SISTEM ENDOKRIN
Disusun Oleh:
ROSIANI RAMADHANI
NIM P07220214044
Dosen Pembimbing:
Rivan Firdaus,SST.,M.Kes..
1
A. Kelenjar Hipofisi
2
c) Follicle-stimulating hormone (FSH), untuk merangsang ovarium
pada wanita dan testis pada pria dan untuk merangsang ovarium
untuk mengaktifkan ovulasi pada wanita.
d) Luteinizing hormone (LH), untuk merangsang ovarium atau testis
e) Hormon pertumbuhan (GH) untuk membantu dalam pertumbuhan
manusia. GH merangsang pertumbuhan di masa kecil dan sangat
penting untuk menjaga komposisi tubuh yang sehat dan
kebahagiaan pada orang dewasa. Pada orang dewasa, penting untuk
menjaga massa otot dan massa tulang. Hal ini juga mempengaruhi
distribusi lemak dalam tubuh.
f) Hormon Releasing Hormone (GHRH), untuk melepaskan hormon.
g) Prolaktin, untuk mengaktifkan produksi susu setelah kelahiran anak
pada wanita. Hal ini juga mempengaruhi kadar hormon seks dari
ovarium pada wanita dan testis dari pada pria.
3
Merupakan kelenjar yang sangat vaskuler dengan sinus - sinus
kapiler yang luas diantara sel sel kelenjar, 0,6 gr dan diameternya
sekitar 1 cm sekresi hipofisis anterior diatur oleh hormon yang
dinamakan releasing dan inhibitory hormones (atau factor)
hipotalamus yang disekresi dalam hipotalamus sendiri dan kemudian
dihantarkan kehipofisis anterior melalui pembuluh darah kecil yang
dinamakan pembuluh partal hipotalamik hipofisial. Kelenjar hipofisis
anterior terdiri atas beberapa jenis sel. Pada umumnya terdapat satu jenis
sel untuk setiap jenis hormon yang dibentuk pada kelenjar ini, dengan
teknik pewarnaan khusus berbagai jenis sel ini dapat dibedakan satu
sama lain. Satu-satunya kemungkinan pengecualiannya adalah sel dari
jenis yang sama mungkin menyekresi hormon iuteinisasi dan hormon
perangsang folikel. Berdasarkan ciri ciri pewarnaannya, sel-sel
hipofise anterior dibedakan ke dalam 3 kelompok klasik: Kromofobik
(tanpa granul), Eosinofilik, dan Basofilik.
b. Hipofisis tengah
1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis tengah
4
Lobus intermedia menghasilkan melanocyte-stimulating hormone
(MSH).
5
c. Hipofisis belakang ( neurohipofisis)
1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis belakang
( neurohipofisis)
Hormon yang dihasilkan adalah oksitosin dan ADH.
6
Kelenjar hipofisis posterior terutama terdiri atas sel-sel glia yang
disebut pituisit. Namun, pituisit ini tidak mensekresi hormon, sel ini
hanya bekerja sebagai struktur penunjang bagi banyak sekali ujung-
ujung serat saraf dan bagian terminal akhir serat dari jaras saraf yang
berasal dari nukleus supraoptik dan nukleus paraventrikel hipotalamus.
Jaras saraf ini berjalan menuju ke neurohipofisis melalui tangkai
hipofisis, bagian akhir saraf ini merupakan knop bulat yang
mengandung banyak granula-granula sekretonik, yang terletak pada
permukaan kapiler tempat granula-granula tersebut mensekresikan
hormon hipofisis posterior
B. Kelenjar Tiroid
1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan
sedikit kalsitonin.
7
sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat
dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut
Tiroglobulin yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono
iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi
penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri
iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra
iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh
TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan
metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein
plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).
8
g. Bereaksi sebagai antagonis insulin Tirokalsitonin mempunyai
jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar
kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang.
Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar
kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan
;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium
serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor
tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
9
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah
kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa
beratnya lebih kurang 18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu
lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus
kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan
panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-
masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini
terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon
disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea
superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan
percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior
merupakan percabangan dari arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar
tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan
lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf
adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari
nervus vagus.
C. Kelenjar paratiroid
1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid
Hormon yang dihasilkan adalah hormon paratiroid atau
parathormon atau PTH.
10
disingkat PTH. Factor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar
kalsium serum di samping tentunya PTSH.
