KELOMPOK 1
KELAS B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
201210410311084
201310410311031
201310410311057
201310410311128
201310410311159
201310410311204
201310410311218
201310410311232
201310410311237
201310410311240
201310410311244
201310410311247
201310410311288
DOSEN PEMBIMBING:
RADITYA WEKA NUGRAHENI, S.Farm., Apt
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
NOVEMBER, 2015
[1]
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat-NYA
dan hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Pembuatan Sirup dan Drop Parasetamol
Penulisan makalah ini merupakan salah satu pemenuhan tugas mata kuliah
Farmasetika Sediaan Likuida pada program studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Unversitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun isi yang disampaikan, mengingat akan keterbatasan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga materi yang disampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat untuk
kedepannya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Penulis
[1]
DAFTAR ISI
Contents
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM.......................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................. 2
BAB I........................................................................................................... 2
PENDAHULUAN........................................................................................... 2
1.1
Latar Belakang.................................................................................. 2
1.2
Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II.......................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
2.1 Pengertian Larutan dan Kelarutan.............................................................3
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan...............................................3
2.3 Pembagian Larutan.................................................................................6
2.4 Komposisi Larutan................................................................................. 7
2.5 Keuntungan dan Kerugian Larutan..........................................................10
BAB III....................................................................................................... 11
KARAKTERISTIK BAHAN AKTIF DAN PEMILIHAN BAHAN AKTIF..............11
3.1 Definisi Parasetamol.............................................................................. 11
3.2 Tinjauan Bahan Aktif............................................................................12
3.3 Pemilihan Bahan Aktif...........................................................................14
3.4 Karakteristik Eksipien...........................................................................15
3.5 Alasan Pemilihan Bahan Tambahan..........................................................19
3.6 Larutan Dapar..................................................................................... 22
BAB IV....................................................................................................... 27
PERSYARATAN UMUM SEDIAAN................................................................27
4.1 Definisi Sediaan Sirup............................................................................27
4.2 Syarat Sediaan Sirup:............................................................................27
4.3 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Sirup:.................................................28
4.4 Dosis dan Jumlah Perkemasan................................................................28
[2]
BAB I
[3]
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang tentunya pernah merasakan rasa nyeri. Mulai dari nyeri ringan
seperti sakit kepala, nyeri punggung, nyeri haid, reumatik dan lain-lain seperti nyeri
yang berat. Obat nyeri itu dinamakan obat analgesik. Analgesik yang sering
digunakan salah satunya adalah parasetamol. Selain sebagai analgesik, parasetamol
juga dapat digunakan untuk obat antipirek (demam). Parasetamol banyak digunakan
karena disamping harganya murah, parasetamol adalah anti nyeri yang aman untuk
swamedikasi (pengobatan mandiri.
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara
bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit
menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu aman
terhadap lambung juga merupakan Analgesik pilihan untuk ibu hamil maupun
menyusui. Tapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek samping. Efek
samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol bersifat toksik di hati
jika digunakan dalam dosis besar.
Parasetamol (Asetaminofen) merupakan senyawa organik yang banyak
digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit),
sengal-sengal, sakit ringan, dan demam. Parasetamol digunakan dalam sebagian besar
resep obat analgesik salesma dan flu. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang
parasetamol, kita akan membahas mengenai apa pengertian parasetamol, apa saja
kegunaan atau manfaat dari parasetamol serta dampak atau efek samping
parasetamol yang tidak sesuai dengan dosis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana rancangan formulasi dalam pembuatan sirup parastamol?
2. Bagaimana proses pembuatan sediaan sirup parasetamol?
3. Apa saja evaluasi yang perlu dilakukan pada sediaan sirup parasetamol
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan syrup
paracetamol.
2. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan sediaan syrup paracetamol
3. Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan syrup paracetamol
[4]
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Larutan dan Kelarutan
a. Pengertian Kelarutan
Menurut Farmakope edisi III halaman XXX
Untuk menyatakan kelarutan zat kimia , istilah kelarutan dalam pengertian
umum kadang-kadang perlu digunakan tanpa mengindahkan perubahan
kimia yang mungkin terjadi pada pelarut tersebut. Pernyataan kelarutan zat
dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 200 dan kecuali
dinyatakan lain menunjukkan bahwa, 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian
volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut.
Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi halaman 306 Kelarutan
suatu bahan dalam Suatu pelarut tertentu menunjukkan konsentrasi
maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut tersebut. Bila
suatu pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat terlarut sampai batas
daya melarutkannya, larutan ini disebut larutan jenuh.
b. Pengertian Larutan
Menurut Farmakope edisi III halaman 32
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali
dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang
digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada
injections. Wadah harus dapat dikosongkan dengan cepat.
Menurut Ilmu Resep halaman 81
Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia
meupun fisika kedalam bahan cair. Larutan dapat digolongkan menjadi
larutan langsung(direct) dan larutan tidak langsung (indirect).
Menurut Formularium Nasional halaman 332
Larutan adalah sediaan cair yang dibuat dengan melarutkan 1 jenis obat atau
lebih dalam pelarut, dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam
rongga tubuh.disesuaikan dengan tujuan penggunaan, larutan dibagi dalam
larutan steril dan larutan tidak steril.
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi halaman 307
Suhu merupakan factor yang penting dalam menentuka kelarutan suatu obat
dan dalam mempersiapkan kelarutannya. Kebanyakan bahan kimia
[5]
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Ukuran partikel
Efek ukuran partikel zat terlarut terhadap sifat kelarutannya terjadi hanya jika
partikel mempunya dalam micron dan akan terlihat kenaikan kira-kir 10%
dalam kelarutannya.kenaikan ini disebabkan adanya energy bebas permukaan
yang besar dihubungkan dengan partikel yang kecil. Kecepatan kelarutannya
suatu zat dipengaruhi oleh ukuran partikel,makin halus zat terlarut,makin kecil
ukuran partikel,makin luas permukaannya yang kontak dengan pelarut
sehinggan zat terlarut makin cepat larut.kedua suhu Dn terakhir pengadukan.
Struktur air
Struktur air sangat peka terhadap beberapa factor seperti suhu,permukaan dan
zat terlarut yang dapat memperkuat, memperlemah,mengubah atau
memecahkan seluruh larutan.
Ukuran dan bentuk molekul
Sifat-sifat dapat melarutkan pada air sebagian besar disebabnkan oleh ukuran
molekulnya yang kecil.jika ukuran partikelnya lebih besar dan akan sukar bagi
zat cair untuk menembus dan melarutkan Kristal.
Hidrotopi
Hidrotopi adalah peristiwa bertambahnya kelarutan suatu senyawa yang tidak
larut atau sukar larut dengan penambahan senyawa lain.
Salting out dan salting in
Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai
kelarutan lebih besar dibandingkan zat utamanya sehingga menyebabkan
penurunan kelarutan zat utama.Contohnya kelarutan minyak atsiri dalam air
akan turun jika kedalam larutan tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
Co-Solvency
Co-solvency adalah suatu peristiwa kenaikan kalarutan karena penambahan
pelarut alain atau modifikasi pelarut.Misalnya,luminal tidak larut dalam air
tetapi larut dalam campuran air-gliserin.
