PARASETAMOL
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul " Makalah
Parasetamol "
Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Pengertian Parasetamol........................................................................3
2.2 Parasetamol tergolong obat Analgetik Non Narkotik..........................4
2.3 Interaksi Obat Mempengaruhi ADME Obat........................................6
2.4 Rumus Kimia Parasetamol..................................................................8
2.5 Indikasi Obat Parasetamol...................................................................9
2.6 Kontradiksi Obat Parasetamol.............................................................9
2.7 Dosis Parasetamol...............................................................................10
2.8 Efek Samping......................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang ini semakin tidak menentunya cuaca atau iklim di
negara Indonesia maupun di negara-negara lain merupakan akibat dari tingkah
laku dan perbuatan manusia. Mulai dari penebangan hutan yang merajalela sampai
pola hidup yang tidak baik. Seiring dengan musim yang berjalan dengan tidak
menentu sehingga menyebabkan seseorang mudah sakit. Di era sekarang obat-
obatan banyak dijual bebas di apotik dan toko obat, sehingga banyak dari kita
sering menggunakan obat-obatan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan obat yang
tidak sesuai dengan aturan atau petunjuk dokter sangat berbahaya bagi tubuh
akibat atau efeknya bisa langsung kelihatan dan bahkan mungkin baru beberapa
tahun ke depan.
Setiap orang tentunya pernah merasakan rasa nyeri. Mulai dari nyeri ringan
seperti sakit kepala, nyeri punggung, nyeri haid, reumatik dan lain-lain seperti
nyeri yang berat. Obat nyeri itu dinamakan obat analgesik. Analgesik yang sering
digunakan salah satunya adalah parasetamol. Selain sebagai analgesik,
parasetamol juga dapat digunakan untuk obat antipirek (demam). Parasetamol
banyak digunakan karena disamping harganya murah, parasetamol adalah anti
nyeri yang aman untuk swamedikasi (pengobatan mandiri).
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara
bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit
menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu aman
terhadap lambung juga merupakan Analgesik pilihan untuk ibu hamil maupun
menyusui. Tapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek samping. Efek
samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol bersifat toksik di
hati jika digunakan dalam dosis besar.
Parasetamol (Asetaminofen) merupakan senyawa organik yang banyak
digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan
sakit), sengal-sengal, sakit ringan, dan demam. Parasetamol digunakan dalam
sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Untuk mengetahui lebih
jelasnya tentang parasetamol, kita akan membahas mengenai apa pengertian
1
parasetamol, apa saja kegunaan atau manfaat dari parasetamol serta dampak atau
efek samping parasetamol yang tidak sesuai dengan dosis.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan parasetamol.
2. Mengetahui kegunaan parasetamol.
3. Mengetahui proses ADME dari parasetamol di dalam tubuh.
4. Mengetahui Indikasi dan Kontradiksi dari parasetamol.
5. Mengetahui dosis obat parasetamol untuk orang dewasa dan anak-anak
dalam mengkonsumsinya.
6. Mengetahui dampak atau efek samping parasetamol.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sifat antiinflamasinya sangat rendah sehingga tidak digunakan sebagai
antirematik. Pada penggunaan per oral Parasetamol diserap dengan cepat melalui
saluran cerna. Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit
sampai 60 menit setelah pemberian. Parasetamol diekskresikan melalui ginjal,
kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk
terkonjugasi.
4
Gambar 2.1 Ibuprofen
b. Parasetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan
parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan
salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama
karena dapat menimbulkan nefropati analgesik.
Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak
menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi
meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
Gambar 2.2 Parasetamol (Acetaminophen)
c. Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat
kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan
harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya
dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.
5
2.3 Interaksi Obat Mempengaruhi ADME Obat
Di dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya
obat di keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi,
distribusi, metabolisme (biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut,
bila berbagai macam obat diberikan secara bersamaan dapat menimbulkan suatu
interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi dengan zat makanan yang
dikonsumsi bersamaan dengan obat.
