Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“SISTEM ENDOKRIN”
Makalah ini dibuat untuk tugas Ilmu Dasar Keperawatan

Dosen pembimbing :
Debby Yulianti Maria, S.Kg., MMR

Disusun oleh:
1. Airabi’ah Al’adawiyah NIM 04184642
2. Fani Aprilia NIM 04184650
3. Nur Haliza NIM 04184669
4. Siti Halimatun NIM 04184679

PRODI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2018/2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem endokrin merupakan sistem yang mengatur dan menghasilkan hormon yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Di dalam sistem ini terdiri atas kelenjar yang sangat
berbeda satu sama lain. Kelenjar endokrin terdiri atas kelompok sel sekretonik yang
dikelilingi oleh jaringan kapiler luaas yang membantu difusi hormon (pesan kimia) dari
sel sekretonik ke aliran darah.
Hormon merupakan senyawa kimia yang khusus diproduksi oleh kelenjar endokrin
tertentu. Terdapat hormon setempat dan hormon umum. Saat hormon tiba pada sel
targetnya, hormon akan berkaitan pada area spesifik reseptor, dimana hormon berkerja
memengaruhi reaksi kimia atau etabolik di dalam sel. Reseptor hormon peptida berada di
membran sel dan hormon berbahan dasar lipid berada di dalam sel.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari sistem endokrin?
2. Apa fungsi dari kelenjar endokrin?
3. Kelenjar apa saja yang ada pada sistem endokrin?
4. Bagaimana mekanisme kelenjar yang ada pada sistem endokrin manusia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem endokrin
Di dalam tubuh manusia terdapat kelenjar, enzim dan beberapa bagian penting
yang memengaruhi kestabilan tubuh. Salah satu kelenjar yang memiliki pengaruh
dalam tubuh adalah kelenjar endokrin. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang
menyekresikan zat kimia yang disebut hormon langsung ke dalam aliran darah.
Sistem endokrin pada manusia adalah sistem yang mengatur dan mengahsilkan
hormon-hormon yang dibutihkan oleh tubuh manusia. Sistem endokrin pada manusia
memiliki hubungan yang sangat erat dengan sistem saraf manusia, kedua sistem ini
berfungsi untuk mengontrol dan memadukan satu sama lain. Selain itu, kedua sistem
ini juga bertugas untuk menjaga hemeostatis dalam tubuh.
B. Fungsi kelenjar endokrin
Secara keseluruhan, masing-masing kelenjara yang terdapat dalam tubuh
memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung darimana kelenjar tersebut dihasilkan.
Akan tetapi secara umum fungsi kelenjar endokrin adalah:
1. Sebagai penghasil hormon
Kelenjar endokrin bertugas menghasilkan berbagai macam jenis hormon yang
nantinya akan disalurkan ke darah apabila diperlukan oleh jaringan tubuh
tertentu.
2. Sebagai pengontrol aktivitas
Kelenjar endokrin bertugas mengontrol aktivitas dari kelenjar tubuh agar dapat
berfungsi dengan normal dan maksimal.
3. Sebagai perangsang aktivitas
Kelenjar endokrin bertugas merangsang aktivitas kelenjar tubuh untuk kemudian
disampaikan ke sistem saraf dan menciptakan suatu efek dari rangsangan
tersebut.
4. Sebagai pertumbuhan jaringan
Kelenjar endokrin bertugas memengaruhi pertumbuhan jaringan pada manusia
agar jaringan tesebut berfungsi maksimal
5. Sebagai pengatur metabolisme
Kelenjar endokrin bertugas mengatur metabolisme dalam tubuh, sistem oksidasi
tubuh serta bertugas meningkatkan absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus
halus.
6. Sebagai metabolisme zat
Kelenjar endokrin bertugas memengaruhi fungsi metabolisme lemak, vitamin,
metabolisme protein, mineral, air, dan hidrat arang dalam tubuh agar optimal.
C. Kelenjar yang terdapat dalam sistem endokrin
1. Kelenjar hipofisis dan hipotalamus
Kelenjar hipofisis dan kelenjar hipotalamus bekerja sebagai unit yang mengatur
aktivitas sebagian besar kelenjar endokrin. Kelenjar hipofisis berada di fossa
hipofiseal tulang sfenoid yang berada di bawah hipotalamus. Ukurannya sebesar
kacang polong. Pembagian hipofisis secara fisiologi terbagi menjadi dua bagian,
yaitu :
a. Hipofisis anterior
Sebagian hormon yang disekresi oleh lobus anterior (adenohipfisis)
menstimulasi atau menghambat sekresi kelenjar endokrin (kelenjar target)
sementara hormon lainnya memiliki efek langsung pada jaringan target.
Seluruh sistem dikendalikan oleh umpan balik negatif, yaitu saat terdapat
kadar hormon yang rendah di darah yang menyuplai hipotalamus.
Hipotalamus menghasilkan Releasing Hormon (RH) untuk merangsang
hipofisis anterior dan Inhibitory Hormon (IH) untuk menghambat hipofisis
anterior. Hormon hipofisis anterior, yaitu :
1.) Hormon pertumbuhan (Growth Hormone)
Hormon ini disintesis oleh hipofisis anterior, pelepasannya distimulasi
oleh Grow Hormone Releasing Hormone (GHRH) dan disupresi oleh
hormon penghambat pelepasan hormon pertumbuhan (GHRIH). Sekresi
diatur oleh mekanisme umpan balik negatif saat kadar hormon dalam
darah meningkat dan saat GHRIH dilepaskan oleh hipotalamus.
2.) Hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormone)
Hormon ini disintesis oleh hipofisis anterior dan pelepasannya distimulasi
oleh TRH dari hipotalamus. Menyekresikan hormon tiroksin dan tri-
iodiotironin. Sekresi diatur oleh mekanisme umpan balik negatif saat
kadar hormon tiroid dalam darah tinggi, sekresi TSH dikurangi dan
sebaliknya.
Hormon Adrenokortikotropin, (Adrenocorticotropic Hormone, ACTH)
 Pengaturan
Pengaturan sekeresi kortisol hampir seluruhnya diatur oleh hormon
adrenokortikotropin (ACTH) yang disekresi oleh kelenjar hipofisis
anterior. Hormon ini juga dinamakan kartikotropin. ACTH dalam
jumlah sedikit dibutuhkan untuk sekresi aldosteron, memberikan
peranan permisif yang memungkinkan faktor lain yang lebih
penting untuk menimbulkan pengaturan yang lebih kuat.
 Efek stress fisiologi pada sekresi ACTH
Hampir setiap jenis stress fisik atau mental dapat mengakibatkan
peningkatan sekresi ACTH dan akibatnya dalam beberapa menit,
sering meningkatkan sekresi kortisol sebanyak 20 kali.
 Efek penghambat kortisol pada hipotalamus dan pada hipofisis
anterior
Kortisol mempunyai efek umpan balik negatif langsung pada
hipotalamus untuk menurunkan pembentukan CRH, kelenjar
hipofisis anterior yang mengurangi pembentukan ACTH. Umpan
balik ini membantu mengatur konsentrasi kortisol plasma, yaitu
apabila konsentrasi terlalu besar, umpan balik ini secara automatis
mengurangi konsentrasi ini kembali ke tingkat pengaturan hormon.
Gonadotropin
Hormon perangsang folikel (FSH; follicle stimulating hormon) dan LH;
luteinzing hormon)
 Efek fisiologis FSH
Pada perempuan FSH menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium
dan membantu menstimulasi produksi estrogen ovarium.
Sedangkan pada laki-laki meragsang pertumbuhan dan
perkembangan spermatozoa dalam tubulus seminiferus testis.
 Efek fisiologis LH
Pada perempuan, LH bekerjasama dengan FSH menstimulasi
produksi estrogen. LH bertanggung jawab untuk ovulasi dan
sekresi progresteron dari folikel yang ruptur. Sedangkan pada laki-
laki LH menstimulasi sel-sel interstitiel tubulus seminiferus testis
untuk memproduksi testosteron.
Prolaktin
Disekresi selama masa kehamilan dan saat menyusui setelah melahirkan.
 Efek fisiologis
Prolaktin memicu dan mempertahankan sekresi air susu dari
kelenjar mammae yang sebelumnya juga telah dipersiapkan untuk
laktasi melalui kerja hormon lain.
Pengisapan payudara, hipersekresi, menyebabkan retensi air, difusi
cairan tubuh dan peningkatan volume darah.
b. Hipofisis posterior
1.) Oksitosin
Efek fisiologis oksitosin adalah menstimulus dua jaringan target pada saat
dan setelah melahirkan: otot polos uterus dan sel otot payudara untuk
menyusui. Oksitosin menyebabkan keluarnya air susu dari kelenjar mamae
pada ibu menyusui dengan menstimulasi sel-sel mio epitelliel disekitar
alveoli kelenjar mammae.
2.) Hormon antidiuretik (Antidiuretic Hormone, ADH) atau vasopresin
Efek fisiologis ADH adalah menurunkan keluaran urine. ADH
meningkatkan permeabilitas air di tubulus kontortus distal dan kolektivus
dari nefron ginjal. Akibatnya, reabsorpsi air yang berasal dari filtrasi
glomerulus meningkat. Jumlah ADH yang disekresikan dipengaruhi oleh
tekanan osmotik darah yang beredar ke osmoreseptor di hipotalamus.
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan melalui
sebubah istmus yang sempit. Organ terletak di atas pemukaan anterior kartilago
tiroid trachea, tepat di bawah laring. Kelenjar tiroid mendeteksi dua jenis hormon,
yaitu tiroksin atau tetraiodotironin (T4) 90% dari seluruh sekresi kelenjar tiroid
dan triodotironin (T3) sekresi dalam jumlah kecil.
Efek fisiologis hormon tiroid:
Hormon ini meningkatkan laju metabolik hampir semua sel tubuh dengan
menstimulasi konsumsi oksigen dan memperbesar pengeluaran terutama dalam
bentuk panas.
Kalsitonin. Hormon ini disekresi oleh sel-C atau parafolikular di kelenjar
tiroid. Hormon ini menurunkan reabsorpsi kalsium pada tulang dan menghambat
reabsorpsi kalsium oleh tubulus ginjal.
3. Kelenjar Paratiroid
Terdapat empat kelenjar kecil paratiroid, dua kelenjar melekat pada
permukaan posterior tiap lobus kelenjar tiroid. Kelenjar ini dikelilingi oleh kapsul
jaringan ikat. Sekresi diatur oleh kadar kalsium dalam darah. Saat kadar kalsium
turun, sekresi hormon meningkat.
Efek fisiologis paratiroid mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam
tubuh melalui peningkatan kadar fosfat darah. Parathormon dan kalsitonin dari
kelenjar tiroid mempertahankan kadar kalsium darah yang diperlukan untuk
kontraksi otot, pembekuan darah dan transmisi impuls saraf.
4. Kelenjar adrenal (suprarenal)
Adalah dua massa triangular pipih berwarna kuning yang terutama pada jaringan
adipose. Organ ini berada di kutup atas ginjal. Hormon yang dihasilkan adalah
a.) Hormonn medular, yang disekresi oleh sel-sel kromatin medulla adrenal
untuk merespon stimulus preganglion simpatis. Hormone ini antara lain
katekolamin, epineprin. Secara umum fungsi hormone ini adaah untuk
mempersiapkan tubuh terhadap aktivitas fisik yayng merespon
stress,kegembiraan,cedera, latihan dan penurunan kadar gula darah.
b.) Hormon kortikal adrenal, kelenjar adrenal terletak pada kutub superior kedua
ginjal, masing-masing terdiri atas dua bagian,medulla adrenal I dan korteks.
Medulla adrenal secara fungsional berhubungan dengan susunan saraf
simpatis dan ia mensekresi hormone Efinefrin dan norefinefrin akibat
rangsangan simpatis.
Zat-zat  tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis.
Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi, seperti marah dan takut, serta dalam
keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan
tekanan darah guna melawan shok yang disebabkan kegentingan ini.
Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot
didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu
metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan korteks adrenal adalah
hidrokortison, aldosteron, dang kortikosteron, yang semuanya bertalian erat
dengan metabolisme pertumbuhan, fungsi ginjal, dan tonus oto. Semua fungsi ini
menentukan jalan hidup.
5. Pankreas Endokrin
Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau Langerhans, yaitu kumpulan sel kecil
yang tersebar diseluruh sel organ. Ada empat jenis sel penghasil hormone yang
teridentifikasi dalam pulau-pulau tersebut yaitu:
1. Sel alfa, mensekresi glucagon yang meningkatkan kadar  gula darah
2. Sel  mensekresi insulin, yang menurunkan kadar gula darah
3. Sel delta mensekresi somatostatin atau hormone penghalang hormone
pertumbuhan  Yang menghambat sekrasi glucagon dan insulin
4. Sel F, mensekresi polipotida pancreas, sejenis hormone pencernaan untuk
fungsi yang tidak jelas yang dilepaskan setelah makan.
Insulin. Insulin merupakan protein keci dengan berat molekul 5808 untuk insulin
manusia. Insulin terdiri atas dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan
oleh ikatan disulfida. Sebelum insulin dapat berfungsi , ia harus berikatan dengan
protein reseptor yang besar di dalam membrane sel.
5. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal terbentuk dari jaringan saraf dan terletak dilangit-langit ventrikel
ketiga otak. Kelenjar ini terdiri dari Pinealosit dan sel neuroblia penopang.
Hormon yang disekresi melatonin yang memiliki beberapa efek yaitu
 Pada binatang percobaan mempengaruhi fungsi endokrin kelenjar tiroid,
korteks adrenal dan gonad serta mempengaruhi perilaku perkawinan mereka.
 Pada manusia sepertinnya memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan
gonadotropin dan menghambat produksi melanin oleh melanosin di kulit.
6. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak didalam toraks, kira-kira pada ketinggian bifurkasi
trakea. Warnanya kemerah-merahandan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang
baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit.
Ukurannya bertambah, pada masa remaja beratnya dari 30 sampai 40 gram, dan
kemudian mengerut lagi. Fungsinya belum diketahui, tetapi diperkirakan ada
hubungannya dengan produksi antibodi. Faktor yang diproduksi oleh kelenjar ini
adalah meliputi enam peptide, yang secara kolektif disebut timosin. Fungsi dari
timosin adalah:
1. Mengendalikan perkembangan sistem imun dependen timus  dengan
menstimulasi diferensiasi dan ploriferasi sel limfosit T
2. Mungkin berperan dalam penyakit Immunodefisiensi kongenital, seperti
agamaglobulinemmia, yaitu ketidak maupun total untuk memproduksi
antibodi
7. Kelenjar Kelamin (Gonad)
Gonad merupakan organ reproduksi (seks) utama, terdiri atas testis pada pria
dan ovarium pada wanita. Selain sebagai kelenjar eksokrin untuk menghasilkan
sperma, testis juga berperan sebagai kelenjar endokrin dalam mensekresikan
hormon testosteron (androgen).
Ovarium juga selain menghasilkan ovum, juga berperan mensekresikan
hormon estrogen dan progesteron.Kedua hormon tersebut sudah mulai
mensekresikan hormon sejak tahap fetus, namun baru berfungsi aktif ketika
memasuki masa puber. Kedua hormon tersebut akan mengatur pertumbuhan dan
perkembangan struktur reproduksi. Pada hal tersebut tampak pada pembesaran
suara, pertumbuhan rangka dan otot, pertumbuhan rambut tubuh, dan
meningkatnya hasrat seksual pria. Pada wanita, terjadi perkembangan payudara,
distribusi lemak di pinggul,kaki,dan payudara. Hormon progesteron dan estrogen
juga mengatur berlangsungnya siklus menstruasi.
Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad menghasilkan hormon dan dua sel kelamin.
Dua sel kelamin tersebut, yaitu:
a) Ovarium di rongga perut
Ovarium berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Sebagai
organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap
bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma.
Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder,
menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta
mempertahankan proses laktasi. Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel
dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus
luteum.
b) Testis di rongga perut bawah
Dua buah testes ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon
testosteron dan estradiol di bawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk
mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai
dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai efek
menurunkan konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap
FSH sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif
terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus
seminiferus. Efek testosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan
perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini akan
merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan
bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut
tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat
agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang pertumbuhan dan
penutupan epifisis tulang.
D. Mekanisme Kerja Endokrin
Kelenjar endokrin akan mengeluarkan hormone bila ada stimulus atau
rangsangan. Hormone yang akan dikeluarkan kemudian diangkut oleh darah
menuju kelenjar-kelenjar yang sesuai sehingga bagian tubuh yang sesuai tersebut
akan merespon misalnya insulin yang disekresikan pancreas apabila kadar gula
dalam darah tinggi.
Berikut mekanisme kerja hormone secara spesifik :
1. Stimulasi kerja enzim yang ada dalam sel. Aktivasi enzim melibatkan system
reseptor terikat membrane (pembawa pesan kedua).
a. Molekul-molekul dari berbagai hormone protein dan polipeptida
(pembawa pesan pertama) berikatan dengan reseptor tetap pada
permukaan sel yang spesifik terhadap hormone tersebut.
b. Kompleks hormone reseptor menstimulasi pemebentukan adenosine 3,5 –
monofosfat siklik (cAMP) sebagai pengantar pesan kedua, yang dapat
menyampaikan pesan pertama dari berbagai hormone.
1.) Sintesis cAMP melibatkan lebih dari satu G-protein terikat
membrane, yang termasuk keluarga protein regulator pengikat
nukelotida guanine.
2.) G-protein mengalami perubahan bentuk, sehingga guanosin
difosfat(GDP) yang tidak aktif dapat diganti dengan enzim
pengaktivasi, guanosin trifosfat (GTP).
3.) Kompleks G-protein-GTP mengaktivasi enzim adenilat siklase,
untuk memproduksi cAMP.
c. Setiap molekul cAMP mengaktivasi berbagai moleki cAMP-dependen
protein kinase yang sesuai.
1.) Enzim protein kinase mengkatalisis rreaksi fosforilasi khusu
(transfer gugus fosfat) untuk enzim kunci dalam sitoplasma.
2.) Setiap molekul protein kinase mengaktivasi berbagai molekul yang
sesuai dengan enzimnya. Dengan demikian, suatu konsentrasi rendah
dari hormone yang bersirkulasi dapat diperkuat sehingga
mengakibatkan aktivitas enzim intraseluler utama
d. Aktivasi enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek fisiologis dan
reaksi kimia, bergantung pada sifat bawaan sel.
e. cAMP terurai dengan cepat oleh enzim intraseluler fosfodisterase. Ini
akan membatasi durasi efek cAMP.
2. Aktivasi gen melibatkan system reseptor intraselular
a. Hormone steroid, hormone tiroid, dan beberapa jenis hormone polipeptida,
menembus membrane untuk masuk ke dalam sel. Hormone tersebut
berikatan dengan reseptor internal bergerak dalam sitoplasma atau nucleus
sel.
b. Kompleks reseptor-hormon bergerak ke DNA di sisi atau di dekat gen
yang transkripsinya distimulasi oleh hormone. Disisi ini, kompleks akan
berikatan dengan reseptor DNA spesifik untuk hormone.
c. Gen kemudian diaktivasi oleh kompleks ini untuk membentuk transkripsi
mRNA yang akan berdifusi ke dalam sitoplasma.
d. mRNA kemudian ditransisi menjadi protein dan enzim yang memicu
respons selular terhadap hormone
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan


memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh.

Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu


mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
Pada sistem endokrin ini terdapat beberapa kelenjar diantaranya hipofisis anterior
posterior, kelenjar thyroid, empat kelenjar  parathyroid, dua kelenjar edrenal, pulau
langerhans, dua ovarium, dua testis, kelenjar pineal, kelenjar timus.

Mekanisme kelenjar endokrin pertama  akan mengeluarkan hormone bila ada


stimulus atau rangsangan. Hormone yang akan dikeluarkan kemudian diangkut oleh
darah menuju kelenjar-kelenjar yang sesuai sehingga bagian tubuh yang sesuai
tersebut akan merespon.

Anda mungkin juga menyukai