Anda di halaman 1dari 16

Metode Pemisahan

“Ekstraksi”
Dosen : Lucia Eka Putri, M.Si, M.farm,
Apt
SHERLY MARTHA TINDRA
18160032
3 FARMASI 1
Pengertian
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
menggunakan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Secara garis besar, proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari tiga
langkah dasar yaitu :
1. Penambahan sejumlah massa pelarut untuk dikontakkan dengan
sampel, biasanya melalui proses difusi.
2. Zat terlarut akan terpisah dari sampel dan larut oleh pelarut
membentuk fase ekstrak.
3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel.
Tujuan
Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik
komponen kimia yang terdapat pada bahan alam. Bahan-
bahan aktif seperti senyawa antimikroba dan antioksidan
yang terdapat pada tumbuhan pada umumnya diekstrak
dengan pelarut. Pada proses ekstraksi dengan pelarut,
jumlah dan jenis senyawa yang masuk kedalam cairan
pelarut sangat ditentukan oleh jenis pelarut yang digunakan
dan meliputi dua fase yaitu fase pembilasan dan fase
ekstraksi.
Pada fase pembilasan, pelarut membilas komponen-komponen isi sel
yang telah pecah pada proses penghancuran sebelumnya.
Pada fase ekstraksi, mula-mula terjadi pembengkakan dinding sel dan
pelonggaran kerangka selulosa dinding sel sehingga pori-pori dinding
sel menjadi melebar yang menyebabkan pelarut dapat dengan mudah
masuk kedalam sel. Bahan isi sel kemudian terlarut ke dalam pelarut
sesuai dengan tingkat kelarutannya lalu berdifusi keluar akibat adanya
gaya yang ditimbulkan karena perbedaan konsentrasi bahan terlarut
yang terdapat di dalam dan di luar sel.
Macam-macam Ekstraksi
1. Ekstrasi Padat-Cair
Ekstraksi padat cair atau leaching merupakan metode pemisahan
satu atau beberapa komponen (solute) dari campurannya dalam
padatan yang tidak dapat larut (inert) dengan menggunakan pelarut
(solvent) berupa cairan.
Pemisahan dapat terjadi karena adanya driving force yaitu
perbedaan konsentrasi solute di padatan dengan pelarut dan adanya
perbedaan kemampuan melarut komponen dalam campuran.
Macam-macam Ekstraksi
2. Ekstraksi Cair-Cair
Pada ekstraksi cair-cair, zat terlarut dipisahkan dari cairan pembawa
(diluen) menggunakan pelarut cair. Campuran cairan pembawa dan
pelarut ini adalah heterogen, jika dipisahkan terdapat 2 fase yaitu fase
diluen (rafinat) dan fase pelarut (ekstrak).
Ekstraksi cair-cair terutama digunakan apabila pemisahan campuran
dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena
pembentukan azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau
tidak ekonomis.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ekstraksi
1. Jenis pelarut Jenis pelarut mempengaruhi senyawa yang tersari,
jumlah zat terlarut yang terekstrak dan kecepatan ekstraksi.
2. Suhu Secara umum, kenaikan suhu akan meningkatkan jumlah zat
terlarut ke dalam pelarut.
3. Rasio pelarut dan bahan baku Jika rasio pelarut-bahan baku besar
maka akan memperbesar pula jumlah senyawa yang terlarut.
Akibatnya laju ekstraksi akan semakin meningkat
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ekstraksi
4. Ukuran partikel Laju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran partikel
bahan baku semakin kecil. Dalam arti lain, rendemen ekstrak akan
semakin besar bila ukuran partikel semakin kecil.
5. Pengadukan Fungsi pengadukan adalah untuk mempercepat
terjadinya reaksi antara pelarut dengan zat terlarut.
6. Lama waktu Lamanya waktu ekstraksi akan menghasilkan ekstrak
yang lebih banyak, karena kontak antara zat terlarut dengan pelarut
lebih lama.
Macam-macam Metode Ekstraksi
1. Maserasi
Metode ini merupakan proses yang paling sederhana yakni dengan menggunakan
pelarut dan berbagai kali pengadukan pada suhu kamar.
2. Digesti
Ekstraksi ini merupakan maserasi kenetik (pengadukan kontiniu) pada suhu 40-50
derajat.
3. Soklerasi
Ekstraksi ini merupakan pelarut yang selalu baru dengan bantuan alat khusus dan
pengadukan yang berkelanjutan.
4. Perkolasi
Ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan pelarut pada bahan yang
diekstraksi.
Macam-macam Metode Ekstraksi
5. Refluks
Ekstraksi ini dilakukan dengan cara melakukan pemanasan hingga
mencapai titik didih tertentu.
6. Infus
Ekstraksi ini menggunakan air sebagai pelarut dalam pemanasan.
7. Dekok
Ini merupakan proses infus, hanya dilakukan dalam waktu yang lebih lama.
8. Destilasi Uap.
Ekstraksi yang dilakukan dengan cara penguapan.
Jurnal

Ragam Metode Ekstraksi Karotenoid dari


Sumber Tumbuhan dalam Dekade Terakhir
(Telaah Literatur)

Hana Susanti Maleta, Renny Indrawati, Leenawaty


Limantara, Tatas Hardo Panintingjati Brotosudarmo
Abstrak
Karotenoid adalah pigmen yang memberikan warna kuning, jingga
hingga merah. Karotenoid merupakan pigmen pendamping klorofil atau
zat hijau daun yang menjalankan fungsi penyerapan energi cahaya untuk
fotosintesis. Sumber karotenoid utama adalah tumbuhan, yang
selanjutnya dikonsumsi dan dimetabolisme atau terakumulasi dalam
tubuh hewan.
Dengan demikian, perkembangan teknologi metode ekstraksi
karotenoid menjadi penting untuk diikuti. Ekstraksi karotenoid dilakukan
dengan metode konvensional seperti maserasi ataupun modern seperti
cairan superkritis, ultrasound asssisted extraction, enzimatik, pulsed
electric field, dan pressurized liquid extraction.
Pendahuluan
Semakin berkembangnya zaman, kesadaran masyarakat akan
kesehatan yang semakin meningkat membuat permintaan akan
pewarna makanan alami semakin tinggi. Salah satu pewarna alami
berasal dari senyawa karotenoid.
Pigmen karotenoid dapat diambil dari sumbernya, tumbuhan tingkat
tinggi ataupun alga, dengan cara diekstrak. Terdapat beberapa metode
ekstraksi mulai dari metode konvensional hingga modern. Metode-
metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Metode
1. Metode Ekstraksi Maserasi
2. Metode Cairan Super Kritis
3. Metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE)
4. Metode Ekstraksi Pulsed Electric Field (PEF)
5. Metode ekstraksi enzimatik
6. Metode Pressurized Liquid Extraction (PLE)
7. Metode Microwave Assisted Extraction (MAE)
Kesimpulan
Karotenoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan
tumbuhan dan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami bahan pangan serta
nutrasetikal. Ekstraksi pigmen karotenoid dapat dilakukan secara konvensional
dan modern, yaitu maserasi, cairan superkritis, ultrasound assisted extraction,
pulsed electric field, enzimatik, pressurized liquid extraction, dan microwave
assisted extraction.
Metode ekstraksi secara modern lebih efektif dan efisien dibandingkan
dengan metode konvensional, namun tidak selalu dapat mengungguli, misalnya
dari aspek waktu ekstraksi yang singkat, penggunaan pelarut yang lebih sedikit,
hasil ekstraksi yang maksimum, dan preparasi proses ekstraksi yang sederhana,
sehingga berbagai metode ekstraksi masih diterapkan hingga saat ini
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai