Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI 1
HORMON 1

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
NOVITA PRATIWI G 701 15 052
SALLY NORCELINA G 701 15 219
REGITA CAHYANI G 701 15 269
AYU FADLIYAH G 701 15 199

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai
fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan
adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap
perubahan-perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi
yang tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh. Dalam hal ini sistem endokrin
merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya integrasi kegiatan
organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin ini memegang
peranan yang sangat penting.

Hormon hipofisis anterior sangat esensial untuk pengaturan pertumbuhan dan


perkembangan, reproduksi, metabolism dan respons terhadap stres. Hormon-
hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok. Kelompok pertama berupa hormon somatropok yang meliputi
hormon pertumbuhan (GH=somatotropin), prolaktin (PRL), laktogen plasenta
(LP). Kelompok kedua berbentuk glikoprotein yaitu tirotropin (TSH); lituenizing
hormon (LH), hormon pemacu folikel (FSH), dan gonadotropin plasenta manusia
(HCG). Hormon glikoprotein terdiri dari dua sub unit yaitu dan , yang masing-
masing mempunyai gugus karbohidrat dan asam sialat. Spesifisitas hormon ini
ditentukan oleh sub unit dan gugus karbohidratnya. Kelompok ketiga adalah
kortikotropin (ACTH), melanotropin (MSH), lipotropin (LPH) dan hormon-
hormon lain.
Estrogen dan progesteron merupakan hormon steroid kelamin endogen yang
diproduksi oleh ovarium, korteks adrenal, testis dan plasenta pada masa
kehamilan. Kedua jenis ini dan derivate sintetiknya mempunyai peranan penting
pada wanita antara lain dalam perkembangan tubuh, proses ovulasi, fertilisasi,
implantasi, dan dapat mempengaruhi metabolism lipid, karbohidrat, protein dan
mineral; juga berperan penting dalam pertumbuhan tulang, spermatogenesis dan
behavior.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian hipofisis ?
2. Bagaimana faktor pelepasan hipofisis dalam hipotalamus ?
3. Apa saja obat anti tiroid ?
4. Apa fungsi dari obat anti tiroid ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi penugasan mata kuliah dari Farmakologi.
2. Untuk mengetahui hormon dan hormon antagonis
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
B. 1. Pengertian Hipotesis
Secara harfiah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata hupo
dan thesis. Hupo berarti sementara, atau kurang kebenarannya atau masih
lemah kebenarannya. Sedangkan thesis berarti pernyataan atau teori, Jadi
Hipotesis adalah rumusan jawaban atau kesimpulan sementara/masih
bersifat praduga yang harus diuji dengan data yang terkumpul melalui
kegiatan penelitian.

2. Fungsi Hipotesis
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
1. Untuk menguji kebenaran teori,
2. Mendorong munculnya teori,
3. Menerangkan fenomena sosial,

C. JENIS JENIS KELENJAR HIPOFISIS


1. Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan
bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh
karena itu, kelenjar hipofisis disebut kelenjar pengendali ( master of
gland). Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
anterior, bagian tengah, dan bagian posterior. Hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis bagian anterior dan fungsinya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
a. Macam-Macam Fungsi Hormon yang Dihasilkan oleh Kelenjar
Hipofisis Bagian Anterior dan Fungsinya
b. Hipofisis bagian tengah
Kelenjar ini menghasilkan hormon perangsang melanosit atau melanosit
stimulating hormone (MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka
menyebabkan kulit menjadi hitam. Sekresi MSH juga dirangsang oleh
faktor pengatur yang disebut faktor perangsang pelepasan hormon
melanosit dan dihambat oleh faktor inhibisi hormon melanosit (MIF).
c. Hipofisis bagian posterior
Hipofisis bagian posterior menghasilkan oksitosin dan vasopresin.
Oksitosin berperan dalam merangsang otot polos yang terdapat di uterus,
sedangkan vasopresin disebut juga hormon antidiuretik (ADH)
berpengaruh pada proses reabsorpsi urine pada tubulus distal sehingga
mencegah pengeluaran urine yang terlalu banyak.
2. Tiroid (kelenjar gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara
keduanya terdapat daerah yang tersusun berlapis seperti susunan genting
pada atap rumah. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang memengaruhi
metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak yodium. Kekurangan yodium dalam
makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar
gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin.
Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-
anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan sik dan mental yang
menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot.
Kekurangan yodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan
menambahkan garam yodium di dalam makanan. Produksi tiroksin yang
berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi)
dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut
nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang
nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar
tiroid membesar.
3. Paratiroid/kelenjar anak gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan
parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium
dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala:
kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari
tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di
dalam darah. Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam
tulang, sehingga urine banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang
yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini
disebut von Recklinghousen.
4. Kelenjar adrenal/suprarenal/anak ginjal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada
setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal yang dibagi menjadi dua
bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Kelenjar
bagian korteks menghasilkan hormon kortison yang terdiri atas
mineralokortikoid yang membantu metabolisme garam natrium dan
kalium serta menjaga keseimbangan hormon seks; dan glukokortikoid
yang berfungsi membantu metabolisme karbohidrat.
Kelenjar bagian medula menghasilkan hormon adrenalin dan hormon
noradrenalin. Hormon adrenalin menyebabkan meningkatnya denyut
jantung, kecepatan pernapasan, dan tekanan darah (menyempitkan
pembuluh darah). Hormon noradrenalin bekerja secara antagonis
terhadap adrenalin, yaitu berfungsi menurunkan tekanan darah dan denyut
jantung.
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan
gejala-gejala: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah-
muntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam
keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung
meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah
melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata
terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
5. Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau
Langerhans. Bagian ini berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur
konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel
hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan.
Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes yang
ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan
glukosa tersebut dikeluarkan bersama urine. Tanda-tanda diabetes melitus
yaitu sering mengeluarkan urine dalam jumlah banyak, sering merasa haus
dan lapar, serta badan terasa lemas.Selain menghasilkan insulin, pankreas
juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan
hormon insulin.
6. Hormon yang dihasilkan kelenjar gonad
Pada manusia, gonad atau kelenjar seks berbeda antara laki-laki dan
perempuan. Pada laki-laki disebut testis, sedangkan pada perempuan
disebut ovarium. Testis dan ovarium mensekresikan hormon seks yang
berperan dalam produksi sel-sel kelamin.
a) Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel
telur, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang
dihasilkan ovarium yaitu:
b) Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel de Graaf. Pembentukan estrogen
dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen adalah menimbulkan dan
mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda
kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan
pria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul,
payudara, dan kulit menjadi bertambah halus.
c) Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang
oleh LH. Progesteron berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat
menerima telur yang sudah dibuahi.
d) Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria.
Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin
yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron
berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda
kelamin sekunder. Misalnya suara yang membesar, mempunyai kumis, dan
jakun.
Berikut macam kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan:
1. Kelenjar Hipofisis, terdiri dari : Hipofisis anterior menghasilkan
hormon adrenokortikotropik, hormon tiroid, hormon somatotrof, hormon
gonadotropin (FSH dan LH). Hipofisis intermediat hanya terdapat pada
bayi. Hipofisis posterior menghasilkan hormon antidiuretik (ADH) dan
oksitosin.
2. Kelenjar tiroid (kelenjar gondok), menghasilkan hormon tiroksin,
triodotironin, dan kalsitonin
3. Kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok), menghasilkan hormon
parathormon
4. Kelenjar epifisis, belum diketahui hormon yang dihasilkan
5. Kelenjar timus, berfungsi menimbun hormon somatotrof
6. Kelenjar adrenal bagian korteks, menghasilkan mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan androgen Kelenjar adrenal bagian medulla,
menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin
7. Kelenjar testis menghasilkan hormon testosteron. Kelenjar ovarium
menghasilkan hormon estrogen dan progesterone
8. Kelenjar pankreas, menghasilkan hormon insulin dan glucagon

D. MACAM HORMON YANG DIHASILKAN SISTEM ENDOKRIN


Sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin yang bekerjasama dengan
sistem saraf yang berfungsi mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.
Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,
namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu, Bila sistem endokrin
umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf. Yang
membedakan antara sistem saraf dengan hormonal yaitu pada omset dan
waktunya. Pada sistem saraf, cepat bereaksi dan cepat berakhir pula.
Sedangkan pada sistem hormonal, omsetnya lama dan lambat. Sistem saraf
dan hormonal memiliki interaksi timbal balik yang berfungsi dalam
menjaga keseimbangan homeostatis tubuh. Homeostatis merupakan suatu
kemampuan tubuh untuk menjaga keadaan tetap kostan atau stabil.
DEFENISI HORMON
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin .
Kelenjar endokrin ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran
keluar, sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti
peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target,
maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya
pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh
hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang.
Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi, mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap
stress, dan tingkah laku. Hormon umumnya mempunyai ciri -ciri tertentu
yaitu : Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar
endokrin dalam jumlah tertentu, Mengadakan interaksi dengan reseptor
khusus yang terdapat di sel target, Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim
khusus, dan Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi
dapat juga mempengaruhi beberapa sel target berlainan. RESEPTOR
HORMON Seperti yang kita ketahui, bahwa hormon akan di salurkan ke
sel target melalui pembuluh darah, untuk dapat sampai ke sel target,
hormon haruslah terlebih dahulu terikat dengan reseptor yang terdapat
pada sel target. Reseptor Hormon adalah Molekul pengenal spesifik dari
hormon sebelum berikatan dengan sel target sebelum hormon memulai
efek biologiknya pada sel target. Umumnya pengikatan Hormon Reseptor
ini bersifat reversibel dan nonkovalen. Reseptor hormon bisa terdapat pada
permukaan sel (membran plasma) atau pun intraselluler. Interaksi hormon
dengan reseptor permukaan sel akan memberikan sinyal pembentukan
senyawa yang disebut sebagai second messenger (hormon sendiri
dianggap sebagai first messenger) Jika hormon sudah berinteraksi dengan
reseptor spesifiknya pada sel-sel target, maka peristiwa-peristiwa
komunikasi intraseluler dimulai. Hal ini dapat melibatkan reaksi
modifikasi seperti fosforilasi dan dapat mempunyai pengaruh pada
ekspresi gen dan kadar ion. Peristiwa-peristiwa ini hanya memerlukan
dilepaskannya zat-zat pengatur. gambar jenis-jenis hormon dalam tubuh
manusia
KLASIFIKASI HORMON
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut
komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang
mengantarai kerja hormon di dalam sel :
Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya - Golongan
Steroid, yang termasuk golongan ini adalah : Turunan dari kolestrerol
yaitu androgen ,estrogen dan adrenokortikoid - Golongan Eikosanoid yaitu
dari asam arachidonat - Golongan derivat Asam Amino dengan molekul
yang kecil, yang termasuk golongan ini adalah Thyroid, Katekolamin,
epinefrin dan tiroksin - Golongan Polipeptida/Protein : Insulin, Glukagon,
GH, TSH, oksitosin vasoperin , hormon yang dikeluarkan oleh mukosa
usus dan lain lainnya. Berdasarkan sifat kelarutan molekul
hormonLipofilik : - Kelompok hormon yang dapat larut dalam
lemak,contohnya : hormon golongan steroid (estrogen,
progesteron,testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis.,
tiroksin) - Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air,
contohnya insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH),
gastrin dan katekolamin (mis: dopamin, norepinefrin,epinefrin)
Berdasarkan lokasi reseptor hormon - Hormon yang berikatan dengan
hormon dengan reseptor intraseluler
Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel
(plasmamembran) Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja
hormon didalam sel yaitu kelompok Hormon yang menggunakan
kelompok second messenger senyawa cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol,
Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler Berdasarkan pola siklus
sekresi hormon, maka di bedakan atas : - Sekresi diurnal adalah pola yang
naik dan turun dalam periode 24 jam, contohnya Kortisol , dimana kadar
kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari. - Pola
sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjangwaktu tertentu,
seperti bulanan, contohnya Estrogen dimana merupakan non siklik dengan
puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. - Tipe sekresi
hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat
lainnya, contohnya Hormon paratiroid dimana proses sekresinya
tergantung respons terhadap kadar kalsium serum. Dalam tubuh manusia
ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid,
kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis. Kelenjar
hipofisis (kelenjar pituitari) Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan
menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar
lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar
hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah,
dan bagian posterior. 1. Hipofisis lobus anterior yaitu menghasilkan
hormon

