Anda di halaman 1dari 30

Keperawatan Gerontik

“Asuhan Keperawatan Terapi Okupasi Pada Pasien Dengan Rematik (osteoartritis)


Pada Lansia”

Disusun oleh :

1. PEBRIYANTO (P0 5120219 027)


2. PUPUT SARI PUTRI (P0 5120219 028)
3. REZKI RAHMADANI (P0 5120219 029)
4. RIECE ANDRELASARI (P0 5120219 030)
5. SHINTANIA MAYZARO (P0 5120219 031)
6. SILPI YULIA NINGSIH (P0 5120219 032)

Kelas :

3A

POLITEKNIK KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini
membahas mengenai terapi okupasi yang merupakan salah satu terapi modalitas untuk lansia.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Community Nursing Program
IV.
Kami menyadari betul bahwa dalam proses pembuatan laporan dari awal hingga akhir
tidak terlepas dari bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
Tak ada gading yang tak retak; kami pun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi dunia kesehatan, khususnya bagi keperawatan komunitas. 

Bengkulu, 20 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................ i

Kata Pengantar ...................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Pengertian .................................................................................................... 1


1.2 Penyebab(Etiologi)....................................................................................... 1
1.3 Jenis Reumatik.............................................................................................. 2
1.4 Manisfestasi Klinik....................................................................................... 3
1.5 Patofisiologis.................................................................................................5
1.6 Pemeriksaan Diasnostik................................................................................7
1.7 Penatalaksanaan............................................................................................7

BAB II PELAKSANAAN...................................................................................... 10

2.1 Pengkajian.................................................................................................... 10
2.2 Diagnosa...................................................................................................... 10
2.3 Intervensi......................................................................................................11
2.4 Implementasi ...............................................................................................11
2.5 Evaluasi hasil................................................................................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................13

3.1 Kesimpulan....................................................................................................13

3.2 Saran..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

A.     Pengertian
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses
inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada semua
jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan
meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh
organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan
tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada
sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan
hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan trauma
maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-
penyakit sendi lainnya.
B.     Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang
diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1.      Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang
terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan
tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
2.      Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun,
frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50
tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal
ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3.      Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa. Hal ini
mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan
kongenital dan pertumbuhan tulang.
4.      Genetik
5.      Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan
oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi
lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan
(karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berpperan
pada timbulnya kaitan tersebut.
6.      Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan
dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera
sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
7.      Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya
oateoartritis paha pada usia muda.
8.      Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis.
Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi
benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi
lebih mudah robek.
C.     Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik
artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar
diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar persendian.Peradangan
kronis dipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi
biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses sinovitis
(radang selaput sendi) serta pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan pada rawan
sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris
(terjadi pada kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada yang
mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun semuanya belum terbukti.
Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan
beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang berat,
seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-satunya anak yang disayangi,
hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial
mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang
menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut. Sinovial yang
menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar
keseluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut.
Proses ini secara perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas
(kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum
diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang
sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai
seluruh persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta
jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami
kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada permukaan
sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti.
Ada beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia
lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan
penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan
tulang, dan lain-lain.
3) Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) . Reumatik
gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan,
gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium
urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan jaringan yang
memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal
yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi
asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena
nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu
senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam
kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena
penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker,
vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar
trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-
benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)


Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar sendi (soft
tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism).
Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota gerak.
Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor
kejiwaan.

2) Tendonitis dan tenosivitis


Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat
perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini dapat
mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan
lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke tulang.
Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus
intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang
salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan
sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya. Nyeri
terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke
tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa
menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan diangkat
keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
D.    Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, etrutama waktu
bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa
nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi,
krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran
sendi dan krepitasi.

Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan, mungkin
dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang
merata dan warna kemerahan, antara lain;
1.      Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa
nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
2.      Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
3.      Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari
kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4.      Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5.      Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling
sering) secara perlahan-lahan membesar.
6.      Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain
merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).
E.     Patofisioligi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,
eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal,
terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian ini granulasi membentuk
pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan
granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer.
Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau
tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen
jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.  Invasi dari tulang
sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan.  Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama
dan selanjutnya tidak terserang lagi.  Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid
(seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

F.     Pemeriksaan Diagnostik


1. Tes serologi
  Sedimentasi eritrosit meningkat
  Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
  Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
           Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
           Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan
bisa diperiksa secara makroskopik.

G.    Penatalaksanaan/ perawatan Osteoartritis, antara lain;


1.      Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi peradangan,
tidak mampu menghentikan proses patologis
2.      Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
3.      Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4.      Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5.      Dukungan psikososial
6.      Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
7.      Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8.      Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan menurunkan
berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas normal. Bahan makanan
yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:
Golongan bahan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh
makanan diberikan diberikan
Karbohidrat Semua --
Protein hewani Daging atau ayam, ikan tongkol, Sardin, kerang, jantung, hati,
bandeng 50 gr/hari, telur, susu, usus, limpa, paru-paru, otak,
keju ekstrak daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.
Protein nabati Kacang-kacangan kering 25 gr --
atau tahu, tempe, oncom

Lemak Minyak dalam jumlah terbatas. --

Sayuran Semua sayuran sekehendak Asparagus, kacang polong,


kecuali: asparagus, kacang kacang buncis, kembang kol,
polong, kacang buncis, kembang bayam, jamur maksimum 50 gr
kol, bayam, jamur maksimum 50 sehari
gr sehari

Buah-buahan Semua macam buah --

Minuman Teh, kopi, minuman yang Alkohol


mengandung soda
Bumbu, dll Semua macam bumbu Ragi

H.        Proses Keperawatan


Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
         Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
         Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan
merasakan adanya perubahan pada sendi.

2. Pemeriksaan Fisik
         Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.

         Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial


 Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
 Catat bila ada krepitasi
 Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
 Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
  Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
  Ukur kekuatan otot
  Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
  Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada
pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-
kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat
melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri
klien.

2.Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah dengan
adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu:
Tabel Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1 Keluhan nyeri, Distensi jaringan akibat Nyeri Akut
ketidaknyamanan, akumulasi cairan/proses
kelelahan, berfokus pada inflamasi, destruksi sendi
diri sendiri, Perilaku
distraksi/ respons
autonomic
2 Distensi jaringan akibat deformitas skeletal, Gangguan mobilitas fisik
akumulasi cairan/proses nyeri, penurunan kekuatan otot berhubungan dengan.
inflamasi, destruksi sendi
3 Perubahan fungsi dari deformitas skeletal, Gangguan Citra Tubuh
bagian-bagian yang sakit. nyeri, penurunan kekuatan otot
4 Ketidakmampuan untuk kerusakan musculoskeletal, Defisit perawatan diri
mengatur kegiatan penurunan kekuatan, daya
sehari-hari. tahan, nyeri pada waktu
bergerak, depresi

 
FORMAT PENGKAJIAN

Nama :
NIM :
Tanggal Pengkajian :

A.     RIWAYAT KLIEN / DATA BIOGRAFIS


Nama :
Telp :
TTL :
Jenis Kelamin :
Suku :
Agama :
Status Perkawinan :
Pendidikan :
Orang Yang Paling dekat dengan pasien :

B.     RIWAYAT KELUARGA


1.Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga:

2. Genogram:
C.     RIWAYAT PEKERJAAN
1.      Status Pekerjaan saat Ini :
2.      Pekerjaan Sebelumnya :
3.      Sumber – sumber :
4.      Pendapatan dan Kecukupan terhadap sumber – sumber :
D.    RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
1.      Tipe Tempat Tinggal :
2.      Jumlah Kamar :
3.      Jumlah Orang Yang Tinggal Di rumah :
4.      Derajat Privasi :

E.     RIWAYAT REKREASI


1.      Hobi /Minat :
2.      Keanggotaan Organisasi :
3.      Liburan /Perjalanan :

F.     SUMBER /SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN


1.   Dokter :
2.   Rumah Sakit :
3.   Klinik :
4.   Pelayanan Kesehatan Di Rumah :
5.   Makanan yang Dihantarkan :

G.    DESKRIPSI HARI KHUSUS


Kebiasaan Waktu Tidur :
H.   STATUS KESEHATAN SAAT INI
1.   Keluhan Kesehatan Utama : Pasien Mengeluh Terasa Linu – linu pada area lutut
2.   Status Kesehatan Umum selama 1 tahun: Sering linu-linu di kaki
3.   Status kesehatan umum Selama 5 tahun yang lalu : tidak ada.
4.   Pengetahuan /pemahaman dan penatalaksanaan masalah Kesehatan :
Pasien mengatakan tidak mengerti penyebab dari linu-linu di kakinya. Yang pasien ketahui
penyebabnya karena faktor usianya, tindakan yang sudah di lakukan pasien untuk mengurangi
linu – linu adalah meminum obat yang di berikan oleh puskesmas, pasien tidak tau lagi cara
untuk mengurangi sakit linu – linunya. Akibat dari linu-linunya pasien sudah jarang untuk jalan
pagi (olah raga).

I.       OBAT – OBATAN


1.      Nama : Vit. B1, Na-Diklofenac, CTM
2.      Bagaimana/ kapan menggunakannya :
Vit. B1 diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
Na-Diklofenac diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
CTM diminum malam hari satu jam setelah makan.

J.       ALERGI ( Catat agen reaksi spesifik )


1.      Obat – obatan :-
2.      Makanan :-
3.      Kontak Substansi :-
4.      Faktor Lingkungan :-

K.     LINGKUNGAN ( Ingat kembali diet 24 jam, termasuk cairan )


1.      Diet Khusus Pembatasan : -
Riwayat peningkatan Atau penurunan BB : -
Pola konsusmsi Makanan ( Sendiri /dgn Orang lain ) : Sendiri dengan frekuensi 3X perhari.
2.      Masalah yang memengaruhi Masukan makanan ( Mis ; Pendapatan tdk adekuat, Kurang
transportasi, masalah, Menelan atau mengunyah, Stress emosioanal ) : tidak ada.

L.     STATUS KESEHATAN MASA LALU


1.   Penyakit masa anak – anak :-
2.   Penyakit serius /Kronik : -
3.   Trauma :
4.   Perawatan di Rumah sakit :-
5.   Operasi :-

M.   TINJAUAN SISTEM


1.      Keadaan Umum : Baik
2.      Tingkat Kesadaran : Compos Metis
3.      Skala koma Glasgow : 456
4.      Tanda – tandaVital :
Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20X/menit
1.       Integumen :
1)   Lesi /Luka : □ Ya Tidak
2)   Pruritus : □ Ya Tidak
3)   Perubahan Pigmentasi : □ Ya Tidak
4)   Perubahan Tektur : Ya (keriput) □ Tidak
5)   Sering Memar : □ Ya Tidak
6)   Perubahan Rambut : Ya (uban) □ Tidak
7)   Pemajanan Lama : □ Ya Tidak
Terhadap matahari
2.      Hemopoetik :
Perdarahan / memar Abnormal : □ Ya Tidak
1)   Pembengkakan kelenjar Limfa : □ Ya Tidak
2)   Anemia : □ Ya Tidak
3.      Kepala
1)   Sakit Kepala : □ Ya Tidak
2)   Trauma masa lalu : □ Ya Tidak
3)   Pusing : □ Ya Tidak
4)   Gatal pada kulit kepala : □ Ya Tidak
4.      Mata
1)      Perubahan Penglihatan : Ya □ Tidak
2)      Kaca mata /Lensa kontak : □ Ya Tidak
3)      Nyeri : □ Ya Tidak
4)      Air mata Berlebihan : □ Ya Tidak
5)      Pruritus : Ya □ Tidak
6)      Bengkak sekitar mata : □ Ya Tidak
7)      Kabur : Ya □ Tidak
8)      Fotofobia : □ Ya Tidak
9)      Riwayat Infeksi : Ya □ Tidak
10)  Konjungtiva : □ Anemis Tidak anemis
11)  Sklera □ Ya Tidak
5.      Telinga
1)      Perubahan Pendengaran : Ya □ Tidak
2)      Tinitus : □ Ya Tidak
3)      Vertigo : Ya □ Tidak
4)      Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
6.      Hidung dan Sinus
1)         Rinorea : □ Ya Tidak
2)         Epistaksis : □ Ya Tidak
3)         Obstrusksi : □ Ya Tidak
4)         Nyeri pada sinus : □ Ya Tidak
5)         Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
7.      Mulut dan Tenggorok
1)        Sakit tenggorok : □ Ya Tidak
2)        Lesi / ulkus : □ Ya Tidak
3)        Kesulitan menelan : □ Ya Tidak
4)        Perdarahan gusi : □ Ya Tidak
5)        Karies : □ Ya Tidak
6)        Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
7)        Pola menggosok gigi : □ Ya Tidak
8.      Leher
1)   Kekakuan : □ Ya Tidak
2)   Nyeri / nyeri tekan : □ Ya Tidak
3)   Benjolan / Massa : □ Ya Tidak
4)   Keterbatasa gerak : □ Ya Tidak

9.      Pernapasan
1)   Batuk : □ Ya Tidak
2)   Sesak napas : □ Ya Tidak
3)   Hemoptisis : □ Ya Tidak
4)   Sputum : □ Ya Tidak
5)   Asma / Alergi Pernapasan : □ Ya Tidak
6)   Suara Napas : Vesikuler □Bronkial □Bronko vesikuler
7)   Suara nafas tambahan : □ ronkhi □wheezing
10.   Kardiovaskuler
1)   Nyeri dada : □ Ya Tidak
2)   Palpitasi : □ Ya Tidak
3)   Sesak napas : □ Ya Tidak
11.    Gastrointestinal
1)   Nyeri Ulu Hati : □ Ya Tidak
2)   Mual /muntah : □ Ya Tidak
3)   Hematemesis : □ Ya Tidak
4)   Perubahan nafsu makan : Ya □ Tidak
5)   Benjoan /massa : □ Ya Tidak
6)   Diare : □ Ya Tidak
7)   Konstipasi : □ Ya Tidak
8)   Melena : □ Ya Tidak
9)   Hemoroid : □ Ya Tidak
10)           Perdarahan Rektum : □ Ya Tidak
11)           Pola defekasi biasanya : Ya □ Tidak
12.      Perkemihan
1)      Frekuensi : 3 – 4x/hari
2)      Menetes :□ Ya Tidak
3)      Hematuria : □ Ya Tidak
4)      Poliuria :□ Ya Tidak
5)      Nokturia :□ Ya Tidak
6)      Inkontinensia :□ Ya Tidak
7)      Nyeri Saat berkemih : □ Ya Tidak
8)      Batu Infeksi : □ Ya Tidak
13.  Muskuluskeletal
1)      Nyeri Persendian : Ya (lutut kaki) □Tidak
2)      Kekakuan : Ya □Tidak
3)      Pembengkakan Sendi : □ Ya Tidak
4)      Kram : Ya □Tidak
5)      Kelemahan Otot : □ Ya Tidak
6)      Masalah cara berjalan : □ Ya Tidak
14.   Sistem Syaraf Pusat
1)      Sakit Kepala : □ Ya Tidak
2)      Paralysis : □ Ya Tidak
3)      Paresis : □ Ya Tidak
4)      Masalah koordinasi : □ Ya Tidak
5)      Tic/Tremor/spasme : □ Ya Tidak
6)      Parastesia : □ Ya Tidak
7)      Masalah memori : □ Ya Tidak
15.  Sisten Endokrin
  Goiter : □ Ya Tidak
  Polifagia : □ Ya Tidak
  Polidipsi : □ Ya Tidak
  Poliuri : □ Ya Tidak

N.   STATUS FUNGSIONAL


Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari) :

Aktifitas Score

Makan
0 = Bantuan penuh
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi diet     5   
10 = independent

Mandi
0 = Menbutuhkan bantuan 5
5 = independent (menggunakan shower)

Berdandan
0 = Perlu bantuan 5
5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur

Memasang Baju
0 = Dengan bantuan
10
5 = Dengan bantuan 50%
10 = independent (mengancing baju, restleting)

Buang Hajat (buang air besar)


0 = incontinensia Alvy (menggunakan barium enema)
10
5 = Kadang tidak tertahan
10 = Dapat mengontrol

Buang Air Kecil


0 = Menggunakan kateter
5 = Kadang ngompol 10
10 = Bisa mengontrol

Ke Tolet
0 = Butuh Bantuan Penuh
5 = Butuh Bantuan 50% 10
10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)

Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur


0 = Bantuan penuh
5 = Saat berpindah membutuhkan 2 orang untuk membantu 15
10 = Bantuan minimal 1 orang
15 = independent

Berjalan di jalan yang datar 10


0 = immobilisasi
5 = Selalu menggunakan kursi roda
10 = Berjalan dengan bantuan 1 orang
15 = independent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards

Berjalan di tangga
0 = Bantuan penuh
5
5 = Dengan bantuan (verbal, physical, carrying aid)
10 = independent

TOTAL  (0 - 100) 85

Ket Penilaian : 0 – 20 : Ketergantungan penuh


21 – 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

Dari hasil penilaian Indeks Barthel yaitu menilai tentang Tingkat kemandirian dalam kehidupan
sehari-hari, di dapatkan hasil 85 itu artinya pasien memiliki tingkat ketergantungan moderat
O.    STATUS KOGNITIF / AFEKTIF
1.       Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )
Tanggal :
Nama Paasien :
Perempuan :
Pendidikan :
Suku :
Pertanyaan :
Bena Salah Nomor Pertanyaan Jawaban
r
√ 1 Tanggal berapa hari ini ?
√ 2 Hari apa sekarang ?
√ 3 Apa nama tempat ini ?
√ 4 Dimana alamat anda ?
√ 5 Berapa umur anda ?
√ 6 Kapan anda lahir ?
√ 7 Siapa presiden Indonesia ?
√ 8 Siapa presiden Indonesia
sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu anda ?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara menurun
JUMLAH Benar : 9
Salah : 1
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 9 benar dan 1
salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual pasien masih Utuh.

2.    MMSE (Mini Mental Status Exam)


No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : (Benar)
Musim : (Benar)
Tanggal : (Benar)
Hari : (Benar)
Bulan : (Benar)
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara : (Benar)
Propinsi : (Benar)
Kabupaten/kota : (Benar)
Panti :-
Wisma:-
3 Registrasi 3 2 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja,
kertas), kemudia ditanyakan kepada klien,
menjawab :

4 Perhatian 5 2 Meminta klien berhitung mulai dari 100


dan kemudia kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi Jawaban :

1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)
6 Bahasa 9 7 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukan benda tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan tetapi.
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
yang terdiri 3 langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk menulis
kalimat dan menyalin gambar.

Total nilai 30 24
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
P.     STATUS FUNGSI SOSIAL
APGAR Keluarga :
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya Selalu : 2
untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan Kadang – kadang : 1
saya (adaptasi) Tidak Pernah : 0

Saya puas dengan cara keluarga ( teman ) saya Selalu : 2


membicarakan seuatu dan mengungkapkan Kadang – kadang : 1
masalah dengan saya ( hubungan ) Tidak Pernah : 0

Saya puas bahwa keluarga teman ( saya ) Selalu : 2


menerima dan mendukung keinginan saya untuk Kadang – kadang : 1
melakukan aktivitas ( Pertumbuhan ) Tidak Pernah : 0

Saya puas dengan cara keluarga teman ( saya) Selalu : 2


mengekspresikan afek dan berespons terhadap Kadang – kadang : 1
emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. Tidak Pernah : 0
( Afek ).

Saya puas dengan cara teman saya dan saya Selalu : 2


menyediakan waktu bersama – sama. Kadang – kadang : 1
Tidak Pernah : 0
Nilai APGAR Keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga minimal atau tidak ada
ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Gangguan aktivitas Nyeri akut pada lutut
-   Pasien mengatakan “saya sering fisik kaki
merasa sakit pada kaki (lutut)”
-   Pasien mengatakan jika sakitnya
parah, susah berjalan.
- Pasien mengatakan “kalau ketika saya
berkerja tiba-tiba nyeri lutut, langsung
berhenti dulu duduk mba sampai
sakitnya hilang”
-   Pasien mengatakan “ biasanya saya
Cuma minum obat yang di berikan di
puskesmas aja mas, dan sedikit di
pijat-pijat saya tidak tau cara lain
untuk mengurangi nyerinya”
DO :
-   Grimace (+), tampak memegang
lututnya yang sakit
-   Skala nyeri 3
DS : Inefektif menejemen Kurang pengetahuan
-   Pasien mengatakan “tidak tahu apa terapeutik tentang penyakit, diit dan
itu Osteoartritis atau rematik, sebab penanganan.
dan pengaturannya”
-   Pasien mengatakan “taunya saya
Cuma bawaan penyakit sudah tua”
-   Pasien mengataka “saya juga jarang
untuk olah raga apa lagi jalan pagi”
-   Pasien mengatakan “ saya sering
terasa linu-linu kalau habis memakai
air dingin untuk mandi tau yg lainnya”
DO :
- Grimace (+), tampak memegang
lututnya
yang sakit
        Skala nyeri 3
        Terlihat pasien bingung ketika di
tanya tentang Osteoartritis atau
rematik.
PENENTUAN SKALA PRIORITAS

1.    Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki


No Prioritas Skor / bobot Pembenaran
1. Sifat Masalah Nyeri yang dirasakan harus diatasi
Skala: Aktual 2/3 x 1 = 2/3 karena sangat menggangu aktivitas dari
Pasien saat ini
2. Kemungkinan Masalah Karena sudah menjadi kebiasaan dari
dapat diubah 1/2 x 2 = 1 Pasien bila nyerinya timbul, selalu
Skala: Sebagian diabaikan sehingga kemungkinan
masalah dapat diubah sebagian.
3. Potensial masalah untuk di 2/3 x 1 = 2/3 Jika nyerinya tidak segera diatasi maka
cegah nyeri tersebut akan sangat menggangu
Skala: Cukup rasa nyaman dari Pasien
4. Menonjolnya Masalah 2/2 x 1 = 1 Penanganan segera akan menentukan
Skala: Masalah berat, harus hasil serta tindakan keperawatan
segera ditangani selanjutnya.
Jumlah 3 1/3

2.      Inefektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang


penyakit, diit dan penanganan.
No Prioritas Skor / bobot Pembenaran
1. Sifat Masalah Bila informasinya tidak segera disampaikan
Skala: Aktual 3/3 x 1 = 1 maka akan berpengaruh terhadap kesehatan
Pasien kedepannya.
2. Kemungkinan Masalah Perubahan membutuhkan waktu yang tidak
dapat diubah 1/2 x 2 = 1 singkat
Skala: Sebagian
3. Potensial masalah Jika tidak segera diinformasikan kebiasaan
untuk di cegah 2/3 x 1 = 2/3 yang tidak sehat akan terus berlanjut dan
Skala: cukup akan memengaruhi kualitas hidup dari
Pasien

4. Menonjolnya Masalah Krena terkait dengan masalah kesehatan


Skala: Masalah berat, 2/2 x 1 = 1 Pasien maka pemberian informasi harus
harus segera ditangani segera disampaikan.
Jumlah 3 2/3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Infektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,
diit dan penanganan.
2.      Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Umum Khusus
1. Inefektif Setelah 3x junjungan Setelah kunjungan ke 3 : -   Menyebutkan pengertian,  Kaji pengetahuan
menejemen : Pasien mengetahui Pasien mampu: penyebab Osteoartritis atau  Jelaskan tentang Osteoartritis atau rematik
terapeutik tentang Osteoartritis
-     memahami tentang rematik secara verbal  Jelaskan tentang diit Osteoartritis atau
berhubungan atau rematik, diit dan Osteoartritis atau rematik -   Menyebutkan beberapa jenis rematik
dengan kurang penanganannya -     mengetahui Penyebab dan makanan yang di anjurkan dan  Jelaskan tentang Jenis – jenis makanan yang
pengetahuan gelaja tidak boleh dikonsumsi untuk di anjurkan dan tidak boleh dikonsumsi oleh
tentang penyakit, -     -Mengetahui diit Osteoartritis atau rematik penderita Osteoartritis atau rematik
diit dan Osteoartritis atau rematik (minimal 3 masing-masing
penanganan. -     -Melakukan penanganan jenis) secara verbal

2 Gangguan Setelah di lakukan Setelah kunjungan ke 3 : -     Melakukan aktifitas sehari-hari Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab
aktivitas fisik perawatan/ kun- Pasien mampu : tanpa kesulitan (tindakan) terjadinya nyeri kaki (Osteoartritis atau
berhubungan jungan sebanyak 3x,-     melakukan aktifitas sehari--     Keluarga dapat mempraktikkan rematik)
dengan nyeri lutut diharapkan Pasien hari tanpa kesulitan tekhnik kompres hangat Ajarkan Pasien cara kompres hangat untuk
kaki dpt tetap melakukan-     Memanagement (tindakan) mengurangi linu – linunya
aktifitas sehari-hari aktivitasnya ketika kakinya Ajarkan cara senam tangan
tanpa kesulitan tiba-tiba nyeri Anjurkan Pasien untuk jalan atau olah raga
Keluarga dapat: pagi setiap hari
-     memberikan bantuan 5.    Mengobservasi kemampuan Pasien dan
mobilisasi efektif jika anggota keluarga setelah mendapat
diperlukan penjelasan dari perawat
-     memberikan support
kepada Pasien

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Inefektif menejemen terapeutik  Mengkaji pengetahuan Pasien  Pasien mengatakan paham dengan
berhubungan dengan kurang  Menjelaskan tentang Osteoartritis Osteoartritis atau rematik dan dapat
pengetahuan tentang penyakit, diit atau rematik menyebutkan mulai dr pengertian
dan penanganan.  Menjelaskan tentang diit Osteoartritis sampai diitnya
atau rematik  Pasien tampak menjawab pertanyaan
 Menjelaskan tentang Jenis – jenis petugas dan antusias dalam pemberian
makanan yang di anjurkan dan tidak pendidikan kesehatan.
boleh dikonsumsi oleh penderita  Masalah teratasi
Osteoartritis atau rematik P:
2 Gangguan aktivitas fisik  MenJelaskan kepada keluarga tentang  Pasien mengatakan mulai bisa
berhubungan dengan nyeri lutut penyebab terjadinya nyeri kaki beraktivitas tanpa kesulitan dan paham
kaki (Osteoartritis atau rematik) akan cara kompres hangat
 Mengajarkan Pasien cara kompres  Pasien tampak mengerjakan aktivitas
hangat untuk mengurangi linu – sehari-hari
linunya  Masalah teratasi sebagian
 Mengajarkan cara senam tangan. P: berikan support kepada Pasien agar terus
 Menganjurkan Pasien untuk jalan atau melakukan anjuran petugas
olah raga pagi setiap hari
 Mengobservasi kemampuan Pasien
dan anggota keluarga setelah
mendapat penjelasan dari perawat

Anda mungkin juga menyukai