11
5. Letak / anatomi kelenjar paratiroid
12
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron)
dibentuk pada zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini
mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi
natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya
membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah
jantung.
b) Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol
merupakan glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol
mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisms
glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa
darah; metabolisme protein; keseimbangan cairan dan elektrolit;
inflamasi dan imunitas; dan terhadap stresor.
c) Hormon seks
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari
zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen
dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks
yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh
kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis.
13
pembentuk glukokortikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar
ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi
androgen yang menyebabkan timbulnya kelainan-kelainan sekunder
pria pada seorang wanita disebut virilisme.
E. Kelenjar pankreas
1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas
Hormon yang dihasilkan adalah glukagon, insulin dan somatostatin.
14
3. Fungsi dari hormon tersebut
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan
lemak. Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan
kadar gula darah sangat ,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi
kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin
menurunkan kadar gula darah sebaliknya untuk glukagon meningkatkan
kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah,
dan asam amino darah meningkat. Efek glukoagon ini juga sama dengan
efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam meningkatkan kadar gula darah,
glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi
glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta
meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan
karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan
lipolisis (pemecahan lemak). Dalam menurunkan kadar gula darah,
insulin sebagai hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi
glukosa melalui membran sel di jaringan.
15
posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari)
c) Insulinoma
Insulinoma merupakan tumor pankreas yang jarang terjadi,
dimana tumor ini menghasilkan insulin, suatu hormon yang
berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Hanya 10%
insulinoma yang bersifat ganas.
d) Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat
insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan
lemak. Keadaan ini terkadang disebut akselerasi puasa dan
merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes
ketergantungan insulin.
e) Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah
(glukosa) secara abnormal rendah. Dalam keadaan normal, tubuh
mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL.
16
menghasilkan insulin, dan sel deltha yang menghasilkan somatostatin
namun fungsinya belum jelas diketahui.
17
genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini akan
merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti
perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat
genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan
pita suara serta perkembangan sifat agresif.
b) Ovarium
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium
menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi
untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan
progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder,
menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta
mempertahankan proses laktasi.
Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein
korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus
luteum.
18
19
PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN
A. Anamnesa
1) Data Demografi
Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting. Beberapa
gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan
proses patologis sudah berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan somatik
harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender , misalnya berat badan
dan tinggi badan. Tenpat tinggal juga merupakan data yang perlu di kaji,
khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga
tempat tinggal klien sekarang.
a. Obesitas
d. Diabetes melitus
e. Infertilitas
20
Perawat mengkaji kondisi yan pernah dialami oleh klien di luar
gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin
sudah berlangsung lama bila di hubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini
tidak di keluhkan. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang,
misalnya amenore, bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak
berkembang dan lain-lain. Berat badan yang tidak sesuai dengan usia,
misalnya selalu kurus meskipun banyak makan dan lain-lain. Gangguan
psikologia seperti mudah marah, sensiif, sulit bergaul dan tidak mampu
berkonsentrasi, dan lain-lain.
Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan
kejadiannya. Bila klien dirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan
waktu kejadiannya. Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan
obat-obatan di saat sekarang dan masa lalu. Penggunaan obat-obatan ini
mencakup obat yang di peroleh dari dokter atau petugas kesehatan
maupun obat-obatan yang di peroleh secara bebas.jenis obat-obatan yang
mengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas hormonal
seperti hidrokortison;levothyroxine; kontrasepsi oral; dan obat-obatan anti
hipertensif.
4) Riwayat Diit
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja
mencerminkan gangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan
yang salah dapat menjadi faktor penyebab, pleh karena itu kondisi berikut
ini perlu di kaji:
21
d. Pola makan dan minum sehari-hari
Karena status sosial ekonomi nerupakan aspek yang sangat peka bagi
banyak orang maka hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini
perawat melakukannya bersama-sama dengan klien. Menghindarkan
pertanyaan yang mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan
lebih di fokuskan pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu.
