MAKALAH PRAKTIKUM
MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN TERNAK
Oleh :
Kelas: B
Kel: 2
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar
sehingga kami pada akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing dan
sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik. Tanpa ilmu serta arahan yang
diberikan, makalah ini tidak akan dapat selesai sesuai yang diharapkan. Tak lupa
ucapan terimakasih kami sampaikan kepada rekan-rekan yang sudah bekerja sama
Semoga makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah
ilmu serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari
itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ........................................................................ 2
II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3
III PEMBAHASAN................................................................................. 5
3.1 Pengertian obat ............................................................................. 5
3.2 Penggolongan obat apotik ............................................................ 5
3.3 Penggolongan obat menurut buku ilmu resep .............................. 6
3.4 Obat generik dan non generik ...................................................... 8
IV PENUTUP .......................................................................................... 11
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 11
4.2 Saran .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12
iii
I
PENDAHULUAN
Obat merupakan salah satu unsur penting dalam pelayanan kesehatan. Diawali
dari pencegahan, diagnosa, pengobatan dan pemulihan, obat menjadi salah satu
komponen pokok yang harus selalu tersedia dan tidak tergantikan pada pelayanan
kesehatan. Namun di sisi lain, obat dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi
persyaratan, bila digunakan secara tidak tepat atau bila disalahgunakan. Oleh
karena itu berbeda dengan komoditas perdagangan lainnya, peredaran obat diatur
Obat Bebas Obat bebas yaitu golongan obat yang penggunaannya tidak
memberikan tanda-tanda khusus yaitu lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna
hitam, untuk obat bebas (Tan & Rahardja, 2002 : 7- 8). Obat bebas dapat diperoleh
dari toko obat, pedagang eceran obat berizin yang dipimpin oleh asisten apoteker
dan dan dari apotek. Obat bebas tersebut dalam kemasan asli dari pabrik dengan
disertai tanda lingkaran hijau sebagai tanda obat bebas dan disertai brosur yang
berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis atau aturan
memakainya, no. batch dan nomor register, nama pabrik dan alamatnya, dan cara
disertai etiket apotek dimana ditulis nama obat serta aturan memakainya (dosis) dan
4
1.2 Identifikasi Masalah
5
II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat Bebas Obat bebas yaitu golongan obat yang penggunaannya tidak
memberikan tanda-tanda khusus yaitu lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna
hitam, untuk obat bebas (Tan & Rahardja, 2002 : 7- 8). Obat bebas dapat diperoleh
dari toko obat, pedagang eceran obat berizin yang dipimpin oleh asisten apoteker
dan dan dari apotek. Obat bebas tersebut dalam kemasan asli dari pabrik dengan
disertai tanda lingkaran hijau sebagai tanda obat bebas dan disertai brosur yang
berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis atau aturan
memakainya, no. batch dan nomor register, nama pabrik dan alamatnya, dan cara
disertai etiket apotek dimana ditulis nama obat serta aturan memakainya (dosis) dan
Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok,
beberapa analgetik- antipiretik, dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat
dibeli bebas di apotek, toko obat, toko kelontong, ataupun di warung kecil. Contoh
obat bebas antara lain: Aktipet, Ikadryl, Tuseran, Sanaflu, Combantrin, Cerebrovit,
Obat Jadi bahwa yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan yang
6
pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib
7
III
PEMBAHASAN
kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
obat tradisional.
1. Obat Bebas
Tanda : Lingkaran Hijau di kelilingi garis hitam. Obat ini dapat di beli
Obat ini juga dapat di beli bebas di apotik tanpa resep dari dokter.
kemasan/kotak obat. contoh : awas obat keras baca aturan pakainya atau
3. Obat Keras
8
Tanda : Lingkaran Merah dikelilingi garis hitam, ada huruf “K” di
4. Obat Psikotropika
Obat ini juga diperoleh harus dengan resep dokter dan obat ini memiliki
alamat ketika membeli obat jenis ini (biasanya ketika menebus resep
5. Obat Narkotika
Obat ini harus dengan resep dokter. Pembeli juga harus melengkapi
alamat ketika membeli obat jenis ini (biasanya ketika menebus resep
Syamsuni Apt.
