Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Mengidentifikasi Penggunaan Kemoterapi Parasit

Dosen Pembimbing : Nafolion Nur Rahmat, S.Kep.Ns

Di susun oleh: Kelompok 9

1. IFROH AMALIA ( 14201.09.00023)


2. NURUL IKHMALIYAH
3. LULUK WAHYUNI
4. AHMAD NURUL FAHRUZI

Progam Study S1 Keperawatan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY
ZAINUL HASAN GENGGONG
Pajarakan – Probolinggo
2018 – 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia,
pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni
Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES
Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul” Mengidentifikasi
Penggunaan Kemoterapi Parasit ’’ dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami
juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren
Zainul Hasan Genggong
2. Ns. Iin Aini Isnawaty, S.Kep.,M.Kes. sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong
3. Sinta Wahyu Sari, M.Kep., Sp. Mat sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan
4. Rizka Yunita ,S.kep.,Ns.,M.kep Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Keperawatan
5. Nafolion Nur Rahmat, S.Kep., Ns Sebagai mata ajar Ilmu Dasar Keperawatan

Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak
dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini

Probolinggo, 12 Maret 2018


DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................ 1

Kata Pengantar ....................................................................................................... 2

Daftar Isi .................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 4
1.4 Manfaat ........................................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi .......................................................................................................... 6


2.2 Pembagian/klasifikasi Kemoterapi parasit................................................. 8
2.3 Obat terpilih setiap penyakit parasit ......................................................... 6
2.4 Indikasi ......................................................................................................... 6
2.5 Efek Farmakologi ......................................................................................... 9
2.6 Efek Samping................................................................................................ 9
2.7 Intoksikasi kemoterapi penyakit parasit ................................................... 0
2.8 Penggunaan klinik........................................................................................ 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 10
3.2 Saran .................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemoterapi adalah tindakan/terapi pemberian senyawa kimia (obat) untuk


mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba di
tubuh hospes (pasien). Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnya
mikroba yang merugikan manusia. Penggolongan antimikroba dan kemoterapi Bila
pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka
akan terjadi suatu benjolan atau Tumor. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas.
Tumor yang ganas inilah yang disebut dengan Kanker. Tumor Ganas mempunyai sifat
yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian lain di seluruh tubuh untuk
berkembang menjadi Tumor yang baru. Penyebaran ini disebut Metastase. Kanker
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada
yang tumbuh tidak terlalu cepat. Terdapat kurang lebih 130 jenis penyakit Kanker,
yang mempengaruhi kondisi tubuh kita dengan berbagai macam cara dan
membutuhkan penanganan yang berbeda-beda. Tetapi semua jenis Kanker itu
memiliki kesamaan: terdiri atas sel-sel yang membelah dengan cepat dan tumbuh tak
terkontrol. Fungsi utama obat-obat Kemoterapi (Ing. Chemotherapy) adalah
mengenali dan menghancurkan sel-sel seperti ini. Kemoterapi telah digunakan sejak
tahun 1950-an. Biasa diberikan sebelum atau sesudah pembedahan. Tujuannya adalah
membasmi seluruh sel-sel Kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang
tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk mengontrol sel-sel Kanker agar tidak
menyebar lebih luas. Pengobatan Kanker tergantung pada jenis atau tipe Kanker yang
diderita dan dari mana asal Kanker tersebut. Umur, kondisi kesehatan umum pasien
serta system pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker. Pada kasus
Kanker Pengobatan utama adalah melalui: a. Pembedahan atau Operasi. b.
Kemoterapi atau dengan cara pemberian Obat-obatan. c. Radioterapi atau Penggunaan
Sinar Radiasi Pada kenyataannya Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu
macam cara pengobatan di atas, misalnya Pembedahan yang diikuti oleh Kemoterapi
atau Radioterapi, bahkan kadang pengobatan digunakan dengan 3 kombinasi
(Pembedahan, Kemotarapi dan Radioterapi).
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari kemoterapi parasit ?


