DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
ADINDA ALFIANY MANEKING (G 701 15 119)
MOHAMMAD ADHIN NUGRAHA (G 701 15 092)
NUR RAHMASARI (G 701 15 084)
SALLY NORCELINA. W (G 701 15 219)
KELAS B
PENDAHULUAN
Prinsip pada percobaan kali ini yaitu dengan membagi 4 ekor cacing tanah
(Lumbricus terestrialis) menjadi 2 kelompok lalu memasukkannya pada
cwan petri yang berisi cairan combantrin 2,5 ml dan 5 ml. Kemudian
diamati dan catat waktu lisis pada kedua kelompok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi cacing merupakan salah satu infeksi yang paling umum tersebar
diseluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang, di mana keadaan
hidup dan pelayanan kesehatan masih kurang baik dan higiene masih belum
memadai. Di Indonesia penyakit cacing juga merupakan suatu penyakit
rakyat umum (Tan dan Kirana, 2010).
1. Pirantel Pamoat
Nama resmi : PYRANTELI PAMOAS
Nama lain : Pirantel Pamoat
RM/BM : C11H14N2S-C23H16O6/594,68
Rumus struktur :
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.1 Alat
1. Cawan petri
2. Stopwatch
3. Gelas aqua
3.1.2 Bahan
3. Aquadest
Diambil
Dicuci aquadest
Percobaan ini dilakukan untuk melihat efek obat antelmintik pada cacing
tanah. Obat antelmintik yang diuji adalah combantrin (pirantel pamoat).
Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan penerusan impuls
neuromuskuler, hingga cacing dilumpuhkan untuk kemudian dikeluarkan
dari tubuh oleh gerak peristaltik usus. Cacing yang lumpuh akan mudah
terbawa keluar bersama tinja. Setelah keluar dari tubuh, cacing akan segera
mati. Di samping itu pirantel pamoat juga berkhasiat laksans lemah (Tjay
dan Rhardja, 2002).
Alasan hewan coba yang digunakan adalah cacing tanah karena cacing tanah
mudah didapatkan dan memiliki struksur yang sama dengan cacing lainnya.
Penggunaan combantrin dengan dosisi yang berbeda adalah menguji
kecepatan efek obat terhadap lisisnya cacing.
Hasil yang diperoleh adalah kelompok combantrin dosis 2,5 ml cacing 1
lisis pada menit ke 30 sedangkan cacing 2 lisis pada menit ke 40. Untuk
kelompok combantrin dosis 5 ml cacing 1 lisis pada menit ke 6 sedangkan
cacing 2 lisis pada menit ke 10.
Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan literatur (Tjay dan Rhardja, 2002)
yang menyatakan bahwa mekanisme kerja pirantel pamoat berdasarkan
perintangan penerusan impuls neuromuskuler, hingga cacing dilumpuhkan
untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh gerak peristaltik usus. Cacing
yang lumpuh akan mudah terbawa keluar bersama tinja. Setelah keluar dari
tubuh, cacing akan segera mati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran