Oleh:
Kelas B
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................
1.3 Maksud dan Tujuan ..................................................................
1.4 Waktu dan Tempat ...................................................................
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
laporan akhir praktikum yang berjudul “Pengujian Kualitas Susu”. Laporan ini
berisi tentang bagaimana cara pengujian kualitas susu dan susu seperti apa yang
baik dikonsumsi. Adapun laporan ini kami buat untuk dapat di jadikan suatu
pihak agar dapat lebih baik lagi dalam pengerjaan laporan akhir praktikum
bagi para pembacanya untuk dapat lebih memahami dan memperdalam materi
Penyusun
I
PENDAHULUAN
oleh tubuh keberadaannya. Kandungan nutrisi susu memiliki kualitas yang inggi
dan hampir semua nutrisi yang diperlukan tubuh terdapat pada susu, seperti
protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Akan tetapi karena kandungan
ddengan nutrisi tersebut. Oleh karenanya tanpa penanganan yang tepat susu dapat
dalam berkualitas baik atau buruk. Uji kualitas susu dapat berupa uji seara fisik,
kimia, biologi, maupun mikroskopis. Uji kualitas susu scara fisik dapat berupa
melihat warna susu, mencium bau susu, ataupn merasakan susu tersebut. Uji
kualitas secara kimiawi dapat berupa penambahan senyawa ke dalam susu. Uji
kualitas secara biologis dapat berupa melihat keaktifan mikroba dalam susu. Uji
kualitas secara mikroskopis memiliki prinsip yang sama dengan biologis, akan
seperti penambahan air dalam susu, bahkan sampai pemalsuan. Oleh karenanya
bagaimana prosedur kerjanya agar susu yang kita terima merupakan susu yang
(1) Apa saja pengamatan yang dilakukan pada uji kualitas susu.
(1) Mengetahui apa-apa saja pengamatan yang dilakukan pada uji kualitas
susu.
menguji kualitas susu dan susu yang bagaimana yang dikatakan baik dan masih
dilaksanakan pada:
Universitas Padjadjaran.
II
TINJAUAN PUSTAKA
Susu merupakan salah satu dari bagian 4 sehat 5 sempurna yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Menurut Mawardya (2008) susu adalah cairan berwarna
putih yang diekskresi oleh kelenjar mammae (ambing) pada biantang mammalia
untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Susu dihasilkan dari hasil
pemerahan sapi atau binatang menyusui lainnya yang dapat dikonsumsi maupun
Komposisi air susu sama dengan atau lebih lengkap daripada bahan
pangan lain, karena didalam susu memiliki kandungan yang diubtuhkan oleh
mineral. Adapun komponen lainnya yang ada dalam susu tetapi jumlahnya sangat
2008).
Menurut Finivera dkk (2016) susu adalah salah satu dari sumber hewani
yang berkualitas tinggi. Akan tetapi karena susunan nilai gizzinya yang sangat
faktor kimia, dan faktor biologis (Finivera dkk, 2016). Uji kualitas susu sendiri
dapat berupa uji kualitas secara fisik, kimiawi, biologis, dan mikroskopik.
Pengujiannya dapat berupa uji reduktase, uji organoleptik, uji didih, uji alkohol,
uji kebersihan, penetapan berat jenis, uji kadar lemak, dan uji pemalsuan.
III
3.1 Alat
3.1.1 Pemeriksaan Keadaan Susu
a. Uji Reduktase
Pipet steril 0.5 mL dan 20 mL
Tabung reaksi dengan penyumbatnya
Inkubator dengan suhu 37 °C
b. Uji Warna, Bau, Rasa dan Kekentalan
Tabung-tabung reaksi
Kertas putih sebagai latar belakangnya
c. Uji Didih
Tabung reaksi
Api pemanas (nyala spirtus)
Penjepit tabung dari kayu
d. Uji Alkohol
Tabung reaksi atau salut milk tester
e. Uji Kebersihan/Sedimentasi
Kertas saring atau kapas
Corong Gelas
Beaker Glass
3.1.2 Pemeriksaan Keadaaan Susu
a. Penetapan Berat Jenis
1 buah laktodensimeter yang ditera 27.5 °C
Gelas ukur
Termometer
b. Uji Kadar Lemak
Butyrometer gerber
Milk fat separator
Penangas air
Pipet otomat 10 mL
Pipet otomat 1 mL
3.1.3 Uji Pemalsuan
a. Pemalsuan dengan Air Beras/Air Tajin
Tabung reaksi
3.2 Bahan
3.2.1 Pemeriksaan Keadaan Susu
a. Uji Reduktase
Larutan methylen blue dalam H2SO4
b. Uji Warna, Bau, Rasa dan Kekentalan
Susu
c. Uji Didih
Susu
d. Uji Alkohol
Susu
e. Uji Kebersihan/Sedimentasi
Susu
3.2.2 Pemeriksaan Susunan Susu
a. Penetapan Berat Jenis
Susu
b. Uji Kadar Lemak
Asam sulfat pekat 91-92% (BJ 1820-1825 pada 15.5 °C)
Iso amyl alkohol (BJ 0814-0816 °C)
3.2.3 Uji Pemalsuan
a. Pemalsuan dengan Air Beras/Air Tajin
Asam asetat
Lugol
4. 2 Pembahasan
1. BJ Susu (Viskositas)
menandakan bahwa susu yang dilakukan uji masih dalam keadaan baik,
sedangkan BJ susu B ialah 1,0081 yang menandakan bahwa susu yang dilakukan
uji keadannya kurang baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soeparno et al
(2011) bahwa variasi bobot spesifik susu yang baik yaitu berkisar antara 1,027
sampai 1,035. Menurut Herdiansyah (2011), jika berat jenis susu rendah maka
kandungan bahan kering tinggi atau berat jenis susu tinggi maka viskositas susu
2. Warna
Dari hasil praktikum untuk uji warna diperoleh hasil susu A berwarna
putih jernih, susu B putih pekat, dan susu C putih sedikit pekat yang menandai
susu dalam keadaan yang normal. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Maheswari (2004) bahwa warna susu yang normal adalah putih kekuningan.
Warna putih disebabkan karena refleksi sinar matahari dengan adanya butiran
sering disebabkan adanya butir eritrosit atau hemoglobin akibat ternak yang
relatif tinggi.
bau susu normal pada susu A, bau asam pada susu B, dan bau seperti yoghurt
pada susu C. Menurut Lukman (2009) susu segar yang normal mempunyai
bau yang khas terutama karena adanya asam - asam lemak. Bau tersebut dapat
mikroba didalam susu, atau bau lain yang menyimpang akibat terserapnya
senyawa bau dari sekeliling oleh lemak susu. Bau pakan dan kotoran yang ada
didekat wadah susu juga akan mudah mempengaruhi bau susu tersebut.
Hasil dari uji rasa yang di lakukan bahwa pada sampel susu yang telah
dicicipi terasa hambar agak manis dan gurih layaknya susu pada sampel susu A
dan susu C , yang menandakan bahwa susu tersebut dalam keadaan baik,
sedangkan pada susu B diperoleh hasil agak asam. Diyert (1997) menyatakan
bahwa susu yang bagus dan layak dikonsumsi sedikit ada rasa manisnya selain
Dari hasil pengamatan susu tidak telalu kental namun juga tidak terlalu
encer serta tidak terdapat butiran. Susu yang baik akan membasahi dinding
dengan tidak memperlihatkan bekas berupa lendir ataupun butiran butiran yang
bekasnya akan menghilang. Sama seperti BJ maka kekentalan susu lebih tinggi di
5. Uji Kebersihan
susu dalam keadaan sedikit kotor karena terdapat kotoran dan debu yang
Soeparno et al. (2011) bahwa susu yang dalam keadaan bersih yaitu susu
yang apabila dilakukan penyaringan tidak terdapat kotoran seperti dedak, ampas
6. Uji Reduktase
Hasil uji reduktase yang dilakukan adalah ada perubahan warna biru
menjadi putih jernih pada susu A yang menandakan adanya pertumbuhan bakteri
yang menyebabkan grade susu rendah, sedangkan pada susu B warna tetap biru
yang menandakan susu tersebut bebas dari bakteri dan memiliki grade baik.
tetes methylene blue yang dicampurkan secara baik baik sampai homogen lalu
di masukan kedalam penangas air dengan suhu 360*C dan dilakukan pengamatan
laktat sehingga susu tersebut mengalami penggumpalan jika masih menyatu dan
8. Uji Alkohol
(positif). Prinsip dasar pada uji alkohol merupakan kestabilan sifat koloidal
protein susu tergantung pada selubung atau mantel air yang menyelimuti
butir-butir susu berarti hasilnya negatif atau kualitas susu baik untuk
dikonsumsi. Pada Uji alkohol susu yang tidak baik (misalnya susu asam) akan
pecah atau menggumpal jika ditmbahkan alkohol 70%. Alkohol memiliki daya
dehidrasi yang akan menarik gugus H+ dari ikatan mantel air protein, sehingga
protein dapat melekat satu dengan yang lain akibatnya kestabilan protein yang
dinamakan susu pecah (Sudarwanto et al., 2005). Uji alkohol adalah uji yang
cepat dan sederhana yang merupakan dasar dalam kestabilan protein ketika
jumlah asam bertambah dalam susu menurut Buckle et al. (1987). Uji alkohol
bertujuan untuk memeriksa dengan tepat tingkat keasaman susu. Susu yang
alkohol 70% dengan demikian, apabila uji alkohol menunjukan hasil positif
dimana dengan penambahan alkohol 70% susu terjadi penggumpalan maka susu
susu A yaitu 2,4 ml. Lemak merupakan sumber utama dalam susu. Baik manusia
komposisi susu sapi terdiri atas air dan bahan kering. Lemak termasuk ke dalam
jenis bahan kering susu. Lemak susu merupakan komponen yang penting seperti
halnya protein. Lemak dapat memberikan energi yang lebih besar daripada protein
maupun karbohidrat. Di samping itu, di dalam susu, lemak terdapat globula atau
emulsi, yaitu bulatan-bulatan minyak atau lemak berukuran kecil didalam serum.
pemeriksaan rutin untuk penentuan kadar lemak susu, misalnya susu yang
penentuan kadar lemak dengan metode Gerber yaitu asam sulfat 91-92 % dengan
kenampakan tidak berwarna atau lebih terang serta amil alkohol yang berwarna
jernih. Pakan yang diberikan pada sapi perah berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya produksi susu yang dihasilkan. Pemberian pakan pada sapi perah dapat
Prinsip kerja dari butirometer pada dasarnya yaitu butir-butir lemak kecil
menggumpal menjadi butir-butir besar, dan hal ini dipercepat oleh amil alkohol
dan pemanasan suhu 65° C. Lemak cair ini mengapung di atas campuran asam
skala. Angka yang dapat dibaca dalam skala butirometer yaitu jumlah gram lemak
per 100 gram air susu. Warna coklat susu didalam butirometer disebabkan oleh
jaminan proses pengendalian mutu yang efisien bagi perusahaan atau industri
pengolahan susu.
Untuk mengetahui suatu produk susu itu asli atau tidak kita dapat menilai
kondisi susu secara fisik, ataupun dengan melakukan uji kimia. Secara fisik kita
dapat melihat kondisi warna dan kekentalan dari susu. Sedangkan untuk uji kimia
seperti yang kita lakukan di laboratorium, kita bisa mengambil sampel susu
dipanaskan diatas api sampai mendidih. Setelah itu tambahkan larutan asam
asetat beberapa tetes kemudian diberi beberapa tetes larutan lugol. Larutan ini
menjadi indikasi apakah susu tersebut asli atau tidak. Sampel yang setelah
dipanaskan kemudian ditambah larutan asam asetat dan lugol ditemukan sampel
berubah warna menjadi warna biru, maka hal tersebut menunjukan sampel positif
dicampur air tajin/air beras dan dengan kata lain sampel tersebut tidak asli. Dari
hasil pengujian di laboratorium diketahui bahwa susu A dan susu B negatif dari
5.1 Kesimpulan
Dalam mengetahui kualitas susu, kita dapat melakukan berbagai uji baik uji di
lapangan maupun uji laboratorium. Ada beberapa uji laboratorium yang dapat
dilakukan untuk menguji kualitas susu, diantaranya:
5.2 Saran
Pengamatan dan pengujian ini sudah berjalan dengan sebagaimana
mestinya, tetapi lebih ditingkatkan lagi supaya meminimalisir kesalahan-
kesalahan dalam pengamatan atau pengujian agar mendapatkan hasil yang
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar Dkk. 2000. Pengaruh Suhu Dan Waktu Pasterurisasi Terhadap Mutu
Susu Selama Penyimpanan. Jurnall Ilmu Ternakdan Veteriner. 6(1):45-50
Buckle, KA., TA.E DWARDS, G.H. Gleet Dan M. Wolton. 1987. Ilmu
Pangan. Terjemahan Hari Purnomo Dan Adiono . Universitas – Indonesia
Press, Jakarta.