PENDAHULUAN
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain
umumnya berupa bahan yang telah Dikeringan(Syukri, 1999). Senyawa
fitokimia tidak termasuk kedalam zat gizi karena bukan berupa
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral maupun air. Fito kimia dapat
dartikan sebagai suatu senyawa metabolit dari tanaman yang menjadi ciri
khas dari setiap spesies dan dapat memberikan rasa, aroma atau warna
pada tumbuhan itu. Sampai saat ini sudah sekitar 30.000 jenis fitokimia
yang ditemukan dan sekitar 10.000 terkandung dalam makanan (Dirjen
POM, 1995).
c. Ekstraksi Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam
bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan
penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan
penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui
sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena
gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang
menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan,
lalu dipekatkan.
d. Ekstraksi Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk
ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti
oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi).
Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi
dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari.
Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
e. Ekstraksi Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel
dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan
penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan
turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel
yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung
secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian
pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.
f. Ekstraksi Soxhlet
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring
sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat
sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong
menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah
mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu
alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi
sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak
noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak
yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
g. Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen
kimia di antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana
sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut pada
fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok,
lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua
lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua
fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan
konsentrasi yang tetap.
h. Identifikasi Ekstrak
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi,
yang ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen),
komponen kimia bergerak naik mengikuti fase gerak karena daya serap
adsorben terhadap komponen-komponen kimia tidak sama sehingga
komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda
berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan
terjadinya pemisahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumus Bangun :
II.3.2 Sampel II
Regnum : Plantae ( www.plantamor.com)
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Magnoliphyta
Klas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Mutingiaceae
Genus : Mutingia
Species : Mutingiacalabura L.
Nama daerah : ( Kersen )
- Kaili : Daun pandan
- Madura : Baleci
II.3.4 Sampel IV
Regnum : Plantae ( www.plantamor.com)
Divisio : Magnoliophyta
Subdivisio : Spermatophyta
Klas : liliopsidae
Ordo : Pandanales
Familia : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Species : Pandanus amaryllifoliusRoxb.
Nama daerah : ( Daun pandan )
II.3.5 Sampel V
Regnum : Plantae ( www.plantamor.com)
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Magnoliophyta
Klas : Magnoliopsida
Ordo : Charyophylliceae
Familia : Bazellaceae
Genus : Anredera
Species : Anrederacordifolia
Nama daerah : ( Binahong )
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.I.2 Bahan :
1. Aquadest
2. Metanol
3. EtilAsetat
4. Kloroform
5. FeCl3
6. Ekstrak (daun kersen, binahong, jati belanda, temulawak dan
pandan)
7. N-Heksan
8. NaCl
9. H2SO 4
10. HCl
11. Plat KLT
12. PipaKapiler
13. Metanol
14. AlCl3
15. Pereaksi dragendorff
16. Pereaksi wagner
17. Pereaksi libermann
18. Tissue
19. Aluminium foil
20. Masker
21. Handskon
III.1.2 Metodeekstraksimaserasi
a. Ditimbang sampel lalu dimasukkan ke dalam bejana maserasi
(toples) hingga sepertiga bejana.
b. Dimasukkan metnol hingga menutupi sampel.
c. Direndam selama 3 x 24 jam denggansekali kali diaduk.
d. Setelah itu, disaring dengan kertas saring atau kain kasa.
e. Cairan penyari yang diperoleh kemudian di rotavapor hinnga
kental.
f. Ditimbang wadah yang akan digunakan untuk menempatkan
ekstrak kental metanol.
g. Ekstrak metanol dikeringkan dengan menggunakan kipas angin
hinnga pelarutnya benar-benar menguap.
h. Disimpan dieksikator.
III.2.3 Metodeekstraksirefluks
a. Ditimbang 100 mg sampel lalu dimasukkan ke dalam labu alas
bulat.
b. Dimasukkan metanol hingga menutupi sampel (2/3 dari labu)
c. Seperangkat alat refluks dirangkai dan dipasangkan selama 4
jam dan di ulangi sebanyak 2 kali dengan cairan pelarut yang
baru.
d. Cairan hasil ekstraksiditampung dalam wadah gelas lalu
dirotavapor hingga kental
e. Ditimbang wadah baru yang akan menampung ekstrak kental
metanol.
f. Dikeringkanekstrak metanol yang diperoleh dengan
menggunakan kipas angin hingga pelarutnya benar-benar
menguap secara keseluruhan.
g. Disimpan kedalam eksikator.
