Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FARMAKOLOGI
OBAT ASAM MEFANAT

DISUSUN OLEH:
1. Alfiqqi Putra Salindri ( 2221005)
2. Amelia Ghufa Arta ( 222108)
3. Lailatul Istianah (2221043)
4. Senda Amelia (221077)

Dosen pengampuh
dr.Endy Averosely Passaray

Mata kuliah
FARMAKOLOGI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
STIKes Dona Palembang
Tahun Akademik 2023/2024
Kata pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah ini dengan baik dan tanpa kendala apapun.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama dosen
pengajar bapak dr. dr.Endy Averosely Passaray kedua orang tua dan teman-teman
seperjuangan.

Makalah berjudul “obat Asam mefanat” ini disusun untuk memenuhi tugas semester
3 mata kuliah FARMOLOGI.

Topik yang kami bahas dalam makalah ini obat Asam mefanat adalah. Kami
membahas topik ini karena merasa tertarik untuk mengeksplorasi lebih dalam tentangOBAT
ASAM MEFANAT. Hal ini memotivasi kami untuk melakukan penelitian yang teliti dan
menyajikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca.

Selama proses penulisan makalah ini, kami mencari informasi baik secara mandiri
maupun dari internet baik petunjuk yang ada di lapangan maupun petunjuk yang kami dapatkan
dari internet untuk dijadikan bahan dalam penulisan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan baru bagi
pembaca. Namun, perlu diingat bahwa makalah ini hanya merupakan refleksi pengetahuan dan
pemahaman kami saat ini, dan mungkin masih terdapat ruang untuk penelitian lebih lanjut dan
perspektif yang berbeda.

Palembang 09, November 2023

Penulis

2
Daftar isi

BAB 1 ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
Latar Belakang .................................................................................................................. 4
Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 5
Pengertian ......................................................................................................................... 5
Indikasi.............................................................................................................................. 5
Kontra indikasi .................................................................................................................. 6
Farmakokinetik.................................................................................................................. 6
Farmakodinamik ................................................................................................................ 7
Efek Samping .................................................................................................................... 7
Dosis ................................................................................................................................. 8
BAB III ................................................................................................................................. 9
PENUTUP ............................................................................................................................ 9
KESIMPULAN ................................................................................................................. 9
Saran ................................................................................................................................. 9

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analgetika merupakan suatu senyawa atau obat yang dipergunakan untuk
mengurangi rasa sakit atau nyeri (diakibatkan oleh berbagai rangsangan pada tubuh
misalnya rangsangan mekanis, kimiawi dan fisis sehingga menimbulkan kerusakan pada
jaringan yang memicu pelepasan mediator nyeri seperti brodikinin dan prostaglandin yang
akhirnya mengaktivasi reseptor nyeri di saraf perifer dan diteruskan ke otak) yang secara
umum dapat dibagi dalam
dua golongan, yaitu analgetika non narkotik (seperti: asetosat, parasetamol) dan
analgetika narkotik seperti : morfin. Untuk mengurangi atau meredakan rasa sakit atau
nyeri tersebut maka banyak digunakan obat-obat analgetik (seperti parasetamol, asam
mefenamat dan antalgin). Berdasarkan kerja farmakologisnya, analgetika perifer (non-
narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Analgetika narkotik, khusus digunakan untuk mengahalau rasa nyeri hebat, seperti pada
fractura dan kanker. Penggunaan analgetika perifer mampu meringankan atau
menghilangkan rasa nyeri, tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga
tidak menimbulkan ketagihan. Kombinasi dari dua atau lebih analgetika sering kali
digunakan, karena terjadi efek potensiasi.
Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini
cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada
sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat
Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer inijuga tidak mengakibatkan efek
ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan Obat Analgetika jenis
Analgetik Narkotik). Efek samping obat-pbat analgesik perifer: kerusakan lambung,
kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Asam Mefenamat?
2. Apa indikasi dari Asam Mefenamat ?
3. Apa kontra indikasi dari Asam Mefenamat?
4. Bagaimana farmakokinetik obat Asam Mefenamat?
5. Bagaimana farmakodinamika obat Asam Mefenamat?
6. Apa efek samping dari Asam Mefenamat ?
7. Berapa dosis dari Asam Mefenamat?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Asam Mefenamat
2. Mengetahui indikasi dari Asam Mefenamat
3. Mengetahui kontra indikasi dari Asam Mefenamat
4. Mengetahui farmakokinetik obat asam mefenamat
5. Mengetahui farmakodinamika obat Asam Mefenamat.
6. Mengetahui efek samping dari Asam Mefenamat
7. Mengetahui dosis yang tepat dalam penggunaan Asam

