Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MATA KULIAH FARMAKOLOGI

FARMAKODINAMIK DAN FARMAKOKINETIK

Disusun oleh:
Kelompok 1

Dea Falentina P07220116008


Dita Pramasari P07220116009
Nina Karmila P07220116023
Novia Dwi Sagita P07220116024
Wury Astuty P07220116037
Yaumil P07220116038

Prodi D3 Keperawatan Samarinda


Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Samarinda
Tahun 2017
MAKALAH MATA KULIAH FARMAKOLOGI
FARMAKODINAMIK DAN FARMAKOKINETIK

Disusun oleh:
Kelompok 1

Dea Falentina P07220116008


Dita Pramasari P07220116009
Nina Karmila P07220116023
Novia Dwi Sagita P07220116024
Wury Astuty P07220116037
Yaumil P07220116038

Prodi D3 Keperawatan Samarinda


Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Samarinda
Tahun 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunianya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna
memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi ini dapat selesai sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi, namun
atas bantuan, dorongan, dan bimbingan, maka kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Ns wiyadi S.kep.., M.Sc, selaku dosen koordinator mata kuliah
Farmakologi yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam
pembuatan makalah ini.
2. Bapak Mustamin S.kep., M.Biomed., selaku dosen mata kuliah Farmakologi
yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam pembuatan makalah
ini.
3. Bapak Purnawarman, S.Farm,Apt.,M.Farm, selaku dosen mata kuliah
Farmakologi yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam
pembuatan makalah ini.
4. Ibu Rina Loriana, S. Pd., M. Kes., selaku dosen mata kuliah Farmakologi
yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam pembuatan makalah
ini.
Tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini
terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini.
Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk
kedepannya.
Samarinda, 16 Januari 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Amoxicillin .................................................................................. 3
1. Farmakodinamik Amoxicillin ............................................... 3
2. Farmakokinetik Amoxicillin ................................................. 3
B. Asam Mefenamat ......................................................................... 4
1. Farmakodinamik Asam Mefenamat...................................... 5
2. Farmakokinetik Asam Mefenamat........................................ 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 7
A. Kesimpulan .................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antibiotik merupakan salah satu jenis obat yang tergolong sebagai obat keras,
yang dalam penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Manfaat antibiotik
ini adalah untukmenekan dan menghentikan perkembangan perkembangan
bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang berada dalam tubuh. Manfaat
antibiotik yang paling sering digunakan adalah untuk mencegah terjadinya
infeksipada luka. Amoxicillinmerupakan salah satu obat yang termasuk kedalam
obat antibiotik. zat aktif yang terdapat dalam obat antibiotik AMOXICILLIN
adalah Amoxicillin. Zat aktif inilah yang akan dibahas lebih mendalam dalam
makalah ini.
Analgetika merupakan suatu senyawa atau obat yang dipergunakan untuk
mengurangi rasa sakit atau nyeri (diakibatkan oleh berbagai rangsangan pada
tubuh misalnya rangsangan mekanis, kimiawi dan fisis sehingga menimbulkan
kerusakan pada jaringan yang memicu pelepasan mediator nyeri seperti
brodikinin dan prostaglandin yang akhirnya mengaktivasi reseptor nyeri di saraf
perifer dan diteruskan ke otak) yang secara umum dapat dibagi dalam dua
golongan, yaitu analgetika non narkotik (seperti: asetosat, parasetamol) dan
analgetika narkotik seperti: morfin.
Untuk mengurangi atau meredakan rasa sakit atau nyeri tersebut maka banyak
digunakan obat-obat analgetik (seperti parasetamol, asam mefenamat dan
antalgin). Berdasarkan kerja farmakologisnya, analgetika perifer (non-narkotik),
yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Analgetika narkotik, khusus digunakan untuk mengahalau rasa nyeri hebat,
seperti pada fractura dan kanker.
Penggunaan analgetika perifer mampu meringankan atau menghilangkan rasa
nyeri, tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak
menimbulkan ketagihan. Kombinasi dari dua atau lebih analgetika sering kali

1
digunakan, karena terjadi efek potensiasi. Penggunaan Obat Analgetik Non-
Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau
meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau
bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-
Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan
pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan Obat Analgetika jenis
Analgetik Narkotik). Efek samping obat-pbat analgesik perifer: kerusakan
lambung, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah
yang dapat dijadikan bahan pembahasan dalam makalah ini. Berikut adalah
rumusan masalahnya:
1. Bagaimana farmakodinamik Amoxicillin?
2. Bagaimana farmakokinetik Amoxicillin?
3. Bagaimana farmakodinamik Asam mefenamat?
4. Bagaimana farmakokinetik Asam mefenamat?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui farmakodinamik Amoxicillin.
2. Mengetahui farmakokinetik Amoxicillin.
3. Mengetahui farmakodinamik Asam mefenamat.
4. Mengetahui farmakokinetik Asam mefenamat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Amoxicillin
Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin.
Obat lain yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin,
Piperacillin, Ticarcillin, dan lain lain. Karena berada dalam satu golongan maka
semua obat tersebut mempunyai mekanisme kerja yang mirip. Obat ini tidak
membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri
membentuk semacam lapisan yang melekat di sekujur tubuhnya. Lapisan ini bagi
bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari perubahan
lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak
akan mampu bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif
untuk beberapa bakteri seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli,
Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.

1. Farmakodinamik Amoxcillin
Amoxicillin (alpha-amino-p-hydoxy-benzyl-penicillin) adalah derivat dari 6
aminopenicillonic acid, merupakan antibiotika berspektrum luas yang
mempunyai daya kerja bakterisida. Amoxicillin, aktif terhadap bakteri gram
positif maupun bakteri gram negatif.
Bakteri gram positif: Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridan,
Streptococcus faecalis, Diplococcus pnemoniae, Corynebacterium sp,
Staphylococcus aureus, Clostridium sp, Bacillus anthracis. Bakteri gram negatif:
Neisseira gonorrhoeae, Neisseria meningitidis, Haemophillus influenzae,
Bordetella pertussis, Escherichia coli, Salmonella sp, Proteus mirabillis,
Brucella sp.

2. Farmakokinetik Amoxcillin
Farmakokinetik Amoxcicillin terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

3
a. Absorpsi
Amoxicillin hampir lengkap diabsorbsi sehingga konsekuensinya Amoxicillin
tidak cocok untuk pengobatan shigella atau enteritis karena salmonella, karena
kadar efektif secara terapetik tidak mencapai organisme dalam celah intestinal.
Amoxicillin stabil pada asam lambung dan terabsorpsi 74-92% di saluran
pencernaan pada penggunaan dosis tunggal secara oral. Nilai puncak konsentrasi
serum dan AUC meningkat sebanding dengan meningkatnya dosis. Efek terapi
Amoxicillin akan tercapai setelah 1-2 jam setelah pemberian per oral. Meskipun
adanya makanan di saluran pencernaan dilaporkan dapat menurunkan dan
menunda tercapainya nilai puncak konsentrasi serum Amoxicillin, namun hal
tersebut tidak berpengaruh pada jumlah total obat yang diabsorpsi (McEvoy,
2002).
b. Distribusi
Distribusi obat bebas ke seluruh tubuh baik. Amoxicillin dapat melewati sawar
plasenta, tetapi tidak satupun menimbulkan efek teratogenik. Namun demikian,
penetrasinya ke tempat tertentu seperti tulang atau cairan serebrospinalis tidak
cukup untuk terapi kecuali di daerah tersebut terjadi inflamasi. Selama fase akut
(hari pertama), meningen terinflamasi lebih permeable terhadap Amoxicillin,
yang menyebabkan peningkatan rasio sejumlah obat dalam susunan saraf pusat
dibandingkan rasionya dalam serum. Bila infeksi mereda, inflamasi menurun
maka permeabilitas sawar terbentuk kembali (Mycek, et. al., 2001).
c. Eliminasi
Jalan utama ekskresi melalui sistem sekresi asam organik (tubulus) di ginjal,
sama seperti melalui filtrat glomerulus. Penderita dengan gangguan fungsi ginjal,
dosis obat yang diberikan harus disesuaikan (Mycek, et. al., 2001).

