Oleh :
Hasina Tasya / 021811133084
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
Metabolisme Asam Amino
Metabolisme merupakan peristiwa pertukaran senyawa kimia dalam tubuh yang yang
melibatkan organisme dengan lingkungannya melalui jalur-jalur metabolisme. Secara umum
metabolisme terbagi atas 2 macam, yaitu katabolisme dan anabolisme. Katabolisme adalah
peristiwa penguraian zat dengan molekul yang besar menjadi sebuah molekul yang
volumenya lebih kecil dan diolah menjadi energi. Sedangkan anabolisme adalah reaksi yang
ditunjukkan untuk merangkai sebuah senyawa organik yang berasal dari partikel-partikel
tertentu yang lebih besar dan kompleks, misalnya pada proses sintesis protein dari asam
amino.
1
Jalur metabolik utama dari asam amino terdiri atas:
1. Produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta
sintesis asam amino di hati
2. Pengambilan nitrogen dari asam amino
3. Katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea
sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino
4. Sintesis protein dari asam-asam amino
Asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan
atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan
menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid,
asam amino memerlukan pelepasan gugus amin yang bersifat toxic bagi tubuh. Setelah
mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus asam sitrat
melalui jalur yang beraneka ragam.
2
Gambar 3. Reaksi Transaminasi (alanin mengalami transaminasi menjadi glutamat, dengan
bantuan enzim alanin aminotransferase).
3
Gambar 5. Ringkasan skematik mengenai reaksi transaminasi dan reaksi deaminasi
oksidatif.
4
dibuang melalui ginjal berupa urin. Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan
terdiri atas beberapa tahap yaitu:
1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2
menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam reaksi ini diperlukan energi dari ATP
2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-
ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan
3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat
menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP
4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi
fumarat dan L-arginin
5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan
menghasilkan L-ornitin dan urea.
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk mensintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino
menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan
tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial
dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea.
5
Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau
menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam
amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta
glukogenik dan ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi
piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua
asam amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua
asam amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah
asam amino yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediet asetil
KoA atau asetoasetil KoA. Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, treonin,
triptofan, dan tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik. Selama dalam keadaan kelaparan,
pengurangan rangka karbon digunakan untuk menghasilkan energi dengan melakukan
proses oksidasi menjadi CO2 dan H2O.
Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga
harus ada di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino
esensial. Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam
amino ini dinamakan asam amino non-esensial. Namun, jika diterapkan pada asam amino,
istilah "esensial" dan "nonesensial" merupakan sebuah kekeliruan karena 20 asam amino ini
sebenarnya bersifat esensial secara keseluruhan, untuk menjamin kesehatan. Dari 20 asam
amino ini, 8 diantaranya harus diperoleh dari makanan manusia, sehingga istilah yang paling
sesuai adalah "esensial secara nutrisional". Dua belas asam amino lainnya bersifat
"nonesensial secara nutrisional" karena tidak harus diperoleh dari makanan.
6
Gambar 8. (a) Secara nutrisional "semi esensial." Disintesis dengan kecepatan yang kurang
memadai untuk menunjang pertumbuhan pada anak. (b) Tidak diperlukan dalam pentukan
protein, tetapi terbentuk selama pemrosesan kolagen pasca translasi.
Glutamat
Glutamat, prekursor yang disebut asam amino "kelompok glutamat" adalah amidasi
reduktif α- ketoglutarat yang dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase. Reaksi sintesis
glutamat secara kuat dapat menurunkan konsentrasi pada sitotoksik ion ammonium.
Glutamat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi transaminasi sederhana. Katalisator
reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase. Peran penting glutamat adalah sebagai
donor amino intraseluler utama untuk reaksi transaminasi.
7
Gambar 9. Reaksi biosintesis glutamat.
Aspartat
Alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot.
Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi
yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan
dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini
dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul,
alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon
didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir. Transaminasi piruvat membentuk alanin.
Demikian pula, transaminasi oksaloasetat membentuk aspartat.
8
Gambar 10. Pembentukan alanin melalui transmisi piruvat.
Asparagin
Pengubahan aspartat menjadi asparagin dikatalisis oleh asparagin sintetase yang mirip
dengan reaksi glutamin sintetase, tetapi yang menyediakan nitrogen adalah glutamin dan
bukan ion amonium. Namun, asparagin sintetase bakteri juga dapat menggunakan ion
amonium. Reaksinya melibatkan pembentukan zat antara aspartil fosfat. Penggabungan
hidrolisis PPi dengan Pi oleh profosfatase EC 3.6.1.1, memastikan bahwa reaksi tersebut
sangat menguntungkan.
Sistein
Sistein, meskipun secara nutrisional tidak esensial, namun dibentuk dari metionin
yang esensial secara nutrisional. Setelah pengubahan metionin menjadi homosistein,
homosistein dan serin membentuk sistationin, yang hidrolisisnya membentuk sistein dan
homoserin. Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan
metionin dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan
S-adenosilmetionin (SAM). SAM merupakan prekursor untuk sejumlah reaksi transfer metil
(misalnya konversi norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari transfer metil adalah
perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein selanjutnya
berubah menjadi homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase.
Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin oleh metionin sintase. Dalam sintesis
sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan sistationin dengan bantuan
enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim sistationin liase sistationin diubah
9
menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini dikenal sebagai
transulfurasi.
Glutamin
Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi langsung amonia dan ini
merupakan reaksi fixing nitrogen lain.
Glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksi metil dari serin untuk
kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF. Glisin
aminotransferase dapat mengkatalisis sintesis glisin dari glioksilat dan glutamat atau alanin.
Tidak seperti kebanyakan reaksi aminotransferase, reaksi ini sangat menguntungkan glisin.
10
Jalur tambahan penting lain dalam pembentukan glisin pada mamalia adalah dari kolin dan
dari serin.
11
Gambar 14. Hidroksilasi dari peptida kaya kolin
Prolin
Reaksi awal biosintesis prolin mengubah gugus γ-karboksil glutamat menjadi anhidrida asam
campuran glutamat γ- fosfat. Reduksi berikutnya membentuk glutamat γ-semialdehida yang kemudian
mengalami pendauran spontan dan direduksi menjadi L-prolin.
12
Serin
Tirosin
13
Gambar 17. Konversi pada fenilalanin menjadi tirosin oleh fenilalanin hidroksilase
(EC 1.14.16.1)
14