Disusun Oleh :
Putri Laila Isroiyah
NIM : P27820319084
Tingkat 3 Reg B
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
PRODI DIII KEPERAWATAN SUTOPO SURABAYA
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Keperawatan pasien Ny. Y dengan diagnosa medis Hypertiroid di Ruang Poli Umum
Puskesmas Jagir Surabaya.
Lembar ini dibuat sebagai bukti Praktik Klinik Keperawatan Medika Bedah II di Ruang Poli Umum
Puskesmas Jagir Surabaya pada tanggal 30 September 2021
Disahkan pada :
Hari/Tanggal : 10 Oktober 2021
Ruangan : Poli Umum Puskesmas Jagir Surabaya.
Puji syukur penyusunsampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya penyusundapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan
Konsep Asuhan Keperawatan Hypertiroid” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II.
Tujuan suatu pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk
sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing, membentuk watak dan jiwa sosial,
berbudaya, berakhlak dan berbudi luhur, serta berwawasan pengetahuan yang luas dan
menguasai teknologi. LP & ASKEP ini dibuat oleh penyusun untuk membantu memahami materi
tersebut. Mudah-mudahan LP & ASKEP ini memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan
belajar, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses pencapaian yang telah
direncanakan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam LP & ASKEP ini. Oleh karenaitu,segala
kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan lapang dada sebagai wujud
koreksi atas diri tim penyusun yang masih belajar. Akhir kata, semoga LP & ASKEP ini bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.
2.6 Komplikasi
Komplikasi pada Hipertiroid sangat beragam, mulai dari yang sederhana hingga yang sangat
mengkhawatirkan atau mengancam nyawa pasien. Komplikasi yang membuat nyawa pasien terancam
adalah terjadinya krisis tirotoksik atau thyroid strom, oftalmopati graves, infeksi, dermopati graves, dan
kematian akibat penyakit jantung. Komplikasi lain yang seringkali terjadi dan dalam tahap waspada
adalah tremor, agitasi, hipertermia, dan takikardia. Hal yang dapat menyebabkan komplikasi waspada
adalah efek dari pelepasan TH ke dalam jumlah yang sangat banyak, dan biasanya terjadi di saat pasien
menjalani terapi, pasien sedang menjalani masa pembedahan, atau mungkin dikarenakan Hipertiroid
tidak terdiagnosis sedini mungkin bila tidak di obati akan menyebabkan kematian. Menurut Aini dan
Ledy (2016)
2.7 Pemeriksaan Penunjang
Ada tiga pemeriksaan diagnostic yang akan dijalani pasien, yakni Pemeriksaan pada TSH
(Thyroid Stimulating Hormone), biasanya hasil menunjukkan TSH yang diproduksi oleh hipofisis akan
menurun. Maka sebab itu, diagnosis Hipertiroidisme selalu dikaitkan dengan kadar TSH tidak rendah,
maka tes lain harus dijalankan. 1. Pemeriksaan hormone tiroid (T3 dan T4), biasanya hasil
menunjukkan T3 dan T4 akan meningkat. Pasien dengan Hipertiroid harus memiliki tingkat hormone
tiroid yang tinggi, meski begitu tidak menutup kemungkinan dengan hasil yang menunjukkan
rendahnya T3 dan T4. Hal tersebut jarang ditemukan, kebanyakan orang dengan Hipertiroid dalam
semua pengukuran akan memiliki hormone tiroid tinggi (kecuali TSH). 2. Pemeriksaan yodium tiroid
scan, yang akan menunjukkan apa penyebab dari Hipertiroidisme. Umumnya tes ini untuk melihat
penyebabnya dari nodul tunggal atau seluruh kelenjar.
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis terhadap pasien Hipertiroid tidak jauh berbeda dengan pasien penderita
hipotiroid. Mengklasifikasikan penatalaksanaan medis Hipertiroidisme ke dalam tiga hal, yakni :
1) Yodium Radioaktif Tindakan yodium radioaktif di lakukan pada pasien terkena kanker tiroid
terjadi karena adanya pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di dalam kelenjar tiroid dengan jenis
Hipertiroid dan kanker karsinoma.
2) Tirostatiska kelompok derivat tioimidazol (CBZ, karbimazole 5 mg, MTZ, metimazol atau
tiamazol 5, 10, 30 mg), dan darivat tiourasil (PTU propiltiourasil 50, 100 mg)
3) Tiroidektomi Tindakan pembedahan dikerjakan kalau keadaan pasien eutiroid, klinis maupun
biokimiawi .