Tabel Istilah Kelarutan :
Istilah
Bagian pelarut yang diperlukan
Untuk melarutkan 1 bagian zat
Sangat mudah larut
Kurang dari 1
Mudah Larut
1 sampai 10
Larut
10 sampai 30
Agak Sukar Larut
30 sampai 100
Sukar Larut
100 sampai 1000
Sangat sukar larut
1000 sampai 10000
Praktis tidak larut
Lebih dari 10000
[7]
[8]
[9]
d. Pemberi Warna
Untuk menambah daya tarik sirup, umumnya digunakan zat pewarna yang
berhubungan dengan pemberi rasa yang digunakan(misalnya hijau untuk
rasa permen, cokelat untuk rasa cokelat dan sebagainya). Pewarna yang
digunakan umumnya larut dalam air, tidak bereaksi dengan komponen lain
dari air,tidak bereaksi dengan komponan lain dari sirup,dan warna stabil
pada kisaran pH dan dibawah cahaya yang intensif sirup tersebut mungkin
menjadi encounter selama masa penyimpanan.
Menurut Teori dan Praktek Farmasi Industri halaman 961-974
a. Pengawet
Suatu pengawet yang ideal dapat secara kualitatif ditentukan sebagai salah
satu yang memenuhi criteria berikut:
1. Pengawet harus efektif terhadap mikroorganisme spectrum luas.
2. Pengawet harus stabil secara fisika,kimia dan mikrobiologi selama
waktu berlaku produk tersebut.
3. Pengawet harus tidak toksik, tidak mensensitisasi larutan dengan
memadai dapat bercampur dengan komponen. Komponen formulasi lain
dan dapat diterima,dilihat dan dirasa dan bau pada konsentrasi yang
digunakan zat anti mikroba yang telah digunakan sebagai pengawet
dapat digolongkan menjadi 4 kelompok besar senyawa asam, netral,
mercury dan senyawa ammonium kuaterner.
b. Zat Pemanis
Zat pemanis umumnya merupakan suatu bagian besar dari isi zat padat
dalam bentuk-bentuk sediaan yang membutuhkannya. Sukrosa mempunyai
sejarah penggunaan yang panjang, sukrosa larut dalam media air (larutan
mengandung kira-kira 85% sukrosa dapat dibuat). Sukrosa tersedia dalam
bentuk sangat murni dengan harga yang memadai dan stabil. Secara kimia
atau fisika pada kisaran pH 4,0-8,0. Sukrosa seringkali digunakan bersama
dengan sorbitol,gliserin, dan poliol-poliol lain yang dikatakan mengurangi
kecenderungan sukrosa untuk mengkristalkan satu dari manifestasi
kristalisasi.
c. Kontrol Viskositas
Kadang-kadang perlu untuk meningkatkan viskositas suatu cairan untuk
bertindak sebagai zat pembantu agar mudah dimakan atau untuk
memperbaiki kemampuan tuangannya. Ini dapat dicapai dengan
meningkatkan konsentrasi gula atau dengan menggabungkan zat-zat yang
mengontrol viskositas seperti polivinil, pirolidon, atau berbagai turunan
selulosa. Senyawa- senyawa ini membentuk larutan dalam air yang stabil
[10]
[11]
[12]
BAB III
KARAKTERISTIK BAHAN AKTIF DAN PEMILIHAN BAHAN AKTIF
3.1 Definisi Parasetamol
Parasetamol adalah metabolit aktif dari fenitoin yang bertanggung jawab
akan efek analgesiknya. Parasetamol dapat menghambat prostaglandin lemah dalam
jaringan perifer dan tidak memiliki efek inflamasi yang signifikan. Efek antipiretik
ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Parasetamol mengandung tidak kurang dari
98% dan tidak lebih dari 101,1% C8H9NO2 dihitung zat yang telah dikeringkan.
Sifat analgesic parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai
sedang.Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagai anti
rematik.Pada penggunaan peroral parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran
cerna.
Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30-60 menit setelah
pemberian.Paracetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa
mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.
Sinonim
: N-Acetyl-p-aminofenol, Acetaminofen
Struktur kimia
BM
: 151,61
Pemerian
Kelarutan
Organoleptis
Warna
Bau
Rasa
: putih
: tidak berbau
: pahit
Mikroskopis
Bentuk Kristal : hablur atau serbuk hablur
[13]
Densitas
Titik lebur
Massa molar
Ksp
Higroskopisitas
: 1,263 g/cm3
: 1690 C (3360 F)
: 151,17 g/mol
: 1,4 g/100 ml or 14 mg/ml (200C)
: tidak higroskopis
Stabilitas
Bahan padat terhadap :
Suhu
: peningkatan suhu dapat mempercepat degradasi
bahan obat
Cahaya : Tidak stabil terhadap sinar UV
Hidrolisis dapat terjadi dalam keadaan asam atau basa.
Hidrolisis minimum terjadi pada rentang pH 5-7
Terhadap pelarut : Paracetamol sangat stabil dalam air
Khasiat
Farmakologi
Farmakodinamik
lemah.Efek iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini,
demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.
Farmakokinetik
Efek Samping
Indikasi
[15]
memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Karena hamper tidak
mengiritasi lambung, parasetamol sering dikombinasi dengan AINS untuk efek
analgesic.
Kontra Indikasi
= Paracetamol
= karena bahan aktif paracetamol efek sampingnya
sedikit jika dibandingkan dengan analgetik lain
(misalnya asetosal yang dapat menimbulkan iritasi
pada lambung.
[17]
Pengawet
(Preservatif)
Propilenglikol = 1 : 3,9
Pemanis
[19]
Pewarna
[20]
Sorbitol
Alkohol-gula ini (C6H14O6) digunakan sebagai laksans secara oral maupun
dalam klisma. Resorbsinya dari usus lambat dan tidak menentu. Dalam hati sorbitol
lambat laun diubah menjadi fruktosa dan untuk sebagian kecil langsung menjadi
glukosa. Daya manisnya 50% dari sakarosa, pasien diabetes boleh menggunakan
sorbitol sebagai zat pemanis maksimal 50 g sehari.
Air suling
Air seringkali di gunakan sebagai pembawa dan pelarut untuk masuk di
tambahkan bahan obat, tidak berasa, bebas dari iritasi, dan kerusakan aktifitas
farmakologi membuatnya ideal untuk di gunakan.
Pewarna
Penggunaan zat pemberi warna dalam preparat farmasi untuk tujuan estetika
sebagai pembantu sensori untuk pemberi rasa yang digunakan dan tujuan ke khasan
produk. Untuk jumlah pewarna yang umum ditambahkan ke preparat cairan yang
berkisar antara 0,0005 dan 0,001 % tergantung pada pemberian warna dan intensitas
warna yang diinginkan.
[21]
PARASETAMOL
Tidak stabil
terkena cahaya
Agak sukar
larut
Penyimpanan
dalam wadah
tertutup rapat
dan botol gelap
Tidak
berbau
Penambahan co
solven untuk
meningkatkan
kelarutan
Propilenglikol
Gliserin
Polietilenglikol
Cerry
Jeruk
Rasa
pahit
Ditujukan untuk
anak-anak
Diberi
pengaroma,
perasa dan
pewarna
FD
& C red
Amaranth
[22]
Diberi
pemanis
Media
air
Air merupakan
media
pertumbuhan
mikroba
Stabil
pada pH 6
Terjadi
perubahan
pH setelah
penambahan
bahan lain
dan disimpan
Diberi
pengawet
Dap
ar
Sukrosa
Sakarin
Na
Dekstrosa
Sorbitol
Na Benzoat
Nipagin
Nipasol
Na
propionate
Nipagin Na
Larutan Na2HPO4.2H2O
0,97%
(ml)
9 ml
8 ml
7 ml
6 ml
5 ml
4 ml
[23]
pH
7,60
7,30
7,05
6,85
6,65
6,45
D
apar
fosfat
D
apar
borat
7
8
9
9,5
3 ml
2 ml
1 ml
0,5 ml
10 ml
20 ml
30 ml
40 ml
50 ml
60 ml
70 ml
80 ml
90 ml
95 ml
pH
5.9
6,2
6,5
6,6
6,8
7,0
7,2
7,4
7,7
8,0
Larutan Na2HPO4.2H2O
0,97% (ml)
9 ml
8 ml
7 ml
6 ml
5 ml
4 ml
3 ml
2 ml
1 ml
0,5 ml
0,15 ml
6,25
6,05
5,70
5,3O
Nace yang
Diperlukan
untuk Isoton
(9mg/5ml)
0,52
0,51
0,50
0,40
0,48
0,46
0,45
0,44
0,43
0,42
pH
9,50
8,95
8,80
8,65
8,50
8,30
8,05
7,65
7,00
6,80
6,30
).
6= 7,20+log (
-1,2= log(
).
)
[25]
0,0631=(
Apabila = 0,02
= 2,3 (
Pka= 7,20.
Ka= 6,31.
pH= 6.
=
0,02=2,3.C.
0,02= 0,284.C
C= 0,1558
C= Garam+Asam
0,1558= 0,0631 (NaH2PO4)+(NaH2PO4)
0,1558:1,0631 (NaH2PO4)
NaH2PO4 = 0,1466
C= Garam+Asam
0,1558= X + 0,1466
Garam= 9,20.
Garam=
g = 0,098 gram
Asam=
[26]
0,1466=
g = 1,3723 gram
Perhitungan Expired Date:
Paracetamol pada pH 6
t1/2= 21,8
dengan menggunakan rumus:
Log K=
) X Log(
Log K=(
) X Log 2
Log K= 0,03180
Sehingga diperoleh nilai T90 sebesar:
Log K=(
) X Log(
0,03180=
) X Log
0,03180=
[27]
BAB IV
PERSYARATAN UMUM SEDIAAN
4.1 Definisi Sediaan Sirup
1. Menurut Farmakope Indonesia III 1979 Hal. 31:
Sediaan sirup merupakan sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa, kecuali dinyatakan lain. Kadar sakarosa C12H22O4 tidak kurang
[28]
dari 64% dan tidak lebih dari 66% pembuatan kecuali dinyatakan lain
syrup dibuat sebagai berikut:
- Buat cairan untuk sediaan syrup, panaskan dan tambahkan gula. Jika
perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga
diperoleh bobot yang dikehendaki , buang basa yang terjadi lalu diserkai.
2. Menurut Farmakope Indonesia IV 1995 halaman 15:
Larutan yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi dinyatakan
sebagai syrup.
- Larutan paracetamol (Acetaminophen Oral Solution):
Larutan oral paracetamol mengandung bahan aktif paracetamol,
C8H9NO2 tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110% dan jumlah
yang telah tertera di etiket.
pH (1071) antara 3,8 dan 6,1.
Keseragaman sediaan: untuk larutan oral dalam wadah dosis
tunggal.
Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat pada suhu
ruang terkendali (FI V:986)
4.2 Syarat Sediaan Sirup:
- Larutan berwarna jernih.
- Berasa manis.
- Mengandung satu jenis obat atau lebih dapat juga berupa cairan berwarna.
4.3 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Sirup:
Keuntungan:
Merupakan campuran yang homogeny.
Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.
Obat lebih mudah diabsorbsi.
Mempunyai rasa manis.
Mudah diberi bau-bauan dan warna sehingga menimbulkan daya
tarik untuk anak.
Membantu pasien yang tidak dapat menelan obat tablet.
Kerugian:
Ada obat yang tidak stabil dalam larutan.
Volume dan bentuk larutan lebih besar dan ada yang sukar ditutupi
rasa dan baunya.
[29]
[30]
[31]
[32]
BAB V
RANCANGAN SPESIFIKASI SEDIAAN
Sirup
Bentuk sediaan
Kadar bahan aktif
Dosis
pH sediaan
Kemasan terkecil
Warna
Sirup (larutan)
90% - 110%
120mg / 5mL
6 0,5
60 mL
Merah
[33]
Bau
Rasa
Wadah penyimpanan
Usia pasien
Leci
Manis leci
Botol kaca gelap warna coklat
1 12 tahun
Drop
Bentuk sediaan
Kadar bahan aktif
Dosis
pH sediaan
Kemasan terkecil
Warna
Bau
Rasa
Wadah penyimpanan
Usia pasien
Drop (larutan)
90% - 110%
30mg / 0,6mL
6 0,5
15 mL
Hijau
Melon
Manis melon
Botol drop kaca gelap warna coklat
0 bulan 1 tahun
BAB VI
FORMULASI SEDIAAN
6.1 Formulasi Sediaan Sirup Parasetamol
- Formula 1
Nama Bahan
Fungsi
Rentang
Kadar
Paracetamol
Propilenglikol
Glycerin
PEG 400
Sorbitol
Bahan aktif
Kosolven
Kosolven
Kosolven
Pemanis
10-25%
<50%
15-25%
20-35%
[34]
%
Digunakan
20%
20%
15%
30%
Jumlah
1440 g
12,456 g
10,08 g
15,144 g
26,82 g
Na Benzoat
Saccharin Na
Na2HPO4
NaH2PO4
Essense
Pewarna
aquades
Pengawet
Pemanis
Dapar
Dapar
Aroma
Pewarna
Pelarut
0,02-0,5%
0,02-0,5%
0,2%
0,2%
leci
Merah cabe
12,2 %
[35]
0,18 g
0,103 g
0,098 g
1,3724 g
7,32 ml
BJ = 1,038
Umur
BB/Kg
25 mg/KgBB
1-5 tahun
10-15 kg
250 mg - 375 mg
6-12 tahun
16-23 kg
400 mg - 575 mg
- Umur 1-5 tahun
ADI = 250 mg 375 mg
Pemakaian PCT sehari= 4 x (5 ml - 10 ml) = 20 ml 40 ml
Kandungan PG:
20 ml = 20/100 x 20 ml = 4 ml x 1,038 g/ml = 4,152 g
40 ml = 20/100 x 40 ml = 8 ml x 1,038 g/ml = 8,304 g
Pemakaian perhari: (4,152 - 8,304) g
- Umur 6-12 tahun
ADI: 400 mg 575 mg
Pemakaian PCT sehari: 4 x (10 ml 20 ml) = 40 ml 80 ml
[36]
Kandungan PG:
40 ml = 20/100 x 40 ml = 8 ml x 1,038 g/ml = 8,304 g
80 ml = 20/100 x 80 ml = 16 ml x 1,038 g/ml = 16,608 g
Pemakaian perhari = (8,304-16,608) g
PEG
10 mg/ kgBB
g/ml
Umur
1-5 tahun
6-12 tahun
BJ = 1,120
BB/kg
10-15kg
16-23kg
10 mg/KgBB
100 mg 150 mg
100 mg - 230 mg
BB/Kg
10-15 kg
16-23 kg
5 mg/KgBB
50 mg 75 mg
80 mg 115 mg
Saccharin Na
Umur
BB/Kg
2,5mg/KgBB
1-5 tahun
10-15 kg
25 mg 37,5 mg
6-12 tahun
16-23 kg
40 mg 57,5 mg
Umur 1-5 tahun
ADI: 25 mg 37,5 mg
Pemakaian PCT sehari: 4 x (5 ml 10 ml) = 20 ml - 40 ml
Kadungan Sacch Na:
20 ml = 0,2/100 x 20 ml = 0,04 ml x 0,86 g/ml = 0,0344 g
40 ml = 0,2/100 x 40 ml = 0,08 ml x 0,86 g/ml = 0,0688 g
Pemakaian perhari = (0,0344-0,0688) g
Umur 6-12 tahun
ADI: 40 mg 57,5 mg
Pemakaian PCT sehari: 4 x (10 ml 20 ml) = 40 ml 80 ml
Kandungan Sacch Na:
40 ml = 0,2/100 x 40 ml = 0,08 ml x 0,86 g/ml = 0,0688 g
80 ml = 0,2/100 x 80 ml = 0,16 ml x 0,86 g/ml = 0,1376 g
Pemakaian perhari = (0,0688-0,1376) g
Formula 2
Nama bahan
Paracetamol
Sorbitol
Sakarin Na
PEG 400
Propilenglikol
Na Benzoat
Na2HPO4
NaH2PO4
Pewarna
Essence
Aquadest
Fungsi
Bahan aktif
Pemanis
Pemanis
Kosolven
Kosolven
Pengawet
Dapar
Dapar
Pewarna
Bau
pelarut
Rentang Kadar
20-35%
0,02-0,5%
15-25%
10-25%
0,02-0,5%
32,3 %
% Digunakan
2,4 %
20 %
0,1 %
25 %
20 %
0,2 %
[38]
Jumlah
1,44 g
17,88 g
0,0516 g
16,80 g
12,4580 g
0,18 g
0,0984 g
1,3724 g
q.s
q.s
19,38 ml
b. Sorbitol
c. Sakarin Na
d. PEG 400
e. PG
f. Na Benzoat
= 20/100 x 60 ml = 12 ml
12 ml x 1,49 g/ml = 17,88 g
= 0,1/100 x 60 ml = 0,06 ml
0,06 ml x 0,86 g/ml = 0,0516 g
= 25/100 x 60 ml = 15 ml
15 ml x 1,120 g/ml = 16,8 g
= 20/100 x 60 ml = 12 ml
12 ml x 1,038 g/ml = 12,458 g
= 0,2/100 x 60 ml = 0,12 ml
0,12 ml x 1,5 g/ml = 0,18 g
Perhitungan Kosolven
PEG 400 = 25/100 x 60 ml = 15 ml
15 ml / 7ml x 1 g = 2,14 g
PG
= 20/100 x 60 ml = 12 ml
12 ml/9 ml x 1 g = 1,33 g
Sisa kosolven = (2,14 g + 1,33 g) -1,44 g = 2,03 g
Perhitungan Konstanta dielektrik
PCT = (% aquadest x konst.aqua) + (%sarbitol x konst. Sorbitol) + (%PG x
konst.PG) + (%PEG400 x kons.PEG400) / 100
= (32,3 x 80) + (20 x 62) + (25 x 12,4) + (20 x 32,1) / 100
= 47,76
Perhitungan ADI
Propilenglikol
(25 mg/kgBB)
g/ml
BJ = 1,038
Umur
BB/Kg
25 mg/KgBB
1-5 tahun
10-15 kg
250 mg - 375 mg
6-12 tahun
16-23 kg
400 mg - 575 mg
- Umur 1-5 tahun
ADI = 250 mg 375 mg
Pemakaian PCT sehari= 4 x (5 ml - 10 ml) = 20 ml 40 ml
Kandungan PG:
20 ml = 20/100 x 20 ml = 4 ml x 1,038 g/ml = 4,152 g
40 ml = 20/100 x 40 ml = 8 ml x 1,038 g/ml = 8,304 g
Pemakaian perhari: (4,152 - 8,304) g
- Umur 6-12 tahun
[39]
BB/kg
10-15kg
16-23kg
10 mg/KgBB
100 mg 150 mg
100 mg - 230 mg
BB/Kg
10-15 kg
16-23 kg
5 mg/KgBB
50 mg 75 mg
80 mg 115 mg
Kandungan Na Benzoat:
40 ml = 0,2/100 x 40 ml = 0,08 ml x 1,5 g/ml = 0,12 g
80 ml = 0,2/100 x 80 ml = 0,16 ml x 1,5 g/ml = 0,24 g
Pemakaian perhari = (0,12-0,24) g
Saccharin Na
Umur
BB/Kg
2,5mg/KgBB
1-5 tahun
10-15 kg
25 mg 37,5 mg
6-12 tahun
16-23 kg
40 mg 57,5 mg
Umur 1-5 tahun
ADI: 25 mg 37,5 mg
Pemakaian PCT sehari: 4 x (5 ml 10 ml) = 20 ml - 40 ml
Kadungan Sacch Na:
20 ml = 0,1/100 x 20 ml = 0,02 ml x 0,86 g/ml = 0,0172 g
40 ml = 0,1/100 x 40 ml = 0,04 ml x 0,86 g/ml = 0,0344 g
Pemakaian perhari = (0,0172-0,0344) g
Umur 6-12 tahun
ADI: 40 mg 57,5 mg
Pemakaian PCT sehari: 4 x (10 ml 20 ml) = 40 ml 80 ml
Kandungan Sacch Na:
40 ml = 0,1/100 x 40 ml = 0,04 ml x 0,86 g/ml = 0,0344 g
80 ml = 0,1/100 x 80 ml = 0,08 ml x 0,86 g/ml = 0,0688 g
Pemakaian perhari = (0,0344-0,0688) g
Formula 3
Bahan
Parasetamol
Sorbitol
Sakarin Na
Propilenglikol
Gliserin
PEG 400
Na Benzoat
Na2HPO4
NaH2PO4
Essence
Pewarna
aquadest
Fungsi
Bahan aktif
Pemanis
Pemanis
Kosolven
Kosolven
Kosolven
Pengawet
Dapar
Dapar
Perasa
pewarna
pelarut
Kadar
20-35%
0,02-0,5%
10-25%
<50%
15-25%
0,02-0,5%
[41]
% Digunakan
2,4 %
