Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa


mikron atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri,cendawan
atau jamur tingkat rendah, ragi yang menurut sistematik masuk golongan jamur,
ganggang, hewan bersel satu atau protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan
mikroskop elektron.
Mikroorganisme umumnya terdapat di mana-mana, seperti di dalam tanah,
di lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer.
Mikroorganisme tersebut mempunyai beberapa peranan salah satunya
mikroorganisme yang hidup dalam tanah dapat membantu pembentukan struktur
tanah yang mantap, karena mikroorganisme tanah dapat mengeluarkan (sekresi)
zat perekat yang tidak mudah larut dalam air.
Sama seperti makhluk hidup lainnya, mikroorganisme dalam hidupnya
juga mengalami metabolisme karena metabolisme merupakan salah satu ciri yang
dilakukan oleh makhluk hidup. Metabolisme sebenarnya bukan istilah asing,
maksudnya sudah banyak masyarakat awam yang telah mendengar tentang
metabolisme. Meskipun mungkin sebagian dari mereka tidak mengetahui betul
definisi tentang metabolisme, yang jelas istilah ini menjadi kata yang tidak asing
bagi telinga mereka. Kehidupan makhluk hidup, termasuk mikroorganisme tidak
luput dari sebuah proses dalam kehidupannya. Proses itulah yang secara sederhana
boleh diartikan sebagai metabolisme.
Ada beberapa pengertian tentang metabolisme. Semua pengerian
sebenarnya mengarah pada satu tujuan, yakni proses. Bahwa metabolisme adalah
sebuah rangkaian reaksi bersifat kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup.
Reaksi ini terjadi sebagai modal/sumber makhluk hidup untuk mempertahankan
kehidupannya.

1
I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana metabolisme mikroorganisme?


2. Bagaimana Fisiologi Organisme?
3. Apa itu metabolit primer dan metabolit sekunder mikroorganisme?
4. Apa manfaat metabolit primer dan metabolit sekunder mikroorganisme
dalam kehidupan?

I.3 Maksud Dan Tujuan


1. Memahami metabolisme mikroorganisme.
2. Memahami Fisiologi Mikroorganisme?
3. Mengetahui metabolit primer dan metabolit sekunder mikroorganisme
4. Mengetahui manfaat metabolit primer dan metabolit sekunder
mikroorganisme dalam kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN

2
II.1 Metabolisme Mikroorganisme
A. Pengertian Metabolisme
Mikroorganisme dalam hidupnya melakukan aktivitas metabolisme.
Metabolisme mikroorganisme merupakan proses-proses kimia yang terjadi di
dalam tubuh mikroorganisme. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena
metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Dalam metabolisme
mikroorganisme, energi fisik atau kimiawi dikonversi menjadi energi melalui
metabolisme mikrorganisme dan disimpan dalam bentuk senyawa kimia yang
disebut adenosine 5-triphospate (ATP). Mikroorganisme misalnya bakteri dalam
hidupnya melakukan aktivitas metabolisme. Tujuan metabolisme agar bakteri
dapat bertahan melangsungkan fungsi hidup.
Metabolisme adalah reaksi kimia yang berlangsung di dalam organisme
hidup, dan merupakan reaksi yang sangat terkoordinasi, mempunyai tujuan, serta
mencakup berbagai kerjasama dari banyak sistem multi enzim. Secara singkat,
metabolisme adalah proses pembentukan metabolit. Metabolit adalah senyawa-
senyawa organic yang dihasilkan dan terlibat dalam metabolisme. Metabolisme
memiliki empat fungsi spesifik yaitu:
1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi makanan yang kaya
energi dari lingkungan atau dari energi solar.
2. Untuk mengubah molekul nutrisi menjadi prekursor unit pembangun
bagi makromolekul sel.
3. Untuk menggabungkan unit-unit pembngunan ini menjadi protein, asam
nukleat, lipid, polisakarida, dan komponen selainnya.
4. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang di perlukan
dalam fungsi khusus sel.

B. Proses Metabolisme
Metabolisme terdiri dari dua proses yang berlawanan, keduanya
berangsung serempak, yaitu :
1. Anabolisme

3
Anabolisme adalah penyusunan/pengambilan zat makanan, pembentukan
karbohidrat yang membutuhkan energi dan sintetis protoplasma. Merupakan
sintesis protoplasma yang meliputi proses sintesa makromolekul seperti asam
nukleat, lipida dan polisakarida, dan penggunaan energi yang dihasilkan dari
proses katabolisme.
2. Katabolisme
Katabolisme adalah penguraian bahan organik kompleks menjadi bahan
organik yang lebih sederhana, pembentukan energi dengan menguraikan
karbohidrat melalui reaksi oksidasi substrat. Merupakan oksidasi substrat yang
diiringi dengan terbentuknya energi, meliputi proses degradasi sebagai reaksi
penguraian bahan organik kompleks menjadi bahan organik sederhana atau
bahan anorganik yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa anabolisme adalah
pembentukan senyawa yang memerlukan energi (Rekasi endergonik). Misalnya
pada fotosintesis yang membentuk C6G12O5 dari CO2 DAN H2O. Sedangkan
katabolisme adalah penguraian senyawa yang menghasilkan energi (reaksi
eksergonik), misalnya pada respirasi yang menguraikan karbohidrat menjadi asam
piruvat dan energi.

C. Senyawa Pembawa Energi, ATP dan ADP


Mikroorganisme memerlukan energi untuk :
1. Synthesa bagian sel (dinding sel, membran sel, dan substansi sel
lainnya).
2. Synthesis enzim, asam nukleat, polisakarida, phospholipids, atau
komponen sel lainnya.
3. Mempertahankan kondisi sel (optimal) dan memperbaiki bagian sel
yang rusak .
4. Pertumbuhan dan perbanyakan .
5. Penyerapan hara dan ekskresi senyawa yang tidak diperlukan atau
waste products.
6. Pergerakan (Motilitas).
Energi yang tersimpan dalam bentuk senyawa ATP dapat diperoleh oleh
mikroorganisme melalui hidrolisa. Energi yang diperoleh dari melalui proses

4
atau reaksi kimia disebut sebagai free energy atau energi bebas (G). Pada reaksi
yang melepaskan energi, maka harga G adalah negatif, sedangkan pada reaksi
yang memerlukan energi, maka harga G adalah positif. Energi hasil
metabolisme disimpan oleh mikroorganisme dalam bentuk senyawa phosporyl.
ATP terbentuk dari reaksi antara adenosine 5-diphospate (ADP) dengan
phospat anorganik, membentuk ikatan phosporyl sebagai berikut :
ADP3- + Pi + H+ ATP4- +H2O G= +30 kJ/mol (1)
Reaksi diatas menunjukkan proses katabolisme, yaitu proses penguraian
zat untuk membebaskan energi kimia sebesar 30 kJ yang tersimpan dalam
senyawa organik. ATP yang telah tersintesa tersebut disimpan di dalam sel
untuk digunakan bila diperlukan. Energi yang tersimpan tersebut dikeluarkan
melalui hidrolisa ikatan phosporyl dalam suatu reaksi yang merupakan
kebalikan dari reaksi (1), yaitu sebagai berikut:
ATP4- +H2O ADP3- + Pi + H+ G= -30 kJ/mol (2)
Reaksi diatas merupakan proses anabolisme, yaitu pembentukan molekul
yang kompleks dengan menggunakan energi sebesar 30 kJ/mol. Kedua reaksi
di atas terjadi karena katalisa enzim ATP-ase.

D. Enzim
Enzim adalah katalis hayati. Katalis, walaupun dalam jumlah yang amat
sedikit, mempunyai kemampuan unik untuk mempercepat berlangsungnya
reaksi kimiawi tanpa enzim itu sendiri terkonsumsi atau berubah setelah reaksi
selesai.
Enzim adalah katalisator organik (biokatalisator) yang dihasilkan oleh sel.
Enzim berfungsi sebagai katalisator anorganik yaitu untuk mempercepat reaksi
kimia. Setelah reaksi berlangsung enzim tidak mengalami perubahan jumlah
sehingga jumlah enzim sebelum dan setelah reaksi adalah tetap. Enzim
mempunyai spesifitas yang tinggi terhadap reaktan yang direaksikan dan jenis
reaksi yang dikatalisis. Enzim melakukan berbagai aktifitas fisiologik seperti
penyusunan bahan organik, pencernaan, dan pembongkaran zat yang
memerlukan aktivator berupa biokatalisator.

5
1. Sifat Umum Enzim
a. Disusun oleh senyawa protein.
b. Bekerja secara spesifik yaitu hanya mengkatalisis satu macam reaksi
saja.
c. Aktivitas enzim dipengaruhi suhu, PH, substrat dan inhibitor. Setiap
enzim memiliki suhu dan PH optimum.
d. Enzim memiliki sifat alosentrik, yaitu mampu berkaitan dengan
inhibitor ataupun aktivator.

2. Mekanisme Kerja Enzim


Enzim meningkatkan kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan untuk mengaktifkan
suatu reaktan sehingga dapat bereaksi untuk membentuk senyawa lain. Energi
potensial hasil reaksi menjadi lebih rendah, tetapi enzim tidak mempengaruhi
letak keseimbangan reaksi. Saat berlangsungnya reaksi enzimatik terjadinya
ikatan, sementara enzim dengan substratnya reaktan. Ikatan sementara bersifat
labil dan hanya untuk waktu yang singkat saja. Selanjutnya ikatan enzim
substrat akan pecah menjadi enzim dan hasil akhir. Enzim yang terlepas
kembali setelah reaksi dapat berfungsi lahi sebagai biokatalisator untuk reaksi
yang sama.

3. Struktur Enzim
a. Ada enzim yang mengandung komponen kimia lain selain protein.
Komponen ini disebut kofaktor, suatu komponen yang bukan protein
Kofaktor berupa : Molekul anorganik seperti Fe2+, Mn2+, Cu2+, Na+
atau molekul organik kecil yang disebut koenzim misalnya vitamin
B, B1, dan B2.
b. Koenzim yang terikat kuat secara kovalen pada protein enzim disebut
gugus prostetik.
c. Enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengkatalisis, bersama-
sama koenzim atau gugus logamnya disebut holoenzim.

II.2 Fisiologi Mikroorganisme

6
A. Fisiologi umum
Secara umum, organisme mikroskopis pada tingkatan seluler memiliki
metabolisme seperti pada umumnya sel eukaryotik maupun prokariyotik.
Perbedaan terletak pada cara memperoleh nutrisi, dan cara hidup yang akan
berpengaruh terhadap kemampuan metabolit yang khas untuk setiap jenis
mikroba. Lingkungan tempat hidup (habitat) juga berpengaruh terhadap
kemampuan metabolisme suatu mikroba.

B. NUTRISI BAKTERI
Bakteri heterotrof: bakteri yang tidak dapat mensintesis makanannya
sendiri. Kebutuhan makanan tergantung dari mahluk lain. Bakteri saprofit dan
bakteri parasit tergolong bakteri heterotrof. Bakteri autotrof bakteri yang dapat
mensistesis makannya sendiri :
(1) bakteri foto autotrof dan (2) bakteri kemoautotrof.
Bakteri aerob: memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya
Bakteri anaerob : tidak memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya.

C. PERTUMBUHAN BAKTERI
Dipengaruhi oleh beberapa faktor : Temperatur, umumnya bakteri tumbuh
baik pada suhu antara 25 - 35 derajat C. Kelmbaban, (lingkungan lembab dan
tingginya kadar air sangat menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri) Sinar
Matahari, (sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat
mematikan bakteri) Zat kimia, (antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa
kimia tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakteri)

D. NUTRISI FUNGI
Heterotrof ; bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Fungi
menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Fungi bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.

7
E. NUTRISI
Karbon : diperoleh dari metanol atau etanol, gliserol, asam lemak, asam
amino, glukosa. Sumber karbon dapat berupa karbohidrat, lemak,
protein
Karbohidrat : Karbohidrat dapat diperoleh dari glukosa, sukrosa,
fruktosa, trehalosa.
Tepung: digunakan pada kondisi di alam, terutama pada jamur yang
menyerang biji-bijian,
Selulosa dan lignin: pada jamur yang mendegradasi lignin pada kayu.
Glikogen: pada kultur buatan
Kitin: pada jamur yang menyerangjaringan insekta atau krustacea.
Lemak Sumber: biji yang mengandung minyak, minyak, mentega.
Protein dan asam amino
Digunakan sebagai sumber nitrogen. Pada fungi penyebab penyakit
kulit.
Nitrogen
Nitrogen :diperoleh dari nitrat, asam amino, amonium
Jumlah yang diperlukan lebih sedikit daripada karbohidrat

II. 3 Metabolit primer dan metabolit sekunder mikroorganisme


Terdapat dua bentuk dasar metabolit mikroorganisme yang disebut
metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer merupakan salah satu yang
dibentuk selama fase pertumbuhan primer mikroorganisme, sedangkan metabolit
sekunder merupakan salah satu yang dibentuk menjelang akhir fase pertumbuhan
primer mikroorganisme, seringkali menjelang atau fase stationer pertumbuhan.

1. Metabolit Primer
Metabolit primer adalah suatu metabolit atau molekul yang merupakan
produk akhir atau produk anatara dalam proses metabolisme makhluk hidup, yang
funsinya sangat esensial bagi kelangsungan hidup organisme tersebut, serta

8
terbentuk secara intraseluler. Contohnya adalah protein, lemak, karbohidrat, dan
DNA.pada umumnya metabolit primer tidak diproduksi berlebihan. Pada sebagian
besar mikroorganisme, produksi metaboit yag berlebihan dapat menghambat
pertumbuhan, dan kadang-kadang dapat mematikan mikroorganisme tersebut.
Proses metabolisme tersebut untuk membentuk metabolit primer disebut
metabolisme primer.
Mikroorganisme menghasilkan metabolit primer, misalnya etanol; dan
metabolit sekunder, misalnya antibiotik. Metabolit primer diproduksi pada waktu
yang sama dengan pembentukan sel baru, dan kurva produksinya mengikuti kurva
pertumbuhan populasi secara paralel. Metabolit sekunder mikroorganisme tidak
diproduksi hingga sel mikroorganisme menyelesaikan secara lengkap fase
pertumbuhan logaritmiknya, dikenal sebagai fase tropofase dan memasuki fase
stasioner. Periode selanjutnya, ketika sebagian besar metabolit sekunder
dihasilkan, disebut sebagai idiofase. Metabolit sekunder mikroorganisme dapat
merupakan konversi dari metabolit primer mikroorganisme.
Ciri-ciri metabolit primer yaitu :
a. Terbentuk melalui metabolisme primer
b. Memiliki fungsi yang esensial dan jelas bagi kelangsungan hidup
organisme penghasilnya (merupakan komponen esensial tubuh
misalnya asam amino, vitamin, ukleotida, asam nukleat dan lemak).
c. Sering berhubungan dengan pertumbuhan orgnisme penghasilnya.
d. Bersifat tidak spesifik (ada pada hampir semua makhluk hidup).
e. Dibuat dan dismpan secara intraseluler.
f. Dibuat dalam kuantitas yang cukup banyak
g. Hasil akhir dari metabolisme energi adalah etanol.

2. Metabolit Sekunder
Metabolit sekunder diproduksi oleh mikroorganisme setelah fase
pertumbuhan aktif telah berhenti. Zat tersebut biasanya tidak diperlukan untuk
metabolisme atau pemeliharaan sel tujuan penting. Meskipun tidak dibutuhkan
untuk pertumbuhan, namun metabolit sekunder dapat pula berfungsi sebagai
nutrisi darurat untuk bertahan hidup.
Fungsi metabolit sekunder bagi mikroorganisme penghasil itu sendiri
sebagian besar belum jelas. Metabolit sekunder dibuat dan disimpan secara

9
ekstraseluler. Metabolit sekunder tidak diproduksi pada saat pertumbuhan sel
secara cepat (fase logaritmik) tetapi biasanya disintesis pada akhir siklus
pertumbuhan sel, yaitu pada fase stasioner saat populasi sel tetap karena jumlah
sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Pada fase ini sel
mikroorganisme lebih tahan terhadap keadaan ekstrm, misalnya suhu yang lebih
panas atau dingin, radiasi, bahan-bahan kimia, dan metabolit yang dihasilkannya
sendiri (antibiotik).
Ciri-ciri metabolit sekunder adalah :
a. Dibuat mealui proses metabolisme sekunder
b. Diproduksi selama fase stasioner
c. Fungsi bagi organisme penghasil belum jelas, diduga tidak behubungan
dengan sintesis komponen sel atau pertumbuhan
d. Dibuat dan disimpan secara ekstraseluler
e. Hanya dibuat oleh spesies tertentu dan dalam jumlah terbatas
f. Umumnya diproduksi oleh fungi filamemntus dan bakteri pembentuk
spora
g. Merupakan kekhasan bagi spesies tertentu
h. Biasanya berhubungan dengan aktivitas anti ikroba enzim spesifik,
penghambatan, pendorong pertumbuhan, dan sifat-sifat farmakologis.

3. Hubungan Metabolit Primer Dengan Metabolit Sekunder


Sebagian besar metabolit sekunder merupakan molekul organik kompleks
yang dibutuhkan untuk sintesis sejumlah besar reaksi enzimatik spesifik. Sebagai
contoh, saat ini diketahui paling sedikit 72 tahap enzimatik yang dilibatkan dalam
sintesis antibiotika tetrasiklin dan lebih dari 25 tahap enzimatik pada sintesis
eritromisin, tidak satupun reaksi tersebut terjadi selama metabolisme primer,
karena bahan pemula untuk metabolisme datang dari jalur biosintetik utama.
Starting material (precursor) biosintesis metabolit sekunder didapatkan
dari proses metabolisme primer (Dewick, 1999). Struktur dan jumlah dari
prekursor menentukan kerangka metabolit sekunder. Oleh sebab itu precursor-
prekursor ini sering disebut sebagai building blocks dari metabolit sekunder.
Secara garis besar hanya ada 3 senyawa antara (intermedier) pokok, yaitu : asetat,
shikimat dan mevalonat, ditambah beberapa L-asam amino (seperti ornitin dan

10
lisin) yang berasal dari proses metabolism primer, seperti fotosintesis, glikolisis,
siklus pentosa dan krebs (gambar 2, didalam kotak), degradasi -oksidasi, dll.
Jadi senyawa antara tersebut merupakan jembatan antara metabolisme primer
dan sekunder.
Berdasarkan pada macam senyawa antara sebagai sumber precursor, maka
biosintesis metabolit sekunder dapat dikelompokkan menjadi beberapa jalur
(pathway), yaitu: jalur asam asetat (Acetic pathway), jalur asam shikimat
(Shikimate pathway), jalur asam mevalonat (Mevalonate pathway), dan jalur-jalur
biosintesis alkaloid, protein/peptide, dan karbohidrat. Berdasarkan jalur
biosintesis tersebut maka : senyawa-senyawa asam lemak (baik jenuh maupun
tidak jenuh), prostaglandin, makrolid, poliketid aromatic biosintesisnya masuk ke
dalam jalur asam asetat; sedangkan senyawa-senyawa asam amino aromatic,
flavonoid, terpenoid, lignan, lignin, flavonolignan, dll. Biosintesisnya masuk ke
dalam jalur shikimat. Biosintesis kelompok terpen (seperti monoterpen,
seskuiterpen, diterpen, triterpen, dan tetraterpen), steroid, dll. Masuk ke dalam
jalur mevalonat. Sedangkan biosintesis bermacam-macam alkaloid (seperti kafein,
teofilin, kinin, kuinidin, kodein, morfin dan lain-lain) masuk ke dalam jalur
precursor asam amino; dan bermacam-macam protein/enzim, hormone,
oligopeptida, masuk ke dalam jalur peptide dengan precursor asam amino protein.
Adapun biosintesis bermacam-macam gula (baik monosakarid, olgosakarid,
maupun polisakarid) masuk ke dalam jalur karbohidrat (Dewick, 1999).

II.4. Manfaat Metabolit Primer dan Metaboit Sekunder dalam


Kehidupan

A. Metabolit Primer
Metabolit dan metabolisme primer dibutuhkan untuk menunjang terjadinya
pertumbuhan pada setiap organisme; oleh karena itu bersifat growth link.

B. Metabolit Sekunder

11
Metabolit sekunder banyak bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup
lain karena banyak diantaranya bersifat sebagai obat, pigmen, vitamin ataupun
hormone serta kebanyakan diantaranya adalah antibiotik. Contohnya adalah
kloramfenikol dari Streptomyces venezuellae, Penicillin dari Penicillium notatum,
dan papaverin yang dihasilan oleh Papaver sp.

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Metabolisme mikroorganisme merupakan proses-proses kimia yang terjadi
di dalam tubuh mikroorganisme. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis,
karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Secara umum,
organisme mikroskopis pada tingkatan seluler memiliki metabolisme seperti pada
umumnya sel eukaryotik maupun prokariyotik. Perbedaan terletak pada cara
memperoleh nutrisi, dan cara hidup yang akan berpengaruh terhadap kemampuan
metabolit yang khas untuk setiap jenis mikroba. Lingkungan tempat hidup
(habitat) juga berpengaruh terhadap kemampuan metabolisme suatu mikroba.

12
Terdapat dua bentuk dasar metabolit mikroorganisme yang disebut
metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer merupakan salah satu yang
dibentuk selama fase pertumbuhan primer mikroorganisme, sedangkan metabolit
sekunder merupakan salah satu yang dibentuk menjelang akhir fase pertumbuhan
primer mikroorganisme, seringkali menjelang atau fase stationer pertumbuhan.

III.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada makalah ini, yaitu perlu dikaji lebih lanjut
proses biosintesis metabolit primer dan metabolit sekunder.

DAFTAR PUSTAKA

Dewick, P.M, 1999, Medicinal Natural Products, A Biosynthesis Approach, John

Willey & Sons Ltd, England.

Hogg, S., 2005, Essential Microbiology, John Willey & Sons Ltd, England.

Sudibyo, R.S., 2002, Metabolit Sekunder : Manfaat dan Perkembangannya dalam

Dunia Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai