PARACETAMOL
Disusun oleh :
NAMA : ENDAH RETNO SULISTYOWATI
NIM : P1337424421035
PROGRAM STUDI
ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN
PROFESI BIDAN POLTEKKES SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat beserta hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Tujuan kami membuat makalah ini sebagai tambahan referensi bagi para
mahasiswa yang membutuhkan ilmu tentang obat paracetamol.
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………………. i
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Di zaman sekarang ini semakin tidak menentunya cuaca atau iklim di Negara
Indonesia maupun di Negara-negara lain merupakan akibat dari tingkah laku dan
perbuatan manusia. Mulai dari penebangan hutan yang merajalela sampai pola hidup
yang tidak baik. Seiring dengan musim yang berjalan dengan tidak menentu sehingga
menyebabkan seseorang mudah sakit. Di era sekarang obat-obatan banyak dijual
bebas di apotek dan toko obat, sehingga banyak dari kita sering menggunakan obat-
obatan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan
atau petunjuk dokter sangat berbahaya bagi tubuh akibat atau efeknya bisa langsung
kelihatan dan bahkan mungkin baru beberapa tahun kedepan.
Setiap orang tentunya pernah merasakan rasa nyeri. Mulai dari nyeri ringan
seperti sakit kepala, nyeri punggung, nyeri haid, reumatik dan lain-lain seperti nyeri
yang berat. Obat nyeri itu dinamakan obat analgesik. Analgesik yang sering
digunakan salah satunya adalah paracetamol. Selain sebagai analgesik, paracetamol
juga dapat digunakan untuk obat antipirek (demam). Paracetamol banyak digunakan
karena disamping harganya mura, paracetamol adalah anti nyeri yang aman untuk
swamedikasi (pengobatan mandiri).
Paracetamol adalah golongan obat analgesik non apioid yang dijual secara
bebas. Indikasi paracetamol adalah untuk sakit kepala,nyeri otot sementara, sakit
menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Paracetamol itu aman
terhadap lambung juga merupakan analgesik pilihan untuk ibu hamil maupun
menyusui. Tapi bukan berarti paracetamol tidak mempunyai efek samping. Efek
samping paracetamol berdampak pada liver atau hati. Paracetamol bersifat toksik di
hati jika digunakan dalam dosis besar.
Paracetamol (Asetaminofen) merupakan senyawa organik yang banyak
digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik(menghilangkan sakit),
sengal-sengal, sakit ringan, dan demam. Paracetamol juga digunakan dalam sebagian
besar resep obat analgesik salesma dan flu. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang
paracetamol, kita akan membahas mengenai apa pengertian paracetamol, apa saja
kegunaan atau manfaat dari paracetamol serta dampak atau efek samping
paracetamol yang tidak sesuai dengan dosis.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pada tahun 1899, paracetamol dijumpai sebagai metabolit asetanilida. Namun
penemuan ini tidak dipedulikan pada saat itu. Pada 1946, Lembaga Studi Analgesik
dan Obat-obatan Sedatif telah memberi bantuan kepada Dapartemen Kesehatan New
York untuk mengkaji masalah yang berkaitan dengan agen analgesik. Bernard dan
Julius Axelord telah ditugaskan untuk mengkaji mengapa agen bukan aspirin
dikaitkan dengan adanya methemoglobinemia, sejenis keadaan darah tidak
berbahaya. Di dalam tulisan mereka pada 1948, Brodie dan Axelord mengaitkan
penggunaan asetanilida dengan methemoglobinemia dan mendapati pengaruh
analgesik asetanilida adalah disebabkan metabolit paracetamol aktif. Mereka
membela pnggunaan paracetamol karena memandang bahan kimia ini tidak
menghasilakn racun asetanilida.
Obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) adalah sekelompok besar obat yang
memiliki sifat anti-inflamasi, antipiretik, dan analgesik dengan derajat yang
bervariasi. Obat golongan ini menghambat 2 enzim siklo-okigenase (COX-1 dan
COX-2) yang diperlukan untuk sintesis prostaglandin (yang meningkatkan inflamasi
dan menyebabkan nyeri). OAINS dapat diklasifikasikan berdasarkan kekuatannya.
