2.      Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis Kelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang

selatursika di bagian tulang baji dan menghasilkan bermacam-macam

hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar

hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu:

a.       Kelenjar anterior hipofisis

Kelenjar anterior hipofisis merupakan penghasil hormone yang paling

beragam dan memengaruhi bermacam-macam organ. Hormone yang

dihasilkan yaitu terdapat pada table dibawah ini:

No. Hormon Fungsi


1 Hormon Somatrotof Pertumbuhan sel dan anabolisme
protein
2 Hormon Tiroid (TSH) Mengontrol sekresi hormone oleh
kelenjar tiroid
3 Hormon Mengontrol sekresi beberapa
Adrenokortikotropik hormone oleh korteks adrenal
(ACTH)
4 Follicle Stimu a. Pada wanita : merangsang
perkembangan folikel pada ovarium
dan sekresi estrogen
lating Hormon (FSH)
b. Pada testis : menstimulasi testis
untuk mengstimulasi sperma
5 Luteinizing hormone
a. Pada Wanita : bersama dengan
(LH) estrogen menstimulasi ovulasi dan
pembentukan progesterone oleh
korpus luteum
b. Pada pria : menstimulasi sel – sel
interstitial pada testis untuk
berkembang dan menghasilkan
testoteron
6 Prolaktin Membantu kelahiran dan
memelihara sekresi susu oleh
kelenjar susu

b.      kelenjar posterior hipofisis

Hormon yang dihasilkan yaitu:

No. Hormon Fungsi


1 Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada

rahim wanita selama proses

melahirkan
2 Hormon ADH Menurunkan volume urine dan

meningkatkan tekanan darah dengan

cara menyempitkan pembuluh darah


c.       Kelenjar intermediet hipofisis

Hormon yang dihasilkan yaitu:

No. Hormon Fungsi


1 Melanocyte Mempengaruhi warna kulit individu

stimulating hormon

(MSH)

3.      Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)

Kelenjar gondok merupakan Kelenjar yang terdapat di leher bagian

depan di sebelah bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid

menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin

(T3). Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin)

yang mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar

tiroid dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam

jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok

hingga 15 kali. Hormone yang dihasilkan yaitu:

No. Hormon Fungsi


1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,

perkembangan, dan kegiatan system

saraf
2. Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,

perkembangan dan kegiatan sistem

saraf
3. Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah

dengan cara mempercepat absorpsi

kalsium oleh tulang.

4.      Kelenjar Anak Gondok

Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak disetiap sisi kelenjar

tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang

bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-

masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar ini

menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur kadar kalsium dan fosfor

di dalam tubuh “.

Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:

a.       mengatur metabilisme fosfor

b.      mengatur kadar kalsium darah

5.      Kelenjar Timus

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan hormone timosin

yang berfungsi untuk merangsang limfosi. Terletak di sepanjang rongga

trachea di rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan

mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan

hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak

berfungsi lagi.

6.      Kelenjar Langerhans (kelenjar Pangkreas)


Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada

pankreas, sehingga dikenal dengan pulau – pulau Langerhans. Kelenjar

pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempermudah

gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus membrane

sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk

cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen

(glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis). Kadar glukosa yang

tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mensekresikan insulin.

Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin.

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml

pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang

memicu sel – sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah.

Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun

dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara

mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar

glukosa darah.

7.      Kelenjar anak ginjal

Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas

ginjal dan dan banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun

secara fungsional, kelenjar ini terdiiri atas dua bagian yang berbeda. Bagian

luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal.

Berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal.


Hormon dari kelenjar anak ginjal dan fungsinya :

No. Hormon Fungsi


1 Bagian korteks Mengontol metabolisme ion
adrenal anorganik
a. Mineralokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
b. Glukokortikoid
2 Bagian Medula Kedua hormon tersebut bekerja
Adrenal sama dalam hal berikut:
Adrenalin (epinefrin)
a.       dilatasi bronkiolus
dan noradrenalin b.       vasokonstriksi pada arteri
c.       vasodilatasi pembuluh darah
otak dan otot
d.      mengubah glikogen menjadi
glukosa dalam hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar
gula darah

8.      Kelenjar kelamin

a.       Ovarium

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel

telur, hormone estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen

dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi

menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada

wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi

halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.

Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima

sel telur yang sudah dibuahi.


b.      Testis

Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang

pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda

kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan

membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang

dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior.

Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu

hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF

(Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.

3.3 Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon

1.      Penyakit Addison

Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat

terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab

autoimun. Gejala – gejalanya berupa :

a.       Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+

dan volume air dari cairan tubuh.

b.      Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga

penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress

kecil saja misalnya flu atau kelaparan.

c.       Lesu mental dan fisik.


2.      Sindrom Cushing

Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi

berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat

disebabkan oleh pemerian obat – obatan kortikosteroid yang berlebihan.

Gejalanya berupa :

a.       Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.

b.      Osteoporosis

c.       Luka yang sulit sembuh

d.      Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)

3.      Sindrom Adrenogenital

Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang

biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar

adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang

untuk mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda – tanda

kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang

timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh

seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti

penis dan kadang – kadang kebotakan.

Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya

tanda – tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala –

gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda kelamin sekunder normal yang

disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari


estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita

antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).

4.      Peokromositoma

Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan

noradrenalin dengan akibat sebagai berikut :

a.       Basa metabolisme meningkat

b.      Glukosa darah meningkat

c.       Jantung berdebar

d.      Tekanan darah meninggi

e.       Berkurangnya fungsi saluran pencernaan

f.       Keringat pada telapak tangan

Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah.

Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang

menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebab struma

antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi

yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH

meningkat, hal ini menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan

hyperplasia.

5.      Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan

hormon yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap
glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat

cukup insulin dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel – sel tubuh tidak

mendapat cukup glukosa daridarah sehingga kekurangan energi dan

akhirnya terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara

itu, system pencernaan tetap dapat meyerap glukosa dari makanan

sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan akhirnya

diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit

yang dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini,

misalnya penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf. DM

terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes

yang timbul akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi

virus atau kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat –

sifat yang diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita

berusia 15 tahun. Penderita membutuhkan suplemen insulin yang diberikan

dengan cara penyuntikan.

DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi

terhadap indulin walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi cukup

insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan akibat kerusakan gen

yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi

dengan kegemukan dan baru timbul setelah penderita berusia 40 tauhn.

Penyakit ini dapat dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan

mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi

lemak dan garam.


Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah

penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering

buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus. Kombinasi dari gejala –

gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga menderita diabetes

mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada tes

toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula kemudian kadar

glukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu – satunya

penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta

pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika

mengkonsumsi gula.

Sebagai akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal.

Kondisi ini disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan,

yang ditandai dengan rasa lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada

beberapa kasus, otak tidak mendapat cukup glukosa sehingga penderita

dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim

ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol dengan meningkatkan frekuensi

makan yan glebih serind dan dalam jumlah kecil.

6.      Hipotiroidea

Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada

masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh


menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai

kemunduran mental karena sel – sel otak kurang berkembang.

Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah

yang besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid

asalkan tidak terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroidea

menimbulkan miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal, muka bengkak,

rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh

rendah, lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila

terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan

mengkonsumsi garam beryodium.

7.      Hipertiroidea

Keadaan dimana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal.

Gejala – gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat,

nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20

sampai 100.

Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu

penyakit auto imun dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody,

TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel –sel tiroid, mengaktifkan reseptor –

reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit Graves juga

disertai dengan goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan

penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang


terhadap imun kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar

bola mata.

IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

1. Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti

menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh

suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi

hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena

hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah

dan tanpa melewati saluran khusus.

2. Kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar gondok (tiroid), kelenjar anak

gondok, kelenjar timus, kelenjar pangkreas, kelenjar anak ginjal, kelenjar kelamin.

3. Penyakit addinson, sindrom cushing, sindrom adrenogenital, peokromositoma,

diabetes mellitus, hipotiroidea, hipertiroidea.

4.2 Saran

Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi

tentang Asam Nukleat guna menambah wawasan untuk pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 7 April 2009. Sistem Hormon Manusia. Dunia BiologiAsyik. http://yusnia-

bio.blogspot.com/2009/03/sistem-hormon-manusia.html (Diakses 01 Mei 2015)

Anonim . Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon. Smart clik.

http://www.g-excess.com/3976/macam-macam-penyakit-akibat-kelainan-pada-sistem-hormon

(Diakses 01 Mei 2015)

Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai