Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FARMAKOLOGI

“Bentuk Kemasan Obat”

Oleh :

KELOMPOK 4

1. Onny Eka N. (P27820319082)


2. Orrisa Sativa (P27820319083)
3. Putri Laila Isroiyah (P27820319084)
4. Rafi Ramadani (P27820319085)
5. Rara Karunia Oktanti W. (P27820319086)
6. Riza Dwi Aumilia (P27820319087)
7. Rosa Fadilah (P27820319088)
8. Ruhul Faqih S. (P27820319089)
9. Salsabila Paramitha S. (P27820319090)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA


DIII KEPERAWATAN SUTOPO
TAHUN AJARAN 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang selalu memberikan rahmat dan kasih sayang-
Nya kepada kita semua khususnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah dilimpahkan kepada junjungan
seluruh alam, Nabiyyana Wanabiyyana Muhammad SAW. Kepada keluarganya sahabatnya
dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya diakhir zaman. Amiiin. Puji dan
Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan Rahmat-
Nya penulis dapat menulis makalah Farmakologi ini yang berjudul “Bentuk Kemasan
Obat” hingga selesai.
Di dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan-
kekurangan mengingat keterbatasannya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh sebab itu,
sangat di harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk
melengkapkan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca umumnya.
Daftar Isi
Halaman Judul………………………………………………………………….............i

Kata Pengantar………………………………………………………………….............ii

Daftar Isi…….………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………….............1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………........1

C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Macam-macam bentuk sediaan obat…………………………………..……......3


B. Tujuan penggunaan obat ……………………..………………………………...5
C. Contoh bentuk sediaan obat……………..…...………………………………....7
D. Cara menggunakan masing-masing bentuk sediaan obat…………….…………9
E. Keuntungan dan kerugiaan obat ……………………………………………….12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………….13
B. Saran…………………………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..14
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Bahan obat jarang diberikan sendiri-sendiri, tetapi lebih sering merupakan suatu
formula yang dikombinasikan dengan satu atau lebih zat bukan obat yang bermanfaat untuk
kegunaan farmasi yang bermacam-macam dan khusus. Melalui penggunaan yang selektif dari
zat obat ini sebagai bahan farmasi akan dihasilkan sediaan farmasi atu bentuk sediaan dengan
tipe yang bermacam-macam. Bahan farmasi ini melarutkan, mensuspensi,
mengentalkan, mengencerkan, mengemulsi, menstabilkan, mengawetkan, mewarnai,
pewangi, dan menciptakan banyak bermacam-macam zat obat menjadi berbagai bentuk
sediaan farmasi yang manjur dan menarik.
Masing-masing tipe bentuk sediaan mempunyai sifat-sifat fisika dan sifat-sifat farmasi
yang khusus. Sediaan yang bermacam-macam ini merupakan tantangan bagi ahli-ahli
farmasi di pabrik dalam membuat formula dan bagi dokter dalam memilih obat serta cara
pemberiannya untuk ditulis dalam resep.
Bidang umum yang mempelajari faktor-faktor fisika, kimia dan biologi yang
mempengaruhi formulasi, pembuatan di pabrik, stabilitas dan efektivitas dari bentuk
sediaan farmasi disebut farmasetik. Sifat yang keras dan takaran yang rendah dari
kebanyakan obat-obat yang digunakan saat ini menghalangi setiap harapan bahwa
masyarakat umum akan dapat memperoleh takaran yang tepat dengan aman dari bahan
berupa bahan baku berkhasiat. Sebagian besar daro obat yang banyak, digunakan dalam
jumlah miligram, sangat sedikit untuk ditimbang dengan sesuatu kecuali dengan timbangan
laboratorium yang peka.

