Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MIKROBIOLOGI

FLORA NORMAL PADA TUBUH MANUSIA

KELOMPOK XIII

OLEH:

SALLY NORCELINA. W (G 701 15 219)

NUR RAHMASARI (G 701 15 084)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang
berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme
dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan, di segala
lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer
(udara) serta makanan. Dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara
alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat
tinggal sementara.
Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat
juga menimbulkan penyakit. Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas
mikroorganisme alami penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan
antara manusia dan flora normal tubuh manusia.

B. Tujuan
1. Untuk menjelaskan flora normal pada tubuh manusia
2. Untuk menjelaskan peranan flora normal terhadap inang ( manusia )
3. Untuk menjelaskan kekhususan flora normal pada tubuh manusia
4. Untuk menjelaskan flora normal pada mata
5. Untuk menjelaskan flora normal pada sistem pernapasan manusia
6. Untuk menjelaskan flora normal pada sistem pencernaan manusia
7. Untuk menjelaskan flora normal pada kulit
C. Batasan Masalah
Pada makalah ini dibatasi dengan membahas tentang flora normal pada tubuh manusia,
peranan flora normal terhadap inang ( manusia ), kekhususan flora normal pada tubuh
manusia, flora normal pada kulit manusia, flora normal pada sistem pencernaan manusia,
flora normal pada sistem pernafasan pada manusia

BAB II

2
ISI

A. Flora Normal Tubuh Manusia


1. Pengertian Flora Normal Tubuh Manusia (Mikrobiota)
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikrobe
tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang secara
alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota.
Selain itu juga disebutkan bahwa, flora normal adalah kumpulan mikroorganisme
yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal
yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namunbeberapa virus, jamur, dan
protozoa jugadapatditemukanpada orang sehat.

2. Asal Mula Mikrobiota Normal Tubuh Manusia


Bila seekor hewan dilahirkan dengan pembedahan perut (Caesarian operation), dan
dijaga supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba, kemudian dipelihara disuatu
lingkungan kuman serta diberi makan hanya makanan yang sudah disterilkan, maka hewan
tersebut tidak membentuk mikrobiota. Ini merupakan bukti bahwa sampai waktu dilahirkan,
janin tidak mengandung organisme (Pelczar dan Chan, 1988: 546).
Pada keadaan alamiah, janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme ketika
lewat di sepanjang saluran lahir. Jasad-jasad renik tersebut diperolehnya melalui kontak
permukaan, penelanan atau penghisapan. Mikroba-mikroba ini segera disertai oleh mikroba-
mikroba lain dari banyak sumber yang langsung berada disekeliling bayi yang baru lahir
tersebut. Mikroorganisme yang menemukan lingkungan yang sesuai, pada permukaan luar
atau dalam tubuh, dengan cepat berkembangbiak dan menetap. Jadi di dalam waktu beberapa
jam setelah lahir, bayi memperoleh flora mikrobe yang akan menjadi mikrobiotanya yang asli
(Pelczar dan Chan, 1988: 546).
Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungannya yang khusus, dihuni
berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di rongga mulut berkembang
populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang ada di usus. Dalam waktu singkat,
bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa seringnya dibersihkan, nutrisinya, penerapan
prinsip-prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka anak tersebut akan mempunyai
mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang ada pada orang dewasa (Pelczar dan
Chan, 1988: 547).
Walaupun seorang individu mempunyai mikrobiota yang normal, seringkali terjadi
bahwa selama hidupnya terdapat fluktuasi pada mikrobiota ini disebabkan oleh keadaan
kesehatan umum, nutrisi, kegiatan hormon, usia, dan banyak faktor lain (Pelczar dan Chan,
1988: 547).

3
B. Peran Flora Normal Tubuh Manusia
Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal.
Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor-faktor biologis seperti suhu,
kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat. Keberadaan flora
tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan (steril) dari
flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia
mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal.
Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan
berbagai zat makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat
mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri.
Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat
pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh produk
metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin(bacteriocins).
Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh
mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat
oportunis dan bisa menjadi patogen. (Jawetz, Melnick, dan Adelbergs, Mikrobiologi
Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 277-279). Selain itu, diperkirakan bahwa
stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah penting untuk perkembangan sistem
kekebalan tubuhnormal.(pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/flora-normal).
Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu.
Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang
diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam
aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen. (Jawetz, Melnick, dan
Adelbergs,Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 279)
Streptococcus viridans, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila
masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup jantung
yang abnormal dan mengakibatkan subacute bacterial endocarditis. Bacteroides yang normal
terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma. (Staf Pengajar
Fakultas Kedokteran UI, Mikrobiologi Kedokteran, 1994: 30)
Spesies Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar
dan tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum atau
jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan supurasi
dan bakterimia. Terdapat banyak contoh tetapi yang penting adalah flora normal tidak
berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak

4
ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat menimbulkan penyakit jika berada pada
lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktor-faktor predisposisi. (Jawetz,
Melnick, dan Adelbergs, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 279)

C. KEKHUSUSAN FLORA NORMAL PADA TUBUH MANUSIA


1. Awal mula Mikrobiota pada Manusia

Pada keadaan alamiah, janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme ketika


lewat sepanjang saluran lahir. Mikroba diperoleh melalui kontak permukaan, penelanan atau
penghisapan. Mikrobe-mikrobe ini segera disertai oleh mikrobe-mikrobe lain dari banyak
sumber yang langsung berada di sekeliling bayi yang baru lahir tersebut. Mikroorganisme
yang menemukan lingkungan yang sesuai, pada permukaan luar atau dalam tubuh, dengan
cepat berbiak dan menetap. Jadi di dalam waktu beberapa jam setelah lahir, bayi memperoleh
flora mikrobe yang akan menjadi mikrobiota yang asli. Setiap bagian tubuh manusia, dengan
kondisi lingkungan yang khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai
contoh, di rongga mulut berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang
ada di usus. Dalam waktu singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa seringnya
dibersihkan, nutrisinya, penerapan prinsip-prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka anak
tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang ada pada
orang dewasa.

2. Penggolongan Flora Normal Tubuh Manusia


Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)
yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan
pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun
jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal yang lainnya
bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-
produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari
flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari
lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans.

b. Mikroorganisme sementara (transient flora)


5
yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput
lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan
mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh
lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit
asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan
kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
Contohnya : Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Clostridium perfringens, Giardia
lamblia, virus Norwalk dan virus hepatitis A.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia adalah
1.nutrisi
2.kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
3.kondisi hidup
4.penerapan prinsip-prinsip kesehatan

3. Flora normal pada tubuh manusia


Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak
langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata,
dan telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.

1. Kulit
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-
benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai
untuk pertumbuhannya (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan 2008).Kebanyakan
bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis),
membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies
Staphylococcus dan sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak
dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab
jerawat. Jumlah dari mikroba tidak dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus yang
terdapat pada epidermidis kulit yang bersifat nonpatogen, namun dapat menimbulkan
penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi
prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan dengan
kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada
sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan)

6
korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik,
selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari flora
normal.
Faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara pada kulit adalah pH
rendah, asam lemak pada sekresi sebasea dan adanya lisozim. Berkeringat yang berlebihan
atau pencucian dan mandi tidak menghilangkan atau mengubah secara signifikan flora tetap.
Jumlah mikroorganisme permukaan mungkin berkurang dengan menggosok secara kuat
setiap hari dengan sabun yang mengandung heksakloforen atau desinfektan lain, namun flora
secara cepat muncul kembali dari kelenjar sebasea dan keringat, meskipun tidak ada
hubungan secara total terhadap kulit bagian lain maupun lingkungan. Penggunaan tutup rapat
pada kulit cenderung menyebabkan populasi mikrobiota secara keseluruhan sangat meningkat
dan dapat menimbulkan perubahan kualitatif flora kulit. pH kulit pada umumnya 5-6,
sehingga terdapat jenis mikroba pada kulit antara lain: Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, Corynebacterium sp., Micrococcus sp., C. albican ,
Pityrosporum ovale, Pityrosporum obiculare

Gambar 1. Staphylococcus aureus Gambar 2. Corynebacterium sp.

Gambar 3. Staphylococcus epidermidis Gambar 4. Pityrosporum ovale

7
Gambar 5. Micrococcus sp
2. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)
Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan streptokokus. Dalam
hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu
kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif). Pemusnahan
flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over growth: bakteria
negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.

Gambar 6. H. influenza

3. Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga
partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak
bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang
steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air,
asam amino, protein, lipid, dan senyawa-senyawa anorganik. Jadi, air liur merupakan
medium yang kaya serta kompleks yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien
bagi mikrobe pada berbagai situs di dalam mulut. Jenis-jenis mikroba dalam mulut, antara
lain: C. albicans, S. aureus, Treponema denticum

8
4. Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus
aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid. Tetapi kelompok bakteri terpenting yang
merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus hemolitik, yang juga dinamakan
Streptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan memperlihatkan
adanya Branchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus
avirulen (Streptococcus pneumonia).
Bagian terdalam saluran pernapasan (ranting tenggorok atau bronkiole yang
lebih halus serta alveoli atau gelembung paru -paru) tidak mengandung
mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena saluran pernapasan berlapiskan silia, yaitu
embel-embel seperti rambut, yang menyapu mikroorganisme dan bahan -bahan lain dari
bagian sebelah dalam saluran ke bagian sebelah atas untuk dibuang. Rambut bersama
dengan lendir di dalam lubang hidung itulah yang pertama-tama membantu melindungi
saluran pernapasan dengan cara menyaring bakteri dari udara yang dihirup.
5. Usus Kecil
Lambung dan usus halus tidak mempunyai flora normal, karena lingkungan bersifat asam.
Pada bagian ujung posterior ileum terdapat bakteri E.coli dan Streptococcus faecalis

Gambar 7. E.coli

6. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe yang
terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah
kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi
spesies Bacteroides(B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus
gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium(serta spesies-spesies Lactobacillus.

9
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu dan
asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen. Jenis mikroba dalam
usus besar antara lain: E.coli, Enterobacter aerogenes, Salmonella sp., Shigella sp., Candida
sp., Penicillium sp., Aspergillus sp.

7. Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung
kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada uretra (saluran
dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya
berkurang di dekat kandung kemih, hal ini disebabkan oleh efek antibakterial yang
dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri
populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah
laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan
epitelium vagina, dan didalam proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen
pada dinding vagina disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum
masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen,
maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam
vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans , dan sejumlah besar bakteri anaerobik.
Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang
menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi sistem yang lain khususnya pada laki-laki.
Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra
mengandung mikroorganisme sepertiStreptococcus, Bacteriodes, Mycobacterium,
Neisseria dan enterik.

8. Mata (Konjungtiva) dan Telinga


Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium
xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang
menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam
keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai
Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureusdankadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan
dalam biasanya steril.
10
Gambar 8. S. pneumonia
E. FLORA NORMAL PADA MATA

Keragaman flora mikroba berhubungan dengan kulit dan selaput lendir setiap manusia
sejak lahir sampai mati. Tubuh manusia yang berisi 1.013 sel, secara rutin mengandung
sekitar 1.014 bakteri. Populasi bakteri ini merupakan flora normal. Flora normal relatif
stabil , dengan genera tertentu yang mengisi berbagai daerah tubuh selama periode tertentu
dalam kehidupan individu. Mikroorganisme dari flora normal dapat membantu tuan rumah
(lebih efektif melawan mikroba lingkungan yang patogen seperti Salmonella spp atau
memproduksi nutrisi yang dapat digunakan host), dapat membahayakan host (dengan
menyebabkan karies gigi, abses, atau penyakit menular lainnya), atau mungkin ada sebagai
commensals ( menghuni tuan rumah untuk waktu yang lama tanpa menyebabkan kerusakan
terdeteksi atau manfaat). Meskipun sebagian besar elemen flora normal menghuni kulit
manusia , kuku, mata, orofaring, alat kelamin, dan saluran pencernaan tidak berbahaya pada
orang sehat, organisme ini sering menyebabkan penyakit pada host immunocompromised.
Virus dan parasit tidak dianggap anggota flora normal oleh sebagian peneliti karena mereka
tidak commensals dan tidak membantu host.

Mata merupakan organ yang sebagian besar lapisannya berupa mukosa. Flora normal
pada mata memiliki peran sebagai pencegah kolonisasi kuman patogen dan kemungkinan
terjadinya penyakit.Mekanisme pencegahan tersebut dilakukan melalui mekanisme
interferensi. Flora residen di daerah tertentu memainkan peranan yang nyata dalam
mempertahankan kesehatan dan fungsi normal. Anggota flora residen dalam saluran cerna
menyintesis vitamin K dan membantu absorpsi makanan. Pada membran mukosa dan kulit,
flora residen mencegah kolonisasi patogen dan kemungkinan terjadinya penyakit melalui
interferensi bakteri (Yulianti,2013)

11
Menurut Brooks dkk dalam Nasution (2010) menyatakan bahwa mekanisme
gangguan interfernsi tersebut tidak jelas.Mekanisme tersebut dapat meliputi kompetisi
terhadap reseptor atau tempat pengikatan (binding sites) pada sel pejamu, kompetisi
mendapatkan makanan, saling menghambat oleh hasil metabolik atau toksik, saling
menghambat oleh bahan antibiotik atau bakteriosin, atau dengan mekanisme lain. Supresi
flora normal secara jelas menyebabkan kekosongan lokal parsial yang cenderung diisi oleh
organisme dari lingkungan atau dari bagian tubuh yang lain. Organisme tersebut bersifat
oportunistik dan dapat menjadi patogen.

Bagian mata yang ditempati oleh mikroorganisme adalah konjungtiva. Secara


anatomis konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus
permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera
(konjungtiva bulbaris). Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata
dan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke
posterior (pada forniks superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi
konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbital di forniks dan
melipat berkali-kali. Adanya lipatan - lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan
memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik (Vaughan, 2010). Penjelasan tentang
konjungtiva dapat dipahami pada gambar 1 di bawah ini

Gambar 9 .anatomi konjungtiva

12
Jaringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh flora normal seperti Streptococci,
Staphylococci dan jenis Corynebacterium. Perubahan pada mekanisme pertahanan tubuh
ataupun pada jumlah koloni flora normal tersebut dapat menyebabkan infeksi klinis.
Perubahan pada flora normal dapat terjadi karena adanya kontaminasi eksternal, penyebaran
dari organ sekitar ataupun melalui aliran darah (Rapuano dalam Anonim 2012).
Penggunaan antibiotik topikal jangka panjang merupakan salah satu penyebab
perubahan flora normal pada jaringan mata, serta resistensi terhadap antibiotik (Visscher
dalam Anonim 2012).
Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang meliputi
konjungtiva sedangkan mekanisme pertahanan sekundernya adalah sistem imun yang berasal
dari perdarahan konjungtiva, lisozim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air mata,
mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip. Adanya gangguan atau kerusakan pada
mekanisme pertahanan ini dapat menyebabkan infeksi pada konjungtiva (Amadi dalam
Anonim 2012).
Mikroorganisme yang dapat ditemukan adalah Corynebacterium xerosis,
Staphylococcus epidermidis,Streptococcus non hemolitik, Neisseria sicca, dan Moraxella.
Untuk mendeteksi adanya flora normal pada mata dapat dilakukan melalui pemeriksaan air
mata.

Gambar 10. Corynebacterium xerosis,

13
Gambar 11.. Staphylococus epidermis

Gambar 12. Streptococcus non hemolitik


Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium xerosis), S.
epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang
menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam
keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim (Yulianti,2013)

F. Flora Normal Saluran Pernapasan (Traktus Respiratorus)

Mikroorganisme yang ada pada saluran pernapasan sebagian besar berada di saluran
pernapasan bagian atas terutama pada mukosa hidung. Walaupun pada umumnya saluran
pernapasan agak steril pada kondisi normal, mikroorganisme akan terus menerus masuk
14
sewaktu bernafas (Raharja, 2010). Flora normal pada saluran pernapasan bagian atas
terutama bagian hidung antaralain adalah anggota Staphylococcus (baik S. epidermis atau S.
aureus) yang menetap, dan anggota Streptococcus. Selaput mukosa dan faring biasanya steril
ketika lahir, tetapi dapat terkontaminasi saat keluar melalui jalan kelahiran. Dalam 4-12 jam
setelah kelahiran, Sterptococcus viridians menetap sebagai flora paling utama selama
kehidupan (Whidia, 2010). Kontaminasi mikroorganisme ini dapat berasal dari saluran
pernapasan ibu atau tenaga medis yang ada selama persalinan.

Dalam mukosa faring dan trakea, flora yang dapat ditemukan sama dengan pada
hidung, namun juga ada S. pneumococcus, Streptococcus haemolyticus, dan anggota
Mycoplasma (Whidia, 2010). Walaupun saat mikroorganisme memasuki mukosa trakea akan
ada mekanisme fisik untuk mengeluarkannya seperti batuk (Ryan, 2011). Namun pada
kondisi normal, di bronkus hampir tdak ada mikroorganisme yang dapat ditemukan. Dan
umumnya kondisi bronkiolus dan alveolus adalah steril.

Secara umum seluruh manusia adalah karier (pembawa) bagi mikroorganisme tertentu
penyebab infeksi saluran pernapasan. Mikroorganisme tersebut dapat hidup di saluran
pernapasan manusia sehat dan manusia ini dikatakan sebagai karier sehat (healthy carrier).
Mikroorganisme yang ada pada karier sehat selain yang telah disebutkan di atas ada pula
Haemophillus influenza (penyebab influenza), Diplococcus pneumonia (penyebab radang
paru), Neisseria meningitides (penyebab meningitis), dan Streptococcus pyogenes (penyebab
faringitis) (Ryan, 2011).

G. Flora Normal Saluran Pencernaan (Traktus Digestivus)

Saluran pencernaan adalah saluran yang berliku dan panjang. Mikroorganisme


memasuki saluran pencernaan dengan mudah dari makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Pada dasarnya saat dilahirkan, usus adalah steril yang kemudian dapat dimasuki
mikroorganisme melalui air susu. Dimana sebagian besar mikroorganisme pada saluran
pencernaan in bersifat anaerob dan sisanya anaerob fakultatif (Dian, 2011).

Mikroorganisme saluran pencernaan biasanya ditemukan pada usus besar, walaupun


tidak menutup kemungkinan ditemukan di organ lain. (Tanjung, 2012). Pada mulut, ada 2
macam mikroorganisme dominan yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu Strepcoccus
sanguinis dan S. aureus. Keduanya adalah bakteri yang menghasilkan polisakarida ekstra
seluler (dekstran) sebagai perekat bakteri pada permukaan gigi yang disebut plak (Plague).

15
Fermentasi gula oleh bakteri dapat menyebabkan turunnya pH (asam) yang dapat
menyebabkan email gigi larut dan gigi berlubang . Selain kedua bakteri tersebut,
mikroorganisme penetap pada mulut antara lain adalah C. albicans,Treponema denticum,
anggota Streptococcus, Neisseria, Actynomyces, dan Lactobacillus (Ismail, 2012).

Pada esofagus dan lambung, umumnya bersifat steril kecuali saat ada makanan yang
masuk atau melewatinya. Makanan yang tidak steril secara otomatis akan menjadi steril
ketika memasuki lambung dan terkena getah lambung. Pada saluran setelah lambung, akan
lebih sering ditemukan bakteri E. coli. Pada usus duabelas jari, terdapat bakteri yang
didominasi bentuk kokus dan basil, sedangkan pada bagian jejunum terdapat bakteri yang
antara lain merupakan anggota dari : Enterococcus, Lactobasilus, Difteroid, Candida. Pada
Ileum ditemukan banyak E. coli.

Selanjutnya adalah pada usus besar. Pada usus besar ditemukan banyak jenis
mikroorganisme tinggal dan merupakan populasi terbanyak flora normal dalam saluran
pencernaan (Ismail, 2012). Jenis mikroba yang hidup dalam usus besar antara lain adalah
E.coli, Enterobacter aerogenes, Salmonella sp, Shigella sp, Candida sp, Penicillium sp, dan
Aspergillus sp. Hal ini disebabkan karena pada usus besar banyak terdapat makanan yang
telah dicerna dan sisa-sisa makanan, sehingga menjadi tempat yang ideal bagi
mikroorganisme untuk dapat hidup.

Secara umum, flora normal yang ada pada saluran pencernaan dapat dilihat pada
gambar berikut:

16
Gambar 13 bagan persebaran flora normal tubuh manusia terutama pada saluran
pernapasan dan saluran pencernaan. Gambar diperoleh dari rujukan Ismail, 2012.

H. Flora Normal Pada Kulit

Bakteri normal / Flora normal merupakan mikroorganisme yang secara alami berada di
tubuh kita. Mikroorgansime alami tersebut sejatinya tidak berbahaya bagi tubuh manusia jika
tubuh manusia dalam keadaan yang sehat. Mikroorganisme alami dapat membahayakan
manusia jika tubuh manusia tidak berjalan dengan normal. Contohnya jika sistem kekebalan
tubuh manusia mengalami penurunan, dan saat bagian tubuh tersebut rusak dan
mengakibatkan mikroorganisme dapat masuk kedalam tubuh manusia.
Kulit merupakan barier / perlindungan pertama bagi tubuh, melindungi tubuh agar
mikrooorganisme tidak masuk ke dalam tubuh. Kulit manusia secara umum bukanlah tempat
tinggal bagi kebanyakan mikroorganisme, tetapi kulit dapat mendukung pertumbuhan
mikroba tertentu yang ditetapkan sebagai bagian flora normal kulit. Pada bagian kulit
superfisial, bakteri aerobi tertentu memproduksi asam lemak dari sebum (kelenjar minyak).
17
Asam lemak tersebut menghambat pertumbuhan sebagian besar mikroba dan membuat
bakteria tertentu yang mampu beradaptasi menjadi lebih berkembang jumlahnya.
Tangan tentunya banyak bersentuhan dengan mikroorganisme yang ada di lingkunan.
Mikroorgansime yang secara alami ada di tangan manusia atau flora normal di tangan
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu mikroorganisme resident (menetap) dan transient
(sementara):
a. Mikroorganisme resident (resident flora): terdiri dari mikroorganisme yang berada di
bawah permukaan sel stratum corneum dan juga di temukan di permukaan kulit. Spesies yang
dominan berada sebagai mikroorganisme residenr adalah Staphylococcus epidermisdis dan
bakteri resisten terhadap oxacillin yang luar biasa tinggi. Bakteri resident lain termasuk S.
hominis dan staphylococci negatif koagulase lain diikuti oleh bakteri corynoform
(propionibacteria, corynebacteria, dermobacteria, and micrococci). Jamur yang umum
sebagai flora kulit resident adalah Pityrosporum (Malassezia) spp.

Resident flora memiliki dua fungsi perlindungan utama : mikroorganisme antagonis dan
kompetitor nutrisi di ekosistem. Secara umum, resident flora kecil kemungkinan di asosikan
dengan infeksi, tetapi mungkin menyebabkan infeksi di rongga tubuh steril, mata atau kulit
yang tidak utuh/terluka.

2. Mikroorganisme transient (transient flora) : berkoloni di permukaan lapisan kulit dan lebih
mudah dihilangkan dengan menjaga kebersihan tangan secara rutin. Mikrooganisme transient
tidak biasa berkembangbiak di kulit , tetalpi mereka hidup dan secara sporadis
berkembangbiak di permukaan kulit. Mikroorganisme transient biasaya diperoleh oleh tenaga
kerja kesehatan selama kontak langsung dengan pasien atau lingkungan yang berbatasan
dengan pasien. Mikroorganisme mungkin mejadi koloni yang persisten seperti S.aureus
(Gambar 13), Gram negatif basilus atau ragi (yeast).

18
Gambar 13. Staphylococcus aureus

Tortora (2010) menjelaskan bahwa mikroorganisme yang ditemukan di kulit tahan


terhadap pengeringan dan konsentrasi garam untuk relatif tinggi. Mikrobiota normal kulit
mengandung angka yang relatif besar bakteri gram positif, seperti staphylococci dan
micrococci.Beberapa di antaranya mampu pertumbuhan pada natrium klorida (garam meja)
konsentrasi 7,5% atau lebih. Scanning elektron mikro-grafik menunjukkan bahwa bakteri
pada kulit cenderung dikelompokkan menjadi gumpalan kecil. Aktivitas mencuci yang kuat
dapat mengurangi jumlah mereka tetapi tidak akan menghilangkannya. Mikroorganisme yang
tersisa dalam folikel rambut dan kelenjar keringat setelah mencuci akan segera membangun
kembali populasi normal. Area tubuh dengan lebih banyak uap air, seperti ketiak dan di
antara kaki, memiliki populasi yang lebih tinggi dari mikroba. Metabolisme sekresi dari
kelenjar keringat ini merupakan kontributor utama bau badan.
Bagian dari mikrobiota normal kulit juga adalah Gram-positive pleomorphic rods yang
disebut diphtheroid. Beberapa diphtheroid, seperti Propionibacterirun acnes (lihat gambar 14
kiri), biasanya anaerobik dan menghuni folikel rambut. Pertumbuhan mereka didukung oleh
sekresi dari kelenjar minyak (sebum), yang merupakan faktor penyebab jerawat. Bakteri ini
menghasilkan asam propionat, yang membantu menjaga pH rendah kulit, umumnya antara 3
dan 5. Diphtheroid lain, seperti Corynebacterium xerosis, tergolong aerobik dan menempati
permukaan kulit. Sebuah yeast, Malassezia furfur (lihat gambar 14 kanan) mampu tumbuh di
sekresi kulit berminyak dan dianggap bertanggung jawab atas kondisi kepala berketombe.
Sampo anti ketombe mengandung ketoconazole antibiotik atau pyrithione zinc atau selenium
sulfida yang aktif melawan ragi ini.

Gambar 14. Propionibacterirun acnes (kiri) dan Malassezia furfur (kanan)

19
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada
tubuh manusia normal dan sehat. Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada
permukaan tubuh bersifat komensal. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada
manusia mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup
secara normal. Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada
kondisi tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena
hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan.

20
2. Awal mula tubuh manusia mulai ditempati oleh flora normal sejak Mikroba diperoleh
melalui kontak permukaan, penelanan atau penghisapan. Mikrobe-mikrobe ini segera
disertai oleh mikrobe-mikrobe lain dari banyak sumber yang langsung berada di
sekeliling bayi yang baru lahir tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran
flora normal pada tubuh manusia adalah nutrisi, kebersihan seseorang (berapa
seringnya dibersihkan), kondisi hidup, penerapan prinsip-prinsip kesehatan. Flora
normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung
dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan
telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
3. Mata merupakan organ yang sebagian besar lapisannya berupa mukosa pada
konjungtiva. Flora normal pada mata memiliki peran sebagai pencegah kolonisasi
kuman patogen dan kemungkinan terjadinya penyakit. Mekanisme pencegahan
tersebut dilakukan melalui mekanisme interferensi. Mikroorganisme yang dapat
ditemukan adalah Corynebacterium xerosis, Staphylococcus
epidermidis,Streptococcus non hemolitik, Neisseria sicca, dan Moraxella. Untuk
mendeteksi adanya flora normal pada mata dapat dilakukan melalui pemeriksaan air
mata.
4. Flora normal pada saluran pernapasan biasanya berada pada hidung dan laring,
dengan spesies dominan anggota Staphylococcus (baik S. epidermis atau S. aureus)
yang menetap, dan anggota Streptococcus. Pada esofagus dan saluran selanjutnya
umumnya steril. Mikroorganisme patogen yang biasanya tetap ada pada individu sehat
adalah Haemophillus influenza, Diplococcus pneumonia, Neisseria meningitides, dan
Streptococcus pyogenes.
5. Pada saluran pencernaan, mikroorganisme tumbuh mulai dari mulut sampai kolon
atau usus besar, walaupun biasanya pada esofagus dan lambung bersifat steril. Dalam
mulut, spesies dominan mikroorganismenya adalah Strepcoccus sanguinis dan S.
Aureus yang menyebabkan kerusakan pada gigi karena aktivitasnya. Selebihnya
mikroorganisme dominan yang dapat hidup pada saluran pencernaan, terutama pada
usus besar adalah bakteri E. Coli, karena ketersediaan makanan dan nutrisi dalam
organnya.
6. Kulit merupakan barier / perlindungan pertama bagi tubuh, melindungi tubuh agar
mikrooorganisme tidak masuk ke dalam tubuh. Kulit manusia secara umum bukanlah
tempat tinggal bagi kebanyakan mikroorganisme, tetapi kulit dapat mendukung

21
pertumbuhan mikroba tertentu yang ditetapkan sebagai bagian flora normal kulit.
Flora normal di kulit dikategorikan menjadi dua jenis yaitu mikroorganisme resident
(menetap) contohnya: Staphylococcus epidermisdis), dan transient (sementara)
contohnya: S.aureus.

DAFTAR RUJUKAN

Anonim.2012. Konjungtiva Chapter II (Online). http://repository.usu.ac.id/bitstream/Chapter


%20II.pdf. Diakses pada tanggal 01 November 2014
Dian, Yulia. 2011. Mikroorganisme Pada Saluran Pencernaan. Makalah. Makalah tidak
diterbitkan.
Ismail, Elza. 2012. Flora Normal Tubuh Manusia. Handout. Handout tidak diterbitkan.
Jawetz, Melnick and Adelbergs, 2005. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology).
Jakarta: Salemba Medika.
Michael J. Pelczar and E.C.S Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UI-
Press

22
Raharja, Budi. 2010. Mikrobiologi Untuk Tehnisi Kesehatan: Flora Normal Manusia.
Makalah. Makalah tidak diterbitkan.
Ryan, Chaterina. 2011. Bakteriologi: Flora Normal (Bakteri) Saluran Napas. Makalah.
Makalah tidak diterbitkan.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi.Jakarta:
Bina Rupa Aksara.
Tanjung, Ratna. 2012. Flora Normal Tubuh Manusia. Makalah. Makalah tidak diterbitkan.
Yulianti,Suryani.2013. FLORA NORMAL PADA MATA (online).
www.fkunissula.ac.id/index.php. Diakses pada tanggal 01 November 2014
Whidia, Weda. 2010. Flora Normal Tubuh Manusia. Makalah. Makalah tidak diterbitkan.

23

Anda mungkin juga menyukai