III.2.4 Metodeekstraksisoxhlet
a. Ditimbang sampel tanaman yang sudah dirajang/diserbukkan
sebanyak 100 mg.
b. Tabung klonsong diisi dengan sampel, dengan cara:
- Kertas saring dimasukkan ke dalam tabung yang akan diisi
sampel (kertas saring tidak boleh melebihi tinggi pipa sifon)
- Serbuk sampel kering dimasukkan ke dalam tabung
klonsong tampa melebihi tinggi pipa sifon.
c. Dimasukkan metanol ke dalam tabung yang berisi sampel
hingga semua sampel terbasahi oleh methanol.
d. Cairan penyari dan sampel ditampung pada wadah (labu alas
bulat), maksimum 2/3 dari ukuran labu, kemudian
ditambahkandengan sedikit metanol yang telah diberi batu
didih.
e. Alat soxhletasi dipasang kemudian pada bagian bawah dari
labu alas bulat diletakkan baskom yang telah berisi air dan
diberi pemanas air.
f. Kemudian sampel dipanaskan hingga uap cairan penyari ke
atas pipa samping kemudian diembunkan oleh kondensor bola.
Cairan kemudian turun ke labu melalui tabung yang berisi
serbuk simplisia. Karena adanya pipa sifon maka setelah cairan
menapai permukaan sifon seluruh cairan kemudian turun labu
(1 siklus). Dilakukan hingga 20 siklus atau hingga cairan
penyari menjadi bening.
g. Cairan penyari yang diperoleh kemudian rotavapor hingga
kental.
h. Ditimbang wadah yang akan digunakan untuk menempatkan
ekstrak kental metanol.
i. Dikeringkan ekstrak metanol dengan meggunakan kipas angin
hingga pelarutnya benar-benar menguap keseluruhan.
j. Disimpan di eksikator.
III.2.5 Metodeekstraksicair-cair
Ekstraksi cair-cair dengan pelarut etil asetat
1. Ditambahkan etil asetat sebanyak 15 ml ke dalam ekstrak
metanol dalam corong pisah hasil ekstraksi heksana.
2. Dikocok kuat kuat hingga homogen kemudian didiamkan
hingga lapisan air dan etil-asetat berpisah.
3. Diulangi sebanayak 3 kali
4. Seluruh ekstrak etil asetat dikeringkan, ditimbang lalu di
simpan dalam eksikator.
III.2.6 Identifikasiekstrak
A. Identifikasi ekstrak dengan pelarut kimia
- Ditimbang estrak metanol sampel sebanyak 4 g
- Dilarutkan dalam wadah labu erlenmeyer 250 ml dengan
menggunakan metanol (dibuat larutan stok)
- Dilakukan uji alkoloid, uji saponin, uji flavanoid, uji
steroid, dan uji tanin.
1. Uji Alkoloid
Dari larutan stok dipipet 1 ml kedalam tabung reaksi.
Ditambahkan 1 ml HCl 2 N dan 1 ml NH4OH
Ditambahkan 10 ml aquades
Ditambahkan pereaksi Wagner dan Dragendroff
Dikook lalu diamati perubahan warna yang terjadi
Positif untuk pereaksi Wagner jika berwarna coklat dan
positif untuk pereaksi Dragendroff jika berwarna merah
kekuningan.
2. Uji saponin
Diambil ekstrak metanol kering kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi
Ditambahkan air panas lalu dikocong kuat-kuat selama 1
menit dengan kekuatan konstan.
Didiamkan,apabila busa yang terbentuk denan tinggi 1-10
cm stabil selama 10 menit maka ditambahkan HCl melalui
dinding tabung.
Apabila tetap berbusa berarti posotif mengandung saponin.
3. Uji Flavanoid
Diambil ekstrak metanol kering lalu ditambahkan air
(pelarut polar) dan ditambahkan heksan (pelarut nonpolar)
Dikocok, akan terpisah 2 lapisan dimana ekstrak methanol
berada diatas
Lapisa heksan dipisahkan sementra lapisan air
dirtambahkan methanol lalu ditambah HCl dan serbuk Mg.
Jika warna merah merah ungu berarti positif mengandung
flavanoid.
4. Uji steroid
Diambil ekstrak metanol kering lalu ditambahkan air
(pelarut polar) dan eter (pelarut nonpolar)
Akan terbentuk 2 lapisan dimana lapisan air berada di
bawah dan lapisan eter berada di atas.
Lapisan air dikocok selama 1 menit, jika berbusa
ditambahkan HCl 2 N atau H2SO4
Jika terjadi perubahan dari warna hijau menjadi berwarna
biru berarti positif adanya steroid.
Lapisan eter ditambahkan pereaksi Lieberman
Jika terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru brarti
positif adanya steroid. Jika berwarna merah berarti positif
triterpenoid.
5. Uji Tanin
Diambil ekstrak metanol kering
Ditambahkan air sebanyak 10 ml lalu dikocok
Ditambahkan garam dapur(NaCl) untuk mengendapkan
proteinnya.
Lalu ditambahkan FeCl3 3-4 tetes
Jika berwarna hijau biru berarti positif adanya tanin katekol
sedangkan jika berwarna biru hitam beararti positif adanya
tannin pirogalol.
Perhitungan %Rendamen
Bobotekstrak
X 100
Bobotsampel
60 gram
X 100 =13,3
450 gram
Etil Asetat
B.ekstrak = (B.M Kosong + Ekstrak) (B.M Kosong)
= (369,00) (368,9)
= 0,1 gram
B . Ekstrak
x 100
% Rendemen = B . Awal
Air
B.ekstrak = (B.M Kosong + Ekstrak) (B.M Kosong)
= (331,76) (331,66)
= 0,1 gram
B . Ekstrak
x 100
% Rendemen = B . Awal
2. Daun Temulawak
N-heksan
B.ekstrak = (B.M Kosong + Ekstrak) (B.M Kosong)
= (215,83 ) (214,9)
= 0,9 gram
B . Ekstrak
x 100
%Rendemen = B . Awal
Air
B.ekstrak = (B.M Kosong + Ekstrak) (B.M Kosong)
= (212,82) (212,65)
= 0,18 gram
B . Ekstrak
x 100
% Rendemen = B . Awal
3. Daun Binahong
N-heksan
B.ekstrak = (B.M Kosong + Ekstrak) (B.M Kosong)
= (372,97 ) (372,45)
= 0,52 gram
B . Ekstrak
x 100
%Rendemen = B . Awal
Etil Asetat
B.ekstrak = (B.M Kosong + Ekstrak) (B.M Kosong)
= (257,31) (357,20)
= 0,11 gram
B . Ekstrak
x 100
% Rendemen = B . Awal
Air
B.ekstrak = (B.M Kosong + Ekstrak) (B.M Kosong)
= (376,79) (376,16)
= 0,63 gram
B . Ekstrak
x 100
% Rendemen = B . Awal
= (359,64) (360,74)
= 1,10 gram
B . Ekstrak
x 100
% Rendemen = B . Awal
5. Daun Pandan
N-heksan
B.ekstrak = (B.M Kosong + Ekstrak) (B.M Kosong)
= (397,29 ) (396,58)
= 0,71 gram
B . Ekstrak
x 100
%Rendemen = B . Awal
Etil Asetat
B.ekstrak = (B.M Kosong + Ekstrak) (B.M Kosong)
= (349,22) (348,86)
= 0,36 gram
B . Ekstrak
x 100
% Rendemen = B . Awal
Air
B.ekstrak = (B.M Kosong + Ekstrak) (B.M Kosong)
= (355,81) (355,61)
= 0,2 gram
B . Ekstrak
x 100
%Rendemen = B . Awal
IV.I.3 IdentifikasiEkstrak
A. Identifikasiekstrakdengankromatografi lapis tipis
a. Ekstraklarut nheksandenganpereaksi Lieberman
untukmendeteksisaponin
Gambar :
A. Metode KLT
1. Hasil Pengamatan dibawah lampu UV 256 nm
c. Temulawak
- Alkaloid (-)
- Saponin (-)
- Flavanoid (-)
- Steroid (-)
- Tanin (-)
d. Kelor
- Alkaloid (+)
- Saponin (+)
- Flavanoid (+)
- Steroid (-)
- Tanin (+)
e. Jati belanda
- Alkaloid (+)
- Saponin (+)
- Flavanoid (-)
- Steroid (+)
- Tanin (-)
IV.2 Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil yaitu berat ekstrak
daun pandan (Pandanus amaryllifoliusRoxb.) untuk n-heksan dieroleh
0,71 gram dan persen rendamennya 35,5 %, untuk etil asetat berat ekstrak
0,36 gram dan % rendamen 18% dan untuk berat ekstrak dari pelarut air
diperoleh 0,2 gram dan % rendamen 10%. Sehingga untuk berat total yang
diperoleh adalah 1,27 gram.Jadi dapat diketahui bahwa pada praktikum
percobaan ektraksi cair cair dengan metode corong pisah pelarut yang
banyak menarik senyawa atau komponen yaitu pada pelarut n-heksan (non
polar), karena hasil yang diperoleh dari % rendamen lebih tinggi daripada
hasil pelarut etil dan air.
PENUTUP
V.1 Kesimpulan