Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PARASETAMOL

DOSEN : I MADE ARTAMA, S.SI., Apt

DISUSUN OLEH :

1. Salsabila Naylatun Nikmah


2. Novi Rahmawati
3. Rayga Candrika Putri
4. Nadia Pratama Sari
5. Amalia Fitri Diani
6. Adi Prayoga

LEMBAGA PENDIDIKAN KESEHATAN 1 TAHUN


MEDIKA WIYATA METRO
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul " Makalah
Parasetamol "
Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi


pembaca.

Metro, 3 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Pengertian Parasetamol........................................................................3
2.2 Parasetamol tergolong obat Analgetik Non Narkotik..........................4
2.3 Interaksi Obat Mempengaruhi ADME Obat........................................6
2.4 Rumus Kimia Parasetamol..................................................................8
2.5 Indikasi Obat Parasetamol...................................................................9
2.6 Kontradiksi Obat Parasetamol.............................................................9
2.7 Dosis Parasetamol...............................................................................10
2.8 Efek Samping......................................................................................11

BAB III PENUTUP ......................................................................................13


3.1 Kesimpulan ........................................................................................13
3.2 Saran ..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Di zaman sekarang ini semakin tidak menentunya cuaca atau iklim di
negara Indonesia maupun di negara-negara lain merupakan akibat dari tingkah
laku dan perbuatan manusia. Mulai dari penebangan hutan yang merajalela sampai
pola hidup yang tidak baik. Seiring dengan musim yang berjalan dengan tidak
menentu sehingga menyebabkan seseorang mudah sakit. Di era sekarang obat-
obatan banyak dijual bebas di apotik dan toko obat, sehingga banyak dari kita
sering menggunakan obat-obatan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan obat yang
tidak sesuai dengan aturan atau petunjuk dokter sangat berbahaya bagi tubuh
akibat atau efeknya bisa langsung kelihatan dan bahkan mungkin baru beberapa
tahun ke depan.
Setiap orang tentunya pernah merasakan rasa nyeri. Mulai dari nyeri ringan
seperti sakit kepala, nyeri punggung, nyeri haid, reumatik dan lain-lain seperti
nyeri yang berat. Obat nyeri itu dinamakan obat analgesik. Analgesik yang sering
digunakan salah satunya adalah parasetamol. Selain sebagai analgesik,
parasetamol juga dapat digunakan untuk obat antipirek (demam). Parasetamol
banyak digunakan karena disamping harganya murah, parasetamol adalah anti
nyeri yang aman untuk swamedikasi (pengobatan mandiri).
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara
bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit
menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu aman
terhadap lambung juga merupakan Analgesik pilihan untuk ibu hamil maupun
menyusui. Tapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek samping. Efek
samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol bersifat toksik di
hati jika digunakan dalam dosis besar.
Parasetamol (Asetaminofen) merupakan senyawa organik yang banyak
digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan
sakit), sengal-sengal, sakit ringan, dan demam. Parasetamol digunakan dalam
sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Untuk mengetahui lebih
jelasnya tentang parasetamol, kita akan membahas mengenai apa pengertian

1
parasetamol, apa saja kegunaan atau manfaat dari parasetamol serta  dampak atau
efek samping parasetamol yang tidak sesuai dengan dosis.

1.2  Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan parasetamol?
2. Apa saja kegunaan parasetamol?
3. Bagaimana proses ADME dari parasetamol itu sendiri di dalam tubuh?
4. Apa saja Indikasi dan Kontradiksi dari parasetamol?
5. Berapakah dosis parasetamol untuk orang dewasa dan anak-anak dalam
mengkonsumsinya?
6. Apa dampak atau efek samping parasetamol?

1.3  Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan parasetamol.
2. Mengetahui kegunaan parasetamol.
3. Mengetahui proses ADME dari parasetamol di dalam tubuh.
4. Mengetahui Indikasi dan Kontradiksi dari parasetamol.
5. Mengetahui dosis obat parasetamol untuk orang dewasa dan anak-anak
dalam mengkonsumsinya.
6. Mengetahui dampak atau efek samping parasetamol.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Parasetamol


Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat
antipiretik/analgesik. Parasetamol utamanya digunakan untuk menurunkan panas
badan yang disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping
itu, parasetamol juga dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan
intensitas ringan sampai sedang. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah
didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi.
Obat yang mempunyai nama generik acetaminophen ini, dijual di pasaran
dengan ratusan nama dagang. Beberapa diantaranya adalah Sanmol, Pamol,
Fasidol, Panadol, Itramol dan lain lain.
Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan
mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Parasetamol memiliki sebuah
cincin benzena, tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil dan atom nitrogen dari
gugus amida pada posisi para (1,4). Senyawa ini dapat disintesis dari senyawa asal
fenol yang dinitrasikan menggunakan asam sulfat dan natrium nitrat. Parasetamol
dapat pula terbentuk apabila senyawa 4-aminofenol direaksikan dengan senyawa
asetat anhidrat.
Sifat analgesik Parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai
sedang. Dalam golongan obat analgetik, parasetamol memiliki khasiat sama seperti
aspirin atau obat-obat non steroid antiinflamatory drug (NSAID) lainnya. Seperti
aspirin, parasetamol berefek menghambat prostaglandin (mediator nyeri) di otak
tetapi sedikit aktivitasnya sebagai penghambat postaglandin perifer. Namun, tak
seperti obat-obat NSAID.
               Parasetamol termasuk ke dalam kategori NSAID sebagai obat anti
demam, anti pegel linu dan anti-inflammatory. Inflammation adalah kondisi pada
darah pada saat luka pada bagian tubuh (luar atau dalam) terinfeksi, sebuah imun
yang bekerja pada darah putih (leukosit). Contoh pada bagian luar tubuh jika kita
terluka hingga timbul nanah itu tandanya leukosit sedang bekerja, gejala
inflammation lainnya adalah iritasi kulit.

3
Sifat antiinflamasinya sangat rendah sehingga tidak digunakan sebagai
antirematik. Pada penggunaan per oral Parasetamol diserap dengan cepat melalui
saluran cerna. Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit
sampai 60 menit setelah pemberian. Parasetamol diekskresikan melalui ginjal,
kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk
terkonjugasi.

Karena Parasetamol memiliki aktivitas antiinflamasi (antiradang) rendah,


sehingga tidak menyebabkan gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal
yang tidak menguntungkan. Karenanya cukup aman digunakan pada semua
golongan usia.

2.2 Parasetamol tergolong obat Analgetik Non Narkotik


Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal
dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-
narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja
sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini
cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh
pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat
kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak
mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan
penggunanaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
Efek samping obat-obat analgesik perifer: kerusakan lambung, kerusakan
darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.
Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik:
a. Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak
negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu
kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui tidak di
anjurkan meminim obat ini.

4
 Gambar 2.1 Ibuprofen
b. Parasetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan
parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan
salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama
karena dapat menimbulkan nefropati analgesik.
Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak
menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi
meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.

 
Gambar 2.2 Parasetamol (Acetaminophen)
c. Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat
kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan
harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya
dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.

Gambar 2.3 Asam Mefenamat

5
2.3 Interaksi Obat Mempengaruhi ADME Obat
Di dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya
obat di keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi,
distribusi, metabolisme (biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut,
bila berbagai macam obat diberikan secara bersamaan dapat menimbulkan suatu
interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi dengan zat makanan yang
dikonsumsi bersamaan dengan obat.
Interaksi yang terjadi di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
interaksi farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik
adalah interaksi antar obat (yang diberikan berasamaan) yang bekerja pada
reseptor yang sama sehingga menimbulkan efek sinergis atau antagonis. Interaksi
farmakokinetik adalah interaksi antar 2 atau lebih obat yang diberikan bersamaan
dan saling mempengaruhi dalam proses ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme,
dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau menurunkan salah satu kadar
obat dalam darah. Selanjutnya akan dibahas lebih lanjut tentang interaksi
farmakokinetik.
 Interaksi Farkokinetik
Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian
umumnya akan mengalami absorbsi, distribusi dan pengikatan untuk sampai di
tempat kerja dan menimbulkan efek. Selanjutnya dengan atau tanpa
biotransformasi, obat diekskresi dari tubuh. Seluruh proses inilah yang disebut
dengan proses farmakokinetik dan berjalan serentak. Di dalam tubuh manusia obat
harus menembus sawar (barrier) sel di berbagai jaringan. Pada umumnya obat
melintasi lapisan sel ini dengan menembusnya, bukan dengan melewati celah antar
sel, kecuali pada endotel kapiler.
Pada pemberian obat secara oral, obat harus mengalami berbagai proses
sebagai berikut, antara lain :
a. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian
menyangkut kelengkapan dan kecepatan proses tersebut. Absorbs kebanyakan obat
melalui saluran cerna pada umumnya terjadi secara difusi pasif, karena itu absorbsi
mudah terjadi bila obat dalam bentuk non ion dan mudah larut dalam lemak.