B.Rumusan masalah
1. Apa saja macam-macam bentuk sediaan obat?
2. Apa tujuan penggunaan obat?
3. Apa saja contoh bentuk sediaan obat?
4. Bagaimana cara menggunakan masing-masing bentuk obat?
5. Apa keuntungan dan kerugian dari masing-masing obat?
C.Tujuan
1. Mengetahui alasan dibuatnya bentuk sediaan obat
2. Mengetahui macam-macam bentuk sediaan obat
3. Mengetahui rute/jalur pemberian obat
4. Serta mengetahui kerugian dan keuntungan tiap rute/jalur pemberian
obat
BAB II

Pembahasan

A. Macam-Macam Obat dan Tujuan Penggunaannya

Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam
sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan
larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya
efek terapi yang diinginkan. Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek, maka perlu
diperhatikan benar etiket obat yanbg dibuat. Misalnya tablet dengan kaplet itu berbeda,
atau tablet yang harus dikunyah dulu (seperti obat maag golongan antasida), seharusnyalah
etiket obat memuat instruksi yang singkat namun benar dan jelas. Jangan sampai pasien
menjadi bingung dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu penting sekali bagi kita
semua untuk mengetahui bentuk sediaan obat.

1. Pulvis (serbuk)

Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian luar.

2. Pulveres

Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan
bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.

3. Tablet (compressi)

Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih
atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa bahan tambahan.

a. Tablet kempa

paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung
desain cetakan.

b. Tablet cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan

c. Tablet trikurat

tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan

d. Tablet hipodermik

Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk
membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.

e. Tablet sublingual

dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di bawah
lidah.

f. Tablet bukal

Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi

g. tablet Effervescent

Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan
lembab.

Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan"

h. Tablet kunyah

Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah
ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.

4. Pil (pilulae)

Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur
tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.

5. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :

a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak

b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari

c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)

d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan
pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan
bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.

e. Mudah ditelan

6. Kaplet (kapsul tablet)

Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti
kapsul.

7. Larutan (solutiones)

Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,
biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau
penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan
sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi
secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).

8. Suspensi (suspensiones)

Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair.
macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),suspensi topikal
(penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi
optalmik,suspensi sirup kering.

9. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan yang
satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan
oleh zat pengemulsi.

10. Galenik

Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan
yang disari.

11. Ekstrak (extractum)

Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisisa
nabati atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.

12. Infusa

Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air
pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.

13. Imunoserum (immunosera)

Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum
hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular0 dan mengikut
kuman/virus/antigen.

14. Salep (unguenta)

Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan
dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam
dasar salep yang cocok.

15. Suppositoria

Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal,
vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan
pengobatan adalah :
a. Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan inflamasi
karena hemoroid.

b. Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk anti
muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik antipiretik.

16. Obat tetes (guttae)

Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat
dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan
farmakope indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae (obat dalam),
guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung),
guttae opthalmicae (tetes mata).

17. Injeksi (injectiones)

Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya
agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima
pengobatan melalui mulut.

B. Contoh Bentuk Sediaan Obat dan penggunaannya

A. Obat bentuk sediaan padat

1. KAPSUL
Kapsul adalah sediaan obat yangg terbungkus cangkang kapsul yang umumnya terbuat
dari gelatine.
Kapsul dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Kapsul keras : umumnya berisikan bahan obat yang kering.
2. Kapsul lunak : umumnya bahan obat berupa minyak atau larutan. Obat dalam minyak.
Keuntungan :
a. Kapsul dapat menutupi rasa obat yg tidak enak, pahit, atau amis.
b. Bahan obat tunggal ataupun campuran dapat diberikan dalam kapsul, besarnya kapsul
dipilih yg sesuai (nomor 000,00,0,1,2,3, 4 dan 5 )
c. Kapsul dapat pula dilapisi dengan bhn tertentu sehingga tidak pecah/ larut dalam
lambung

2. TABLET SALUT
TUJUAN PENYALUTAN:
1. Meningkatkan stbilitas obat
2. Menutupi rasa obat yang tidak enak
3. Menghindari penguapan zat atau bahan dalam tablet.
4. Memperbaiki penampilan tablet.
5. Merupakan identifikasi dari produk pabrik obat tertentu