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
1. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung
Jawab
Nama : Ny. Widha Paramitta Nama : Ny. Siti
Umur : 6/Juni/1991 (30 tahun) Umur : 58 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pekerjaan : ibu rumah tangga Alamat : Jagir
Wonokromo 156, Kelurahan Jagir, Kecamatan Jagir RT/RW 4/1
Gol. Darah : - Hubungan dengan
Klien : Ibu Kandung
Alamat : Jagir Wonokromo 156, Kelurahan Jagir, Kecamatan Jagir
RT/RW 4/1
2. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama Saat MRS
Pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa lemas, badan panas dan mengigil sudah 3
hari, mual.
3. DIAGNOSA MEDIS
Hipertyroid
4. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sulit untuk menelan, badan lemas, panas mengigil sudah sejak 3 hari yang
lalu.
Pola nutrisi - metabolik Klien mengatakan nafsu makan Klien mengatakan nafsu
normal, makan selalu habis, makan menurun makan selalu
makan 3x1 dalam sehari tidak habis hanya makan 3
sendok saja dan merasakan
mual.
Pola latihan – aktivitas Pasien mengatakan dirumah bisa Pasien merasa pusing dan
melakukan aktivitas dengan lemas.
normal.
Pola konsep diri – persepsi diri Klien mengatakan tidak ingin Klien ingin sembuh dengan
sakit dan masuk rumah sakit. cepat.
Pola peran dan hubungan Klien mengatakan tidak ada klien tidak ada gangguan
gangguan interksi saat dirumah. interaksi dengan tenaga
kesehatan.
Pola pertahanan diri (koping Klien mengatakan jika memiliki Klien mengatakan saat
toleransi stress) masalah selalu cerita kepada mengahapadi penyakitnya
orang tuanya. berdoa kepada Allah.
ADL Di Rumah Di Rumah Sakit
Pola keyakinan dan nilai Klien beragama islam, klien Klien beraga islam
melaksanakan sholat 5 waktu.
6. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
GCS : 456
C. Pemeriksaan Wajah
Mata : tidak ada lesi, konjungtiva anemis, cowong.
Hidung : besih, tidak ada lesi, tidak ada secret.
Mulut : mukosa kering, tidak ada lesi.
Telinga : tidak ada lesi, tidak ada serumen, bersih
G. Pemeriksaan Thoraks/dada
Bentuk dada : normal chest
Bentuk thoraks : simetris
Pernafasan : cuping hidung
H. Pemeriksaan Abdomen
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran.
J. Pemeriksaan Kulit/Integument
Tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, turgor kulit menurun, tidak ada nyeri tekan.
K. Pemeriksaan Ektremitas/Muskuloskeletal
Otot antar sisi kanan dan kiri normal, tidak ada fraktur
L. Pemeriksaan Fungsi Neurologis
GCS : 456
Nyeri kepala : pusing
2. DS : klien mengatakan nyeri saat menelan, nafsu Ketidakmampuan mencerna makanan Defisit nutrisi
makan menurun, dan mual. (D.0019)
DO : membaran mukosa pucat, mual, berat badan
menurun.
RUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Hipertemia b.d respon penyaki d.d badan panas mengigil tampak pucat.
2. Defisit nutrisi b.d kemampuan mencerna makanan d.d nyeri saat menelan dan mual.
1. Hipertemia b.d respon penyaki d.d badan panas mengigil tampak pucat.
PERENCANAAN
1. Kamis/30 Hipertemia b.d respon - Mengindentifikasi penyebab hipertermi (mis. Dehidrasi, terpapar
September penyakit d.d badan panas lingkungan panas)
2021/14.00 mengigil tampak pucat. - Memonitor suhu tubuh
- Memberikan cairan oral
- Melakukan pendinginan eksternal (mis. Kompres dingin pada
dahi, leher, dada, abdomen, aksilla)
- Menganjurkan tirah baring
EVALUASI
4.1 Kesimpulan
Hipertiroid atau hipersekresi hormone tiroid merupakan sebuah kelainan atau
gangguan pada kelenjar tiroid. Pada umumnya jenis kelamin perempuan lebih berpotensi
untuk mengalami Hipertiroidisme dari pada pria. Gangguan Hipertiroid muncul karena
kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid lebih dari yang di butuhkan tubuh, terkadang
hal tersebut di katakan sebagai tirotoksikosis. Tirotiksikosis adalah istilah lain dari
sebuah keadaan dimana dalam darah hormone tiroid di hasilkan terlalu banyak (Haryono
& Susanti, 2019)
4.2 Saran
Diperlukan suatu pemahaman yang baik agar tidak salah dalam memahami
tentang hypertiroid, khususnya mengenai definisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, penatalaksanaan medis, dari hypertiroid.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/525/INDRA%20HERMAWAN
%20AKX16170%20%282019%29-1-52.pdf?sequence=1&isAllowed=y