6
Parasetamol yang diberikan secara oral diserap secara cepat dan mencapai
kadar serum puncak dalam waktu 30 - 120 menit. Adanya makanan dalam
lambung akan sedikit memperlambat penyerapan sediaan parasetamol lepas
lambat.
b. Distribusi
Obat didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selain
tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat
fisikokimianya. Distribusi obat dibedakan atas dua fase berdasarkan
penyebarannya di dalam tubuh. Distribusi fase pertama terjadi segera setelah
penyerapan, yaitu ke organ yang perfusinya sangat baik misalnya : jantung, hati,
ginjal, dan otak. Selanjutnya, distribusi fase dua jauh lebih luas yaitu mencakup
jaringan yang perfusinya tidak sebaik organ pada distribusi fase pertama
misalnya : otot, visera, kulit, dan jaringan lemak. Distribusi ini baru mencapai
kesetimbangan setelah waktu yang lama.
Parasetamol terdistribusi dengan cepat pada hampir seluruh jaringan tubuh.
Lebih kurang 25% parasetamol dalam darah terikat pada protein plasma.
c. Metabolisme
Parasetamol berikatan dengan sulfat dan glukuronida terjadi di hati.
Metabolisme utamanya meliputi senyawa sulfat yang tidak aktif dan konjugat
glukoronida yang dikeluarkan lewat ginjal. Sedangkan sebagian kecil,
dimetabolismekan dengan bantuan enzim sitokrom P450. Hanya sedikit jumlah
parasetamol yang bertanggung jawab terhadap efek toksik (racun) yang
diakibatkan oleh metabolit NAPQI (N-asetil-p- benzo-kuinon imina). Bila pasien
mengkonsumsi parasetamol pada dosis normal, metabolit toksik NAPQI ini segera
didetoksifikasi menjadi konjugat yang tidak toksik dan segera dikeluarkan melalui
ginjal. Perlu diketahui bahwa sebagian kecil dimetabolisme cytochrome P450
(CYP) atau N-acetyl-p-benzo-quinone-imine (NAPQI) bereaksi dengan sulfidril.
Namun apabila pasien mengkonsumsi parasetamol pada dosis tinggi,
konsentrasi metabolit beracun ini menjadi jenuh sehingga menyebabkan kerusakan
hati. Pada dosis normal bereaksi dengan sulfhidril pada glutation metabolit non-
toxic diekskresi oleh ginjal.

7
d. Eliminasi
Eliminasi sebagian besar obat dari tubuh terdiri dari dua proses yaitu
metabolisme (biotransfromasi) dan ekskresi. Seperti halnya biotransformasi,
ekskresi suatu obat dan metabolitnya menyebabkan penurunan konsentrasi bahan
berkhasiat dalam tubuh. Ekskresi dapat terjadi tergantung pada sifat fisiokimia
(bobot molekul, harga pKa, kelarutan, dan tekanan uap).
Parasetamol diekskresikan melalui urin sebagai metabolitnya, yaitu
asetaminofen glukoronoid, asetaminofen sulfat, merkaptat dan bentuk yang tidak
berubah.

2.4. Rumus Kimia Parasetamol


Parasetamol (asetaminofen) merupakan turunan senyawa sintesis dari p-
aminofenol yang memberikan efek analgesia dan antipretika. Senyawa ini
mempunyai nama kimia N-asetil-p-aminofenol atau p-asetamidofenol, bobot
molekul 151,16 dengan rumus kimia C8H9NO2.