2. Apa saja yang menjadi bagian/pengelompokan dari kemoterapi parasit ?
3. Apa saja obat yang terpilih didalam kemoterapi parasit
4. Apa indikasi dari penyakit parasit atau komoterapi parasit ?
5. Apa efek samping dan efek farmakologi dalam kemoterapi parasit ?
6. Bagaimana penggunaan klinik dalam kemoterapi parasit ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari kemoterapi parasit
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari kemoterapi parasit
3. Untuk Mengetahui obat apa saja yang terpilih dalam kemoterapi parasit
4. Untuk Mengetahui indikasi dari kemoterapi parasit
5. Untuk Mengetahui efek samping dan efek farmakologi dalam kemoterapi parasit
6. Untuk Mengetahui penggunaan klinik dari kemoterapi parasit

1.4 Manfaat
1. Agar kita mengetahui bagaimana cara kemoterapi dengan baik dan benar.
2. Agar mahasiswa lebih memahami apa komoterapi parasit
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa efek farmakologi dan efek samping dari suatu
kemoterapi parasit
4. Agar mahasiswa lebih bias menggunakan komoterapi disaat sudah bekerja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kemoterapi parasit
Kemoterapi parasit berasal dari kemoterapi ialah Kemoterapi adalah
tindakan/terapi pemberian senyawa kimia (obat) untuk mengurangi, menghilangkan atau
menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba di tubuh hospes (pasien). Antimikroba
adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia.
Penggolongan antimikroba dan kemoterapi.

Kemoterapi dan antimikroba lain dapat digolongkan sebagai berikut :


1. Antimikroba untuk tuberkulosa / obat tb
2. Antimikroba untuk virus/ anti virus
3. Kemoterapi untuk kanker/ obat kanker

2.2 Klasifikasi kemoterapi parasit


Kemoterapi parasit secara garis besar di bagi menjadi 4 bagian yaitu :
A. Antelmintik ( Sukorno Sukarban dan sardjono O. Santoso )
Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk memeberantas atau
mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Kebanyakan obat cacing
diberikan secara oral, pada saat makan atau sesudah makan, beberapa obat cacing
perlu diberikan bersama pencahar, daya antelmintik heksilresorinol lebih lemah
dibandingkan dengan obat-obat yang lebih baru, sedangkan hikanton metansulfonat
diaporkan memeperlihatkan efek mutagenik dan karsinogenik. Obat yang biasa
digunakan didalam penyakit cacing ini ada 15 macam obat dengan farmakokinetik
dan efek samping yang samping berbeda disetiap macam obatnya.
B. Amubisid
Berdasarkan tempat kerjanya, amubisid dibagi atas tiga golongan : (1)
amubisid jaringan, yaitu obat yang bekerja terutama pada dinding usus, hati dan
jaringan ekstra intestinal lainnya yang termasuk dalam golongan ini ialah
dehidroemetin, emetin dan klorokuin. (2) amubisid luminal, yaitu yang bekerja dalam
usus dan disebut juga amubisid kontak : yang termasuk golongan ini ialah
diyodohidroksikuin, yodoklorhidroksikuin, kiniofo, glikobiarsoll, karbarson, emetin
bismut yodida, klefamid, diloksanid furoat dan beberapa antibiotik misalnya
tetraksiklin dan paromomisin, (3) amubisid yang bekerja pada lumen usus dan
jaringan contohnya antara lain metronidazol. Ada 4 bagian didalam pengelompokan
obat-obatannya.
C. Obat malaria
Secara klinis dikenal 3 macam penyakit malaria, malaria tropika yang
disebabkan oleh P.falciparum cenderung menjadi akut, tetapi bila cepat diobati, hasil
pengobatan memuaskan. Malaria tersiana yang penyebabnya P.vivax cenderung
menjadi kronis karena memiliki fase eritrosit dan eksoeritrosit. Malaria kuartana yang
disebabkan oleh P.malaria dan terdapat di afrika barat banyak disertai dengan sindrom
nefrotik. malaria, disebabkan oleh parasit protozoa plasmodium spp. Yang dibawa
oleh nyamuk anopheles yang terinfeksi, masih merupakan salah satu dari infeksi
protozoa yang sering terjadi. Banyak antimalaria sintstik, seperti klorokuin, primakuin,
dan pirimetamin-sulfadoksin dipakai untuk pencegahan. Dikelompokkan kedalam 5
obat
D. Obat Jamur ( Bahroelim Bahry dan R. Setiabudy )
Secara umum infeksi jamur dibedakan atas infeksi jamur sistematik dan
infeksi jamur topikal ( dermatofit dan mukokutan ). Oleh karena itu pembahasan obat
anti jamur dalam bab ini juga mengikuti sistematika di atas. Namun didasari bawah
sisteatika ini tidak sepenuhnya memuaskan karena ada obat jamur yang dapat
digunakan baik untuk infeksi sistematik maupun untuk infeksi lokal. Sementara itu
ada pula infeksi lokal yang dapat diobati secara topikal maupun sistematik Infeksi
jamur dapat ringan, seperti pada tinea pedis (athlete’s foot), atau berat, seperti pada
paru-paru atau menginitis. Jamur, seperti candida spp. (ragi), merupakan bagian dari
flora normal pada mulut, kulit, Usus halus, dan vagina. Obat0 obat antijamur
dikelompokkan kedalam empat kelompok :
1. Polien, termasuk amfoterisin B dan nistatin
2. Imidazol, termasuk ketokonazol, mikonazol, dan klotrimazol
3. Antijamur antimetabolit, flusitosin
4. Antijamur topikal untuk infeksi superfisial

Nama Obat Kemasan


BIOGRISIN TABLET Tablet 500 mg x 5 x 6 biji.
CANDIPAR CAPSULE 150 MG Kapsul 150 mg x 10's.
CANDIPAR CAPSULE 50 MG Kapsul 50 mg x 10's.
CANDISTIN ORAL DROPS Drops 100000 u/mL x 12 mL.
CAZETIN SUSPENSI Suspensi 100.000 iu x 15 ml.
CRYPTAL TABLET 200 MG Tablet 200 mg x 4 biji.
CRYPTAL TABLET 50 MG Tablet 50 mg x 4 biji.
DEXAZOL TABLET 200 MG Tablet 200 mg x 50 biji.
DIFLUCAN CAPSULE 150 MG Kapsul 150 mg x 5 biji.
DIFLUCAN CAPSULE 50 MG Kapsul 50 mg x 10 biji.
DIFLUCAN VIAL 2 MG Vial 2 mg/mL x 100 mL x 1.
FLUCORAL CAPSULE 150 MG Kapsul 150 mg x 10 butir.
FLUCORAL CAPSULE 50 MG Kapsul 50 mg x 10 butir.
FORCANOX CAPSULE Kapsul 100 mg x 18 biji.
FORMYCO TABLET Tablet 200 mg x 5 x 10 biji.
FULCIN TABLET 500 MG Tablet 500 mg x 28 biji
FUNET TABLET Tablet 200 mg x 3 x 10
FUNGISTOP TABLET Tablet 500 mg x 10 x 10 biji.
FUNGITRAZOL CAPSUL 100 MG Kapsul 100 mg x 3 x 4 biji.
FUNZELA TABLET 150 MG Tablet 150 mg x 4 x 1's
2.3 Obat Terpilih Setiap Penyakit Parasit
Nama Obat Kemasan

BIOGRISIN TABLET Tablet 500 mg x 5 x 6 biji.

CANDIPAR CAPSULE 150 MG Kapsul 150 mg x 10's.

CANDIPAR CAPSULE 50 MG Kapsul 50 mg x 10's.

CANDISTIN ORAL DROPS Drops 100000 u/mL x 12 mL.

CAZETIN SUSPENSI Suspensi 100.000 iu x 15 ml.

CRYPTAL TABLET 200 MG Tablet 200 mg x 4 biji.

CRYPTAL TABLET 50 MG Tablet 50 mg x 4 biji.

DEXAZOL TABLET 200 MG Tablet 200 mg x 50 biji.

DIFLUCAN CAPSULE 150 MG Kapsul 150 mg x 5 biji.

DIFLUCAN CAPSULE 50 MG Kapsul 50 mg x 10 biji.

DIFLUCAN VIAL 2 MG Vial 2 mg/mL x 100 mL x 1.

FLUCORAL CAPSULE 150 MG Kapsul 150 mg x 10 butir.

FLUCORAL CAPSULE 50 MG Kapsul 50 mg x 10 butir.

FORCANOX CAPSULE Kapsul 100 mg x 18 biji.

FORMYCO TABLET Tablet 200 mg x 5 x 10 biji.

FULCIN TABLET 500 MG Tablet 500 mg x 28 biji.

FUNET TABLET Tablet 200 mg x 3 x 10

FUNGISTOP TABLET Tablet 500 mg x 10 x 10 biji.


FUNGITRAZOL CAPSUL 100 MG Kapsul 100 mg x 3 x 4 biji.

FUNZELA TABLET 150 MG Tablet 150 mg x 4 x 1's.

2.4 Indikasi Kemoterapy Parasit

Pemberian Kemoterapi
Dapat dengan suntikan (iv,IM, atau subkutan) dapat dengan cara khusus, yaitu:
1. Suntikan intrathecal lewat pungsi lumbal
2. Suntikan intrapleura untuk melekatkan pleura viceralis dan pleura parietalis
3. Suntikan intra arteri seperti intra arteri hepatis
4. Suntikan intra peritoneal seperti peritoneal dialisis untuk pengobatan cairan
asites yang maligna
5. kemoterapi sebagai radiosensitizer è kemoterapi disuntik segera sebelum atau
tepat bersamaan waktu penyinaran.
o Peroral contohnya Altretamine, ATRA, Busulfan, 6-Thioguanin,
treosulfan,calsiumfolinate,capecitabine, trofosfamid, chlorambucil,
siklofosfamide/iv,dll.Procarbazin,mercaptopurine,MTx/ iv,im,ith
o Intra thecal: Cytarabine/iv,im, sc;mtx.
o Intra pleura: Bleomicin.
o Intraarteri: Bleomicin, cisplatin, dactinomycin, dexorubicin, 5fu,
etoposide,melphalan,
mitomysin, nimustine, dll
o Intraperitoneal : carboplatin, cisplatin, 5 fu (u/acites), mitotraxone.
o Intra hepatika : mitoxantone

2.5 Efek Farmakologi


 Mengurangi agresivitas
 Tidak menimbulkan efek sedatif
 Mengoreksi/mengontrol pola tidur, iritabel dan adanya flight of idea
2.6 Efek Samping Kemoterapy Penyakit Parasit
Efek Samping Kemoterapi – Bagi penderita kanker salah satu pengobatan
yang ditempuh adalah kemoterapi. Hal ini dimaksudkan agar sel kanker tidak
menyebar ke organ tubuh lainnya. Namun,kemoterapi seringkali menimbulkan efek
samping yang menyiksa. Efek samping kemoterapi yang sering dialami penderita
kanker adalah mual – mual, rambut rontok, sariawan, kelelahan hingga produksi darah
yang berkurang. Sehingga tak jarang akibat dari efek samping kemoterapi pasien
kanker harus melakukan transfusi darah.
Efek samping kemoterapi ini terjadi karena obat dari kemoterapi tidak hanya
membunu sel kanker tetapi juga membunuh sel – sel normal lainnya. Seperti sel
rambut, kulit, pencernaan dan sperma. Walaupun terdengar menakutkan efek samping
kemoterapi ini tidak bersifat permanen. Setelah proses kemoterapi selesai maka efek
samping kemoterapi juga akan hilang dengan sendirinya.
Efek samping kemoterapi pada pasien kanker biasanya berbeda. Semua
tergantung dari ketahanan tubuh pasien masing -masing. Dan untuk meminimalisasi
efek samping kemoterapi agar tidak terlalu menyiksa kita bisa mengatasinya dengan
beberapa tindakan. Salah satunya adalah dengan mengubah pola makan. Hindarilah
makanan yang berbau, berminyak dan berbumbu pekat. Makanlah dengan porsi yang
sedikit tapi sering. Untuk mengatasi mual cobalah untuk minum teh beroram mint dan
minumlah setiap kali muntah. Tapi jangn minum kopi. Selama menjalani kemoterapi
usahakan tidur yang cukup dan kurangi olahraga yang berat. Karena efek samping
kemoterapi membuat sel darah dalam tubuh kita berkurang. Mulailah mengomsumsi
makanan yang mengandung zat besi. Dan ditambah dengan minum suplemen. Dan hal
paling penting selama pengobatan kemoterapi adalah tetap berkonsultasi dengan
dokter yang merawat kita. Untuk memantau hasil pengobatan yang telah dijalani.

