Anda di halaman 1dari 16

Makalah

EFEK TERAPI DAN EFEK TOKSIK OBAT

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi Dasar


Dosen : Didin Ahidin, S. Farm, M. Farm, Apt.

Disusun Oleh :
Sri Sekarkuningsih NPM. 116.C 1014
Titi Sudiharti NPM. 116.C 0008
Yanti Handayani NPM. 116.C 0009
Siti Nurul Qomari NPM. 116.C 0010
Farikah NPM. 116.C.0012

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes) MAHARDIKA CIREBON
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Pertama-tama perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini

mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT sehingga dapat menyusun makalah

dengan judul Efek Terapi dan Efek Toksik Obat.

Ucapan terima kasih tak lupa disampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun

makalah ini.

Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk

menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan

maupun kesalahan. Oleh karena itu kami memohon saran serta komentar yang dapat

dijadikan motivasi untuk menyempurnakan makalah ini sehingga bermanfaat di

masa yang akan datang.

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i

Kata Pengantar ....................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

C. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Efek Terapi …............................................................................................... 3

B. Efek Toksik…............................................................................................... 4

C. Efek Samping ............................................................................................. 5

D. Upaya Pencegahan Efek Samping ............................................................. 9

E. Upaya Penanganan Efek Samping ............................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11

A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika kita menggunakan suatu obat, tentunya yang kita harapkan adalah

kesembuhan. Sembuh dari penyakit baik penyakit infeksi ataupun yang bukan

penyakit infeksi. Efek menyembuhkan yang diharapkan dari obat ini disebut dengan

efek terapi atau efek utama dari obat. Selain itu, kita sering mendengar bahwa

banyak masyarakat yang takut untuk menggunakan obat kimia karena memiliki

efek samping. Efek samping ini juga merupakan efek lain yang bisa ditimbulkan

oleh obat. Salah-salah obat juga bisa menimbulkan efek toksik yang dapat

membahayakan. Reaksi-reaksi efek samping obat yang berat jarang ditemukan,

meskipun efek-efek toksik yang berbahaya sering terjadi pada penggunaan

beberapa golongan obat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud efek terapi obat ?

2. Apa yang dimaksud efek toksik obat ?

3. Bagaimana efek samping dari obat ?

4. Bagaimana upaya pencegahan efek samping?

5. Bagaiman upaya penanganan pada efek samping ?

1
C. Tujuan

1. Mengerti apa yang dimaksud efek terapi obat.

2. Mengerti apa yang dimaksud efek toksik obat.

3. Mengetahui bagaimana efek samping dari obat.

4. Mengetahui bagaimana upaya pencegahan efek samping.

5. Mengerti bagaiman upaya penanganan efek samping.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pada dasarnya efek obat memiliki 2 macam yaitu Efek Terapeutik dan Efek

Toksik. Efek Terapeutik adalah efek obat yang bersifat sebagai terapi

penyembuhan. Efek Toksik adalah efek obat yang bersifat toksik / racun,yang

timbul jika obat digunakan berulang-ulang dan dalam dosis tinggi.

A. Efek terapi atau efek utama obat ( Main Effect = Principal Effect)

a. Efek ini adalah efek yang diharapkan dari suatu obat. Misalnya:

- Paracetamol dengan dosis 500 mg dapat menurunkan panas tubuh orang dewasa

atau pada dosis yang lebih kecil untuk anak-anak.

- Glibenklamid memberikan efek terapi menurunkan kadar gula pada penderita

diabetes.

- Morfin untuk menghilangkan rasa sakit

- Eter untuk menginduksi anastesi

- Diazepam untuk menenangkan (tranquilizer)

- Furosemid (Lasix) untuk diuresis.

b. Satu obat bisa memiliki beberapa khasiat atau efek terapi. Misalnya:

- Parasetamol disamping menurunkan panas badan, juga berefek meredakan rasa

nyeri seperti sakit kepala atau sakit gigi.

- Amlodipin bisa digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan angina.

3
B. Efek toksik (efek tambahan)

Toksik berarti racun. Berefek toksik artinya obat bisa menyebabkan

keracunan. Dalam dunia farmasi dan kedokteran, beda antara obat dan racun ada

pada dosis. Jika obat digunakan pada dosis yang melebihi dosis terapinya, obat

tersebut akan berefek sebagai racun. Obat bisa menyebabkan keracunan pada

berbagai anggota tubuh terutama anggota tubuh yang banyak dilewati oleh aliran

darah. Efek toksik sering terjadi pada:

a. Ibu hamil dan menyusui (laktasi), hal ini berkaitan dengan ada tidaknya efek

teratogenik pada obat untuk ibu hamil. Karena obat yang sifatnya lipofil dapat

menembus plasenta dan memberikan pengaruh pada bayi. Selain itu, obat juga bisa

tersalurkan lewat ASI yang diminum oleh bayi. Maka, bagi ibu hamil dan menyusui

haruslah memperhatikan keterangan obat yang hendak dikonsumsi, apakah aman

atau tidak bagi janin/bayi. Bila perlu, konsultasikan ke dokter atau apoteker.

b. Pediatri, hal ini berkaitan dengan kondisi sistem organ tubuh anak yang belum

sempurna baik fisik maupun enzim-enzim yang berperan dalam interaksi obat.

Maka, dosis anak dan dewasa seringkali dibedakan.

c. Geriatri, pada pasien geriatri, kondisi tubuh termasuk organ-organnya mengalami

penurunan fungsi akibat usia lanjut. Maka, dosis obatnya pun harus diperhatikan.

d. Pasien dengan gangguan organ tertentu, terutama hati dan ginjal, yang berperan

dalam metabolisme obat dan ekskresi (pembuangan) obat dalam tubuh. Jika organ-

organ ini terganggu, dosis juga harus diperhatikan agar tidak berbahaya.

Contoh efek toksissitas:

a.Ginjal atau nefrotoksisitas oleh obat cefalexin, cisplatin, gentamisin

4
b. Hati atau hepatotoksisitas, contoh obat parasetamol, isoniazid, clorpromazin,

karbon tetraklorida

c. Paru-paru, contoh obat amiodaron, bleomisin

d. System reproduksi, contoh obat kanker bisa menimbulkan infertilitas pada pria.

a. Toksisitas hemopetik

Efek seperti anemia sampai berbagai diskrasia (hiperkoagulabilitas) darah seperti

lekopenia, granulositopenia, agranulositosis, trombositopenia.

Contoh obat

- Kloramfenikol

- Antibiotik neomisin tidak pernah diberikan secara parenteral toksisitasnya pada

ginjal.

- Bentuk terasetilasi sulfonamida dapat mengendap pada saluran air kemih jika air

kemih bereaksi asam dan timbul batu ginjal

b. Toksisitas perilaku

Obat reserpin menimbulkan kecenderungan bunuh diri

Amfetamin menyebabkan disorientasi, bingung, dan kesukaran berkonsentrasi.

C. Efek samping (Side Effect)

Efek Samping ialah efek yang tidak menjadi tujuan utama pengobatan. Efek

ini dapat menguntungkan dan merugikan, tergantung pada kondisi dan situasi

pasien. Reaksi-reaksi efek samping obat yang berat jarang ditemukan, meskipun

efek-efek toksik yang berbahaya sering terjadi pada penggunaan beberapa golongan

obat. Mekanisme reaksi obat dibagi dalam dua kategori utama. Termasuk gologan

5
pertama sering muncul sebagai manifestasi efek farmakologi yang berlebihan,

karena itu dapat diramalkan. Golongan kedua yang dapat merupakan reaksi

imunologik atau mekanisme yang belum diketahui, umumnya merupakan hal yang

tidak dikehendaki dan tidak dapat ditemukan sampai suatu obat dipasarkan untuk

waktu lama. Oleh karena itu toksisitas ini biasanya ditemukan oleh para dokter.

Dalam hal ini termasuk waspada terhadap reaksi-reaksi yang diperantai IgE seperti

anafilaksis, urtikaria, angioedema.Tipe reaksi lain yang diperantai IgG atau IgM

dari penyakit tipe lupus eritemaosis,respon yang diperantai oleh IgG tipe penyakit

serum termasuk vaskulitis dan alergi yang diperantai sel-sel yang terlibat yang

terlibat dalam dermatitis kontak.

Efek samping obat mencakup setiap pengaruh obat yang tidak dikehendaki, yang

merugikan atau membahayakan pasien dalam dosis terapetik untuk pencegahan

atau pengobatan penyakit. Sadar akan adanya efek samping obat, maka banyak

studi dilakukan untuk menilai efek samping obat. Faktor predisposisi yang

mendasari terjadinya efek samping obat diantaranya:

1. Ras, sebagian peneliti mengemukakan bahwa orang kulit putih lebih mudah

menderita efek samping obat daripada orang kulit bewarna. Adanya perbedaan

tersebut antara lain karena ada perbedaan kecepatan metabolisme obat, misalnya

ada orang yang merupakan asetilator cepat,seperti pada drug-induced systemic

lupus erythematosis dan juga pada kasus kanker kandung kemih.

2. Kelainan genetik defisiensi atau abnormalitas pseudokolinesterase plasma.Pada

orang tersebut mengalami paralisis otot yang lebih lama atau apneu apabila

mendapatkan obat relaksan otot suksametonium.

6
3. Jenis kelamin diduga menjadi faktor predisposisi efek samping obat. Berbagai

penelitian tentang efek toksik digoksin dan perdarahan pada terapi heparin lebuh

banyak terjadi pada wanita. Agranulositosis akiban fenilbutazon dan kloramfenikol

tiga kali lebih banyak pada wanita. Anemia aplastik akibat kloramfenikol dua kali

lebih banyak pada wanita.

4. Umur lansia atau umur diatas 60 tahun lebih mudah menderita efek samping obat

dibandingkan dengan orang muda.

5. Faktor-faktor lain seperti riwayat alergi, riwayat menderita efek samping obat,

gangguan fungsi ginjal dan hati semua mempermudah terjadinya efek samping obat

terkait. Kemampuan ikatan dengan protein plasma juga berpengaruh. Bentuk

formulasi obat juga berpengaruh.

Ditinjau dari segi aspek patologi, efek samping obat dapat dibagi menjadi 2 macam

yakni:

1. Tipe A. Efek samping tipe A terjadi akibat aksi farmakologis yang normal,dapat

diperkirakan dari aksi farmakologisnya yang biasa,dan umumnya tergantung dosis.

Insidensi dan morbiditasnya tinggi, tetapi mortalitasnya rendah. Misalnya jadi

mengantuk setelah minum CTM.

2. Tipe B. Efek samping tipe B terjadi tidak berkaitan dengan aksi farmakologisnya

yang biasa. Terjadinya tidak dapat diduga. Insidensi dan morbiditasnya rendah tapi

mortalitasnya tinggi. Contohnya reaksi imunologik. Walaupun sebagian besar

gejala klinis efek samping obat dapat digolongkan dalam tipe A dan tipe B, tetapi

ada juga yang sulit dimasukan karena dua mekanisme yang berbeda kadang-kadang

7
mempunyai efek yang sama. Contohnya agranulositsis yang timbul akibat

pemberian kloramfenikol atau fenilbutazon.

3. Tipe C adalah efek samping yang sulit dideteksi, efek samping ini timbul akibat

pemakaian obat dalam jangka panjang. hubungan antar efek samping ini memang

sulit untuk dibuktikan namun sangat diduga kuat berkaitan. contohnya prevalensi

kanker payudara meningkat setelah terjadi peningkatan kontrasepsi pil kontrasepsi

orang di masyarakat.

4. Tipe D. Efek samping obat yang lambat atau delayed yang terjadi beberapa tahun

setelah terapi jangka panjang. Contohnya efek samping obat diethystilbesterol

adeno Ca vagina.

5. Tipe E. Efek pada akhir terapi (end of treatment) yang terjadi akibat penggunaan

obat yang dihentikan secara tiba-tiba. Contohnya pada penggunaan steroid yang

meng-induced cushing syndrome.

6. Tipe F. Akibat obat yang telah lama digunakan dihentikan penggunaannya secara

tiba-tiba. Contohnya adalah obat narkotika, pil KB, kortikosteroid.

Efek samping biasanya terjadi pada dosis terapi. Tingkat kejadian efek samping ini

sangat bervariasi antara satu obat dengan obat lainnya. Efek samping ini juga tidak

dialami oleh semua orang karena masing-masing orang memiliki kepekaan dan

kemampuan untuk mengatasi efek ini secara berbeda-beda. Efek samping suatu

obat bisa lebih banyak dibandingkan efek terapinya.Umumnya, efek samping obat

itu berupa :

a. Alergi

b. Gangguan pada kulit (ruam, bentol-bentol, gatal)

8
c. Gangguan pencernaan (diare, mual, muntah)

d. Gangguan sistem saraf (pusing, vertigo)

e. Gangguan kardiovaskular (jantung berdebar, hipotensi, hipertensi)

f. Gangguan saluran pernafasan (sesak nafas)

D. Upaya Pencegahan Efek Samping

Agar kejadian efek samping dapat ditekan serendah mungkin, selalu dianjurkan

untuk melakukan hal-hal berikut:

1. Selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh pasien pada

waktu-waktu sebelum pemeriksaan, baik obat yang diperoleh melalui resep dokter

maupun dari pengobatan sendiri.