4
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian
Nama & Struktur Kimia N-(2,3-Xylyl) antranilic acid. Sifat fisiko kimia
Pemberian serbuk hablur, putih atau hampir putih; melebur padasuhu lebih kurang
230oC disertai peruraian, larut dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar larut dalam
kloroform; sukar larut dalam etanol dan dalam methanol; praktis tidak larutdalam
air.Asam mefenamat memiliki kelarutan yang kecil dalam air (0,0041 g/100 ml
(25°C)dan 0,008 g/100 ml (37°C) pada pH 7,1). Kelarutan asam mefenamat yang kecil
dalam air
menjadikan tahap penentu kecepatan terhadap bioavailabilitasnya adalah laju
disolusi asam mefenamat dalam media aqueous. Asam Mefenamat adalah termasuk
obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai NSAID (Non Steroid
AntiinflammatoryDrugs). Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein
plasma,sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Penggunaan
Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu
menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem
susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran.
Oba tAnalgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak
mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan
Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik). Asam mefenamat juga termasuk dalam label
obat keras
(lihat label gambar pada kemasan) yang artinya harus dengan resep dokter serta
penggunaanya perlu diawasi.
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam
mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat
antikoagulan harus diperhatikan. Adapun nama dagang obat yang mengandung
asam mefenamat adalah mefamat, mefinter, mefix, megastan, panstonal forteponstan,
pondex, ponalar. Sediaan yang beredar di pasaran: Ponstan, mefinal, mefamat, stanza,
molasic dan lain sebagainya.

2. Indikasi
Adapun indikasi – indikasi dari asam mefenamat :
1) Sebagai obat yang memiliki efek efek antipiretik
2) Nyeri perut ketika masa menstruasi (dysmenorrhoea)
3) Pendarahan yang tidak normal pada saat menstruasi
4) Sakit kepala
5) Penyakit yang disertai dengan radang
6) Nyeri otot (myalgia)
7) Osteoarthritis
8) Nyeri dan inflamasi
9) Nyeri pada saat melahirkan
10) Nyeri ketika dioperasi
11) Sakit gigi

5
3. Kontra indikasi
Dalam pemberian asam mefenamat harus diperhatikan karena asam mefenamat
sering merangsang dan merusak lambung. Adapun kontraindikasi dari asam
mefenamat:
a. Hipersensitivitas
b. Acetyl-salicylic acid (ASA) Alergi
c. Ulkus / inflamasi GI
d. Late pregnancy
e. Asam mefenamat keluar bersama air susu ibu (ASI).
Oleh karena itu,wanita menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi asam mefenamat.
f. Tidak diberikan pada anak-anak tahun <14 atau pasien usia lanjut, sebab dapat
menyebabkan efek samping yang lebih parah.
g. Wanita hamil juga sebaiknya tidak mengonsumsi asam mefenamat, sebab walaupun
belum dapat dipastikan asam mefenamat dapat membahayakan janin di dalam
kandungan, beberapa obat yang satu golongan dengan asam mefenamat terbukti dapat
mengganggu perkembangan jantung janin di dalam kandungan.
h. Asam mefenamat juga tidak boleh diberikan kepada orang-orang yang alergi
terhadap salah satu obat golongan NSAIDS (misalnya yang mengandung ketoprofen,
naproxen,diclofenac, fenoprofen, flurbiprofen, indomethacin, nabumetone, oxaprozin,
piroxicam, dan lain-lain
i. Penderita hipertensi (tekanan darah tinggi).
j. Peminum alcohol

4. Farmakokinetik
Asam mefenamat diabsorbsi dengan cepat dari saluran gastrointestinal apabila
diberikan secara oral. Kadar plasma puncak dapat dicapai 1 sampai 2 jam setelah
pemberian 2x250 mg kapsul asam mefenamat; Cmax dari asam mefenamat bebas
adalah sebesar 3.5μg/mL dan T1/2 dalam plasma sekitar 3 sampai 4 jam. Pemberian
dosis tunggal
secara oralsebesar 1000 mg memberikan kadar plasma puncak sebesar 10
μg/mL selama 2 sampai 4 jam dengan T1/2 dalam plasma sekitar 2 jam. Pemberian
dosis ganda memberikan kadar plasma puncak yang proporsional tanpa adanya bukti
akumulasi dari obat. Pemberian berulang asammefenamat (kapsul 250 mg)
menghasilkan kadar plasma puncak sebesar 3.7 sampai 6.7μg/mL dalam 1 sampai 2.5
jam setelah pemberian masing-masing dosis.
Asam mefenamat memiliki dua produk metabolit, yaitu hidroksimetil dan
turunan suatu karboksi, keduanya dapat diidentifikasi dalam plasma dan urin. Asam
mefenamat Dan metabolitnya berkonjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian besar
6
diekskresikan lewat urin, tetapi ada juga sebagian kecil yang melalui feces. Pada
pemberian dosis
tunggal, 67%dari total dosis diekskresikan melalui urin sebagai obat yang tidak
mengalami perubahan atausebagai 1 dari 2 metabolitnya. 20-25% dosis diekskresikan
melalui feces pada 3 hari pertama.

5. Farmakodinamik
Asam mefenamat termasuk kedalam golongan (NSAID), maka kerja utama
kebanyakan nonsteroidal anti inflammatory drugs (NSAID) adalah sebagai penghambat
sintesis prostaglandin, sedangkan kerja utama obat anti radang glukokortikoid
menghambat pembebasan asam arakidonat. Asam mefenamat bekerja dengan
membloking aktivitas dari suatu enzim dalam tubuh yang dinamakan siklooksigenase.
Siklooksigenase adalah enzim yang berperan pada beberapa proses produksi
substansi kimia dalam tubuh, salah satunya adalah prostaglandin. Prostaglandin
diproduksi dalam merespons kerusakan/adanya luka atau penyakit lain
yangmengakibatkan rasa nyeri, pembengkakan dan peradangan.
Prostaglandin (PG) sebenarnya bukan sebagai mediator radang, lebih tepat
dikatakan sebagai modulator dari reaksi radang. Sebagai penyebab radang, PG bekerja
lemah, berpotensi kuat setelah berkombinasi denganmediator atau substansi lain yang
dibebaskan secara lokal, autakoid seperti histamin,serotonin, PG lain dan leukotrien.
Prostaglandin paling sensibel pada reseptor rasa sakit didaerah perifer.
Prostaglandin merupakan vasodilator potensial, dilatasi terjadi pada arteriol,
prekapiler, pembuluh sfingter dan postkapiler venula. Walaupun PG merupakan
vasodilator potensial tetapi bukan sebagai vasodilator niversal. Selain PG dari alur
sikooksigenase jugadihasilkan tromboksan. Tromboksan A2 berkemampuan
menginduksi agregasi platelet maupun reaksi pembebasan platelet

6. Efek Samping
Asam mefenamat juga termasuk dalam label obat keras (lihat label gambar pada
kemasan) yang artinya harus dengan resep dokter serta penggunaanya perlu diawasi.
Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan
obat antikoagulan harus
diperhatikan. Seperti obat lainnya, asam mefenamat memiliki efek samping yaitu :
a) Efek samping asam mefenamat yang paling menonjol adalah kemampuannya
merangsang dan gejala iritasi terhadap mukosa lambung. Oleh karena itu, asam
mefenamat sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang mempunyai sakit mag atau
gangguan lambung lainnya.
Risiko perdarahan lambung ini akan lebih besar lagi pada peminum alkohol. Untuk
mengurangi risiko gangguan lambung, sebaiknya obat-obat yang mengandung asam
mefenamat dikonsumsi bersama makanan atau susu.
b) Asam mefenamat juga dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, diare, mual dan
muntah bagi orang-orang yang peka. Kadang-kadang juga dapat terjadi gangguan

7
penglihatan dan pendengaran, penglihatan menjadi kabur dan telinga berdenging. Asam
mefenamat juga
dapat menyebabkan kantuk. Karena itu, orang yang sedang mengonsumsi asam
mefenamat dilarang mengendarai kendaraan, menjalankan mesin, dan melakukan
aktivitas lain yang memerlukan kesadaran tinggi.
c) Perdarahan yang cukup parah di lambung dapat terjadi jika mengonsumsi asam
mefenamat dalam jangka waktu cukup lama ditandai dengan kotoran (faeces)
berubahwarna menjadi kehitaman, atau terdapat bercak-bercak darah dan terjadi
muntah darah. Over dosis asam mefenamat biasanya ditandai dengan mual, muntah,
perdarahan lambung, pusing, sakit kepala, diare, telinga berdenging, penglihatan kabur,
berkeringat banyak, napas melemah, kejang, dan dapat mengakibatkan kematian.
d) Wanita hamil juga sebaiknya tidak mengonsumsi asam mefenamat, sebab walaupun
belum dapat dipastikan asam mefenamat dapat membahayakan janin di dalam
kandungan, beberapa obat yang satu golongan dengan asam mefenamat terbukti dapat
mengganggu perkembangan jantung janin di dalam kandungan

7. Dosis
Pemberian asam mefenamat harus berdasarkan penyakit dan dosis yang tepat
untuk menghindari terjadinya overdosis dan efek samping. Sediaan asam mefenamat :
Caps. 250mg, Tab. 500mg.
a) Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500 mg sehari. Dosis yang dianjurkan
untuk nyeri akut pada dewasa.
b) anak diatas 14 tahun adalah 500 mg sebagai dosis awal yang di ikuti dengan 250 mg
tiap 6 jam bila diperlukan, biasanya tidak lebih dari satu minggu.
c) Untuk mengatasi nyeri haid, dosis yang dianjurkan adalah 500 mg sebagai dosis awal
yang diikuti dengan 250 mg tiap 6 jam, penggunaan tidak boleh lebih dari 2 sampai 3
hari yang dimulai saat menstruasi hari pertama atau pada saat adanya rasa nyeri

8
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Asam Mefenamat adalah termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai
NSAID (Non Steroidal Antiinflammatory Drugs). Adapun nama dagang obat yang
mengandung asam mefenamat adalah mefamat, mefinter, mefix, megastan, panstonal
forteponstan, pondex, ponalar. Asam mefenamat di indikasikan untuk nyeri perut ketika
masa menstruasi (dysmenorrhoea), pendarahan yang tidak normal pada saat
menstruasi, sakit kepala, penyakit
yang disertai dengan radang, nyeri otot (myalgia), osteoarthritis, nyeri dan inflamasi,
nyeri pada saat melahirkan, nyeri ketika dioperasi, sakit gigi. Kontra indikasi obat pada
penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif
terhadap asam
mefenamat. Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan
peradangan saluran cerna.

Saran
Asam mefenamat adalah termasuk jenis obat keras maka penggunaan memerlukan
resep dokter atau apoteker penyaji obat tersebut serta penggunaanya perlu diawasi

Anda mungkin juga menyukai