Mendiskusikan bersama-sama bagaiman klien dan keluarganya
memperoleh makanan yang sehat dan bergizi, upaya mendapatkan
pengobatan bila klien dan keluarganya sakit dan upaya mempertahankan
kesehatan klien dan keluarga tetap optimal dapat mengungkapkan keadaan
sosial ekonomi klien dan menyimpulkan bersama-sama merupakan upaya
untuk mengurangi kesalahan penafsiran
22
e. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
a. Tingkat Energi
23
d. Seks dan reproduksi
2) Abortus
3) Melahirkan
e. Pada Pria kaji apakah K mampu ereksi dan orgasme. Dan kaji juga
apakah terjadi perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi :
a. Penampilan umum :
24
b. Amati bentuk dan proporsi tubuh
c. Pemeriksaan Wajah :
d. Pada Mata :
25
i. Terjadi pada K hiperfungsi adrenokortikal
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
c. Ct Scan Otak
26
Untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau
hipotalamus
Persiapan :
Pelaksanaan :
27
2. Besok paginya darah vena diambil kurang lebih 5 cc
Hasil :
Normal bila:
Persiapan klien :
28
Hasil:
Banyak yodium yang ditahan oleh kalenjer tiroid di hitung dalam
persentase
1. Normal : 10-35%
b. T3 dan T4 Serum
c. Upatake T3 Resin
Nilai normal
29
Tujuan: mengukur yodium yg terikat dengan protein plasma
Nilai normal 4-8 mg% dalam 100ml darah, Spesimen darah vena 5-10
cc, Klien di puasakan 6-8jam sebelum pemeriksaan
Penatalaksanaan:
Pengukuran kalorimetri dengan menggunakan metabolator
nilai normal :
- pria 53 kalori perjam
- wanita 60 kalori perjam
Metode Harris Benedict Untuk Mengukur BMR
Pria:BMR = 66 + (13,7 x BB(kg) ) + ( 5 x TB(cm) ) +(6,8 x U(thn) )
Wanita BMR = 665 + (9,6 x BB(kg) + (1,8 x TB (cm) ) + (4,7 x U
(thn) )
a. Percobaan Sulkowitch
30
Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine
Menggunakan reagen sulkowitch.
Persiapan:
Penatalaksanaan:
b. Percobaan Ellwort-Howard
31
a. Pemeriksaan Gula Darah (puasa)
Tujuannya untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10
jam.
Nilai normal
1. Dewasa : 70-110mg/dl
2. Anak-anak : 60-100mg/dl
3. Bayi : 50-80mg/dl
Persiapan
Pelaksanaan
b. Pemeriksaan Fisik
32
Persiapan
Satu-satunya organ endokrin yang dapat dipalpasi adalah
kelejar tiroid. Bagaimanapun pengkajian lainnya dapat
memperlihatkan informasi mengenai masalah endokrin termasuk
inspeksi pada kulit. rambut dan kuku. raut muka. refleks dan sistem
muskuloskeletal. Pengukuran tinggi dan berat badan sangat penting
seperti tanda-tanda vital yang juga memperlihatkan petunjuk terhadap
ketidakmampuan fungsi sistem endokrin.
Klien mungkin duduk setelah melakukan latihan. Refleks
hammer digunakan untuk tes refleks tendon bagian dalam. Utamakan
latihan, perawat mengumpulkan peralatan penting dan menjelaskan
teknik kepada. klien untuk mengurangi cemas. Penambahan teknik
untuk mengkaji hipokalsemia, tetanus. Komplikasi terhadap
kekacauan endokrin termasuk urutan latihan.
Teknik Pemeriksaan
Kelainan Yang Mungkin Ditemukan Kulit
a) Kulit
33
Peningkatan pigmentasi pada kuku diperlihatkan oleh klien dengan
penyakit addison desease, kering, . tebal. dan rapuh terdapat pada
penyakit
hipotiroidisme, rambut lembut. hipertyroidisme. Hirsutisme
terdapat pada penyakit cushing syndrom
d) Kelenjar Thyroid
e) Fungsi Motorik
f) Fungsi sensorik
34
1) Mengkaji fungsi sensorik
35
Efek dan usia pada sistem endokrin sedikit lebih sulit untuk
mendeteksi dengan organ tubuh lain Walaupun demikian gangguan
endokrin lebih banyak pada usia 40 tahun. Pada wanita, produksi
hormon meningkat dibanding dengan menopause. Dari pria dan
wanita, output anterior pituitary mengalami penurunan.
Umur yang relative terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dan
kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :
36
Kulit wajah menjadi louggar dan tulang menjadi lebih
menonjol. Penurunan terhadap sensasi perabaan
37
Daftar Pustaka
http://arsal-gudangilmu.blogspot.com/2011/03/sistem-endokrin-pada-mollusca-
dan.html
http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/04/sistem-endokrin.html
38