2.7 Intoksikasi Kemoterapi Penyakit Parasit

2.8 Pengunaan Klinik Kemotherapy Parasit


Kemoterapi dalam Klinik
Tujuan kemoterapi ditinjau dari segi klinik dapat dikelompokkan sebagai berikut :
A. Bertujuan menyembuhkan (kuratif) dengan jalan :
1. Pembasmian sel tumor
2. Pembasmian sisa tumor, umumnya setelah operasi
3. Pembasmian metastasis
4. Mendapatkan efek sinergistik dengan cara pengobatan lain.
B. Hanya sebagai paliasi, ini dapat dicapai dengan :
1. Pembasmian sebagian sel tumor atau menghambat pertumbuhan tumor
2. Menghilangkan keluhan yang ditimbulkan tumor.
C. Sebagai pencegahan :
1. Mencegah timbulnya metastasis 9anak sebar)
2. Secara teoritik mencegah timbulnya kanker pada populasi yang mempunyai risiko
tinggi terhadap beberapa jenis kanker tertentu ataupun untuk mencegah timbulnya
tumor lagi. Penyembuhan kanker hanya dengan sitostatikum telah dilaporkan pada
penderita limfoma Burkitt dan karsinoma trofoblastik. Sejumlah anak dengan
leukimia akut telah dapat hidup lebih dari 10 tahun tanpa penyakit tersebut.
Kemoterapi sebagai adjuvant telah menambah angka kesembuhan secara dramatis
seperti pada tumor Wilms’ dan rhabdomiosarkoma. Kadang-kadang kemoterapi
memberikan hasil yang menggembirakan pada penderita neuroblastoma, yang
terkenal ganas, atau beberapa kanker testis dan kanker ovarium. Demikian pula
terhadap beberapa jenis limfoma malignum, walaupun masih memerlukan
penyelidikan lebih lanjut. Tampaknya penyembuhan sangat mungkin dicapai,
terutama pada stadium dini, apabila digunakan kemoterapi kombinasi ataupun
kemoterapi tambahan (adjuvant) bersama dengan operasi dan radiasi. Kemampuan
potensial kemoterapi sebagai usaha ppencegahan masih memerlukan penelitian
seksama lebih lanjut. Misalnya pemberian kemoterapi kepada anak yang
mempunyai risiko tinggi untuk menderita leukemia, seperti sindrom Down, radiasi
yang terlalu banyak atau saudara kembar penderita leukemia atau kelainan bawaan
lain.

Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Sitostatikum


Faktor yang dapat mempengaruhi respon tumor terhadap pengobatan dengan
sitostatikum cukup banyak, diantaranya secara singkat dapat disebutkan disini adalh :
Aktivitas obat anti tumor, kombinasi obat yang digunakan, kepekaan tumor terhadap
obat, resistensi sel tumor terhadap obat, gambaran histopatologik tumor, kinetika sel
tumor, imunitas penderita, keadaan umum penderita, pengobatan yang pernah didapat
sebelumnya, toksisiats obat, metabolisme obat dalam tubuh, adanya tempat-tempat
dalam tubuh sebagai suaka sel tumor karena tidak dapat dicapai obat, dosis yang
dipergunakan serta protokol pengobatan.

Tempat Bekerjanya Obat Anti Kanker


Umumnya obat anti kanker yang dipilih adalh yang dapat membunuh sel
yangs edang berproliferasi. Dua hal yang sangat penting dan khas pada sel dalam
siklus proliferasi adalah reaksi biokimia selama fase replikasi kromosom dan
sitokinesis selama mitosis. Oleh karena iti tidak mengherankan bila obat anti-kanker
merusak sel dengan jalan mengganggu sintesis DNA atau pembelahan sel (mitosis).
Dengan demikian sasaran obat tersebut pada garis besarnya dapat dibagi atas sintesis
RNA dari DNA (transkripsi) dan sintesis protein dari messenger-RNA (translasi).

Obat Alkilasi (Alkylating Agent)


Dasar reaksi kimia obat golongan ini adalah alkilasi atom hidrogen dalam
molekul DNA dengan gugus alkil (R-CH2). Karena bagian aktif obat alkilasi bersifat
elektrofilik, maka reaksi berlangsung pada sisi yang memiliki densitas elektron tinggi.
Akibat alkilasi ini pasangan DNA tidak dapat melakukan replikasi. Obat alkilasi
dibagi atas beberapa kategori adalah :
 Nitrogen mustard, contohnya: mekloretamin, klorambusil dan siklofosfamida
 Metan-sulfonat, contohnya: busulfan (mileran)
 Imino-etilen, contohnya: thio-TEPA, trietilen melamin (TEM)
 Epoksida, contohnya: bensokinon.
Efek samping obat ini diantaranya adalah mual, muntah, depresi
sumsum tulang, kadang–kadang rambut rontok. Khusus siklofosfamida dapat
menimbulkan sistitis hemoragika dan kemandulan.
Obat AntiMetabolit
Struktur obat golongan ini mirip metabolit normal yang diperlukan sel,
sehingga digunakan sebagai substrat oleh enzim metabolit yang disamainya.
Antimetabolit dapat berikatan erat dengan enzim sehingga mengurangi atau
menghambat aktivitasnya. Dapat pula antimetabolit ini diubah menjadi bahan yang
kemudian bergabung dengan makromolekul membentuk makromolekul yang tidak
berfungsi. Beberapa contoh antimetabolit adalah sebagai berikut :
 Metotreksat, dikenal sebagai anti folat karena mempunyai struktur mirip asam
folat dan bekerja menghambat enzim asam folat reduktase, sehingga
mengganggu perubahan asam folat menjadi tetrahidrofolat, yang diperlukan
sebagai kofaktor sintesis purin dan pirimidin. Dengan demikian menghambat
sintesis DNA dan berakhir dengan kematian sel. Efek samping obat ini
aadalah mual, depresi sumsum tulang, megaloblastosis, stomatitis, hepatitis
dan kadan –kadang diare. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan asam
folinik.
 6 Merkaptopurin, merupakan salah satu analog purin. Di dalam tubuh
diaktifkan menjadi 6-MP ribonukleotida yang mengganggu beberapa tahapan
proses metabolisme purin. Analog purin yang bekerjanya lebih kurang sama
adalah asatioprin dan 6-tioguanin. Efek samping obat ini adalah mual, muntah,
depresi sumsum tulang dan lain–lain.
 Analog pirimidin, obat golongan ini yang paling sering dipakai adalah 5-
fluorourasil dan turunannya yang bekerja menghambat sintesis timidilat, suatu
bahan penting untuk sintesis DNA dan sitosin arabinosida yang dapat
bergabung langsung dengan DNA sehingga menghambat replikasi ataupun
melalui kompetisi dengan substrat yang diperlukan pada polimerase DNA.
Efek samping obat ini adalah mual, muntah, depresi sumsum tulang.
Antibiotika
Obat golongan ini banyak diisolasi dari mikro-organisme yang umumnya hidup
di tanah, terutama jenis aktinomisetes. Cara kerjanya adalah dengan membentuk
kompleks dengan DNA untuk menghambat produksi RNA. Contohnya adalah
aktinomisin-D, mitomisin-C, daunorubisin dan adriamisin, mitramisin, bleomisin.
Efek samping obat golongan ini adalah mual, muntah, depresi sumsum tulang,
stomatitis, rambut rontok; khusus daunorubisin dan adriamisin dapat menyebabkan
kardiomiopati yang irreversible pada dosis kumulatif tertentu. Bila terjadi
ekstravasasi, dapat menimbulkan nekrosis setempat.