Paracetamol termasuk dalam OAINS lemah. Paracetamol ini analgesik yang lebih
lemah dari pada aspirin, dan tidak mempunyai efek anti-inflamasi. Obat ini tidak
mengiritasi lambung dan dapat diberikan secara aman pada pasien dengan riwayat
dyspepsia atau tukak lambung. Sediaan alixir paracetamol untuk anak-anak lebih
disukai dari pada aspirin.
Paracetamol juga dikenal dengan asetaminofen. Obat ini memiliki khasiat
yang sama seperti aspirin tetapi lebih aman bagi lambung. Analgesik Asetaminofen
(derivate-para-fenol) adalah obat tanpa resep yang popular yang di pakai oleh bayi,
anak-anak, dewasa, orang lanjut usia untuk nyeri, rasa tidak enak dan demam.
Hampir smua obat sakit kepala atau demam yang berda di pasaran menggunakan zat
aktif paracetamol ini. Penggunaan paracetamol yang berlebihan dapat menimbulakn
gangguan pada ginjal dan hati. Kata asetaminofen dan paracetamol berasal dari
singkatan nama kimia bahan tersebut. Versi Amerika yaitu N-asetil-para-aminofenol
Asetaminofen dan versi Inggris yaitu para-asetil-amino-fenol Paracetamol.
Paracetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara
bebas. Indikasi paracetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit
menjelang menstruasi, dan indikasi juga untuk demam. Paracetamol itu aman
terhadap lambung juga merupakan analgesik pilihan untuk ibu hamil maupun
menyusui. Tapi bukan berarti paracetamol bersifat toksik di hati jika digunakan
dalam dosis besar.
Obat yang mempunyai nama generic acetaminophen ini dijual dipasaran
dengan ratusan nama dagang. Beberapa diantaranya adalah sanmol, panol, fasidol,
panadol, itramol dan lain sebagainya.
Paracetamol termasuk dalam kategori NSAID sebagai obat anti demam, anti
pegel linu, dan anti inflamatorry. Inflammation adalah kondisi pada darah pasa saat
luka pada bagian tubuh (luar atau dalam) terinfeksi, sebuah imun yang bekerja pada
darah putih (leukosit). Contoh pada bagian luar tubuh jika terluka hingga timbul
nanah itu tandanya leukosit sedang bekerja, gejala inflammation lainnya adalah
iritasi kulit.
2.2 Deskripsi
Berat jenis : 1.293 (air=1) Titik lebur : 169-170 oC Titik didih >500oC
Oktanol/koefisien partisi air (P) long P 0,49. Penampilan Kristal berwarna atau
bubuk Kristal putih. Sangat sedikit larut dalam air dingin, cukup larut dalam air
panas.
Sifat zat berkhasiat menurut Dirjen POM. (1995), sifat-sifat paracetamol
adalah sebagai berikut :
Sinonim Hidroksiasetanilida : 4-
Berikut ini terdapat beberapa merek dangan atau nama dagang obat obat yang
mengandung paracetamol baik sediaan tunggal atau pun kombinasi :
Paracetamol berguna untuk menurukan panas dan nyeri ringan sedang seperti
sakit kepala,myalgia, nyeri pasca persalinan dan keadaan lain, dimana aspirin efektif
sebagai analgesik. Paracetamol atau asetaminofen saja adalah terapi yang tidak
adekuat untuk inflamasi seperti arthritis rheumatioid, sekalipun ia dapat dipakai
sebagai tambahan analgesik terhadap terapi anti inflamasi. Untuk analgesik ringan,
asetaminofen adalah obat yang lebih disukai pasien yang alergi terhadap aspirin
bilamana salisilat tidak bisa di toleransi. Ia lebih disukai dari pada aspirin pada
pasien dengan hemophilia atau degan riwayat ulkus peptikum dan pada mereka yang
mengalami bronkospasme yang dipicu oleh aspirin. Berbeda dengan aspirin,
asemetaminofen tidak engantagonis efek-efek, agen-agen urikosurik.
1. Umur anak 2 tahun dengan berat badan 10 kg, artinya anak isa diberikan
obat penurun demam anak paracetamol dengan dosis minimal 100 mg
paracetamol (10 mg paracetamol x 10 kg berat badan) dan maksimal 150
mg paracetamol (15 mg paracetamol x 10 kg berat badan).
2. Umur anak 6 tahun dengan berat badan 20 kg, artinya bisa diberikan
obat penurun demam anak paracetamol dengan dosis minimal 200 mg
paracetamol (10 mg paracetamol x 20 kg berat badan).
Salah satu sediaan dari paracetamol yang mudah diberikan kepada anak dan
praktis adalah sediaan suspensi dan sirup. Sediaan suspensi dan sirup mudah dihitung
berdasarkan berat badan anak. Komposisi yang sering ditemui pada kemasan obat
demam anak paracetamol adalah setiap 5 ml suspensi atau sirup mengandung 120 mg
paracetamol atau setiap 5 ml suspense/sirup mengandung 250 mg paracetamol.
Dari keterangan komposisi yang tercantum pada kemasan dan dengan melihat
berat badan anak, bisa diartikan untuk anak umur 2 tahun dengan berat badan 10 kg
seperti ilustrasi di atas bisa diberikan paracetamol dengan dosis minimal 100 mg
paracetamol (10 mg paracetamol x 10 kg berat badan) tiap 1 sendok takar (5 ml) dan
dosis maksimal 150 mg paracetamol (15 mg paracetamol x 10 kg berat badan).
Sementara untuk anak berumur 6 tahun dengan berat badan 20 kg seperti
ilustrasi di atas dapat diberikan paracetamol dengan dosis minimal 200 mg
paracetamol (10 mg paracetamol x 20 kg berat badan) tiap satu sendok takar (5 ml)
dan dosis maksimal 300 mg paracetamol (15 mg paracetamol x 20 kg berat badan)
tiap 1 sendok takar (5 ml) paracetamol bisa diberikan kembali paling cepat 4-6 jam
setelah pemberian sebelumnya dengan maksimal pemberian 4 kali selama 24 jam.
Paracetamol Tablet
1. Anak usia 0-1 tahun : ½ sendok takar (5 mL), 3-4 kali sehari.
2. Anak usia 1-2 tahun : 1 sendok takar (5 mL), 3-4 kali sehari.
3. Anak usia 2-6 tahun : 1-2 sendok takar (5 mL), 3-4 kali sehari.
4. Anak usia 6-9 tahun : 2-3 sendok takar (5 mL), 3-4 kali sehari.
5. Anak usia 9-12 tahun : 3-4 sendok takar (5 mL), 3-4 kali sehari.
Kemasan :
5. Paracetamol suppositoria.
Untuk mengukur dosis paracetamol anak dengan tepat maka kita harus
mengetahui berat badan dan umur anak menjadi pertimbangan.
< = 1 bulan : 10-15 mg/kg BB/ dosis setiap 6 sampai 8 jam sesuai
kebutuhan.
1 bulan -12 tahun : 10-15 m/ kg BB/ dosis sampai setiap 4 sampai 6 jam
sesuai kebutuhan (maksimum : 5 dosis dalam 24 jam).
Pada anak-anak, gunakanlah sediaan sirup atau suppositoria. Hati-hati dan
selalu ikuti petunjuk dosis pada label obat. Jangan memberikan paracetamol untuk
anak dibawah usia 2 tahun tanpa nasihat dari dokter.
Selama 7 hari penggunaan masih terasa sakit (nyeri belum teratasi) atau
5 hari pada anak-anak.
Terjadi reaksi alergi seperti ruam kulit, sakit kepala terus menerus, atau
kemerahan atau bengkak.
Ternyata didalam tubuh efek analgetik dari paracetamol diperantarai oleh
aktivitas tak langsung reseptor cannabinoid CB1. Didalam otak dan sumsum tulang
belakang, paracetamol mengalami reaksi deasetilasi dengan asam arachidonat
membentuk N-arachidonoylfenolamin, komponen yang dikenal sebagai zat
endogenous cababinoid.
Paracetamol terdapat dalam berbagai bentuk dan dalam berbagai campuran
obat sehingga perlu diteliti jumlahnya untuk menghindari overdosis. Risiko
kerusakan hati lebih tinggi daripada peminum alkohol, pemakai paracetamol dosis
tinggi yang lama atau pemakai lebih dari satu produk yang paracetamol.
Indikasi utama paracetamol yaitu digunakan sebagai obat penurun panas
(analgesik) dan dapat digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit dari segala jenis
seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri pasca operasi, nyeri sehubungan dengan pilek,
nyeri otot pasca trauma, dan lain-lain. Sakit kepala migraine, dismenore dan nyeri
sendi juga dapat diringankan dengan obat paracetamol ini. Pada pasien kanker
paracetamol digunakan untuk mengatasi nyeri ringan atau dapat diberikan dalam
kombinasi dengan opioid (misalnya kodein).
Paracetamol telah dibandingkan dengan banyak analgesik lain dan dianggap
kurang equipotentn jika dibandingkan denga aspirin (asam asetisalisilat). Dengan
demikian, secara umum, paracetamol kurang mujarab ketimbang salisilat dan agaen
antirematik lainnya jika digunakan sebagai obat anti nyeri.
Obat dapat berinteraksi dengan obat lain maupun dengan makanan dan
minuman yang dikonsumsi oleh pasien. Hal ini dapat terjadi karena dalam kehidupan
sehari-hari, tidak jarang seorang penderita mendapat obat lebih dari satu macam obat,
menggunakan obat ethical, obat bebas tertentu selain yang diresepkan oleh dokter
maupun mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu seperti alkohol, kafein.
Perubahan efek obat akibat interkasi obat dapat bersifat membahayakan
dengan meningkatnya toksisitas obat atau berkurangnya khasiat obat. Namun,
interaksi dari beberapa obat juga dapat bersifat menguntungkan seperti efek
hipotensif diuretic bila dikombinasikan dengan beta-bloker dalam pengobatan
hipertensi.
Paracetamol sudah digunakan secara luas, dan pada dosis yang dianjurkan
efek sampingnya ringan dan jarang terjadi. Laporan mengenai efek yang tidak
diinginkan, jarang. Kebanyakan laporan dari efek samping paracetamol berhubungan
dengan dosis yang berlebihan. Paracetamol harus digunakan dengan hati-hati pada
penderita payah hati dan disfungsi ginjal.
2.9 Toksisitas
Obat yang nasuk kedalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umumnya
akan mengalami absorbsi, distribusi dan pengikatan untuk sampai ketempat kerja dan
menimbulkan efek. Selanjutnya dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi
dari tubuh. Seluruh proses inilah yang disebut dengan proses farmakokinetik dan
berjalan serentak. Didalam tubuh manusia obat harus menembus sawar (Barrier) sel
di berbagai jaringan. Pada umumnya obat melintasi lapisan sel ini dengan
menembusnya, bukan dengan melewati celah antar sel, kecuali pada endotel kapiler.
Pada pemberian obat secara oral, obat harus mengalami berbagai proses
sebagai berikut, antara lain :
1. Absorbsi
Paracetamol yang diberikan secara oral diserap secara cepat dan mencapai kadar
serum puncak dalam waktu 30-120 menit. Adanya makanan dalam lambung akan
sedikit memperlambat penyerapan sediaan paracetamol lepas lambat.
2. Distribusi
Obat didistribusikan keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selain tergantung
dari alairan darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat fisikokimianya.
Distribusi obat dibedakan atas dua fase berdasarkan penyebarannya didalam tubuh.
Distribusi fase pertama terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ yang
perfusinya sangat baik misalnya : jantung, hati, ginjal, dan otak. Selanjutnya,
distribusi fase dua jauh lebih luas yaitu mencakup jaringan yang perfusinya tidak
sebaik organ pada distribusi fase pertama misalnya: visera, kulit, dan jaringan lemak.
Distribusi ini baru Selanjutnya, distribusi fase dua jauh lebih luas yaitu mencakup
jaringan yang perfusinya tidak sebaik organ pada distribusi fase pertama misalnya:
visera, kulit, dan jaringan lemak. Distribusi ini baru mencapai kesetimbangan setelah
waktu yang lama. Paracetamol terdistribusi dengan cepat pada hampir seluruh
jaringan tubu. Lebih kurang 25% paracetamol dalam darah terikat pada protein
plasma.
3. Metabolisme
Namun apabila pasien mengonsumsi paracetamol pada dosis tinggi, konsentrasi
metabolit beracun ini menjadi jenuh sehingga menyebabkan kerusakan hati. Pada
dosis normal bereaksi dengan sulfidril pada glutation metabolit non-toxic diekskresi
oleh ginjal.
4. Eliminasi
Eliminasi sebagian besar obat dari tubuh terdiri dari dua proses yaitu
metabolisme (biotransformasi) dan eksresi. Seperti halnya biotransformasi, ekskresi
suatu obat dan metabolitnya menyebabkan penurunan konsentrasi bahan berkhasiat
dalam tubuh. Eksresi dapat terjadi tergantung pada sifat fisiokimia (bobot molekul,
harga pKa, kelarutan).
2. Paracetamol/asetaminofen
3. Asam Mefetamat
Asam mefetamat digunakan sebagai obat analgesik. Asam mefetamat sangat
kuat terikat pada protein plasma. Sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus
diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dipepsia
dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.
Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau
menganggu penggumpalan darah, ginjal atau duktus arterious dan janin. Paracetamol
relative aman digunakan, namun pada dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan
hati. Risiko kerusakan hati ini diperparah apabila pasien juga meminum alkohol.
Setelah berpuluh tahun digunakan, parasetamol terbukti sebagai obat yang
aman dan efektif. Tetapi, jika diminum dalam dosis berlebihan (overdosis),
paracetamol dapat menimbulkan kematian. Paracetamol dapat dijumpai di dalam
berbagai macam obat, baik sebagai bentuk tunggal atau berkombinasi dengan obat
lain, seperti misalnya obat flu dan batuk. Antidotum overdosis parasetamol adalah N-
asetilsistein (N-acetylcyteine,NAC). Antidotum ini efektif jika diberikan dalam 8 jam
setelah mengkonsumsi paracetamol dalam jumlah besar. NAC juga dapat mencegah
kerusakan hati jika diberikan lebih dini.
Hal ini jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitifitas dan kelainan darah.
Pada penggunaan krosis dari 3-4 g sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis di
atas 6 g mengakibatkan nekrose hati yang reversible. Hepatotoksisitas ini disebabkan
oleh metabolit-metabolitnya, yang pada dosis normal dapat ditangkal oleh glutation
(suatu tripeptida dengan –SH). Pada dosis diatas 10 g, persediaan peptide tersebut
habis dan metabolit-metabolit mengikat pada protein dengan-SH di sel-sel hati, dan
terjadilah kerusakan irreversible. Paracetamol dengan dosis di ats 20 g sudah berefek
fatal. Over dosis dapat menimbulkan antara lain mual, muntah dan anorexia.
Penanggulangannya dengan cuci lambung, juga perlu diberikan zat-zat penawar
(asam amino N-asetilsisten atau metionin) sedini mungkin, sebaiknya dalam 8-10
jam setelah intoksiskasi wanita hamil dapat menggunakan paracetamol dengan aman,
juga selam laktasi walaupun mencapai air susu ibu.
Jangan meminum paracetamol selama lebih dari 10 hari berturut-turut tanpa
berkonsultasi dengan dokter. Obat ini juga jangan sembarangan diberikan pada anak
dibawah 3 tahun tanpa terlebih dahulu meminta saran dari dokter.
Segera ke dokter jika salah satu dari tanda berikut muncul setelah anda
meminum paracetamol. Tanda-tanda itu antara lain :
Bila karena suatu sebab yang tidak jelas pasien bandel minum obat ini melebih
dosis maksimum tadi maka akan terjadi kerusakan hati yang fatal. Gejala kerusakan
hati yang perlu mendapatkan perhatian dan harus segera ke dokter antara lain :
Gatal
Bengkak
Kesulitan bernafas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Para pengguna paracetamol diharapkan untuk menggunakan dosis yang tepat, tidak
berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan gangguan fungsi hati dan
ginjal. Pengguna setia paracetamol diharapkan untuk mengurangi ketergantungan
dalam mengonsumsi paracetamol agar tidak menimbulkan efek yang berlebih seperti
dapat menurunkan fungsi paru-paru, merusak ginjal dan dapat mengakibatkan
asthma, bronchitis, serta dapat menyebabkan kematian.
Orang tua diharapkan menjaga serta menyimpan paracetamol atau asetamiofen agar
jauh dari jangkauan anak-anak. Dan orang tua diharapkan memberikan obat
paracetamol sesuai dengan dosis dan tak berlebihan.
http://www.landasanteori.com/2015/09/parasetamol-efek-samping-sejarah-dosis.html
https://toksikologi519.wordpress.com/2015/01/06/paracetamol/
http://farmasicare.blogspot.co.id/2015/10/farmakologi-paracetamol.html
http://ngintips-kesehatan.blogspot.co.id/2013/01/aturan-pakai-parasetamol-untuk-
anak.html
http://ririamelia69.blogspot.com/2014/06/asam-mefenamat.html
http://www.academia.edu/11951984/MAKALAH_PARACETAMOL