20 %
0,1 %
15 %
20 %
15 %
0,2 %
20%
Jumlah
1,44 g
17,88 g
0,0516 g
9,342 g
22,716 g
10,08 g
0,18 g
0,0984 g
1,3724 g
q.s
q.s
12 ml
Sorbitol
Sakarin Na
PG
Gly
PEG 400
Na Benzoat
= 1440 mg
= 20/100 x 60 ml = 12 ml
= 12 ml x 1,490 g/ml = 17,88 g
= 0,1/100 x 60 ml = 0,06 ml
= 0,06 ml x 0,86 g/ml = 0,0516 g
= 15/100 x 60 ml = 9 ml
= 9 ml x 1,038 g/ml = 9,342 g
= 30/100 x 60 ml = 18 ml
= 18 ml x 1,2620 g/ml = 22,716 g
= 15/100 x 60 ml = 9 ml
= 9 ml x 1,120 g/ml = 10,08 g
= 0,2/100 x 60 ml = 0,12 ml
= 0,12 ml x 1,5 g/ml = 0,18 g
Perhitungan Kosolven
Gliserin = 30/100 x 60 ml = 18 ml
18 ml/40 ml x 1 g = 0,45 g
PG
=15/100 x 60 ml = 9 ml
9 ml /9 ml x1 g = 1 g
PEG 400 = 15/100 x 60 ml = 9 ml
9 ml/7 ml x 1 g = 1,29 g
Sisa Kosolven
(0,45+1+1,29)g 1,44 g = 1,3 g
Perhitungan Konstanta Dielektrik
PCT = (%aqua x konst.aqua) + (%PG x konst. PG) + (%gly x konst.gly)
+ (%sorbitol x kons.sorbitol) + (%PEG x konst. PEG) /100
= (20 x 80) +(15 x 32,1) + (30 x 46) + (20 x 62) + (15 x 12,4) /100
= 48,875
Perhitungan ADI
Propilenglikol
(25 mg/kgBB)
g/ml
BJ = 1,038
Umur
BB/Kg
25 mg/KgBB
1-5 tahun
10-15 kg
250 mg - 375 mg
6-12 tahun
16-23 kg
400 mg - 575 mg
- Umur 1-5 tahun
ADI = 250 mg 375 mg
Pemakaian PCT sehari= 4 x (5 ml - 10 ml) = 20 ml 40 ml
Kandungan PG:
20 ml = 15/100 x 20 ml = 3 ml x 1,038 g/ml = 3,114 g
40 ml = 15/100 x 40 ml = 6 ml x 1,038 g/ml = 6,228 g
[42]
BB/kg
10-15kg
16-23kg
10 mg/KgBB
100 mg 150 mg
100 mg - 230 mg
BB/Kg
10-15 kg
16-23 kg
5 mg/KgBB
50 mg 75 mg
80 mg 115 mg
ADI: 80 mg 115 mg
Pemakaian PCT sehari: 4 x (10 ml 20 ml) = 40 ml 80 ml
Kandungan Na Benzoat:
40 ml = 0,2/100 x 40 ml = 0,08 ml x 1,5 g/ml = 0,12 g
80 ml = 0,2/100 x 80 ml = 0,16 ml x 1,5 g/ml = 0,24 g
Pemakaian perhari = (0,12-0,24) g
Saccharin Na
Umur
BB/Kg
2,5mg/KgBB
1-5 tahun
10-15 kg
25 mg 37,5 mg
6-12 tahun
16-23 kg
40 mg 57,5 mg
Umur 1-5 tahun
ADI: 25 mg 37,5 mg
Pemakaian PCT sehari: 4 x (5 ml 10 ml) = 20 ml - 40 ml
Kadungan Sacch Na:
20 ml = 0,1/100 x 20 ml = 0,02 ml x 0,86 g/ml = 0,0172 g
40 ml = 0,1/100 x 40 ml = 0,04 ml x 0,86 g/ml = 0,0344 g
Pemakaian perhari = (0,0172-0,0344) g
Umur 6-12 tahun
ADI: 40 mg 57,5 mg
Pemakaian PCT sehari: 4 x (10 ml 20 ml) = 40 ml 80 ml
Kandungan Sacch Na:
40 ml = 0,1/100 x 40 ml = 0,04 ml x 0,86 g/ml = 0,0344 g
80 ml = 0,1/100 x 80 ml = 0,08 ml x 0,86 g/ml = 0,0688 g
Pemakaian perhari = (0,0344-0,0688) g
Fungsi
Paracetamol
PEG 400
Propilenglikol
Sorbitol
Na-benzoat
Sakarin
NaH2PO4.2H2O
Na2HPO4.2H2O
Perasa strawberi
Pewarna merah
Aquadest
Bahan aktif
Kosolven
Kosolven
Pemanis
Pengawet
Pemanis
Dapar (asam)
Dapar (garam)
Perasa
Pewarna
Pelarut
Kadar
15-25%
10-25%
20-35%
0,02-0,5%
0,02-0,5%
% yang
digunakan
5%
25%
25%
26%
0,2%
0,1%
18,7%
Jumlah (g)
0,75
4,2
3,8925
5,811
0,045
0,013
0,3431
0,0246
qs
qs
2,805 mL
= 25/100 x 15 ml = 3,75 ml
= 3,75 ml/9 ml x 1 g = 0,42 g
PEG 400 = 25/100 x 15 ml = 3,75 ml
= 3,75 ml/7 ml x 1 g = 0,52 g
Sisa kosolven = (0,42 + 0,52)g 0,75 g = 0,19 g
Perhitungan Konstanta Dielektrik
PCT = (% PG x konst. PG) + (% PEG x konst PEG) + (% air + kosnt. Air) + (%
sorbitol x konst. Sorbitol) / 100
= (25 x 32,1) + (25 x 12,4) + (18,7 x 80) + (26 x 62) / 100
= 42,205 %
Perhitungan ADI
PEG
10 mg/ kgBB
g/ml
Umur
0-3 bulan
3-16 bulan
6-12 bulan
BJ = 1,120
BB/kg
3,05-5,65
5,65-7,05
7,05-7,85
[45]
10 mg/KgBB
30,5-56,5 mg
56,5-70,5 mg
70,5-78,5 mg
BB/Kg
3,05-5,65
5,65-7,05
7,05-7,85
25 mg/Kg BB
76,25-141,25 mg
141,25-176,25 mg
176,25-196,25 mg
BB/Kg
3,05-5,65
5,65-7,05
7,05-7,85
10 mg/Kg BB
30,5-56,5 mg
56,5-70,5 mg
70,5-78,5 mg
Formula 2
Nama Bahan
Fungsi
Paracetamol
PEG 400
Propilenglikol
Glycerin
Na-benzoat
Sakarin Na
NaH2PO4.2H2O
Na2HPO4.2H2O
Perasa
strawberi
Pewarna merah
Aquadest
Bahan aktif
Kosolven
Kosolven
Kosolven
Pengawet
Pemanis
Dapar (asam)
Dapar (garam)
Perasa
Pewarna
Pelarut
Kadar
15-25%
10-25%
<50%
0,02-0,5%
0,02-0,5%
% yang
digunakan
5%
24%
15%
25%
0,2%
0,25%
30,55%
Jumlah (g)
0,75g
4,03g
2,34g
4,7g
0,05g
0,03g
0,3431g
0,0246g
qs
qs
4,58mL
Perhitungan ADI
Gliserin
Umur
BB/kg
0-3 bulan
3,05-5,65
3-16 bulan
5,65-7,05
6-12 bulan
7,05-7,85
Penggunaan umur 0-3 bulan:
Sehari = (2,4 -4,8) ml x 4,7 g = 0,75 g 1,5 g
15 ml
Penggunaan umur 3-6 bulan:
Sehari = (4,8-7,2) ml x 4,7 g = 1,5 g 2,26 g
15 ml
Penggunaan umur 6-12 bulan:
Sehari = (7,2-9,6) ml x 4,7 g = 2,26 g 3,01 g
15 ml
25 mg/KgBB
76,25-141,25 mg
141,25-176,25 mg
176,25-196,25 mg
Propilenglikol
Umur
BB/Kg
0-3 bulan
3,05-5,65
3-16 bulan
5,65-7,05
6-12 bulan
7,05-7,85
Penggunaan umur 0-3 bulan:
Sehari = (2,4 -4,8) ml x 2,34 g = 0,37 g 0,75 g
15 ml
Penggunaan umur 3-6 bulan:
Sehari = (4,8-7,2) ml x 2,34 g = 0,75 g 1,12 g
15 ml
Penggunaan umur 6-12 bulan:
Sehari = (7,2-9,6) ml x 2,34 g = 1,12 g 1,50 g
15 ml
25 mg/Kg BB
76,25-141,25 mg
141,25-176,25 mg
176,25-196,25 mg
Formula 3
Nama Bahan
Fungsi
Paracetamol
Bahan aktif
Kadar
[48]
% yang
digunakan
5%
Jumlah (g)
0,75
PEG 400
Propilenglikol
Glycerin
Sorbitol
Na-benzoat
Sakarin
NaH2PO4.2H2O
Na2HPO4.2H2O
Perasa
strawberi
Pewarna merah
Aquadest
Kosolven
Kosolven
Kosolven
Pemanis
Pengawet
Pemanis
Dapar (asam)
Dapar (garam)
Perasa
Pewarna
Pelarut
15-25%
10-25%
<50%
20-35%
0,02-0,5%
0,02-0,5%
19%
19%
8%
20%
0,4%
0,1%
28,5%
3,192
2,9583
1,5144
4,47
0,0516
0,2259
0,3431
0,0246
qs
qs
4,275mL
= (19 x 32,1) + (19 x 12,4) + (28,5 x 80) + (20 x 62) + (8 x 46)/ 100
= 47,335 %
Perhitungan ADI
Propilenglikol
Umur
0-3 bulan
3-16 bulan
6-12 bulan
BB/Kg
3,05-5,65
5,65-7,05
7,05-7,85
25 mg/Kg BB
76,25-141,25 mg
141,25-176,25 mg
176,25-196,25 mg
BJ = 1,120 g/ml
BB/kg
3,05-5,65
5,65-7,05
7,05-7,85
[50]
10 mg/KgBB
30,5-56,5 mg
56,5-70,5 mg
70,5-78,5 mg
BAB VII
RANCANGAN PRODUKSI
7.1 Alat dan Bahan
ALAT
BAHAN
Timbangan
Mortir
Batang pengaduk
Botol coklat
Kertas perkamen
Gelas ukur
Erlenmeyer
Pipet tetes
Beaker glass
Viskometer Hoeppler
Piknometer
Parasetamol
Propilenglikol
PEG 400
Saccharin Na
Sorbitol
Dapar fosfat
Natrium Benzoat
Aquadest
Kemudian campuran larutan dari Na benzoat, allura dan essence dimasukkan kedalam
larutan campuran Paracetamol, PEG 400 dam Glycerin yang tadi sudah homogen.
Kemudian aduk ad homogen.
Masukkan kedalam botol, beri label, sendok takar.
Masukkan kedalam kemasan kotak syrup.
Formula 2 Sirup Parasetamol
Cara Peracikan:
Disiapkan alat dan bahan
1.
Kalibrasi botol ad 60ml
2.
Ditimbang PEG 400
3.
Ditimbang propilenglikol
4.
[52]
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
PEG 400 dan propilenglikol dicampur jadi satu kedalam beker glass
Ditimbang paracetamol
Dimasukkan paracetamol kedalam beaker glass no.5
Ditimbang sorbitol kemudian dilarutkan dengan aquadest yang larut
Dimasukkan kedalam campuran beaker glass no.
Ditimbang Na benzoat dimasukkan kedalam beaker glass
Ditimbang Na2HPO4 dan NaH2PO4
Ditambah pewarna dan perasa q.s
Dimasukkan kedalam botol tambahkan aquadest ad tanda kalibrasi
Kocok ad homogen dan diberi etiket
[53]
Cara Peracikan
1. Ditimbang paracetamol masukkan kedalam beaker glass
2. Ditimbang propilenglikol, glycerin, dan PEG 400 dimasukkan ke dalam
beaker glass, aduk ad homogen
3. Campuran (No.2) dimasukkan sedikit demi sedikit ke (No.1) ad PCT
terlarut sempurna
4. Ditimbang Na Benzoat
5. Ditimbang Na2HPO4 dan NaH2PO4 kemudian masukkan didalam beaker
glass
6. Dapar dan Na Benzoat dilarutkan dalam aquades, dimasukkan ke dalam
campuran (No.3)
7. Ditimbang sorbitol dan masukkan ke dalam capuran (No. 6) aduk ad
homogen
8. Diberi essence dan pewarna secukupnya
9. Dimasukkan kedalam botol, beri label, sendok takar, masukkan botol yang
sudah berisi larutan kedalam kemasan botol atau kotak botol.
Cara Peracikan Formula 3 Secara Skematis
Propilenglikol, glycerin dan PEG 400, diaduk ad homogen.
Masukkan campuran pelarut ke dalam beaker yang berisi paracetamol, aduk
ad PCT terlarut sempurna
Larutkan dapar dan Na benzoat dalam aquades kemudian masukkan ke dalam
campuran yang berisi PCT
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Cara peracikan:
1. Timbang paracetamol
2. Timbang PEG 400 dicawan porselen, masukkan kedalam beaker glass.
3. Timbang gliserin dicawan porselen, masukkan ke (No.2)
4. Timbang PG dicawan porselen, masukkan ke (No.3)
5. (No.3) aduk ad homogen.
6. Masukkan paracetamol sedikit demi sedikit kedalam campuran (No.5)
aduk ad larut dan homogen sampai paracetamol habis.
7. Timbang sukrosa kemudian larutkan dengan air hangat hingga larut.
8. Masukkan larutan sukrosa kedalam campuran (No.6), aduk ad
homogen.
9. Timbang NaH2PO4 dan Na2HPO4.2H2O dan larutkan dalam aquadest.
10. Campurkan larutan dapar kedalam (No.8) aduk ad larut dan tercampur
semua.
11. Timbang Na Benzoat dan larutkan ke dalam aquades yang tersisa,
masukkan ke dalam (No.10) aduk ad tercampur semua
12. Teteskan essence kedalam larutan (No.11) sedikit demi sedikit hingga
warna yang diinginkan telah sesuai.
13. Kemudian tambahkan perisa rasa tetes pertetes ad manis.
14. Kemudian tambahkan air ad 60 ml aduk ad homogen.
15. Masukkan kedalam botol 60 ml, beri label dan masukkan kedalam
kemasan sekunder yang telah dilengkapi brosur dan sendok takar.
Cara Peracikan Formula 2 dan 3 Secara Skematis
PEG 400, PG dan Glycerin.
Aduk ad homogen.
Tambahkan paracetamol sedikit demi sedikit kedalam larutan PEG 400, PG dan
Glycerin yang sudah diaduk tadi.
Kemudian aduk lagi larutan ad homogen
Sukrosa dilarutkan dalam air hangat, aduk ad homogen
[56]
Kemudian campuran larutan dari Na benzoat, allura dan essence dimasukkan kedalam
larutan campuran Paracetamol, PEG 400 dam Glycerin yang tadi sudah homogen.
Kemudian aduk ad homogen.
Masukkan kedalam botol, beri label, sendok takar.
Masukkan kedalam kemasan kotak syrup.
BAB VIII
RANCANGAN EVALUASI
1. Organoleptis
Warna : Hijau
Rasa : Manis
Bau : Melon
[57]
2. Penetapan pH
Alat
: pH meter
Prosedur
:
a. Ambil pH meter, buka penutup KCl jenuh
b. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
c. Kalibrasi pH meter dengan larutan pH standar
d. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
e. Tuang sediaan dalam gelas beker 60 ml
f. Celupkan elektrode kedalam sediaan ad terbenam
g. Baca pH yang tertera pada alat
3. Berat jenis
Alat
: Piknometer dan timbangan analitik.
Prosedur
:
Bersihkan piknometer
a.
Dinginkan piknometer ad suhu 20C
b.
Timbang piknometer kosong catat hasil penimbangan sebagai W1
c.
Isilah piknometer dengan aquadest ad penuh lalu timbang pada suhu 20C
d.
dan catat hasil penimbangan sebagai W2 aquadest.
Isilah piknometer dengan larutan uji ad penuh lalu timbang pada suhu 20C
e.
dan catat hasil penimbangan sebagai W2 larutan.
f. Hitung berat jenis dengan memasukkan data yang diperoleh dalam rumus.
Rumus berat jenis :
W1 W2
V
Keterangan :
= berat jenis
V = volume piknometer
W1 = berat piknometer kosong
W2 = berat piknometer + sediaan
4. Viskositas
Alat
: Viskosimeter Cap and Bob
Cara kerja
:
a. Cuci alat viskometer cap and bob dengan aquadest dan keringkan
menggunakan tisu.
b. Masukkan zat uji sebanyak 100 ml ke dalam viskometer.
[58]
c.
d.
e.
f.
BAB IX
HASIL
[59]
Fungsi
Bahan aktif
Kosolven
Kosolven
Kosolven
Pengawet
Pemanis
Dapar (asam)
Dapar (garam)
Perasa
Pewarna
Pelarut
Rentang Kadar
20-35%
0,02-0,5%
15-25%
10-25%
0,02-0,5%
% Digunakan
2,4 %
20 %
0,1 %
25 %
20 %
0,2 %
32,3 %
Kadar
15-25%
10-25%
<50%
0,02-0,5%
0,02-0,5%
% yang
digunakan
5%
24%
15%
25%
0,2%
0,25%
30,55%
Jumlah
1,44 g
17,88 g
0,0516 g
16,80 g
12,4580 g
0,18 g
0,0984 g
1,3724 g
q.s
q.s
19,38 ml
Jumlah (g)
0,75g
4,03g
2,34g
4,7g
0,05g
0,03g
0,3431g
0,0246g
qs
qs
4,58mL
Warna
: Merah cabe
[60]
Rasa
Bau
: Manis, pahit
: Lecy
2. Penetapan pH
pH yang direncanakan
:7
pH hasil evaluasi
: 5,3
3. Berat jenis
Rumus berat jenis :
= berat jenis
= volume piknometer
W1 W2
V
= 1,1483
= 4,53 cps
Drop Parasetamol
1. Organoleptis
Warna
: Hijau
Rasa
: Manis, pahit
Bau
: Melon
2. Penetapan pH
pH yang direncanakan
:7
pH hasil evaluasi
: 5,70
3. Berat jenis
Rumus berat jenis :
W1 W2
V
[61]
Keterangan :
= berat jenis
= volume piknometer
Hasil BJ ke 1
Hasil BJ ke 2
Rata-rata
4. Viskositas
= 1,07 gram/ml
= 1,25 gram/ml
= 1,13
Rata-rata
= 7,6 cps
BAB X
PEMBAHASAN
Parasetamol adalah metabolit aktif dari fenitoin yang bertanggung jawab
akan efek analgesiknya. Parasetamol dapat menghambat prostaglandin lemah dalam
jaringan perifer dan tidak memiliki efek inflamasi yang signifikan. Efek antipiretik
[62]
berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh dari masing-masing sediaan yang mana
formulasi 2 dari sirup dan drop memiliki hasil yang paling mendekati ketentuan atau
syarat yang ditetapkan. Alasan pemilihan formulasi skala besar antara lain karena
memiliki pH yang masuk rentang pH spesifikasi (5,5-6,5), bahan aktif mudah larut
dalam pelarut campuran yang tersedia, memiliki rasa dan bau yang cukup aseptabel,
memiliki viskositas yang sesuai untuk kemudahan dalam penuangan dan kenyamanan
dalam menelan.
Berikut komposisi dari sediaan sirup dan drop yang dipilih untuk sediaan skala besar:
Sirup: Parasetamol (zat aktif), Propilenglikol dan PEG 400 (co solven), Sorbitol dan
Saccharin Na (pemanis), Na2HPO4 dan NaH2PO4 (dapar), Natrium Benzoat
(pengawet), perisa leci, pewarna merah cabe dan pelarut aquades.
Drop: Parasetamol (zat aktif), Propilenglikol, PEG 400 dan Gliserin (co solven),
Saccharin Na (pemanis), Na2HPO4 dan NaH2PO4 (dapar), Natrium Benzoat
(pengawet), perisa Melon, pewarna Hijau dan pelarut aquades.
Elektrolit-elektrolit lemah dan molekul-molekul non polar seringkali
mempunyai kelarutan dalam air yang buruk, kelarutannya biasanya dapat
ditingkatkan dengan penambahan suatu pelarut yang dapat bercampur dengan air,
dimana dalam pelarut-pelarut yang digunakan dalam kombinasi untuk meningkatkan
kelarutan zat terlarut dikenal dengan nama kosolven.
Pada pembuatan sediaan sirup dan drop ini digunakan pelarut campur
(kosolven) untuk menaikkan kelarutan. Untuk memperkirakan kelarutan suatu zat
dalam pelarut campur harus dilihat harga konstanta dielektriknya (KD). Dimana
semakin tinggi harga konstanta dielektriknya, kepolarannya semakin tinggi. Dalam
percobaan ini di dapat harga KD pelarut campur yaitu 47,76. Suatu pelarut campur
yang ideal mempunyai harga konstanta dielektrik antara 25 sampai 80. Dalam
percobaan ini dihasilkan pelarut campur yang memenuhi persyaratan pelarut yang
ideal. Selain itu, formula terpilih ini memiliki KD mendekati KD formula baku
sehingga dapat menjamin kelarutan bahan obat.
Adapun komposisi larutan salah satunya yaitu pengawet antimikroba. Disini
pengawet yang dimaksud adalah jumlah pengawet yang dibutuhkan untuk menjaga
sirup terhadap pertumbuhan mikroba berbeda-beda sesuai dengan banyaknya air yang
tersedia untuk pertumbuhan, sifat dan aktivitas sebagai pengawet yang dipunyai oleh
beberapa bahan formulasi dan dengan kemampuan pengawet itu sendiri. Suatu
pengawet yang ideal dapat secara kualitatif ditentukan sebagai salah satu yang
memenuhi kriteria sebagai berikut: Pengawet harus efektif terhadap mikroorganisme
spectrum luas, pengawet harus stabil secara fisika, kimia dan mikrobiologi selama
waktu berlaku produk tersebut, Pengawet harus tidak toksik, tidak mensensitisasi
larutan dan dengan memadai dapat bercampur dengan komponen. Pemilihan Na
[64]
layak atau tidak dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Pada seminggu penyimpanan
sediaan masih tetap stabil, tidak terlihat adanya tanda-tanda pertumbuhan mikroba
pada sediaan. Tidak adanya pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme pada sediaan
dipengaruhi oleh adanya Natrium Benzoat. Pengawet ini berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghambat sintesis protein
dari mikroorganisme tersebut.
BAB XI
PENUTUP
11.1 Kesimpulan
Pada percobaan ini, formulasi terpilih untuk dijadikan skala besar adalah
formula 2 dari sediaan sirup dan drop. Pemilihan formulasi untuk sediaan skala besar
[66]
berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh dari masing-masing sediaan yang mana
formulasi 2 dari sirup dan drop memiliki hasil yang paling mendekati ketentuan atau
syarat yang ditetapkan. Alasan pemilihan formulasi skala besar antara lain karena
memiliki pH yang masuk rentang pH spesifikasi (5,5-6,5), bahan aktif mudah larut
dalam pelarut campuran yang tersedia, memiliki rasa dan bau yang cukup aseptabel,
memiliki viskositas yang sesuai untuk kemudahan dalam penuangan dan kenyamanan
dalam menelan.
Dalam melakukan evaluasi sediaan larutan, pengujian sifat fisika terhadap
sediaan sangat diperlukan karena hal ini berpengaruh terhadap mutu fisik sediaan.
Pengujian sifat fisika yang dilakukan adalah uji organoleptic, viskositas, BJ, dan pH
sediaan.
Uji Organoleptik bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan berupa
tampilan, rasa, bentuk serta warna sediaan yang dibuat. Formula drop dan sirup
memiliki bentuk, rasa, warna dan bau tidak berubah selama seminggu penyimpanan.
Evaluasi BJ dilakukan dengan alat piknometer. Evaluasi ini dilakukan
terhadap semua formula pada suhu 200C. BJ sediaan yang diharapkan adalah
mendekati BJ air, yaitu 1. Dari percobaan yang kami lakukan, BJ yang diperoleh dari
sediaan sirup dan drop adalah mendekati 1.
Evaluasi pH dilakukan untuk mengetahui pH sediaan yang berhubungan
dengan kelarutan zat aktif. pH yang diperoleh pada sediaan sirup tidak masuk rentang
spesifikasi sedangkan pada sediaan drop masuk rentang spesifikasi.
Uji viskositas atau kekentalan perlu dilakukan, karena kekentalan adalah salah
satu sifat cairan yang berhubunagn erat dengan hambatan untuk mengalir. Dalam
sediaan sediaan sirup dan drop memiliki kekentalan yang normal dimana dapat
memperbaiki kemampuan penuangan dan meningkatkan aseptabilitas dalam menelan
sediaan.
11.2 Saran
Perlu diperhatikan rancangan formulasi sediaan mulai dari pemilihan bahan
tambahan yang kompetibel dengan zat aktif, penentuan kadar bahan eksipien serta
urutan langkah-langkah pengerjaan pembuatan larutan agar memperoleh produk yang
sesuai dengan spesifikasi sediaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anief. Moch. 2000. Ilmu Meracik Obat; Teori dan Praktik. Gadjah Mada Press,
Yogyakarta
[67]
Ansel, H.C. 1981. Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms. Lea & Febiger,
Philadelphia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke3.Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Lachman. L. 1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri. terjemahan Siti Suyatmi. UI
Press, Jakarta.
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran: EGC, Jakarta.
Howard, Ansel C 1982, Pengantar bentuk sediaan farmasi, Jakarta
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1995, Farmakologi
dan Terapi, Edisi IV Jakarta
American Hospital Formulary Services Drug Information, 1998
Kibbe, Orthur H, 2000. Hand Book of Pharmaceutical Excipient, Edisi III. Penerbit:
Pharmaceutical Press. USA
LAMPIRAN
SIRUP
KEMASAN PRIMER
[68]
KEMASAN SEKUNDER
BROSUR
VeeMol
Parasetamol
Sirup
KOMPOSISI
[69]
EFEK SAMPING
Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan
sakit hati.
Reaksi hipersensitivitas.
PERHATIAN
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal.
Bila setelah 2 hari demam tidak menurun/ setelah 5 hari nyeri tidak
menghilang, segera hubungi Unit Pelayanan Kesehatan.
Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alcohol, dapat
meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati.
DOSIS
1-2 tahun
2-6 tahun
6-9 tahun
9-12 tahun
: PT Liquida 1
Malang - Indonesia
DROPS
KEMASAN PRIMER
[70]
KEMASAN SEKUNDER
BROSUR
J.COOL
Parasetamol
Tetes
[71]
KOMPOSISI
Tiap 0.6 ml mengandung Parasetamol 30mg
FARMAKOLOGI
Mengandung Parasetamol yang bekerja sebagai analgesic, bekerja dengan meningkatkan ambang rasa
sakit dan sebagai antipiretik , diduga bekerja langsung pada pusat penghantar panas di hipotalamus.
INDIKASI
Diindikasikan untuk meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi, menurunkan demam
yang menyertai influenza dan demam setelah imunisasi.
KONTRA-INDIKASI
Hipersensitivas terhadap Parasetamol.
Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.
EFEK SAMPING
Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan sakit hati.
Reaksi hipersensitivitas.
PERHATIAN
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal.
Bila setelah 2 hari demam tidak menurun/ setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera
hubungi Unit Pelayanan Kesehatan.
Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alcohol, dapat eningkatkan resiko
kerusakan fungsi hati.
DOSIS
Dibawah 1 tahun
: 0,6 ml, 3-4 kali sehari.
1-2 tahun
: 0,6 ml 1,2 ml, 3-4 kali sehari
Atau menurut petunjuk dokter.
KEMASAN
Botol dengan isi bersih 15ml.
No Reg : DBL 201310410
PENYIMPANAN
Simpan oada suhu kamar (25-30 C), terlindung dari cahaya.
Dibuat Oleh
: PT Liquida 1
Malang - Indonesia
[72]
[73]