MACAM-MACAM TABLET SALUT


1. Tablet salut selaput / film, contoh: Ponstan FCT 500 mg
2. Tablet Bersalut enterik, contih : Voltaren 50 mg
3. Tablet Salut gula (dragee) contoh : Vit . A

MACAM-MACAM TABLET
1. Tablet Lozenges (tablet dihisap seperti permen, sebagai antiseptik pada mukosa mulut
atau tenggorokan
contoh : Dequalinium HCl
2. Tablet sublingual, diletakkan di bwh lidah, melarut lebih cepat dan bahan obat.
diabsorpsi melalui mukosa.
contoh : Nitroglicerin.
3. Tablet Intrabuccal,dimasukkan di pipi bagian dalam, tablet melarut dan bahan
diabsorbsi melalui mukosa.
contoh : Progesteron
4. Tablet Sustained release bahan obat dilepas perlahan-lahan
contoh : Isoptin SR,
5. Tablet yang dimasukkan ke dalam rongga-tubuh.
contoh : Nystatin tablet Vagina
6. Tablet implantasi : implant, diimplantasikan di bwh kulit
Contoh : Norplant

BENTUK TABLET
1. Tablet berbentuk pipih
2. Tablet Berbentuk bulat
3. Tablet berbentuk persegi .
4. Tablet yang pakai tanda belahan (scoret tablet , memudahkan untuk membagi tablet)

B. Obat bentuk sediaan cair

Dibedakan :
1. Obat luar : Contoh : Tantum verde obat kumur mengandung Benzamidin HCl
2. Obat suntik :
a. obat suntik iv : larutan dalam air
b. Obat suntik sc: berupa larutan dalam air
c. Obat suntik im:larutan dalam air ataupun dalam minyak , juga dapat berupa suspensi
3. Obat minum :solutio, mixtura dan elixer, suspensi, emulsi, saturasi dan sirupus.
4. Obat tetes :dapat diberikan untuk obat minum atau obat luar, pemakaiannya dengan alat
penetes Obat tetes untuk pemakaian obat luar berupa : Guttae ophtalmicae (tetes mata),
Guttae nasales (tetes hidung ), Guttae auriculares (tetes telinga)

C. Obat bentuk sediaan setengah padat


Menurut karakteristik fisik konsistensinya , obat yg digunakan pada kulit dapat dibagi tiga
kelompok, yaitu:
a. Cairan kental atau encer : liniment
b. Setengah padat: cream, pasta
c. Lebih padat : sapo medicatus, emplastrum

LINIMENTUM

Adalah bentuk sediaan kental atau cair yang dioleskan pada kulit Liniment dapat berupa
emulsi atau larutan zat berkhasiat dalam minyak/lemak.
Sediaan liniment umumnya tidak diberikan pada kulit yang luka atau kulit terbuka.
Keuntungan liniment dibandingkan dengan ungt: lebih mudah dicuci dari kulit dan
penetrasi dari bahan obat lebih baik dari sediaan ungt.
R/ Methyl.Salicyl 60
Ol.Cayuputi 20
Inf. Hyoscyami oleos 20
Chloroform 20
UNGUENTUM / SALEP

Salep menurut FI IV adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir.Contoh Salep 2-4, Garamicyn salep mata

PASTAE/PASTA

Pastae menurut FI IV adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. contoh: Solcoseryl Pasta

CREAM/KRIM

Krim menurut FI IV adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Contoh: Kalcinol-N cream,Topsy cream
Tipe krim ada 2 : krim o/w atau krim w/o

GEL/JELLY

Gel kadang –kadang disebut jeli menurut FI IV, merupakan sistem semipadat terdiri dari
suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan.Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang
terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase. Gel fase tunggal terdiri dari
makromolekul organik yang tersebar serba sama dalam cairan sedemikian hingga tidak
terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan.
Contoh : Bioplacenton gel, Thrombophob gel

C. Keuntungan dan Kerugian Obat


1. Tablet
a. Keuntungan
 Tablet dapat diproduksi dalam sekala besar dam dengan kecepatan produksi
yang sangat tinggi sehingga lebih murah.
 Memiliki ketepatan dosis tiap tablet atau tiap unit pemakaian.
 Lebih stabil dan tidak mudah ditumbuhi mikroba karena dalam bentuk kering
dengan kadar air yang rendah.
 Dapat dibuat produk dengan berbagai profil pelepasa.
 Mudah dalam penempakan dan tranfortasi.
 Tersedia dalam berbagai tipe
 Mudah dibawa kemana-mana
 Mudah diidentifikasi dengan memberi tanda di pounch
b. Kerugian
 Bahan aktif dengan dosis yang besar dan tidak kompersible sulit dibuat tablet.
 Sulit untuk memformulasikan zat aktif yang sulit dibasahi dan tidak larut serta
disolusinya rendah.
 Onsetnya lebih lama dibandingkan sediaan parental larutan oral dan kapsul.
 Jumlah zat aktif dalam bentuk cairan yang dapat dijerat kedalam kablet sangat
kecil.

 Kesulitan menelan pada anak-anak, orang sakit parah dan orang lanjut usia.
 Pasien yang menjalani radioterapi tidak dapat menelan obat.

2. Kapsul
a. keuntungan
 Bentuknya menarik dan praktis
 Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa dan
berbau tidak sedap
 Mudah ditelan dan cepat hancur atau larutdalam perut sehingga obat cepat
diabsorpsi.
 Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang
berbeda sesuai dengan kebutuhan pasien.
b. kerugian
 Tidak bisa dibagi-bagi
 Tidak bisa digunakan untuk balita
 Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap, karena pori-pori kapsul tidak
dapat menahan penguapan.
 Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopi (menyerap lembab)
3. Pil
a. keuntungan
 Mudah ditelan
 Menutup rasa obat yang tidak enak
 Relative lebih stabil dibandingkan bentuk serbuk dan solution
 Sangat baik untuk sediaan hyang penyerapannya dikehendakinya..
b. kerugian
 Obat yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat
 Obat pekat dalam mengiritasi lambung.

4. Larutan
a. kelebihan
 Dosisnya mudah divariasikan
 Aksi obat terjadi dengan cepat karena obat lebih mudah atau cepat diabsorpsi
dalam bentuk larutan
 Sediaan larutan mudah diberikan perasa, pemanis, dan pewarna.
 Keuntungaan bagi anak-anak atau pasien yang sukar menelan tablet atau kapsul
 Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung ketika diberikan dalam sediaan
tablet atau kapsul

b. kekurangan
 Kurang stabil dari segi mikrobiologi dan kimia dari pada sediaan padat
 Beberapa obat untuk penggunaan oral tidak cocok sebagai sediaan larutan jika
rasanya pahit
 Harus menggunakan pengawet
 Mudah pecah atau tidak efisien saat dibawa kemana-mana

5. Salep
a. kelebihan
 Dapat diaturdaya penetrasi dengan memodifikasi basisinya
 Kontak sediaan dengan kulit lebih lama
 Lebih sedikit mengandung air sehingga sulit ditumbuhi bakteri
 Lebih mudah digunakan tanpa alat bantu

b. kekurangan
 Terjadi tengik terutama untuk sediaan dengan basis lemah tak jenuh
 Terbentuk keristal atau keluarnya fase padat dan basisinya
 Terjadi perubahan warna

6. Injeksi
a. kelebihan
 Memberikan efek yang cepat
 Tidak melalui first pass effect
 Dapat diberikan apabila penderita dalam keadaan tidak sadar
 Kadar obat didalam darah yang hasilnya lebih bisa diramalkan

b. kekurangan
 Apabila sudah masuk didalam tubuh susah untuk dikeluarkan
 Harga relatif lebih mahal
 Pemakaiannya tidak praktis karena membutuhkan tenaga medis
 Kurang disukai karena sakit sehingga dapat menyebabkan trauma pada sebagian
orang.

7. Serbuk
a. kelebihan
 Dokter lebih kekuasa memlilih dosis yang sesuai dengan keadaan pasien
 Lebih stabil, terutama obat yang rusak oleh air
 Penyerapan lebih sempurna dibandingkan dengan sediaan padat lainnya
 Cocok untuk anaka-anak dan dewasa yang sukar menelan tablet dan kapsul
 Obat yang volumenya besar dan tidak dapat dibuat tablet dapat dibuat serbuk
b. kekurangan
 Rasa dan bau yang tidak enak tidak dapat ditutupi
 Pada penyimpanan bisa terjadi lembab
 Peracikannya membutuhkan waktu yang lebih lama
 Kurang baik untuk zat yang terurai

8. Emulsi

a. kelebihan
 Rasa dan bau dari minyak dapat tertutupi
 Absorpsi dan penetrasi lebih mudah dikontrol
 Aksi dapat diperpanjang dan efek emollient lebih besar
 Air merupakan eluen pelarut yang tidak mahal pada pengaroma emulsi.
b. kekurangan
 Sediaan kurang praktis
 Mempunyai stabilias yang rendah

9. Obat tetes

a. kelebihan
 Sangat baik digunakan untuk pemberian dosis kecil
 Obat lebih mudah diabsorpsi
 Dosis, rasa, warna dan bau dapat diatur
 Mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan
 Memberi kemudahan dalam pemberian, khususnya bagi usia bayi dan balita
yang belum dapat enelan obat dengan baik.
b. kekurangan
 Stabilitas bentuk larutan biasanya kurang baik
 Diperlukan ketepatan dosis yang presisi
 Kesulitan dalam masalah formulasi untuk menutupi rasa zat aktif yang pahit
dan tidak menyenangkan.

10. Suppositoria

a. kelebihan
 Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung
 Dapat meghindari kerusakan obat oleh enzim pncernaan dan asam lambung
 Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah sehingga obat dapat berefek
lebih cepat dari pada penggunaan oab peroral
 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar
b. kekurangan
 Pengisapan menimbulkan rasa tidak nyaman
 Bahan obat terabsorpsi secara lambat menghasilkan waktu aksi terapeutik yang
lama
 Penyimpanan dengan kelembapan yang tinggi dapat menyerap kelembapan
yang cenderung menjadi penggembang
 Penyimpanan pada kelembapan yang sangat kurang dapat menyebabkan
kelembapan menjadi rapuh
 Jumlah obat yang akan diberikan dalam bentuk suppo tergantung pada
pembawa dan pembentuk kimia serta fisik obat yang diberikan.
BAB III

Penutup

A.Kesimpulan

1. Ada banyak macam-macam dari bentuk sediaan obat

Contohnya pulvis, pulveres, tablet, kaplet, larutan dll

2. Setiap dari obat memiliki kegunaan dari masing-masing obat

3. Serta memiliki keuntungan dan kerugian dan masing-masing obat

B. Saran

inilah makalah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun


penulisan ini jauh dari kata sempurna namun kita dapat memimplementasikan
tulisan ini dan kami juga butuh saran dan kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk
masa depan yang lebih baik lagi.
Daftar Pustaka

https://dinkes.bantulkab.go.id/berita/463-macam-macam-obat-dan-tujuan-penggunaannya

https://www.slideshare.net/mobile/eti_nurfazar/keuntungan-kerugian-sediaan-farmasi

https://www.kompasiana.com/sulasthia/5c113f4b12ae940f14234479/yuk-cari-tau-cara-
penggunaan-obat-berdasarkan-bentuk-sediaan?page=2

http://dechacare.com/Macam-Macam-Obat-dan-Tujuan-Penggunaannya-I461-1.html

https://www.slideshare.net/mobile/SuryaAmal/penggolongan-dan-bentuk-sediaan-obat

https://www.academia.edu/10028418/BENTUK_SEDIAAN_OBAT

Anda mungkin juga menyukai