Hormone tirotropin (Tiroid stimulating hormone, TSH) berfungsi


memelihara pertumbuhan dan perkembangan kelenjar targetnya (tiroid
kelenjar gondok) dan merangsang tiroid untuk mensekresikan hormone
tiroksin. - Andrenocorticotrophic (corticotropia, ACTH) berfungsi
memelihara pertumbuhan dan perkembangan normal korteks adrenal dan
merangsang untuk mengsekresikan kortisol dan glucocorticoid yang lain. -
Gonadotropin, yang terdiri dari Follicle stimulating hormone (FSH) dan
Luteinizing hormone (LH) - Somatotropic hormone (Ghowth hormone,
GH) yaitu hormone yang menyebabkan pertumbuhan dari semua jaringan
tubuh yang dapat tumbuh. - Prolaktin (Luteotropic hormone, LTH)
berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar susu (glandula mamae).

Sistem endokrin terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan zat kimia


yang disebut hormon ke dalam aliran darah atau jaringan sekitarnya.
Bersama dengan sistem saraf dan sistem kekebalan tubuh, sistem endokrin
membantu tubuh untuk mengatasi berbagai aktivitas dan tekanan. Sistem
endokrin meliputi kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal, pankreas, ovarium, dan testis.
Kelenjar endokrin membuat bahan kimia yang disebut hormon dan
menyebarkannya mereka langsung ke dalam aliran darah. Hormon dapat
dianggap sebagai pesan kimia.

Dari aliran darah, hormon berkomunikasi dengan tubuh dengan


menuju sel target mereka untuk membawa perubahan tertentu atau efek ke
sel itu. Hormon ini juga dapat membuat perubahan pada sel-sel dari
jaringan sekitarnya (efek parakrin). Sistem endokrin bekerja dengan sistem
saraf dan sistem kekebalan tubuh untuk membantu tubuh mengatasi
berbagai aktivitas dan tekanan.

Cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan studi tentang


sistem endokrin disebut endokrinologi dan dipraktekkan oleh ahli
endokrin. Bidang ini berkembang pesat karena pemahaman tentang jalur
selular yang merangsang hormon dan penemuan hormon baru dan
tindakan mereka.

Kelenjar eksokrin

Sebuah kelenjar eksokrin, seperti kelenjar endokrin, adalah kelenjar yang


mengeluarkan zat (elektrolit, protein atau enzim) langsung ke situs target melalui
saluran atau tabung. Beberapa contoh termasuk:

kelenjar ludah

kelenjar keringat

kelenjar sebaceous

Pankreas.

Pankreas adalah baik sebagai endokrin dan organ eksokrin. Ia melepaskan


enzim tertentu untuk membantu pencernaan dikirim ke usus melalui saluran
pankreas. Endokrin pankreas juga melepaskan hormon seperti insulin dan
glukagon, hormon yang sebagian besar berhubungan dengan metabolisme
glukosa, ke dalam aliran darah.
Fungsi dari sistem endokrin

Beberapa peran sistem endokrin meliputi:

pertumbuhan

perbaikan

reproduksi seksual

pencernaan

Homeostasis (keseimbangan internal konstan).

Bagaimana hormon bekerja

Hormon hanya akan bertindak pada bagian tubuh jika itu cocok . Hormon dapat
dianggap sebagai kunci, dan situs target (seperti organ) telah membentuk gembok
pada dinding sel khusus. Jika hormon sesuai dengan dinding sel, maka akan
bekerja.

Hormon-hormon dapat memicu kaskade jalur sinyal lain dalam sel menyebabkan
efek langsung (misalnya, sinyal insulin menyebabkan penyerapan yang cepat
glukosa ke dalam sel-sel otot) atau efek yang lebih tertunda (glukokortikoid
mengikat unsur-unsur DNA dalam sel untuk beralih pada produksi protein
tertentu, yang membutuhkan waktu untuk menghasilkan).

Sistem endokrin adalah sistem yang diatur secara ketat yang membuat hormon
dan efek mereka pada tingkatan yang tepat. Salah satu cara ini dicapai adalah
melalui loop umpan balik. Pelepasan hormon diatur oleh hormon lain, protein
atau sinyal saraf.

Hormon dilepaskan kemudian berpengaruh pada organ-organ lain. Efek ini pada
organ yang diumpan (feed) kembali ke sinyal asli untuk mengendalikan pelepasan
hormon lebih lanjut. Kelenjar pituitari terkenal dengan loop umpan balik nya.

Organ Kelenjar endokrin


Kelenjar utama dan organ-organ sistem endokrin meliputi:

Kelenjar pituitari di dalam otak. Ini mengawasi kelenjar lain dan menjaga
tingkat hormon terjaga. Hal ini dapat membawa perubahan pada produksi hormon
di tempat lain dalam sistem dengan melepaskan hormon merangsang sendiri.
Kelenjar pituitari juga terhubung ke sistem saraf melalui bagian otak yang disebut
hipotalamus. Hormon-hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis adalah
gonadotropin (LH dan FSH), hormon pertumbuhan (GH), thyroid stimulating
hormone (TSH), hormon adrenokortikotropik (ACTH), prolaktin, hormon
antidiuretik dan oksitosin.

Kelenjar tiroid terletak di leher di bagian depan tenggorokan. Ia melepaskan


hormon tiroid (T4 dan T3) yang diperlukan untuk metabolisme dan homeostasis
tubuh. Hal ini dikendalikan oleh TSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
melalui loop umpan balik.

Kelenjar paratiroid biasanya ada empat kelenjar paratiroid yang terletak di


samping kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid terlibat dalam kalsium, fosfat dan
regulasi vitamin D.

Kelenjar adrenal ada dua kelenjar adrenal yang duduk di atas masing-masing
ginjal. Mereka membuat sejumlah hormon yang berbeda. Bagian luar kelenjar
(adrenal korteks) membuat hormon kortisol, aldosteron dan jenis kelamin. Pusat
kelenjar adrenal (adrenal medulla) membuat adrenalin. Adrenalin adalah contoh
hormon yang berada di bawah kendali sistem saraf.

Pankreas organ pencernaan yang ada di dalam perut. Itu membuat insulin, yang
mengontrol jumlah gula dalam aliran darah. Hal ini juga membuat hormon-
hormon lain seperti glukagon dan somatostatin.

Ovarium berada di dalam panggul perempuan. Mereka membuat hormon seks


wanita seperti estrogen.

Testis mereka menggantung di kantong skrotum laki-laki. Mereka membuat


hormon seks pria seperti testosteron.
Organ endokrin lainnya yang kurang dikenal meliputi:

Jaringan adiposa (jaringan lemak) dikenal menjadi metabolik penting. Ia


melepaskan hormon seperti leptin, yang mempengaruhi nafsu makan, dan juga
merupakan tempat produksi estrogen. Insulin juga bekerja pada jaringan adiposa.

Ginjal menghasilkan eritropoietin (EPO) yang merangsang produksi sel darah


merah, memproduksi renin yang diperlukan untuk regulasi tekanan darah dan
menghasilkan bentuk aktif vitamin D (1-25 dihidroksi vitamin D3)

Gut peningkatan jumlah hormon dalam usus sedang diteliti dan dipahami untuk
mempengaruhi metabolisme dan nafsu makan. Termasuk glukagon- seperti
peptide 1 (GLP-1), ghrelin yang merangsang nafsu makan, dan somatostatin.

Masalah dari sistem endokrin

Banyak masalah dapat terjadi dalam sistem endokrin. Ini dapat dianggap sebagai
produksi hormon berlebihan atau kekurangan. Organ endokrin juga rentan
terhadap tumor (adenoma) yang dapat menghasilkan hormon berlebih. Beberapa
masalah dari sistem endokrin meliputi:

Diabetes terlalu banyak gula dalam darah yang disebabkan oleh masalah dengan
produksi insulin. Ini termasuk diabetes tipe 1 (defisiensi insulin) dan Jenis
diabetes tipe 2 (awalnya berlebihan, kemudian kekurangan, insulin).

Kelainan menstruasi haid tidak teratur atau kurangnya menstruasi. Beberapa


penyebab sindrom ini termasuk polikistik ovarium (PCOS), adenoma hipofisis
atau kegagalan ovarium primer (POF).

Masalah tiroid ketika kelenjar terlalu aktif (hipertiroidisme) atau kurang aktif
(hipotiroidisme). Nodul tiroid umum, tetapi kanker tiroid jarang terjadi.

Masalah paratiroid pembesaran atau satu di antara lebih dari kelenjar paratiroid
dapat menyebabkan kadar kalsium tinggi dalam darah (hiperkalsemia).
Adenoma hipofisis ini adalah tumor dari kelenjar pituitari yang dapat membuat
terlalu banyak hormon tertentu atau menyebabkan kekurangan hormon. Tumor ini
dapat kecil (mikroadenoma) atau besar (makroadenoma).

Tumor neuro-endokrin ini jarang untuk tumor kelenjar endokrin tertentu


(biasanya kelenjar adrenal, pankreas atau usus kecil). Ini dapat termasuk terlalu
banyak adrenalin dilepaskan oleh kelenjar adrenal (feokromositoma), atau terlalu
banyak hormon 5-HIAA dari tumor karsinoid yang menyebabkan diare dan
pembilasan.

Hal yang perlu diingat

Kelenjar endokrin mensekresi hormon langsung ke dalam aliran darah.

Hormon membantu untuk mengontrol banyak fungsi tubuh, seperti pertumbuhan,


perbaikan dan reproduksi.

Sistem endokrin melibatkan banyak sistem organ dan hormon, banyak yang masih
diselidiki dan dipahami.

HUBUNGAN HIPOTHALAMUS & HIPOFISIS


Hipotalamus melepaskan empat hormon,dimana hormon pelepas
tersebut setelah dihasilkan akan disimpan di hipofisis dan saat dibutuhkan
akan disekresi oleh hipofisis, Adalah :
1. Hormon pelepas hormon pertumbuhan (GRH)
2. Hormon pelepas tirotropin (TRH)
3. Hormon pelepas kortikotropin (CRH)
4. Hormon pelepas gonadotropin (GnRH)
Selain itu Hipotalamus mensekresi dua hormon yang dihasilkannya
sendiri tanpa disimpan di hipofisis, yaitu ADH (Vasopresin=hormon
penahan air) dan Oksitosin.

OBAT-OBAT ANTITIROID
Sediaan Na-levotiroksin (T4) tablet dan suntikan IV, tiap tablet
mengandung 0,25 mg, 0,05 mg, 0,1 mg, 0,15 mg, 0,2 mg, dan 0,3 mg,
sedangkan suntikan 10 ml mengandung 0,1 mg/ ml dan 0,5 mg/ ml. Na-
liotironin (T3) tablet 0,005 mg, 0,025 mg dan 0,05mg.

Untuk penghambat sintesis hormon tiroid ada 4 jenis


1. Antitiroid, menghambat sintesis hormon langsung
2. Penghambat ion, yang memblok mekanisme transpor yodida
3. Yodium konsentrasi tinggi
4. Yodium radioaktif

Antitiroid
Anti tiroid golongan tionamida, misalnya propiltiourasil (PTU), bekerja
menghambat proses inkorporasi yodium pada residu tirosil dari
tiroglobulin, dan juga menghambat yodium membentuk yodotironin.

Farmakokinetik

Antitiroid
Farmakokinetik Propiltiourasil Metimazol
Ikatan protein plasma 75 % -
Waktu paruh 75' 4 - 6 jam
Terdistribusi 20 L 40 L
Pada gangguan hati - Metabolisme turun
Pada gangguan ginjal - -
Dosis 1 - 4 kali/hari 1 - 2 kali/hari
Daya tembus plasenta Rendah Rendah
Sekresi pada ASI Rendah Rendah

Propiltiourasil pada dosis 100mg bekerja 6-8jam, sedangkan metimazol


dosis 30-40mg bekerja 24jam. Sebaiknya diberikan selama 12 minggu,
setelah itu dosis dikurangi, atau dilihat perkembangannya. Sebaiknya
pemberian tidak langsung dihentikan

Farmakodinamik
Efek samping jarang sekali timbul, pada propiltiourasil dan metimazol
biasanya sama. Untuk metimazol efek samping seringkali tergantung
dosis. Agranulositosis adalah dengan 0,44% pada propiltiourasil dan
0,12% dengan metimazol, jumlah yang sangat sedikit tetapi cukup
berbahaya.
Efek lain adalah purpura rash, nyeri dan kaku sendi pada pergelangan dan
tangan, nefritis pada pemakaian dosis tinggi. Antitiroid digunakan untuk
terapi simptomatik pada tiroidisme. Efek terapi muncul 3-6 minggu terapi,
tergantung berat-ringan penyakit, dosis obat, dan jumlah hormon yang
tersedia. Antitiroid tidak berbahaya pada kehamilan, tapi lebih baik
dikurangi pada masa trimester ketiga, menghindari goiter fetus.
Propiltiourasil tablet, 50 mg biasanya diberikan dosis 100 mg tiap 8 jam.
Metimazol tablet 5 mg dan 10 mg dengan dosis 30 mg sekali sehari.
Karbimazol, derifat metimazol, tablet 5 mg dan 10 mg, dosis sama dengan
metimazol.

OBAT- OBAT TIROID


1. Pengobatan Kelenjar Tiroid Secara Medis
Gangguan pada kelenjar tiroid bisa ditangani dengan berbagai
macam cara. Biasanya penanganan gondok bergantung pada berbagai
macam faktor, seperti ukuran benjolan, gejala yang dirasakan, serta
penyebab utama dari gangguan kelenjar tiroid (gondok) tersebut. Saat
ukuran benjolan masih tergolong kecil, biasanya dokter tidak akan
melakukan penanganan yang serius sebab pada beberapa kasus
benjolan kelenjar tiroid yang masih kecil bisa hilang dengan
sendirinya. Namun benjolan yang semakin membesar biasanya
membutuhkan penanganan yang serius secara medis. Berikut beberapa
metode pengobatan medis pada kelenjar tiroid yang mengalami
gangguan:

2. Melakukan Terapi Penggantian Hormon


Metode pengobatan semacam ini biasanya dilakukan untuk
menangani masalah pada kelenjar tiroid yang disebabkan oleh
hipotiroidisme. Metode pengobatan ini dilakukan untuk menggantikan
produksi hormon tiroid dan biasanya harus dilakukan seumur hidup
oleh penderitanya. Adapun jenis obat yang harus dikonsumsi oleh
pasien adalah levothyroxine. Sayangnya obat tersebut biasanya
menimbulkan efek samping berupa mual, kram otot, serta detak
jantung yang tidak teratur.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar
pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil,
dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior,
bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior.
Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan
lobus posterior (belakang).Hipotalamus mengendalikan lobus anterior
(adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon,
melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya.
Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC
Doengoes, Marlyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
http://www.askep.hiperpituitary.com.
Boughman, Diane C, JoAnn c Hackley.2000. Keperawatan Medical Bedah : Buku
Saku Untuk Perawat Brunner & Sudarth. Jakarta : EGC.
Rumahoro, Hotma.1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai