Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENGARUH pH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

Disusun Oleh
Kelompok 1
Kelas A2

1. Putri Alifian Sumarno (131811133018)


2. Ajeng Triska P.S (131811133028)
3. Nofita Dwi R (131811133072)
4. Farid Perdana P.S (131811133082)
5. Nur Athiyyah amini (131811133126)
6. Yunurina Wenda (131811133134)

DOSEN PENGAJAR :
Citrawati Kencono Wungu, dr.,M.Si

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan
Enzim adalah protein yang memiliki fungsi sebagai katalisis untuk proses
biokimia yang berlangsung di dalam maupun diluar sel. Enzim dapat berfungsi sebagai
katalisis yang efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Seperti
katalisis yang lain, maka enzim dapat menurunkan energi aktifitas suatu reaksi kimia
yang lain yaitu ia hanya akan bekerja pada satu reaksi saja (Lehninger, 1997).
Enzim yang lengkap dan aktif, terdiri dari beberapa bagian protein dan ko-faktor
atau enzim disebut holo-enzim. Sedangkan protein enzim saja tanpa bagian non protein
besifat non aktif disebut apo-enzim. Ada empat faktor utama yang dapat mempercepat
reaksi kimia yang dikatalis oleh beberapa enzim yaitu (Lehninger, 1997):
1. Letak dan orientasi substrat dalam hubungannya dengan gugus katalik.
2. Tegangan dan berubahnya ikatan oleh dorongan penempatan enzim.
3. Katalis umum asam-basa dan katalis kovalen.
Enzim, seperti protein lain, mempunyai berat molekul yang berkisar dari kira-
kira 12.000 sampai lebih dari 1 juta. Oleh karena itu, enzim berukuran amat besar
dibandingkan dengan substrat atau gugus fungsional targetnya. Beberapa enzim hanya
terdiri dari polipeptida dan tidak mengandung gugus kimiawi selain residu asam amino.
Akan tetapi enzim lain memerlukan tambahan komponen kimia bagi aktivitasnya
komponen ini disebut kofaktor. Kofaktor mungkin suatu molekul anorganik seperti ion
Fe2+, Mn2+ atau Zn2+ atau mungkin juga suatu molekul anorganik kompleks yang
disebut koenzim. Beberapa enzim membutuhkan baik koenzim maupun satu atau lebih
ion logam bagi aktivitasnya. Pada beberapa enzim, koenzim atau ion logam hanya
terikat secara lemah atau dalam waktu sementara pada protein, tetapi pada enzim lain
senyawa ini terikat kuat, atau terikat secara permanen yang dalam hal ini disebut gugus
prostetik. Enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengkatalisis, bersama-sama
dengan koenzim atau gugus logamnya disebut holoenzim. Koenzim dan ion logam
bersifat stabil sewaktu pemanasan, sedangkan bagian protein enzim akan terdenaturasi
oleh pemanasan (Lehninger, 1997).
Enzim menyusun sebagian besar dari protein total dalam sel. Suatu sel dapat
memuat 3.000 jenis molekul enzim dan sejumlah besar molekul dari tiap jenis. Enzim
dapat mempercepat reaksi kimia, sedangkan protein lain tak dapat. Oleh karena itu,

Page | 1
enzim adalah katalis. Selain mampu meningkatkan reaksi, enzim memiliki dua sifat lain
sebagai katalis sejati. Pertama, enzim tak berubah oleh reaksi yang dikatalisnya. Kedua
(dan yang penting), walaupun dapat mempercepat reaksi, enzim tidak mengubah
kedudukan normal dari kesetimbangan kimia. Dengan kata lain, enzim dapat membantu
mempercepat pembentukan produk, tetapi akhirnya jumlah produk tetap sama diperoleh
(Lehninger, 1997).
1.2. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum :
Mempelajari pengaruh pH pada kerja enzim.
2. Tujuan Khusus :
✓ Mengetahui pengaruh pH 4 pada kerja enzim.
✓ Menghitung jumlah substrat yang dicerna apabila enzim dipengaruhi oleh
pH 4.

Page | 2
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1. Alat

Pipet 1ml
rak+tabung reaksi

tissue
Label Nama

Page | 3
Tempat pipet spektrofotometer

stopwatch (Handphone)
labu erlenmeyer

Page | 4
2.2. Bahan

Larutan enzim “E” Larutan NaCl


0,9%

Larutan subtrat “S” Larutan penyangga pH 4

Larutan HCl 0.05 Larutan KI-KIO3

Page | 5
2.3. Metode kerja
a) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum.
b) Sediakan tabung reaksi yang telah diberi label 0’, 5’, 10’, 15’, 20’.
c) Kemudian isi erlenmeyer dengan :
✓ 15 ml larutan penyangga pH 4,
✓ 3 ml larutan substrat S, dan
✓ 6ml larutan NaCl 0,9% (w/v).
✓ Campur pada suhu kamar
d) Pada masing-masing tabung reaksi yang telah diberi label, masukkan 10ml larutan
HCl 0,05 M.
e) Pipetlah larutan dari labu erlenmeyer dan masukkan ke tabung reaksi bertanda 0’,
kemudian kocok sebentar.
f) Tambahkan 1 ml larutan enzim E ke dalam labu erlenmeyer, campur dengan cepat
dan tepat pada saat penambahan enzim ini catat waktu dengan stopwatch.
g) Pada waktu 4 menit 30 detik setelah enzim dimasukkan dalam labu erlenmeyer,
pipetlah 1 ml larutan dari labu tersebut dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang
bertanda 5’ tepat pada saat penunjuk waktu menunjukkan 5 menit.
h) Pada waktu 9 menit 30 detik pipet lagi 1 ml larutan dari labu erlenmeyer dan
masukkan ke dalam tabung reaksi yang bertanda 10’ tepat pada saat waktu
menunjukkan 10 menit.
i) Pada waktu 14 menit 30 detik pipetlah 1 ml larutan dari labu erlenmeyer dan
masukkan ke dalam tabung reaksi yang bertanda 15’ tepat pada saat waktu
menunjukkan 15 menit.
j) Pada waktu 19 menit 30 detik pipetlah 1 ml larutan dari labu erlenmeyer dan
masukkan ke dalam tabung reaksi yang bertanda 20’ tepat pada saat waktu
menunjukkan 20 menit.
k) Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI-KIO3 ke dalam masing-masing
tabung, kemudian campur dan tunggu 5-10 menit.
l) Tentukan intensitas warna yang timbul dengan alat spektrofotometer Baush and
Lomb dengan pnajang gelombang 620 nm. Setelah itu, hitung substrat yang dicerna.

Page | 6
2.4. Bagan Alur Tahap-Tahap Praktikum

Berilah label pada setiap


15 mL larutan penyangga pH 4 tabung reaksi

3 mL larutan substrat S

6 mL larutan NaCl 0.9 %

Isi setiap tabung reaksi


dengan 10 ml HCL 0,05 M

1 mL larutan Enzim
E

Campur cepat dan Masukkan 1 mL larutan dari


catat waktu erlenmeyer ke tabung 0 menit
dengan menggunakan pipet,
kocok sebentar.

1 mL larutan kocok

Lakukan setiap 5 menit


selanjutnya untuk tabung
selajutnya.

1 mL larutan KI-KIO3
Baca absis substrat dengan
spektofotometer dengan
Ke masing-masing panjang gelombang 620 nm
tabung. Tunggu 10-
15 menit

Hitung substrat yang


dicerna

Page | 7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Praktikum

Menuangkan larutan
Menuangkan larutan Menuangkan larutan
NaCl 0,9 % pada
pH pada erlenmeyer substrat pada erlenmeyer
erlenmeyer

Menuangkan larutan Erlenmeyer yang sudah Pengambilan Larutan yang


HCl 0,05 M pada terisi larutan ada di Erlenmeyer
tabung reaksi pH,Substrat, dan NaCl menggunakan pipet 1ml

Page | 8
Menuangkan larutan yang Menambahkan
Mengocok larutan
dalam pipet 1ml ke dalam larutan KI-KIO₃
tabung reaksi yang berisi kedalam masing-
larutan HCL masing tabung reaksi

Mengocok tabung reaksi Perubahan warna yang Tabung reaksi setelah


yang berisi campuran terjadi setelah diberi dicampur dengan larutan
larutan KI-KIO₃ larutan KI-KIO₃ KI-KIO₃

Page | 9
Menghitung substrat yang Menghitung besarnya
dicerna menggunakan substrat yang di cerna
spektrofotometer

Menulis hasil substrat


yang di cerna pada Hasil perhitungan
papan tulis semua kelompok

Mencuci bersih alat


praktikum

Page | 10
3.2. Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hasil Absorbansi Substrat pada waktu (t)

Absis Waktu (t)

Pada pH 0' 5' 10' 15' 20'

4 1,100 1,070 1,08 1,055 1,005

Tabel 2. Substrat yang Dicerna pada waktu (t)

Absis % Substrat yang Dicerna pada waktu (t)

Pada pH 0' 5' 10' 15' 20'

4 0% 2,7% 1,8% 4% 8,6%

Tabel 3. Substrat yang Dicerna pada waktu (t)

pH % Substrat yang Dicerna pada t

0’ 5’ 10’ 15’ 20’

4 0% 2,7% 1,8% 4% 8,6%

5 0% 60,9% 88% 95,3% 96,2%

6,5 0% 91,83% 93,2% 94,2% 94,5%

8 0% 83% 96,8% 95,7% 96,4%

10 0% 11,2% 2,4% 6,4% 4%

Perhitungan (∆S) dengan alat Spektrofotometer

absis waktu t
% Substrat yang Dicerna = 100% - { x 100% }
absis waktu to

pH 4 :
1,100
Pada waktu 0’ = 100% - { x 100% } = 0%
1,100
1,070
Pada waktu 5’ = 100% - { x 100%} = 2,7%
1,100
1,080
Pada waktu 10’ = 100% - { x 100% } = 1,8%
1,100
1,055
Pada waktu 15’ = 100% - { x 100% } = 4%
1,100
1,005
Pada waktu 20’ = 100% - { x 100% } = 8,6%
1,100

Page | 11
3.3. Grafik Pengamatan
• Grafik I Pengamatan pH 4

% Substrat yang Dicerna


∆S
10%
9%
8.60%
8%
7%
6%
5%
4% 4.00%
3%
2.70%
2% 1.80%
1%
0% 0%
0' 5' 10' 15' 20' (t)
pH 4

• Grafik II Perbandingan kelima pH yaitu pH 4, 5, 6,5 , 8, dan 10

∆S Perbandingan % Substrat yang Dicerna


120%

100%

80%

60%

40%

20%

0% (t)
0' 5' 10' 15' 20'

pH 4 pH 5 pH 6,5 pH 8 pH 10

Page | 12
3.4. Pembahasan
Pada percobaan ini, digunakan larutan penyangga dengan pH 4 yang
ditambahkan dengan larutan substrat “S” yaitu amilum serta larutan NaCl. Penggunaan
larutan penyangga berfungsi untuk memberikan pH dan mempertahankan pH selama
percobaan berlangsung. Penambahan NaCl bertujuan sebagai aktivator atau pengaktif
kerja enzim dan substrat “S” merupakan suatu polisakarida yang akan berwarna biru
apabila bereaksi dengan iodium. Kemudian ditambahkan enzim “E” yaitu amilase yang
akan menghidrolisis pati menjadi dekstrin kemudian maltosa (disakarida) dan
terhidrolisis lagi menjadi 2 molekul glukosa secara enzimatis. Pada tabung reaksi yang
berisi larutan penyangga dengan pH 4 ditambahkan larutan KI-KIO3 sebagai indikator
yang akan bereaksi dengan enzim “E” membentuk kompleks biru keunguan yang
ditandai dengan perubahan warna dari bening menjadi biru kehitaman.
Hasil dari percobaan ini yaitu pada tabung reaksi yang sudah ditambahkan KI-
KIO3 mengalami perubahan menjadi warna yang berbeda. Pada semua tabung larutan
berubah warna menjadi biru kehitaman karena polisakarida yang terkandung dalam
larutan pati telah terdegradasi menjadi glukosa. Pada pH asam enzim amilase tidak dapat
bekerja optimal karena enzim amilase bekerja pada kisaran pH 6,8-7.
Dari nilai substrat yang telah diketahui, maka dapat disimpulkan bahwa
penambahan konsentrasi substrat akan menaikkan aktivitas enzim hingga mencapai
batas maksimum. Kesimpulan pada praktik pH optimum ini yaitu pada menit 0 semua
substrat yang dicerna 0% oleh seluruh pH sedangkan pada waktu menit 5 substrat yang
dicerna tertinggi yaitu 91,83% pada pH 6,5 sedangkan pada waktu menit 10 substrat
yang dicerna tertinggi yaitu 96,8% pada pH 8 sedangkan pada waktu menit 15 substrat
yang dicerna tertinggi yaitu 95,7% pada pH 8 sedangkan pada menit 20 substrat yang
dicerna tertinggi yaitu 96,4% pada pH 8. Jadi pH optimum yaitu substrat yang dicerna
96,8% pada pH 8

Page | 13
3.5. Pertanyaan
1. Identifikasi senyawa “E” dan “S” berdasarkan keterangan yang terdapat dalam
prinsip percobaan. Bagaimana tingkat dan hasil pencernaan senyawa “S” oleh
senyawa “E”?
Pembahasan :
Senyawa E pada percobaan tersebut adalah enzim yaitu enzim amilase
sedangkan senyawa S adalah substrat yaitu amilum. Tingkat dan hasil pencernaan
senyawa S oleh senyawa E sangat dipengaruhi oleh pH penyangga dan lama waktu
bereaksi. Hal ini dibuktikan dengan perubahan warna pada masing-masing tabung
reaksi saat percobaan, dimana warna biru kehitaman menandakan adanya substrat
yang tidak tercerna sehingga berikatan dengan iodium. Dan warna kuning
menandakan substrat tercerna seluruhnya. Kuning adalah warna iodium. Warna
yang timbul berbeda-beda tergantung pada pH penyangga.
2. Apa fungsi larutan HCl dalam percobaan ini?
Pembahasan :
✓ Melepas I2 dari KI-KIO3
5 KI + KIO3 + 6 HCl -> 3 I2 + 6 KCl +3 H2O
✓ Menghentikan kerja enzim
3. Bagaimana pengaruh pH terhadap reaksi enzimatik?
Pembahasan :
✓ pH optimum suatu enzim adalah pH yang memberikan aktivitas enzim paling
tinggi→ pH I
✓ Pada pH optimum harga ΔS /t selalu lebih besar dibanding pada pH lainnya.
✓ ΔS = P
✓ pH optimum umumnya berkisar antara ph 5 – 9 (berbentuk genta)
✓ Perkecualian: misalnya pepsin ph optimumnya 1-2
4. Apakah yang anda ketahui tentang Vo (Initial velocity) dalam reaksi enzimatik?
Bagaimana cara mengukurnya?
Pembahasan :
Vo (Initial velocity) adalah kecepatan awal atau kecepatan reaksi enzimatik
pada saat reaksi baru saja berlangsung, dengan kadar substrat yang masih belum
berkurang. Kecepatan awal dapat diketahui dengan mengukur penurunan kadar
substrat atau peningkatan kadar produk selama berlangsungnya reaksi menurut
kurva yang biasa dikenal sebagai progress curve. Kecepatan awal adalah tangens

Page | 14
dan sudut yang dibentuk antara garis singung pada kurva yang ditarik melalui titik
waktu reaksi nol.
5. Jelaskan dan sebutkan faktor yang mempengaruhi reksi enzimatik?
Pembahasan :
Faktor yang mempengaruhi reksi enzimatik
✓ pH
pH dapat mempengaruhi aktivitas anzim. Daya katalisis enzim menjadi rendah
pada ph rendah maupun tinggi karena terjadinya denaturasi protein enzim.
Enzim mempunyai gugus aktif yang bermuatan positif (+) dan negatif (-).
Aktivitas enzim akan optimum kalau terdapat keseimbangan antara kedua
muatannnya.
✓ Suhu
Kenaikan suhu sampai optimum akan diikuti pula oleh kenaikan kecepatan
reaksi enzimatik kepekaan enzim terhadap suhu pada keadaan suhu melebihi
optimum disebabkan terjadinya perubahan fisikokimia protein penyusun
enzim. Umumnya enzim mengalami kerusakan (denaturasi) pada suhu diatas
50o C.
✓ Kadar substrat
Kecepatan reaksi enzimatik umumnya dipengaruhi kadar substrat.
Penambahan kadar substrat sampai jumlah tertentu dengna jumlah enzim yang
tetap, akan mempercepat reaksi enzimatik sampai mencapai maksimum.
Penambahan substrat selanjutnya tidak akan menambah kecepatan reaksi.
✓ Kadar enzim
Kecepatan reaksi enzimatik juga dipengaruhi kadar enzim, jumlah enzim yang
terikat substrat (ES) dan konstatnta Michaelis (Km). Km menggambarkan
kesetimbangan disosiasi kompleks ES menjadi enzim dan substrat. Nilai Km
kecil berarti enzim mempunyai afinitas tinggi terhadap substrat maka kompleks
ES sangat baik, sehingga kesetimbangan reaksi kearah kompleks ES. Apabila
nilai Km besar berarti enzim mempunyai afinitas rendah terhadap substrat,
sehingga kesetimbangan reaksi ke arah E + S.
✓ Modifier :
1) Inhibitor
Inhibitor adalah zat atau senyawa yang dapat menghambat enzim dengan
beberapa cara penghambatan yaitu :

Page | 15
o Penghambat bersaing (kompetitif)
Disebabkan oleh senyawa tertentu yang mempunyai struktur mirip dengan
substrat saat reaksi enzimatik akan terjadi. Penghambatan oleh inhibitor
kompetitif dapat dikurangi dengan menambah jumlah substrat sampai
berlebihan.
o Penghambat tidak bersaing (non kompetitif)
Pada penghambatan non kompetitif tidak terjadi persaingan antara zat
penghambat dengan substrat. Penghambatan non kompetitif tidak dapat
dikurangi dengan penambahan jumlah substrat, oleh karena daya
penghambatannya dipengaruhi oleh kadar penghambat dan afinitas
penghambat terhadap enzim.
o Penghambat umpan balik (feed back inhibitor)
Disebabkan oleh hasil akhir suatu rangkaian reaksi enzimatik yang
menghambat aktivitas enzim pada reaksi pertama
o Penghambat Represor
Hasil akhir suatu rangkaian reaksi enzimatik yang dapat mempengaruhi atau
mengatur pembentukan enzim-enzim pada reaksi sebelumnya
o Penghambat Alosterik
Adalah penghambat yang dapat mempengaruhi enzim alosterik. Enzim
alosterik adalah enzim yang mempunyai 2 bagian aktif yaitu bagian aktif yang
menangkap substrat dan bagian yang menangkap penghambat
2) Aktivator (Kofaktor)
Adalah suatu zat yang dapat mengaktifkan enzim yang semula belum aktif.

Page | 16

Anda mungkin juga menyukai