Alkaloida Vinka
Obat golongan ini menghambat sintesis dan penyusunan bahan baku RNA
ribosom melalui efek terhadap sistem polimerase RNA yang bergantung kepada DNA
dengan mengikat subunit protein mikrotubul yang diantaranya penting untuk
pembentukan benang mitosis (spindle) dan replikasi kromosom sehingga agaknya
obat golongan ini secara aktif membunuh sel dalam fase replikasi DNA atau mitosis,
dengan berhentinya metafase pembelahan sel. Contoh obat ini adalah vinkristin dan
vinblastin. Efek samping samping obat ini adalah : mual, muntah, stomatitis, rambut
rontok, neuropati, depresi sumsum tulang. Bila terjadi ekstravasi, menyebabkan
nekrosis setempat.

Steroid
Hormon ini telah terkenal mempunyai pengaruh fisiologik yang besar bagi manusia.
Terhadap sel limfoid, sel leukemia serta sel limfomata, hormon ini menghambat mitosis,
menyebabkan piknosis dan limfositoreksis. Sebenarnya mekanisme kerjanya yang pasti
masih belum jelas. Data penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemungkinan ada
pengaruh sitolitik langsung sebagai refleksi sifat steroid yang dapat terikat pada membran
sel dan mengubah permeabilitasnya. Salah satu contoh yang banyak dipakai adalah
prednison dan prednisolon untuk induksi remisi leukemia akaut atau limfoma malignum.
Beberapa Jenis Obat Lain
Hidroksiurea: obat ini menghambat sintesis DNA dengan jalan menekan aktivitas
enzim reduktase ribonukleosida, karena itu menghambat reduksi ribonukleotida menjadi
deoksiribonukleosida, karena itu menghambat reduksi ribonukleotida menjadi
deoksiribonukleotida. Secara umum dikatakan bahwa obat ini menghambat kuat
pergerakan sel dari fase G1 (tidak sensitif terhadap obat) ke dalam fase S (sensitif
terhadap obat) dan hal ini merupakan faktor penting dalam perencanaan pengobatan
kombinasi.
Nitrosourea: bekerja sebagai bahan alkilasi namun juga akibat reaksi isosianat yang
dihasilkan dengan protein sel. Hal yang penting adalah bahwa obat ini dapat menembus
sawar darah otak dalam konsentrasi yang cukup tinggi.
L-asparaginase: suatu enzim yang diketahui mengkatalisis hidrolisis L-asparagin
menjadi asam L-aspartat sehingga kadar L-asparagin dalam darah merendah. Keadaan ini
menghambat beberapa jenis sel neoplasma (seperti sel leukemia limfoblastik) yang
memerlukan L-asparagin karena tidak dapat mensitesis sendiri. Akibatnya sintesis protein
serta DNA dan RNA dihambat.
Prokarbasin: walaupun reaksi biologik obat ini menyerupai obat alkilasi, namun
mekanisme kerja metilhidrasin ini masih belum jelas. Penelitian memperlihatkan bahwa
obat ini dapat merusak kromatid dan menekan mitosis serta menghambat sintesis DNA,
RNA, dan protein. Tampaknya pecahan obat ini yang merupakan bahan aktifnya. Untuk
lebih jelasnya di bawah ini digambarkan secara skematis mekanisme kerja obat anti-
kanker pada tingkat seluler.