4
B. Asam Mefenamic
Asam mefenamat merupakan salah satu jenis obat anti inflamasi non-steroid.
Obat ini berfungsi meredakan rasa sakit tingkat ringan hingga menengah, serta
mengurangi inflamasi atau peradangan.
Contoh rasa sakit akibat inflamasi yang umumnya dapat diatasi dengan asam
mefenamat adalah artritis, nyeri menstruasi, serta nyeri setelah operasi. Selain
mengatasi nyeri menstruasi, obat ini juga dapat digunakan untuk mengurangi
volume pendarahan yang parah saat menstruasi.
Asam mefenamat berfungsi menghambat enzim yang memroduksi
prostaglandin. Prostaglandin adalah senyawa yang dilepas tubuh dan
menyebabkan rasa sakit serta inflamasi. Dengan menghalangi produksi
prostaglandin, asam mefenamat akan mengurangi rasa sakit dan inflamasi.

1. Farmakodinamik Asam Mefenamic


Asam mefenamat termasuk kedalam golongan (NSAID), maka kerja utama
kebanyakan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) adalah sebagai
penghambat sintesis prostaglandin, sedangkan kerja utama obat anti radang
glukokortikoid menghambat pembebasan asam arakidonat. Asam mefenamat
bekerja dengan membloking aktivitas dari suatu enzim dalam tubuh yang
dinamakan siklooksigenase. Siklooksigenase adalah enzim yang berperan pada
beberapa proses produksi substansi kimia dalam tubuh, salah satunya adalah
prostaglandin. Prostaglandin diproduksi dalam merespons kerusakan/adanya luka
atau penyakit lain yang mengakibatkan rasa nyeri, pembengkakan dan
peradangan. Prostaglandin (PG) sebenarnya bukan sebagai mediator radang, lebih
tepat dikatakan sebagai modulator dari reaksi radang. Sebagai penyebab radang,
PG bekerja lemah, berpotensi kuat setelah berkombinasi dengan mediator atau
substansilain yang dibebaskan secara lokal, autakoid seperti histamin, serotonin,
PG lain dan leukotrien. Prostaglandin paling sensibel pada reseptor rasa sakit di
daerah perifer. Prostaglandin merupakan vasodilator potensial, dilatasi terjadi
pada arteriol, prekapiler, pembuluh sfingter dan postkapiler venula. Walaupun PG
merupakan vasodilator potensial tetapi bukan sebagai vasodilator universal.

5
Selain PG dari alur siklooksigenase juga dihasilkan tromboksan. Tromboksan
A2 berkemampuan menginduksi agregasi platelet maupun reaksi pembebasan
platelet.

2. Farmakokinetik Asam Mefenamic


Asam mefenamat diabsorbsi dengan cepat dari saluran gastrointestinal
apabila diberikan secara oral. Kadar plasma puncak dapat dicapai 1 sampai 2 jam
setelah pemberian 2x250 mg kapsul asam mefenamat; Cmax dari asam
mefenamat bebas adalah sebesar 3.5μg/mL dan T1/2 dalam plasma sekitar 3
sampai 4 jam. Pemberian dosis tunggal secara oral sebesar 1000 mg memberikan
kadar plasma puncak sebesar10 μg/mL selama 2 sampai 4 jam dengan T1/2
dalam plasma sekitar 2 jam.
Pemberian dosis ganda memberikan kadar plasma puncak yang proporsional
tanpa adanya bukti akumulasi dari obat. Pemberian berulang asam mefenamat
(kapsul 250mg) menghasilkan kadar plasma puncak sebesar 3.7 sampai
6.7μg/mL dalam 1 sampai 2.5 jam setelah pemberian masing-masing dosis. Asam
mefenamat memiliki dua produk metabolit, yaitu hidroksimetil dan turunan suatu
karboksi, keduanya dapat diidentifikasi dalam plasma dan urin. Asam mefenamat
dan metabolitnya berkonjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian besar
diekskresikan lewat urin, tetapi ada juga sebagian kecil yang melalui feses. Pada
pemberian dosis tunggal, 67% dari total dosis diekskresikan melalui urin sebagai
obat yang tidak mengalami perubahan atau sebagai 1 dari 2 metabolitnya. 20-
25% dosis diekskresikan melalui feses pada 3 hari pertama.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin.
Obat lain yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin,
Piperacillin, Ticarcillin, dan lain lain. Karena berada dalam satu golongan maka
semua obat tersebut mempunyai mekanisme kerja yang mirip. Obat ini tidak
membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri
membentuk semacam lapisan yang melekat di sekujur tubuhnya. Lapisan ini bagi
bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari perubahan
lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai-berai. Bakteri tidak
akan mampu bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif
untuk beberapa bakteri seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli,
Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.
Antibiotik beta-laktam adalah golongan antibiotika yang memiliki kesamaan
komponen struktur berupa adanya cincin beta-laktam dan umumnya digunakan
untuk mengatasi infeksi bakteri. Terdapat sekitar ± 56 macam antibotik beta-
laktam yang memiliki antivitas antimikrobial pada bagian cincing beta-laktamnya
dan apabila cincin tersebut dipotong oleh mikroorganisme maka akan terjadi
resistensi terhadap antibiotik tersebut3.2SaranMeskipun antibiotok Amoksisilin
termasuk salah satu antibiotik yang diijinkanuntuk dikonsumsi, namun obat ini
tetap memiliki efek samping jika dikonsumsi secara berlebihan atau pengguna
memiliki alergi terhadap obat ini. Oleh karna hal tersebut, penggunaan obat ini
baiknya digunakan menurut saran dan anjuran dokter.
Asam Mefenamat adalah termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan
sebagai NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs). Adapun nama dagang
obat yang mengandung asam mefenamat adalah mefamat, mefinter, mefix,
megastan, panstonal forteponstan, pondex, ponalar.

7
Asam mefenamat di indikasikan untuk nyeri perut ketika masa menstruasi
(dysmenorrhoea), pendarahan yang tidak normal pada saat menstruasi, sakit
kepala, penyakit yang disertai dengan radang, nyeri otot (myalgia), osteoarthritis,
nyeri dan inflamasi, nyeri pada saat melahirkan, nyeri ketika dioperasi, sakit gigi.
Kontra indikasi obat pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan
ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat. Pemakaian secara hati-
hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran cerna.
Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin.
Obat lain yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin,
Piperacillin, Ticarcillin, dan lain lain. Karena berada dalam satu golongan maka
semua obat tersebut mempunyai mekanisme kerja yang mirip. Obatini tidak
membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri
membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya. Lapisan ini bagi
bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungibakteri dari perubahan
lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak
akan mampu bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif
untuk beberapa bakteri seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli,
Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.SaranUntuk
menjaga khasiat obat ini, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanannya.
Amoxicillin sebaiknya disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20 sampai 25
derajat Celcius. Untuk sirop keringyang telah dicampur dengan air sebaiknya
tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2 minggu. Amoxicillin bisa diminum
baik sebelum maupun setelah makan dan obat ini sangat jarang ditemukan
berinteraksi dengan obat obat yang lain. Amoxicillin juga aman diberikan untuk
ibu hamil dan menyusui walaupun ada beberapa kasus diare yang terjadi pada
bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin.

8
DAFTAR PUSTAKA

Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas


Sriwijaya. (2008). Kumpulan kuliah farmakologi: edisi 2. Jakarta: EGC.
Kee, Joyce L. dan Evelyn R. Hayes. (1996). Farmakologi: pendekatan proses
keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai