KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN,
2.1 Farmakokinetik,
2.2 Farmakodinamik
2.3 Efek Samping Dan Reaksi Yang Merugikan
2.4 Mekanisme Kerja
2.5 Indikasi Penggunaan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
5.1 Tujuan
1. Mengetahui Farmakokinetik Antibiotik Makrolida.
2. Mengetahui Farmakodinamik Antibiotik Makrolida.
3. Mengetahui Efek Samping dan Reaksi yang Merugikan Antibiotik Makrolida.
4. Mengetahui Mekanisme Kerja Antibiotik Makrolida.
5. Mengetahui Indikasi Penggunaan Antibiotik Makrolida.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Farmakokinetik
2.2 Farmakodinamik
Eritromisin menekan sintesis protein bakteri. Mulai terjadi preparat oral adalah 1
jam. Waktu untuk mencapai puncak adalah 4 jam dan lama kerjanya adalah 6 jam.
6) Infeksi stapilokokus
Eritromisin merupakan alternatif penisilin untuk infeksi ringan oleh S. Aureus
(termasuk strain yang resisten terhadap penisilin). Tetapi munculnya strain-strain yang
resisten telah mengurangi manfaat obat ini. Untuk infeksi berat oleh stafilokokus yang
resisten terhadap penisilin lebih efektif bila digunakan penisilin yang tahan penisilinase
(misalnya dikloksasilin atau flkloksasilin) atau sefalosporin. Dosis eritromisin untuk
infeksi stafilokokus pada kulit atau luka ialah 4 kali 500 mg sehar yang diberikan
selama 7-10 hari per oral.
7) Infeksi Campylobacter
Gastroenteritis oleh Campylobacter jejuni dapat diobati dengan eritromisin per
oral 4 kali 250 mg sehari. Dewasa ini fluorokuinolon telah menggantikan peran
eritromisin untuk infeksi ini.
8) Tetanus
Eritromisin per oral 4 kali 500 mg sehari selama 10 hari dapat membasmi Cl.
tetani pada penderita tetanus yan alergi terhadap penisilin. Antitoksin, obat kejang dan
pembersih luka merupakan tindakan lain yang sangat penting.
9) Sifilis
Untuk penderita sifilis stadium diniyang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan
eritromisin per oral dengan dosis 2-4 g sehari selama 10-15 hari.
10) Gonore
Eritromisin mungkin bermanfaat untuk gonore diseminata pada wanita hamil
yang alergi tehadap penisilin. Dosis yang diberikan ialah 4 kali 500 mg sehari yang
diberika selama 5 hari per oral. Angka relaps hampir mencapai 25 %.
11) Penggunaan profilaksis
Obat terbaik untuk mencegah kambuhnya demam reumatik ialah penisilin.
Sulfonamid dan eritromisin dapat dipakai bila penderita alergi terhadap penisilin.
Eritromisin juga dapat dipakai sebagai pengganti penisilin untuk penderita endokarditis
bakterial yang akan dicabut giginya. Dosis eritromisin untuk keperluan ini ialah 1 g per
oral yang diberikan 1 jam sebelum dilakukan tindakan, dilanjutkan dengan dosis
tunggal 500 mg yang diberikan 6 jam kemudian.
12) Pertusis
Bila diberikan pada awal infeksi, eritromisin dapat mempercepat penyembuhan.
BAB III
PENUTUP
1.2 Kesimpulan
1.3 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Katzung, B. G. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi II. Jakarta, Salemba
Medika.
Fitriyah Nurul Istiq. 2012. “Antibiotika Makrolida” http://lung-
zone.blogspot.co.id/2012/11/farmakologi-antibiotik-makrolida.html. Diakses
pada 8 April 2017
Natanegara Dini. 2011. “Golongan Makrolida”
https://dininatanegara99.wordpress.com/2011/11/10/golongan-makrolida/.
Diakses pada 8 April 2017.