9
Lokal: bekerjapada jaringan setempat, contoh: pemakaian topikal / pada
kulit
4. Menurut undang-undang:
sebagai obat keras, diberi tanda khusus berupa lingkaran merah dengan
hurup K, semua obat baru, dan seidaan parenteral. Obat bebas terbatas
biru serta diberikan tanda peringatan. Obat bebas, yaitu dapat dibeli
hijau.
antibiotik penisilin.
potio, sirup, eliksir, tetes mata, obat kumur, injeksi, infus, lotio, dll.
10
7. Menurut proses fisiologi dan biokimia dalam tubuh:
berhubungan dengan suatu genus atau klas; jadi tidak harus perlu
tersebut.
Nama generik (INN) adalah nama obat atau zat kimia yang disebut
11
Obat generik (unbranded drug) adalah obat-jadi yang dipasarkan
dengan nama generik (kapsul tetrasiklin 250 mg). Biasanya ditulis dengan
huruf kecil di tengah kalimat. Bisa juga obat generik disediakan dalam
dengan nama generik tidak boleh dipatenkan, sehingga bila suatu produsen
dengan nama dan logo pabrik (misalnya kapsul Dumocycline, 250 mg atau
Steclin, 250 mg, yang keduanya mengandung tetrasiklin 250 mg) Branded
digunakan, karena hanya merupakan politik pabrik obat kecil (di Eropa)
untuk dapat ikut dalam perlombaan produksi obat generik. Yang dimaksud
Logo adalah lambang atau huruf dengan bentuk spesifik sebagai tanda
pengenal suatu pabrik obat, seperti yang di- emboss di atas tablet atau
Product patent yaitu paten yang diberikan pada zat kimia atau obat
baru, yang berlaku sekitar 7 tahun atau lebih dan berarti tidak boleh ditiru
pembuatan bahan bakunya oleh pabrik lain. Tentunya ini hanya berlaku
untuk negara yang mengikuti perjanjian hak paten internasional. Obat yang
masih dalam masa paten tidak boleh diproduksi dan dijual dengan nama
12
generik; tentunya tidak berlaku untuk negara yang tidak mengakui
Paten atas obat jadi adalah paten terhadap nama dagang (misalnya
Dumocycline). Tidak ada pabrik lain yang boleh memakai nama dagang ini
nomor 85/1989, ialah menulis resep obat dengan nama generik (versi
Inggris dengan ejaan Indonesia), dan harus disediakan dan diberikan oleh
apotek dalam bentuk obat-jadi generik, kecuali bila belum dapat disediakan
oleh Pemerintah.
Perlu diketahui bahwa 95% obat-jadi tidak diimpor lagi dalam bentuk obat
jadi, tapi dalam bentuk bahan baku. Pengertian awam ini juga dapat
Obat-jadi adalah obat dalam bentuk yang siap untuk diberikan pada
13
IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa obat adalah suatu bahan
dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk me mperelok atau
apotik di golongkan menjadi 5 jenis yaitu : obat bebas, obat bebas terbatas,
4.2. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Anief M. 2007. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Ansel, H.C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV. UI Press : Jakarta.
Chaerunnisa, Anis, dkk. 2009. Farmasetika Dasar: Konsep Teoritis dan Aplikasi
Pembuatan Obat. Widya Padjadjaran : Bandung.
Depkes RI. 2008. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan Departemen Kesehatan : Jakarta.
DepKes RI, 1983. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus untuk Obat Bebas dan Obat Bebas
Terbatas. Jakarta.
Drs. H. Syamsuni, Apt. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta:
Buku Kedokteran.
15