Kemoterapi Kombinasi
Banyak bukti telah banyak dilaporkan bahwa obat-obat sitostatikum dalam berbagai
kombinasi telah menunjukkan efek yang baik dan menggembirakan pada pengobatan
penyakit keganasan pada manusia. Salah satu contoh yang nyata adalah pengobatan
leukemia. Hampir semua anak dengan leukemia limfoblastik akut dan beberapa jenis
leukemia lain berhasil mencapai remisi dengan pengobatan kombinasi beberapa obat
sitostatikum. Demikian pula dengan beberapa jenis tumor seperti penyakit Hodgkin,
tumor Wilms, rabdomiosarkoma dan lain-lain.
Dasar biologik kemoterapi kombinasi dapat dibagi atas sekurang-kurangnya lima
kategori, adalah :
1. Menghambat biosintesis DNA pada beberapa tahapan reaksi enzimatik secara
serempak oleh beberapa obat,
2. Menghambat dua jalan reaksi metabolik yang berbeda dan masing -masing
diperlukan untuk pembentukan DNA,
3. Menghambat perbaikan sel yang rusak oleh satu obat akibat efek toksik obat
lainnya,
4. Meningkatkan kerentanan sel tumor oleh satu obat agar peka terhadap efek
merusak obat lainnya,
5. Beberapa obat bersama-sama berkhasiat mematikan populasi sel tumor secara
maksimal.
Namun kenyataannya sulit untuk memilih obat sama yang dapat bekerja sinergik,
sebagai penambah satu terhadap lainnya atau justru malahan saling menghambat
bila digunakan dalam kombinasi.

Tujuan kemoterapi kombinasi adalah meningkatkan efek anti-tumor secara


keseluruhan dan maksimal tanpa menambah efek toksik masing -masing obat. Ini dapat
dicapai dengan memilih obat yang bila dipakai sendiri-sendiri memperlihatkan khasiat
anti-neoplastik nyata, tetapi mempunyai mekanisme kerja biokimiawi pada tingkat
seluler yang berbeda serta menyebabkan toksisitas yang berbeda pula.
Untuk keberhasilan pengobatan secara maksimal, usaha penelitian mengenai kinetika sel
tumor serta khasiat maupun cara kerja obat termasuk dosis dan cara pemberiannya, perlu
terus ditingkatkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpuan

Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat


sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker. Tujuan
pemberian kemoterapi : Pengobatan, Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau
radiasi, Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup, Mengurangi
komplikasi akibat metastase. Kemoterapi dapat diberikan dengan cara Infus, Suntikan
langsung (pada otot, bawah kulit, rongga tubuh) dan cara Diminum (tablet/kapsul). Efek
samping yang bisa timbul adalah antara lain: Lemas, Mual dan Muntah, Gangguan
Pencernaan, Sariawan, Efek Pada Darah, Otot dan Saraf, Kulit dapat menjadi kering dan
berubah warna, dan Produksi Hormon. Dalam beberapa penelitian kemoterapi mampu
menekan jumlah kematian penderita kanker tahap dini, namun bagi penderita kanker tahap
akhir / metastase, tindakan kemoterapi hanya mampu menunda kematian atau
memperpanjang usia hidup pasien untuk sementara waktu. Bagaimanapun manusia hanya
bisa berharap sedangkan kejadian akhir hanyalah Tuhan yang menentukan.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca terutama pembaca yang mengalami
kanker agar dapat memahami bahwa kemoterapi tidak terlalu membahayakan jika mengikuti
prosedur yang telah ditentukan sehingga dapat membasmi seluruh sel-sel Kanker sampai ke
akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk
mengontrol sel-sel Kanker agar tidak menyebar lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Sukarno sukarban dan sardjono O.santoso,kemoterapi parasit, Antelmetik

Amir Sjarif, Amubisid

Sukorno Sukarban dan Zunilda SB,Obat Malaria

Bahroelim Bahry dan R. Setiabudy, Obat Jamur

Anda mungkin juga menyukai