Interaksi yang terjadi di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
interaksi farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik
adalah interaksi antar obat (yang diberikan berasamaan) yang bekerja pada
reseptor yang sama sehingga menimbulkan efek sinergis atau antagonis. Interaksi
farmakokinetik adalah interaksi antar 2 atau lebih obat yang diberikan bersamaan
dan saling mempengaruhi dalam proses ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme,
dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau menurunkan salah satu kadar
obat dalam darah. Selanjutnya akan dibahas lebih lanjut tentang interaksi
farmakokinetik.
Interaksi Farkokinetik
Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian
umumnya akan mengalami absorbsi, distribusi dan pengikatan untuk sampai di
tempat kerja dan menimbulkan efek. Selanjutnya dengan atau tanpa
biotransformasi, obat diekskresi dari tubuh. Seluruh proses inilah yang disebut
dengan proses farmakokinetik dan berjalan serentak. Di dalam tubuh manusia obat
harus menembus sawar (barrier) sel di berbagai jaringan. Pada umumnya obat
melintasi lapisan sel ini dengan menembusnya, bukan dengan melewati celah antar
sel, kecuali pada endotel kapiler.
Pada pemberian obat secara oral, obat harus mengalami berbagai proses
sebagai berikut, antara lain :
a. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian
menyangkut kelengkapan dan kecepatan proses tersebut. Absorbs kebanyakan obat
melalui saluran cerna pada umumnya terjadi secara difusi pasif, karena itu absorbsi
mudah terjadi bila obat dalam bentuk non ion dan mudah larut dalam lemak.
6
Parasetamol yang diberikan secara oral diserap secara cepat dan mencapai
kadar serum puncak dalam waktu 30 - 120 menit. Adanya makanan dalam
lambung akan sedikit memperlambat penyerapan sediaan parasetamol lepas
lambat.
b. Distribusi
Obat didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selain
tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat
fisikokimianya. Distribusi obat dibedakan atas dua fase berdasarkan
penyebarannya di dalam tubuh. Distribusi fase pertama terjadi segera setelah
penyerapan, yaitu ke organ yang perfusinya sangat baik misalnya : jantung, hati,
ginjal, dan otak. Selanjutnya, distribusi fase dua jauh lebih luas yaitu mencakup
jaringan yang perfusinya tidak sebaik organ pada distribusi fase pertama
misalnya : otot, visera, kulit, dan jaringan lemak. Distribusi ini baru mencapai
kesetimbangan setelah waktu yang lama.
Parasetamol terdistribusi dengan cepat pada hampir seluruh jaringan tubuh.
Lebih kurang 25% parasetamol dalam darah terikat pada protein plasma.
c. Metabolisme
Parasetamol berikatan dengan sulfat dan glukuronida terjadi di hati.
Metabolisme utamanya meliputi senyawa sulfat yang tidak aktif dan konjugat
glukoronida yang dikeluarkan lewat ginjal. Sedangkan sebagian kecil,
dimetabolismekan dengan bantuan enzim sitokrom P450. Hanya sedikit jumlah
parasetamol yang bertanggung jawab terhadap efek toksik (racun) yang
diakibatkan oleh metabolit NAPQI (N-asetil-p- benzo-kuinon imina). Bila pasien
mengkonsumsi parasetamol pada dosis normal, metabolit toksik NAPQI ini segera
didetoksifikasi menjadi konjugat yang tidak toksik dan segera dikeluarkan melalui
ginjal. Perlu diketahui bahwa sebagian kecil dimetabolisme cytochrome P450
(CYP) atau N-acetyl-p-benzo-quinone-imine (NAPQI) bereaksi dengan sulfidril.
Namun apabila pasien mengkonsumsi parasetamol pada dosis tinggi,
konsentrasi metabolit beracun ini menjadi jenuh sehingga menyebabkan kerusakan
hati. Pada dosis normal bereaksi dengan sulfhidril pada glutation metabolit non-
toxic diekskresi oleh ginjal.
7
d. Eliminasi
Eliminasi sebagian besar obat dari tubuh terdiri dari dua proses yaitu
metabolisme (biotransfromasi) dan ekskresi. Seperti halnya biotransformasi,
ekskresi suatu obat dan metabolitnya menyebabkan penurunan konsentrasi bahan
berkhasiat dalam tubuh. Ekskresi dapat terjadi tergantung pada sifat fisiokimia
(bobot molekul, harga pKa, kelarutan, dan tekanan uap).
Parasetamol diekskresikan melalui urin sebagai metabolitnya, yaitu
asetaminofen glukoronoid, asetaminofen sulfat, merkaptat dan bentuk yang tidak
berubah.
Asetaminofen (parasetamol)
N-acetyl-para-aminophenol
8
A (Aus)
9
Obat parasetamol tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi sebagai
berikut:
Alergi parasetamol atau acetaminophen
Gangguan fungsi hati dan penyakit hati
Gangguan fungsi ginjal serius
Shock
Overdosis Acetaminophen
Gizi buruk
10
Selama 3 hari penggunaan masih demam.
Selama 7 hari penggunaan masih terasa sakit (nyeri belum teratasi)
atau 5 hari pada anak-anak.
Terjadi reaksi alergi seperti ruam kulit, sakit kepala terus menerus,
atau kemerahan atau bengkak.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Parasetamol merupakan senyawa kimia organik yang banyak digunakan
dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit).
Parasetamol atau 4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekul dan bobot
molekul 152.16. Parasetamol sebagai obat penurun panas sekaligus pereda
nyeri. Parasetamol bisa digunakan untuk demam dan sakit seperti sakit
12
gigi, sakit lambung, dan sebagainya. Parasetamol ini lebih aman bagi
lambung sehingga cocok bagi penderita maag atau gastritis. Tetapi dibalik
keampuhannya tersebut, parasetamol memiliki bahaya yang cukup besar
yakni dapat menurunkan fungsi paru-paru, merusak ginjal dan dapat
mengakibatkan asthma, bronchitis. Selain itu, Overdosis dari asetaminofen
atau parasetamol dapat menyebabkan kematian. Dan kematian itu dapat
terjadi dalam waktu 1-4 hari setelah mengkonsumsi asetaminofen atau
parasetamol yang berlebih karena timbulnya nekrosis hati.
2. Parasetamol dapat menjadi toksik karena salah satu metabolitnya, yaitu
NAPQI berikatan irreversibel dengan gugus –SH yang terdapat pada hepar
sehingga menimbulkan hepatoksik.
3. Penggunaan parasetamol perlu diatur secara tepat dan benar meskipun
korban tidak menampakkan gejala keracunan. Dengan pengaturan yang
tepat dan benar, kerusakan akibat keracunan yang mungkin timbul dapat
diminimalisir, bahkan sebelum gejala tersebut terdeteksi.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim:http://www.kerjanya.net/faq/4813-parasetamol.html
Anonim: http://mediskus.com/paracetamol
Anonim:http://nurfitrian4dewi.blogspot.com/p/macam-macam-obat-analgetik.html
Cemani, Itheng.,(2010). ,Parasetamol dan Toksisitasnya, Bumi Persada, Jakarta
13
Rusdiana., (1992)., Interaksi Farmakokinetik Kombinasi Obat Parasetamol dan
Fenilpropanolamin Hidroklorida Sebagai Obat Komponen Flu, Cahaya Cipta,
Bandung
Rigakimia.,(2014):http://rigakimia.blogspot.com/2014/06/parasetamol-dan-efek-
toksisitasnya-di.html
http://id.wikipedia.co.id/wiki/parasetamol, diakses pada 8 Februari 2012.
Yosefw., (2009):https://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/654/
14