Gambar 2. 4. Struktur molekul parasetamol (asetaminofen)

Asetaminofen (parasetamol)

N-acetyl-para-aminophenol

Berat molekul 151.16

Rumus empiris C8H9NO2

(Metabolisme) Hati (Hepar)

Golongan hamil (farmasi) B (AS)

8
A (Aus)

Sifat-sifat fisika parasetamol adalah:


 Pemerian         : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
 Kelarutan        : Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1 N
 Titik lebur        : Antara 1680 sampai 1720
 Ksp                  : 1.4 g/100 ml or 14 mg/mL (200C)
Sifat analgesik dari parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan
sampai sedang. Dalam golongan obat analgetik, parasetamol memiliki khasiat
sama seperti aspirin atau obat-obat non steroid antiinflamatory drug (NSAID)
lainnya. Seperti aspirin, parasetamol berefek menghambat prostaglandin (mediator
nyeri) di otak. Sementara itu, sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus
aminobenzen yang dikandungnya.

2.5 Indikasi Obat Parasetamol


Indikasi utama parasetamol yaitu digunakan sebagai obat penurun panas
(analgesik) dan dapat digunakan sebagi obat penghilang rasa sakit dari segala jenis
seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri pasca operasi, nyeri sehubungan dengan pilek,
nyeri otot pasca-trauma, dan lain-lain. Sakit kepala migrain, dismenore dan nyeri
sendi juga dapat diringankan dengan obat parasetamol ini. Pada pasien kanker,
parasetamol digunakan untuk mengatasi nyeri ringan atau dapat diberikan dalam
kombinasi dengan opioid (misalnya kodein).
Parasetamol telah dibandingkan dengan banyak analgesik lain dan
dianggap kurang equipotent jika dibandingkan dengan aspirin (asam
asetilsalisilat). Dengan demikian, secara umum, parasetamol kurang mujarab
ketimbang salisilat dan agen antirematik lainnya jika digunakan sebagai obat anti-
inflamasi dan antinyeri.
Parasetamol dapat digunakan pada anak-anak. Ini merupakan alternatif
yang lebih disukai ketika aspirin (asam asetilsalisilat) merupakan kontraindikasi
(misalnya karena riwayat ulkus atau infeksi virus pada anak)

2.6 Kontradiksi Obat Parasetamol

9
Obat parasetamol tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi sebagai
berikut:
 Alergi parasetamol atau acetaminophen
 Gangguan fungsi hati dan penyakit hati
 Gangguan fungsi ginjal serius
 Shock
 Overdosis Acetaminophen
 Gizi buruk

2.7 Dosis Parasetamol


 Dosis Parasetamol Dewasa untuk Demam dan Nyeri:
 Pedoman umum: 325-650 mg diminum setiap 4 sampai 6 jam atau
1000 mg setiap 6 sampai 8 jam.
 Paling sering adalah Paracetamol 500mg tablet: 500 mg tablet oral
setiap 4 sampai 6 jam.
 Dosis Parasetamol Anak untuk Demam dan Nyeri:
Untuk mengukur dosis parasetamol anak dengan tepat maka kita harus
mengetahui berat badan dan umur anak, karena ini akan menjadi
pertimbangan.
 < = 1 bulan: 10-15 mg/kg BB/dosis setiap 6 sampai 8 jam sesuai
kebutuhan.
 1 bulan – 12 tahun: 10 – 15 m /kg BB/dosis setiap 4 sampai 6 jam
sesuai kebutuhan (maksimum: 5 dosis dalam 24 jam).
Obat parasetamol tidak dianjurkan melebihi dosis yang direkomendasikan.
Jumlah maksimum untuk orang dewasa adalah 1 gram (1000 mg) per dosis
dan 4 gram (4000 mg) per hari. Penggunakan parasetamol yang berlebihan
dapat menyebabkan kerusakan hati.
Pada anak-anak, gunakanlah sediaan sirup atau suppositoria. Hati-hati dan
selalu ikuti petunjuk dosis pada label obat. Jangan memberikan
paracetamol untuk anak di bawah usia2 tahun tanpa nasihat dari dokter.

 Berhenti menggunakan paracetamol dan hubungi dokter jika:

10
 Selama 3 hari penggunaan masih demam.
 Selama 7 hari penggunaan masih terasa sakit (nyeri belum teratasi)
atau 5 hari pada anak-anak.
 Terjadi reaksi alergi seperti ruam kulit, sakit kepala terus menerus,
atau kemerahan atau bengkak.

2.8 Efek Samping


Walaupun efek samping parasetamol jarang, namun jika itu terjadi maka ditandai
dengan:
 Ruam atau pembengkakan – ini bisa menjadi tanda dari reaksi alergi.
 Hipotensi (tekanan darah rendah) ketika diberikan di rumah sakit dengan
infus.
 Kerusakan hati dan ginjal, ketika diambil pada dosis lebih tinggi dari yang
direkomendasikan (overdosis).
Dalam kasus ekstrim kerusakan hati yang dapat disebabkan oleh overdosis
parasetamol bisa berakibat fatal. Maka carilah bantuan medis darurat jika anda
memiliki salah satu dari tanda-tanda reaksi alergi parasetamol seperti: gatal-gatal,
kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Berhenti
menggunakan obat ini dan hubungi dokter apabila mengalami efek samping
parasetamol yang serius seperti:
 Mual, sakit perut, dan kehilangan nafsu makan
 Air seni berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat
 Jaundice (menguningnya kulit atau mata).
 Diare
 Keringat berlebihan
 Kehilangan nafsu makan
 Mual atau muntah
 Kram perut atau nyeri
 Pembengkakan, atau nyeri di perut atau perut daerah atas

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Parasetamol merupakan senyawa kimia organik yang banyak digunakan
dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit).
Parasetamol atau 4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekul  dan bobot
molekul 152.16. Parasetamol sebagai obat penurun panas sekaligus pereda
nyeri. Parasetamol bisa digunakan untuk demam dan sakit seperti sakit

12
gigi, sakit lambung, dan sebagainya. Parasetamol ini lebih aman bagi
lambung sehingga cocok bagi penderita maag atau gastritis. Tetapi dibalik
keampuhannya tersebut, parasetamol memiliki bahaya yang cukup besar
yakni dapat menurunkan fungsi paru-paru, merusak ginjal dan dapat
mengakibatkan asthma, bronchitis. Selain itu, Overdosis dari asetaminofen
atau parasetamol dapat menyebabkan kematian. Dan kematian itu dapat
terjadi dalam waktu 1-4 hari setelah mengkonsumsi asetaminofen atau
parasetamol yang berlebih karena timbulnya nekrosis hati.
2. Parasetamol dapat menjadi toksik karena salah satu metabolitnya, yaitu
NAPQI berikatan irreversibel dengan gugus –SH yang terdapat pada hepar
sehingga menimbulkan hepatoksik.
3. Penggunaan parasetamol perlu diatur secara tepat dan benar meskipun
korban tidak menampakkan gejala keracunan. Dengan pengaturan yang
tepat dan benar, kerusakan akibat keracunan yang mungkin timbul dapat
diminimalisir, bahkan sebelum gejala tersebut terdeteksi.
3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan penulis, penulis menyarankan agar makalah ini dapat


disempurnakan dan dilanjutkan ke tahap penelitian selanjutnya. Makalah ini
bisa menjadi acuan untuk pengembangan terhadap pencegahan penyakit akibat
parasetamol sehingga dapat dimanfaatkan lebih baik. Pembaca diharapkan
untuk tidak mengkomsumsi parasetamol secara berlebihan karena dapat
membahayakan kesehatan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim:http://www.kerjanya.net/faq/4813-parasetamol.html
Anonim: http://mediskus.com/paracetamol
Anonim:http://nurfitrian4dewi.blogspot.com/p/macam-macam-obat-analgetik.html
Cemani, Itheng.,(2010). ,Parasetamol dan Toksisitasnya, Bumi Persada, Jakarta

13
Rusdiana., (1992)., Interaksi Farmakokinetik Kombinasi Obat Parasetamol dan
Fenilpropanolamin Hidroklorida Sebagai Obat Komponen Flu, Cahaya Cipta,
Bandung
Rigakimia.,(2014):http://rigakimia.blogspot.com/2014/06/parasetamol-dan-efek-
toksisitasnya-di.html
http://id.wikipedia.co.id/wiki/parasetamol, diakses pada 8 Februari 2012.  
Yosefw., (2009):https://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/654/

14

Anda mungkin juga menyukai