2. Gunakan obat hanya bila ada indikasi jelas, dan bila tidak ada alternatif non-

farmakoterapi.

3. Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus.

4. Berikan perhatian khusus terhadap dosis dan respons pengobatan pada anak,

bayi, usia lanjut, dan pasien-pasien yang juga menderita gangguan ginjal, hepar dan

jantung. Efek samping seringkali sulit dideteksi karena kurangnya kemampuan

komunikasi, misalnya untuk gangguan pendengaran.

5. Perlu ditelaah terus apakah pengobatan harus diteruskan, dan segera hentikan

obat bila dirasa tidak perlu lagi.

6. Bila dalam pengobatan ditemukan keluhan atau gejala penyakit baru, atau

penyakitnya memberat, selalu ditelaah lebih dahulu, apakah perubahan tersebut

9
karena perjalanan penyakit, komplikasi, kondisi pasien memburuk, atau justru

karena efek samping obat.

E. Upaya Penanganan Efek Samping

Segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadi efek samping.

Bukanlah tindakan yang tepat bila mengatasi efek samping dengan menambah

konsumsi obat untuk mengobati efek yang timbul tanpa disertai dengan

penghentian obat yang dicurigai berefek samping. Hal ini justru akan bernilai tidak

efektif, dan efek samping tetap terus terjadi.

Upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek samping dan kondisi penderita.

Pada bentuk-bentuk efek samping tertentu diperlukan penanganan dan pengobatan

yang spesifik. Misalnya untuk syok anafilaksi (suatu reaksi alergi) diperlukan

pemberian adrenalin dan obat serta tindakan lain untuk mengatasi syok. Contoh lain

misalnya pada keadaan alergi, diperlukan penghentian obat yang dicurigai,

pemberian antihistamin atau kortikosteroid (bila diperlukan).

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap obat mempunyai efek masing-masing. Efek obat sendiri dibagi

menjadi 3 yairu efek utama, tambahan, dan efek samping. Efek utama adalah tujuan

dari pengobatan tersebut. Efek tambahan adalah efek toksik yang dapat timbul jika

melebihi dosis yang ditentukan.Sedangkan efek samping adalah dampak negative

yang timbul namun pada dosis yang ditentukan. Jadi, tiap obat dapat menimbulkan

efek positif dan efek negative.

Reaksi-reaksi efek samping obat yang berat jarang ditemukan, meskipun efek-efek

toksik yang berbahaya sering terjadi pada penggunaan beberapa golongan obat.

Mekanisme reaksi obat dibagi dalam dua kategori utama. Termasuk gologan

pertama sering muncul sebagai manifestasi efek farmakologi yang berlebihan,

karena itu dapat diramalkan. Golongan kedua yang dapat merupakan reaksi

imunologik atau mekanisme yang belum diketahui, umumnya merupakan hal yang

tidak dikehendaki dan tidak dapat di temukan sampai suatu obat dipasarkan untuk

waktu lama.

B. Saran

Sebagai pengguna obat, kita sebaiknya memahami berbagai efek yang bisa

ditimbulkan oleh obat yang sedang kita gunakan. Baik efek terapi, efek toksik dan

juga efek sampingnya. Pemahaman ini sangat diperlukan agar kita bisa lebih

11
waspada terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi. Informasi ini bisa

diperoleh dari dokter, apoteker atau sumber-sumber lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://allmateri.wordpress.com/2012/11/30/efek-obat/

http://konsultasiobat4awam.wordpress.com/2010/06/24/efek-yang-dapat-

ditimbulkan-oleh-suatu-obat/

http://wordofgoo.wordpress.com/2012/09/28/efek-samping-dan-toksisitas-obat/

xa.yimg.com/.../Pedoman+Visite+untuk+apoteker.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai