Disusun oleh
KELOMPOK III
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam tubuh manusia memerlukan makanan, air dan elektrolit yang dibutuhkan oleh sel-
sel tubuh melalui proses pencernaan,terutama zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari bahan makanannya) untuk
memperoleh energy guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja.
Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara dengan baik akan
menunjukan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat tentunya
memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi.Tubuh manusia
memerlukan sejumlah gizi secara tepat, sesuai dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan
tersebut tidak selalu dapat terpenuhi. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang
dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan
dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang lebih
ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut kerana factor gizi.
Manusia untuk kehidupannya juga membutuhkan vitamin yang didapat dari bahan
pangan, hal ini demi berlangsungnya proses-proses dalam tubuh. Apabila makanan tidak cukup
mengandung zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan
perubahan metabolism dalam otak, berakibat terjadi ketidak mampuan berfungsi normal. Pada
keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan
terganggu, badan lebih kecil diikuti ukuran otak yang juga kecil.Maka dengan itu untuk menjaga
kestabilan dan kesimbangan dalam proses pangan di perlukan satu system yaitu system saluran
pencernaan.
1.2 Rumusan Masalah
Pengertian sistem Gastrointestinal ?
Anti emetic
PEMBAHASAN
Fungsi secara umum sistem Gastrointestinal yaitu tarnsport air dan makanan, mencerna
makanan secara mekanik dan kimia, mengabsorbsi nutrien hasil pencernaan ke dalam pembuluh
darah, serta mengeluarkan produk sisa.
Saluran gastrointestinal memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit, dan makanan, yang terus-
menerus. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan :
1. Pergerakan makan melalui saluran gastrointestinal
2. Sekresi getah pencernaan dan makanan
3. Absorbsi hasil pencernaan, air, dan berbagai elektrolit
4. Sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang di absorbsi
5. Pengaturan semua fungsi ini oleh sistem saraf dan hormonal.
Radang usus adalah kondisi di mana usus mengalami inflamasi atau peradangan. Radang
usus sendiri seringkali digunakan untuk menjelaskan dua jenis penyakit, yaitu kolitis ulseratif
dan penyakit Crohn. Kedua kondisi ini diakibatkan oleh peradangan kronis pada bagian
gastrointestinal (sistem pencernaan). Kondisi ini muncul karena reaksi keliru dari sistem
kekebalan tubuh terhadap jaringan pencernaan yang normal dan sehat.
Kolitis ulseratif adalah peradangan kronis yang terbatas pada usus besar atau kolon saja.
Sedangkan penyakit Crohn adalah peradangan yang bisa terjadi di seluruh sistem pencernaan,
mulai dari mulut hingga ke anus.
Selain itu, terdapat dua kondisi lain yang terkait dengan radang usus, yaitu kolitis collagenusdan
kolitis limfosistik. Kedua kondisi ini lebih dikenal dengan istilah kolitis mikroskopik. Keduanya
adalah jenis radang usus yang cukup langka.
Radang usus adalah penyakit jangka panjang dengan gejala yang biasanya muncul dan
menghilang selama beberapa waktu Tingkat keparahan gejala yang muncul tergantung pada
bagian mana saja yang mengalami peradangan. Beberapa gejala yang umumnya terjadi adalah:
* Nyeri atau sakit pada bagian perut.Peradangan yang terjadi dapat memengaruhi pergerakan
normal usus, sehingga menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman.
* Nafsu makan berkurang. Kram dan nyeri perut akan menurunkan nafsu makan seseorang.
* Penurunan berat badan. Penurunan berat badan bahkan kondisi kekurangan nutrisi dapat
dialami pengidap radang usus karena tubuh tidak mampu mencerna dan menyerap nutrisi
makanan dengan baik.
* Diare bercampur darah dan bersifat kambuh-kambuhan. Darah dapat muncul pada feses (tinja)
dengan warna gelap kehitaman, atau bisa juga tidak kasat mata namun nampak di mikroskop.
Perlu diingat bahwa gejala yang muncul pada orang-orang tidaklah sama. Beberapa orang
mungkin akan mengalami muntah-muntah, anemia, dan demam tinggi. Kondisi ini akan datang
dan pergi selama kurun waktu yang lama. Ketika kambuh, gejala bisa ringan atau sangat parah.
II.2.2 Penyebab Radang Usus
Hingga kini, radang usus belum diketahui penyebab dasarnya. Pola makan dan tingkat
stres seseorang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita radang usus, tapi keduanya
bukanlah menjadi penyebab utama. Yang diketahui adalah malafungsi sistem kekebalan tubuh
menyebabkan peradangan. Namun belum diketahui apa penyebab kekeliruan sistem imun tubuh.
Selain itu, faktor keturunan juga diduga memiliki pengaruh pada munculnya radang usus. Risiko
seseorang akan lebih tinggi apabila ada keluarga dekat yang menderita radang usus.
Berikut ini beberapa faktor lain yang turut meningkatkan risiko Anda menderita radang usus.
* Usia. Kebanyakan orang didiagnosis mengidap radang usus sebelum usia 30 tahun. Namun ada
juga yang mengalami penyakit ini setelah mereka menginjak usia 50 atau 60 tahunan.
* Keturunan. Faktor keturunan bisa meningkatkan risiko radang usus. Jika orang tua Anda,
anak, atau saudara kandung pernah mengidap penyakit ini, Anda juga berpotensi mengalaminya.
* Tempat tinggal. Jika Anda tinggal di wilayah kumuh atau daerah padat industri, Anda wajib
mewaspadai kemungkinan munculnya radang usus. Sebab faktor lingkungan sangat
memengaruhi penyakit ini.
* Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS). Beberapa obat-obatan dalam kelompok OAINS
bisa meningkatkan risiko mengalami radang usus, misalnya ibuprofen, naproxen, diclofenac, dan
lainnya.
* Ras. Di beberapa wilayah di dunia, jenis ras dan warna kulit turut memengaruhi kehadiran
radang usus. Menurut penelitian, orang berkulit putih memiliki risiko mengidap radang usus
yang lebih besar dibanding orang berkulit hitam .
II.2.3 Diagnosis Radang Usus
Diagnosis terhadap radang usus akan dilakukan oleh dokter setelah memeriksa tanda dan gejala
yang muncul. Serangkaian tes dilakukan oleh dokter untuk memastikan diagnosis radang usus.
Berikut ini adalah beberapa tes yang mungkin perlu dilakukan oleh dokter.
* Tes darah. Tes darah akan dilakukan untuk mengetahui apakah tubuh mengalami anemia atau
infeksi bakteri maupun virus. Tinja juga diteliti untuk memeriksa apakah ada darah.
* Prosedur endoskopi. Dengan pemeriksaan ini, dokter dapat melihat bagian dalam sistem
pencernaan Anda dan mengambil sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium. Prosedur itu
terdiri dari colonoscopy, flexible sigmoidoscopy, upper endoscopy, capsule endoscopy, dan
double-ballon endoscopy.
* Tes pencitraan. Beberapa prosedur pencitraan seperti X-ray, CT scan, MRI scan, dan
pencitraan usus halus juga bisa dilakukan.
Radang usus yang terbagi menjadi penyakit Crohn dan kolitis ulseratif bisa memunculkan
beberapa komplikasi jika peradangannya tidak terkendali. Berikut ini komplikasi yang mungkin
terjadi akibat penyakit Crohn:
* Tukak/Ulkus. Apabila peradangan yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama atau
kronis, bisa mengakibatkan munculnya tukak pada sistem pencernaan Anda, seperti pada mulut,
usus halus dan juga anus.
* Fistula. Tukak yang sudah dalam hingga membentuk lubang pada dinding saluran pencernaan
akan menyebabkan fistula. Fistula adalah koneksi abnormal antara beberapa bagian tubuh
misalnya usus dengan organ lain menjadi terhubung. Fistula akan mengganggu pencernaan dan
penyerapan makanan. Fistula bisa terinfeksi dan bisa membahayakan jika tidak ditangani dengan
benar.
* Obstruksi usus. Penyakit Crohn bisa memengaruhi ketebalan dinding usus. Akibatnya,
penyaluran hasil pencernaan makanan bisa tertutup. Untuk mengangkat bagian yang bermasalah,
akan diperlukan prosedur operasi.
* Kanker kolon (usus besar). Risiko Anda terkena kanker kolon akan meningkat ketika
penyakit Crohn memengaruhi usus besar. Bagi penderita penyakit Crohn, disarankan melakukan
prosedur kolonoskopi secara teratur.
* Fisura ani. Munculnya luka robek pada jaringan di sekitar dinding anus atau pada kulit di
sekitar anus. Luka ini bisa menjadi lokasi munculnya infeksi. Anda akan merasakan sakit dan
pendarahan saat buang air besar.
* Malanutrisi. Tubuh akan kesulitan menyerap nutrisi karena munculnya peradangan yang
terjadi dan gejala seperti mual dan diare. Kondisi yang sering terjadi pada penderita radang usus
adalah defisiensi zat besi dan vitamin B12.
* Efek samping obat-obatan. Obat-obatan untuk penyakit Crohn yang berfungsi menghalangi
kinerja sistem kekebalan tubuh berisiko menyebabkan kanker limfoma dan kanker kulit.
Kortikosteroid juga berisiko menyebabkan kerapuhan tulang, katarak, glaukoma, dan kadar gula
tinggi.
* Penyakit lainnya. Penyakit Crohn bisa menimbulkan masalah lain di tubuh Anda, seperti
peradangan mata, kulit, sendi, hati, saluran empedu, serta kondisi lain seperti anemia, dan
Penyakit ini juga bisa memperlambat pertumbuhan fisik dan organ seksual pada anak-anak.
* Dehidrasi.
* Meningkatnya risiko terkena megakolon toksik, kanker usus besar, serta penggumpalan darah
di vena dan arteri.
II.2.5 Pengobatan Radang Usus
Hingga kini, tidak ada obat yang bisa menyembuhkan radang usus. Pengobatan dan
penanganan yang dilakukan hanya untuk meredakan gejala yang muncul atau untuk mencegah
kambuhnya gejala. Untuk gejala ringan, mungkin tidak diperlukan pengobatan. Biasanya, gejala
ringan akan menghilang dalam beberapa hari.
Selain meredakan gejala yang muncul, pengobatan juga dilakukan untuk mengurangi risiko
komplikasi yang mungkin terjadi. Penanganan yang dilakukan bisa berbentuk obat-obatan,
terapi, maupun operasi.
* Obat anti inflamasi. Obat ini biasanya akan diberikan pertama kali untuk mengatasi radang
usus. Obat ini berfungsi mengurangi inflamasi yang terjadi. Obat yang biasanya digunakan
adalah golongan aminosalisilat dan kortikosteroid.
* Obat imunosupresan. Obat ini berfungsi untuk menghalangi aktivitas sistem kekebalan tubuh
yang merusak atau membahayakan. Obat ini akan mengurangi inflamasi yang terjadi. Beberapa
contoh obat imunosupresan adalah azathioprine, cyclosporine, methotrexate, natalizumab,
vedolizumab, ustekinumab, dan infliximab. Bagi beberapa orang, kombinasi beberapa obat
berfungsi lebih baik daripada hanya mengonsumsi satu jenis obat saja.
* Antibiotik. Obat ini bisa diberikan sebagai tambahan dari obat-obatan lainnya, terutama
apabila terjadi infeksi. Penderita kolitis ulseratif mengonsumsi antibiotik untuk mengendalikan
infeksi yang terjadi. Contoh obat antibiotik yang umumnya digunakan adalah metronidazole dan
ciprofloxacin.
* Obat-obatan lain. Terdapat obat-obatan lain untuk mengatasi gejala yang muncul akibat
radang usus selain terjadinya inflamasi. Tanyakan pada dokter sebelum Anda mengonsumsi obat
bebas yang bisa dibeli di apotek. Obat anti-diare, pereda rasa sakit, suplemen zat besi, suplemen
vitamin, dan kalsium mungkin akan diberikan tergantung kondisi dan gejala yang muncul. Anda
juga mungkin disarankan untuk menjalani diet khusus dan penyuntikan nutrisi.
Jika penanganan yang dilakukan untuk meringankan gejala radang usus tidak bisa membantu,
prosedur operasi mungkin perlu dilakukan. Penderita kolitis ulseratif dengan gejala yang cukup
parah biasanya tidak akan merespons penanganan dengan obat-obatan. Operasi dilakukan untuk
mengangkat bagian dari usus besar yang mengalami peradangan parah.
Kandung empedu terletak tepat di bawah hati dan berfungsi menyimpan empedu yang
diproduksi hati. Kandung empedu bisa menyimpan sekitar 0,4 liter empedu. Hati menghasilkan
sekitar satu liter empedu setiap hari.Empedu adalah cairan hijau kekuningan (kadang-kadang
kehitaman) yang diperlukan untuk pencernaan makanan berlemak di usus kecil. Selain
mengandung air (95%), empedu juga mengandung kolesterol, garam empedu, garam mineral dan
pigmen.
Ketika makanan masuk ke dalam duodenum (bagian pertama dari usus kecil), hormon duodenal
diekskresikan. Hormon ini dialirkan darah ke kantong empedu dan menyebabkan dindingnya
berkontraksi untuk mengeluarkan empedu. Empedu ini akan keluar melalui saluran empedu,
melalui lubang sempit ke duodenum. Garam mineral pada empedu menetralisir keasaman
makanan saat dicerna di usus. Asam empedu dan garam empedu memecah lemak, sehingga dapat
diolah enzim pencernaan. Salah satu penyakit yang dapat terjadi ketika terdapat gangguan pada
empedu yaitu batu empedu yang terbentuk akibat pengerasan kolestrol yang tertimbun dalam
cairan empedu.
Batu empedu diduga terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam cairan
empedu. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara kolestrol dan senyawa kimia
dalam cairan tersebut.
Batu empedu umumnya tidak menyebabkan sakit, jadi tidak membutuhkan penanganan khusus.
Tetapi jika batu ini menyumbat saluran kantong empedu, penderita akan mengalami gejala sakit
pada bagian kanan perut yang datang secara tiba-tiba atau istilah medisnya kolik bilier.
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena batu empedu:
* Faktor usia. Risiko penyakit batu empedu akan bertambah seiring usia. Penyakit ini umumnya
dialami orang yang berusia di atas 40 tahun.
* Jenis kelamin. Risiko wanita untuk terkena penyakit batu empedu dua kali lebih tinggi
dibandingkan risiko pria.
* Dampak melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan memiliki risiko lebih tinggi.
Penyebabnya mungkin karena meningkatnya kadar kolesterol akibat perubahan hormon selama
masa kehamilan.
* Pengaruh berat badan. Risiko Anda akan meningkat jika mengalami kelebihan berat badan
atau obesitas.
Walau sangat jarang terjadi, batu empedu dapat menyebabkan komplikasi pada tubuh.
Salah satunya adalah inflamasi kantong empedu (kolelitiasis) dengan gejala:
* Demam tinggi.
* Sakit kuning.
Terapi non farmakologi penyakit batu empedu dinilai sangat tepat untuk melakukan pertolongan
pertama terhadap pasien yang menderita batu empedu, kemungkinan untuk sembuh dari terapi
non farmakologi ini juga lumayan besar, tidak kalah dengan operasi ataupun pengobatan medis
lainya. Selain itu dengan melakukan terapi non farmakologi penyakit batu ginjal, maka Anda
tidak akan mendapatkan efek samping.
Salah satu penanganan penyakit batu empedu tanpa obat adalah dengan menggunakan cuka apel,
cara ini tidak banyak dilakukan oleh para penderita, sehingga tidak banyak yang tahu akan cara
tersebut. karena menurut penelitian cuka sari apel mengandung berbagai macam khasiat untuk
tubuh, diantaranya mampu mendetoksi racun ataupun endapan kotoran yang terdapat dalam
tubuh, salah satunya adalah endapan batu empedu.
Keberadaan batu empedu biasanya tidak mengganggu kesehatan. Tetapi jika
menyebabkan gejala yang mengganggu atau jika terjadi komplikasi, penyakit ini harus ditangani.
Penanganan untuk batu empedu umumnya dengan operasi pengangkatan kantong empedu. Walau
fungsi organ ini penting, tubuh kita tetap bisa bertahan tanpa memilikinya. Tanpa kantong
empedu, hati akan tetap mengeluarkan cairan empedu yang membantu dalam pencernaan lemak.
Jenis operasi yang umum direkomendasikan adalah operasi lubang kunci atau istilah medisnya
kolesistektomi laparoskopik. Jenis operasi ini dianjurkan karena metodenya yang sederhana
dengan tingkat risiko komplikasi yang rendah.
-terapi farmakologi
* Obat-obatan. Selain untuk memerangi kolik akut dan rasa nyeri, obat-obatan juga dapat
digunakan untuk memecah batu empedu. Pengobatan memerlukan setidaknya 6 sampai 12 bulan
dan berhasil melarutkan batu pada 40-80% kasus. Penggunaan obat direkomendasikan bila gejala
ringan dan batu-batunya kecil atau operasi dinilai terlalu berisiko.
II.3.2 Pankreatitis
Pankreatitis akut berbeda dengan pankreatitis kronis. Pada kasus akut, peradangan terjadi dalam
waktu yang cukup singkat sedangkan pada kasus kronis, terjadi menahun.
Pankreatitis akut juga merupakan salah satu risiko yang berbahaya jika batu empedu masuk dan
menghambat saluran pankreas. Peradangan pankreas ini akan menyebabkan sakit perut yang
akan terus bertambah parah.
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan pankreatitis akut. Pada sebagian besar kasus
terkait dengan penyumbatan batu empedu dan konsumsi minuman beralkohol. Namun, pada
sebagian kasus penyebab pastinya tidak diketahui.
Pada keadaan normal, enzim-enzim pencernaan yang diproduksi pankreas belum teraktivasi saat
masih di dalam pankreas. Enzim-enzim tersebut akan dikeluarkan lewat sebuah saluran ke usus
halus, barulah teraktivasi. Pada pankreatitis, enzim-enzim tersebut teraktivasi di dalam pankreas.
Maka alih-alih mencerna makanan, enzim ini malah berbalik mencerna organ tersebut sehingga
terjadilah peradangan.
Selain konsumsi minuman beralkohol dan penyumbatan batu empedu, ada beberapa hal lain
yang diduga bisa menyebabkan pankreatitis akut, di antaranya adalah kerusakan pankreas akibat
operasi perut, hipertrigliserida (kadar trigliserida darah yang tinggi), infeksi, efek samping
antibiotik dan kemoterapi, serta komplikasi penyakit fibrosis kistik.
Pankreatitis akut bisa diderita oleh segala kelompok usia, meskipun umumnya terjadi pada
kelompok usia menengah hingga tua. Pada laki-laki biasanya terkait dengan konsumsi minuman
beralkohol sedangkan pada perempuan terkait dengan batu empedu. Terdapat risiko tinggi
terkena pankreatitis akut berat pada usia di atas 70 tahun, perokok, pecandu minuman
beralkohol, dan penderita obesitas.
* Nyeri tumpul hebat (rasa sakit seperti ditekan atau diremas) yang terasa di sekitar bagian perut
atas dan bisa bertambah buruk dan menyebar sepanjang punggung hingga bagian bawah tulang
belikat kiri.
* Demam.
* Diare.
Rasa nyeri yang dirasakan bisa terasa memburuk dengan cepat, apalagi saat Anda berbaring,
makan (terutama makanan berlemak), dan minum.
Pada kasus yang disebabkan oleh alkohol, gejala nyeri pankreatitis akut biasanya muncul dalam
waktu enam hingga 12 jam setelah Anda mengonsumsi minuman beralkohol. Sedangkan pada
kasus pankreatitis akut yang dipicu oleh batu empedu, gejala nyeri biasanya muncul setelah Anda
mengonsumsi makanan dalam porsi besar.
Jika Anda mengalami nyeri perut hebat secara tiba-tiba, segeralah temui dokter untuk
dilakukan pemeriksaan.
Selain menanyakan gejala yang dirasakan pasien dan melakukan sentuhan pada area yang dirasa
sakit, pemeriksaan lebih spesifik juga perlu dilakukan. Dokter akan melakukan pemeriksaan
lanjutan untuk menentukan tingkat keparahan pankreatitis akut serta risiko adanya masalah
serius atau komplikasi lainnya, misalnya gagal organ.
Pankreatitis akut diobati dan dipantau di rumah sakit. Pengobatan suportif seperti oksigen
dan cairan infus akan diberikan selain obat-obatan pereda sakit. Pada kasus yang cukup berat,
pasien tidak boleh memakan makanan padat karena akan membuat pankreas bekerja keras,
sehingga memerlukan pemberian nutrisi cair lewat selang yang dimasukkan melalui hidung.
Biasanya makanan padat tidak akan diberikan sampai Anda pulih sepenuhnya.
Sebagian besar pasien pankreas akut diperbolehkan pulang ke rumah setelah menjalani
perawatan selama lima hingga sepuluh hari. Untuk kasus parah (terutama yang telah berkembang
menjadi komplikasi), pengobatan biasanya akan membutuhkan waktu lebih lama dan dilakukan
di ruang perawatan intensif atau ICU.
Setelah kondisi pasien stabil, penyebab yang mendasari mungkin perlu ditangani. Jika
pankreatitis akut Anda disebabkan oleh penyumbatan batu empedu, maka prosedur pengangkatan
batu empedu melalui pembedahan biasa ataupun endoskopi perlu dilakukan. Pengobatan batu
empedu biasanya dilakukan di rumah sakit melalui rawat inap. Prosedur ini memudahkan dokter
untuk memantau kondisi Anda serta mencegah kondisi menjadi semakin memburuk.
Jika kondisi pankreatitis akut disebabkan oleh kecanduan minuman beralkohol misalnya, maka
Anda akan dituntut dokter untuk menghentikan kebiasaan tersebut, misalnya melalui rehabilitasi,
konseling rutin, atau pemberian obat acamprosate yang dapat menurunkan keinginan
mengonsumsi minuman beralkohol.
* Pankreatitis kronis.
* Nekrosis pankreas atau kematian jaringan pankreas darah akibat terganggunya pasokan darah.
Jaringan yang mati ini rentan terhadap infeksi bakteri. Jika tidak segera ditangani maka efeknya
bisa seperti SIRS yang mana bakteri kemudian menyebar meracuni darah dan merusak organ
lainnya.
Karena pankreatitis akut erat kaitannya dengan konsumsi minuman beralkohol dan
penyumbatan batu empedu maka langkah pencegahan yang paling efektif adalah dengan cara
menghindari dua faktor risiko tersebut dengan cara:
* Mengonsumsi makanan kaya serat seperti sayur, buah, dan biji-bijian utuh.
Pankreatitis akut juga rentan dialami penderita obesitas, karena itu penerapan diet dan olahraga
secara teratur diperlukan sebagai langkah pencegahan.
Farmakologis :
Non farmakologis :
Puasa dan pemasangan infus untuk nutrisi parentral total sampai amilase dan lipase serum
normal/mendekati normal dan pada selang nasogastrik cairan lambung < 300 cc, dan pasien tak
merasakan nyeri ulu hati.
Anti emetik atau obat mual adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa mual dan
muntah. Antiemetik secara khusus digunakan untuk mengatasi mabuk perjalanan dan efek
samping dari analgesik golongan opiat, anastesi umum, dan kemoterapi yang digunakan untuk
melawan kanker, juga untuk mengatasi vertigo (pusing) dan migrain.
Obat anti emetik ini menghambat reseptor serotonin pada sistem saraf serebral dan saluran
pencernaan. Sehingga obat golongan ini dapat digunakan untuk mengobati mual dan muntah
setelah operasi dan penggunaan obat sitoksik.
Obat ini terbagi atas 3 yakni,
a.Granisteron
Obat jenis ini tersedis dalam bentuk tablet dan sirup untuk diminum secara oral. Untuk
pencegahan mual dan muntah pada kemoterapi. Granisteron biasanya diminum satu jam sebelum
kemoterapi dijalankan. Dosis kedua diberikan setelah 12 jam dari dosis pertama. Konsumsi obat
ini harus sesuai dengan resep dokter. Tidak boleh kuang maupun lebih.
b.Ondansentron
Obat ini diperuntukkan untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan kemoterapi kanker
atau setelah operasi. Ondansentron bekerja dengan memblokade hormon serotonin yang
menyebabkan muntah. Selain itu, obat ini juga digunakan pada klien pecandu alkohol.
Obat ini digunakan sebelum atau sesudah makan. Obat ini juga dapat diminum bersama antasida.
Pada kemoterapi obat ini diberikan pada 30 menit pertama sebelum kemoterapi. Dosis
selanjutnya sesuai anjuran dokter. Biasanya 1 sampai 2 hari setelah kemoterapi selesai.
Hal yang perlu diketahui seorang dokter, perawat atau pun seorang apoteker sebelum melakukan
pemberian obat ini adalah riwayat penyakit perut atau usus, penyakit hati, dan alergi. Selain itu,
pecandu alkohol sebaiknya mengurangi konsumsi alkoholnya saat mengkonsumsi obat ini karena
dapat meningkatkan efek sampingnya. Obat ini juga diketahui dapat mengganggu konsentrasi
konsumen dan dapat berpengaruh pada janin dalam kandungan serta mempengaruhi ASI pada
Ibu produktif menyusui kerena obat ini disekresikan melalui ASI, salah satunya.
c. Tropisetron
Obat jenis ini digunakan pada mual karena kemoterapi atau muntah pada anak. Indikasi dari obat
ini adalah mencegah mual pasca operasi.
Konsultasikan ke dokter mengenai obat resep dan non-resep yang anda konsumsi yang
mengandung amobarbital, insulin, narkotika, phenobarbital, sedative, transquilizer, dan vitamin.
Kemukakan pada dokter bila anda pernah mengidap atau masih mengidap tumor adrenal,
penyakit kejiwaan, parkinson, hipertensi, penyakit hati, liver atau ginjal.
Kemukakan pada dokter tentang kehamilan maupun rencana kehamilan dan menyusui
anda.
Saat anda masa operasi termasuk operasi dentist, kemukakan pada sentist tersebut
mengenai konsumsi metoclopramid anda.
Obat ini menekan saraf sadar anda sehingga dapat menyebabkan kantuk, jadi usahakan
untuk tidak berktivitas berkendara selama mengkonsumsi obat ini dan jangan mengkonsumsi
alkohol bersama obat ini.
3. Golongan Antihistamines
Golongan antihistamin ini juga disebut golongan antagonis reseptor H1histamin. Obat ini efektif
untuk beberapa kondisi seperti mabuk perjalanan dan rasa mual di pagi hari pada ibu hamil.
b. Pyrathiazine
c. Promethazine pada penderita penyakit jantung atau kegagalan fungsi hati perlu
pengawasan yang ketat sewaktu minum obat ini atau bila tidak perlu, dianjurkan untuk tidak
meminum obat ini. Selain itu anak-anak juga dianjurkan tidak meminum obat ini karena dapat
menyebabkan Sindron Reye dan dapat menyebabkan konvulsi, halusinasi bahkan kematian pada
anak. Obat ini juga menyebabkan kantuk dan tidak dianjurkan pada BUMIL dan Ibu Menyusui.
d. Betahistine
Betahistin dihidroklorida adalah obat yang sangat mirip senyawa histamin alami. Betahistine
bekerja secara langsung berikatan dengan reseptor histamin yang terletak pada dinding aliran
darah, termasuk didalam telinga. Dengan mengaktifkan reseptor ini dapat menyebabkan
vasokontraksi. Dengan peningkatan sirkulasi darah, mengurangi tekanan di telinga. Betahistine
fungsi utamanya sebagai obat penyakit Meniere.
Obat ini mwmbantu menghilangkan tekanan didalam telingan dan mengurangi frekuensi dan
keparahan serangan mual dan pusing. Betahistine juga mengurangi bunyi mendenging di telinga
(tinitus) dan membantu fungsi pendengaran menjadi normal.
Penghambat channel kalsium atau Flunarizine adalah penghambat masuknya kalsium dengan
cara ikatan calmudolin dan aktivitas hambatan histamin H1. Obat ini efektif untuk mencegah
migren, penyakit vaskular periferal terbuka, vertigo, dan sebagai terapi tambahan pada pasien
epilepsi.
INDIKASI
o Dyspepsia fungsional
o Mual akut dan muntah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin)
KONTRAINDIKASI
o Dyspepsia Fungsional
Dewasa dan Lansia, 3 kali sehari dan 10-20mg sekali sebelum tidur malam.
Anak-anak (sehubungan dengan kemoterapi kanker dan radio terapi), 0,2-0,4mg/kgBB sehari
dengan interval waktu 4-8 jam.
Refluks Asam (Refluks Gastroesofageal) adalah pengaliran kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
Lapisan lambung melindungi lambung dari asam lambung. Karena kerongkongan kekurangan
lapisan pelindung semacam ini, maka asam lambung yang mengalir kembali ke dalam
kerongkongan, menyebabkan
- nyeri
- peradangan (esofagitis)
- kerusakan kerongkongan.
Tingkat peradangan tergantung dari keasaman isi lambung, volume asam lambung dalam
kerongkongan dan kemampuan untuk mengeluarkan cairan yang mengalami regurgitasi dari
kerongkongan.
Refluks Asam (Refluks Gastroesofageal) adalah pengaliran kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
Lapisan lambung melindungi lambung dari asam lambung. Karena kerongkongan kekurangan
lapisan pelindung semacam ini, maka asam lambung yang mengalir kembali ke dalam
kerongkongan, menyebabkan
- nyeri
- peradangan (esofagitis)
- kerusakan kerongkongan.
Tingkat peradangan tergantung dari keasaman isi lambung, volume asam lambung dalam
kerongkongan dan kemampuan untuk mengeluarkan cairan yang mengalami regurgitasi dari
kerongkongan.
II.5.1 PENYEBAB
Asam mengalami refluks bila katup kerongkongan tidak berfungsi dengan baik.
Dalam posisi berbaring, yang berperan dalam terjadinya refluks ini adalah gaya gravitasi.
II.5.2 GEJALA
Gejala yang paling nyata dari refluks asam ini adalah perasaan terbakar di belakang
tulang dada.
-Nyeri ini dirasakani di dalam dada dan bisa menjalar ke leher, tenggorokan bahkan ke wajah.
-Nyeri disebabkan oleh pengaliran kembali (refluks) asam dari lambung ke kerongkongan.
-Rasa terbakar dapat disertai dengan keluarnya isi lambung ke dalam mulut atau produksi air liur
yang berlebihan.
-Jumlah air liur yang banyak, yang terjadi jika asam lambung mengiritasi kerongkongan bagian
bawah yang meradang disebut water brash.
- tukak kerongkongan
- perubahan pre-kanker pada lapisan kerongkongan (sindroma Barret).
Peradangan esofagus (kerongkongan) menyebabkan nyeri selama menelan dan perdarahan yang
biasanya ringan, tetapi bisa juga berat.
Tukak esofageal peptik adalah luka terbuka yang terasa nyeri pada lapisan kerongkongan.
Nyeri ini biasanya dirasakan di belakang tulang dada atau tepat di bawahnya dan dapat
dihilangkan dengan antasida.
Penyembuhan dengan menggunakan obat yang mengurangi asam lambung memakan waktu 4-12
minggu. Penyembuhan tukak biasanya lambat, cenderung kambuh dan biasanya setelah sembuh
menyebabkan penyempitan kerongkongan.
II.5.3 DIAGNOSA
Pemeriksaan rontgen dan esofagoskopi, pengukuran tekanan dari katup kerongkongan bawah
(manometri), pemeriksaan keasaman (pH) kerongkongan dan tes Bernstein (pemeriksaan asam
kerongkongan), kadang-kadang perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan
mencari komplikasinya.
Biopsi atau tes Bernstein merupakan pemeriksaan diagnostik terbaik untuk membuktikan bahwa
gejala disebabkan oleh refluks asam.
Biopsi juga merupakan satu-satunya pemeriksaan yang dapat dipercaya untuk mendeteksi
sindroma Barret.
Tes tersebut menunjukan suatu refluks asam bila gejalanya cepat timbul dan kemudian
menghilang ketika diberikan larutan garam di kerongkongan bawah.
Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah penderita minum larutan barium dan berbaring dengan
posisi kepala lebih rendah dari kaki dapat menunjukan refluks barium dari lambung ke
kerongkongan. Dokter dapat menekan perut untuk meningkatkan refluk.
Pemeriksaan rontgen setelah menelan barium juga dapat menunjukkan tukak kerongkongan atau
penyempitan kerongkongan.
Pengukuran tekanan pada katup kerongkongan bawah menunjukan kekuatannya dan dapat
membedakan katup yang normal dari katup yang berfungsi buruk.
II.5.4 PENGOBATAN
1. Meninggikan kepala pada saat tidur kurang lebih 15 cm, dapat menjauhkan aliran asam dari
kerongkongan ketika penderita tidur
2. Menghindari kopi, alkohol dan bahan lain yang merangsang lambung dengan kuat untuk
memproduksi asam
3. Mengkonsumsi antasid satu jam setelah makan dan sebelum tidur untuk menetralisasi asam
lambung dan mengurangi kebocoran dari katup kerongkongan bawah
4. Memakan obat seperti cimetidine dan ranitidine dapat mengurangi keasaman lambung
5. Menghindari makanan tertentu (seperti lemak dan coklat), merokok dan obat-obatan tertentu
(contohnya antikolinergik), karena hal-hal tersebut meningkatkan kecenderungan untuk
terjadinya kebocoran pada katup kerongkongan bawah
Omeprazole dan lansoprazole adalah obat yang paling efektif untuk menyembuhkan peradangan
kerongkongan yang disebabkan refluks dengan cepat.
Sindroma Barret, suatu keadaan pre-kanker, dapat menghilang ataupun menetap, setelah suatu
pengobatan yang menghilangkan gejala-gejalanya.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
- Gastrointestinal adalah merupakan suatu saluran pencernaan yang panjangnya sekitar 9 meter
mulai dari mulut sampai anus, meliputi oropharing, esophagus, stomach(lambung), usus halus
dan usus besar. Di mulut makanan dikunyah dan dicampur dengan sekresi kelenjar saliva
sehingga menjadi bolus. Esophagus mengantarkan bolus dari mulut ke stomach (lambung),
Lambung, usus halus dan usus besar sebagai tempat penampung makan/bolus dan produk akhir
dari pencernaan. Fungsi secara umum sistem Gastrointestinal yaitu tarnsport air dan makanan,
mencerna makanan secara mekanik dan kimia, mengabsorbsi nutrien hasil pencernaan ke dalam
pembuluh darah, serta mengeluarkan produk sisa.
Saluran gastrointestinal memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit, dan makanan, yang terus-
menerus. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan :
1. Pergerakan makan melalui saluran gastrointestinal
2. Sekresi getah pencernaan dan makanan
3. Absorbsi hasil pencernaan, air, dan berbagai elektrolit
4. Sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang di absorbsi
5. Pengaturan semua fungsi ini oleh sistem saraf dan hormonal.
-Radang usus adalah kondisi di mana usus mengalami inflamasi atau peradangan. Radang usus
sendiri seringkali digunakan untuk menjelaskan dua jenis penyakit, yaitu kolitis ulseratif dan
penyakit Crohn. Kedua kondisi ini diakibatkan oleh peradangan kronis pada bagian
gastrointestinal (sistem pencernaan). Kondisi ini muncul karena reaksi keliru dari sistem
kekebalan tubuh terhadap jaringan pencernaan yang normal dan sehat.
Kolitis ulseratif adalah peradangan kronis yang terbatas pada usus besar atau kolon saja.
Sedangkan penyakit Crohn adalah peradangan yang bisa terjadi di seluruh sistem pencernaan,
mulai dari mulut hingga ke anus.
-Kandung empedu terletak tepat di bawah hati dan berfungsi menyimpan empedu yang
diproduksi hati. Kandung empedu bisa menyimpan sekitar 0,4 liter empedu. Hati menghasilkan
sekitar satu liter empedu setiap hari.Empedu adalah cairan hijau kekuningan (kadang-kadang
kehitaman) yang diperlukan untuk pencernaan makanan berlemak di usus kecil. Selain
mengandung air (95%), empedu juga mengandung kolesterol, garam empedu, garam mineral dan
pigmen.
-Anti emetik atau obat mual adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah.
Antiemetik secara khusus digunakan untuk mengatasi mabuk perjalanan dan efek samping dari
analgesik golongan opiat, anastesi umum, dan kemoterapi yang digunakan untuk melawan
kanker, juga untuk mengatasi vertigo (pusing) dan migrain.
-Refluks Asam (Refluks Gastroesofageal) adalah pengaliran kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
DAFTAR PUSTAKA