Anda di halaman 1dari 38

TUGAS MATA KULIAH ASKEP GADAR ENDOKRINDIGESTIF

SISTEM ENDOKRIN

Disusun Oleh:

ROSIANI RAMADHANI

NIM P07220214044

Dosen Pembimbing:

Rivan Firdaus,SST.,M.Kes..

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017

1
A. Kelenjar Hipofisi

a. Hipofisis anterior (adenohipofisi)


1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior
(adenohipofisi)
Hormon yang dihasilkan adalah hormon ACTH, TSH, FSH, LH,
GH, GHRH, Prolaktin.

2. Hormon tersebut dihasilkan


Hipofisis Anterior (atau depan) menghasilkan hormon yang
mempengaruhi payudara, adrenal, tiroid, ovarium dan testis, di samping
beberapa hormon lainnya. Hipofisis anterior menerima sinyal yang dari
neuron parvoselular di otak. Hipofisis anterior mensintesis dan
mengeluarkan hormon endokrin penting.
Hormon-hormon ini dilepaskan dari hipofisis anterior di bawah
pengaruh hipotalamus. Hormon hipotalamus disekresikan ke lobus
anterior melalui cara yang unik dari sistem kapiler khusus, yang disebut
sistem portal hipotalamus-hypophysial.

3. Fungsi dari hormon tersebut


a) Hormon adrenokortikotropik (ACTH), untuk mengaktifkan kelenjar
adrenal. Kortisol, yang disebut hormon stres sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia. Ini membantu untuk menjaga tingkat
tekanan darah dan glukosa darah.
b) Thyroid-stimulating hormone (TSH), untuk merangsang kelenjar
tiroid

2
c) Follicle-stimulating hormone (FSH), untuk merangsang ovarium
pada wanita dan testis pada pria dan untuk merangsang ovarium
untuk mengaktifkan ovulasi pada wanita.
d) Luteinizing hormone (LH), untuk merangsang ovarium atau testis
e) Hormon pertumbuhan (GH) untuk membantu dalam pertumbuhan
manusia. GH merangsang pertumbuhan di masa kecil dan sangat
penting untuk menjaga komposisi tubuh yang sehat dan
kebahagiaan pada orang dewasa. Pada orang dewasa, penting untuk
menjaga massa otot dan massa tulang. Hal ini juga mempengaruhi
distribusi lemak dalam tubuh.
f) Hormon Releasing Hormone (GHRH), untuk melepaskan hormon.
g) Prolaktin, untuk mengaktifkan produksi susu setelah kelahiran anak
pada wanita. Hal ini juga mempengaruhi kadar hormon seks dari
ovarium pada wanita dan testis dari pada pria.

4. Jenis penyakit yang ditimbulkan pada gangguan hormon tersebut


a) Hipopituitarisme adalah suatu gambaran penyakit akibat
insufisiensi kelenjar hipofisis, terutama bagian anterior. Gangguan
ini menyebabkan munculnya masalah dan manifestasi klinis yang
berkaitan dengandefisiensi hormon-hormon yang dihasilkannya.

5. Letak / anatomi kelenjar hipofisis anterior (adenohipofisi)

3
Merupakan kelenjar yang sangat vaskuler dengan sinus - sinus
kapiler yang luas diantara sel sel kelenjar, 0,6 gr dan diameternya
sekitar 1 cm sekresi hipofisis anterior diatur oleh hormon yang
dinamakan releasing dan inhibitory hormones (atau factor)
hipotalamus yang disekresi dalam hipotalamus sendiri dan kemudian
dihantarkan kehipofisis anterior melalui pembuluh darah kecil yang
dinamakan pembuluh partal hipotalamik hipofisial. Kelenjar hipofisis
anterior terdiri atas beberapa jenis sel. Pada umumnya terdapat satu jenis
sel untuk setiap jenis hormon yang dibentuk pada kelenjar ini, dengan
teknik pewarnaan khusus berbagai jenis sel ini dapat dibedakan satu
sama lain. Satu-satunya kemungkinan pengecualiannya adalah sel dari
jenis yang sama mungkin menyekresi hormon iuteinisasi dan hormon
perangsang folikel. Berdasarkan ciri ciri pewarnaannya, sel-sel
hipofise anterior dibedakan ke dalam 3 kelompok klasik: Kromofobik
(tanpa granul), Eosinofilik, dan Basofilik.

b. Hipofisis tengah
1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis tengah

4
Lobus intermedia menghasilkan melanocyte-stimulating hormone
(MSH).

2. Hormon tersebut dihasilkan


MSH terdiri dari sub unit alfa dan sub untui beta, beta MHS lebih
menentukan khasiat hormon tersebut. Pada manusia, pars intermedus
sangat rudimeter sehingga pada orang dewasa tidak ada bukti bahwa
MSH dihasilkan oleh bagian ini. Beta MSH memiliki struktur kimia
yang mirip dengan ACTH (adrenocortico tropic hormon), sehingga
ACTH memiliki khasiat seperti MSH.

3. Fungsi dari hormon tersebut


melanocyte-stimulating hormone (MSH), Hormon ini
mempengaruhi kulit, membantu menentukan apakah itu menjadi lebih
gelap dari waktu ke waktu; juga dapat mempengaruhi ujung saraf di
otak. Hal ini juga dapat mempengaruhi gairah seks dan nafsu makan.

4. Letak / anatomi kelenjar hipofisis tengah

Berasal dari bagian dorsal kantong Rathke yang menjadi satu


dengan hipofisis posterior. Pars intermedus mengeluarkan hormon MSH
(melanocyte stimulating hormon). Pada manusia dewasa, itu hanya
lapisan tipis sel antara hipofisis anterior dan posterior. Lobus intermedia
menghasilkan melanocyte-stimulating hormone (MSH)

5
c. Hipofisis belakang ( neurohipofisis)
1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis belakang
( neurohipofisis)
Hormon yang dihasilkan adalah oksitosin dan ADH.

2. Hormon tersebut dihasilkan


Hipofisis Posterior menerima sinyal dari neuron magnoselular di
otak. hipofisis Posterior menyimpan kelenjar dan melepaskan hormon.

3. Fungsi dari hormon tersebut


a) Oksitosin, memainkan peran utama dalam sistem otak manusia
karena merupakan salah satu dari beberapa hormon untuk
menghasilkan lingkaran reaksi positif. Misalnya, kontraksi rahim
membangkitkan pelepasan oksitosin dari hipofisis posterior, yang,
secara berurutan, meningkatkan kontraksi rahim. Lingkaran reaksi
positif ini terus berlanjut di seluruh proses persalinan pada wanita.
Oksitosin merangsang produksi susu pada wanita juga.
b) Hormon antidiuretik (ADH), dalam rangka meningkatkan
penyerapan air ke dalam darah oleh ginjal. ADH juga disebut
sebagai vasopressin. Ini mengatur keseimbangan cairan dalam
tubuh. Jika hormon ini tidak dirilis dengan benar, dapat
menyebabkan hormon minim (disebut diabetes insipidus), atau
terlalu banyak hormon (disebut sindrom sekresi ADH). Kedua
kondisi ini mempengaruhi ginjal. Diabetes insipidus ini berbeda
dengan diabetes mellitus yang lebih terkenal (termasuk diabetes tipe
1 dan tipe 2), yang mempengaruhi kadar glukosa dalam tubuh
manusia.

4. Letak / anatomi kelenjar hipofisis belakang ( neurohipofisis)

6
Kelenjar hipofisis posterior terutama terdiri atas sel-sel glia yang
disebut pituisit. Namun, pituisit ini tidak mensekresi hormon, sel ini
hanya bekerja sebagai struktur penunjang bagi banyak sekali ujung-
ujung serat saraf dan bagian terminal akhir serat dari jaras saraf yang
berasal dari nukleus supraoptik dan nukleus paraventrikel hipotalamus.
Jaras saraf ini berjalan menuju ke neurohipofisis melalui tangkai
hipofisis, bagian akhir saraf ini merupakan knop bulat yang
mengandung banyak granula-granula sekretonik, yang terletak pada
permukaan kapiler tempat granula-granula tersebut mensekresikan
hormon hipofisis posterior

B. Kelenjar Tiroid
1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan
sedikit kalsitonin.

2. Hormon tersebut dihasilkan


Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin
dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-
hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman.
Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida)
yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP

7
sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat
dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut
Tiroglobulin yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono
iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi
penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri
iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra
iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh
TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan
metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein
plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).

3. Fungsi dari hormon tersebut


Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:
a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya
meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen
dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-
paru dan testes.
b. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda
dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat
reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3
lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3
setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya
pertumbuhan saraf dan tulang.
d. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin.
e. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah
kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.
f. Merangsang pembentukan sel darah merah. Mempengaruhi
kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap
kebutuhan oksigen akibat metabolisme

8
g. Bereaksi sebagai antagonis insulin Tirokalsitonin mempunyai
jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar
kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang.
Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar
kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan
;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium
serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor
tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.

4. Jenis penyakit yang ditimbulkan pada gangguan hormon tersebut


a) Struma
Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan
pada leher bagian depan. Penyebabnya antaralain peredangan, tumor
ataupun defisiensi yodium.
b) Hipotiroidea
Keadaan ini terjadi karena kekurangan hormon tiroid. Bila terjadi
pada masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu
tumbuh menjadi pendek karena pertumbuhan pada tulang dan otot
terhambat, disertai kemunduran mental karena sel-sel otak kurang
berkembang. Ciri-cirinya : muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan
lidah yang besar.
c) Hipertiroidea
Keadaan ini terjadi karena hormon tiroid disekresikan melebihi
kadar normal. Gejalanya seperti : berat badan menurun, gemeteran,
berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR meningkat
melebihi 20 sampai 100.

5. Letak / anatomi kelenjar tiroid

9
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah
kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa
beratnya lebih kurang 18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu
lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus
kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan
panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-
masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini
terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon
disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea
superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan
percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior
merupakan percabangan dari arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar
tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan
lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf
adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari
nervus vagus.

C. Kelenjar paratiroid
1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid
Hormon yang dihasilkan adalah hormon paratiroid atau
parathormon atau PTH.

2. Hormon tersebut dihasilkan


Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid,
mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau parathormon

10
disingkat PTH. Factor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar
kalsium serum di samping tentunya PTSH.

3. Fungsi dari hormon tersebut


Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh.
Organ :argetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum).
Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga
kalsium serum :neningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin
D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi
kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun akan
meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan
pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium
disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang

4. Jenis penyakit yang ditimbulkan pada gangguan hormon tersebut


a) Hipoparatiroid
Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon
paratiroid yang tidak adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan
dan umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau
pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau
tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar
paratiroid (secara congenital). Kadang-kadang penyebab spesifik
tidak dapat diketahui.
b) Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-
kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid
dari biasanya. Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari
keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat membuat
kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium.
dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon
paratiroid yang banyak walaupun kadar kalsium dalam darah
normal atau meningkat.

11
5. Letak / anatomi kelenjar paratiroid

Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior


kedua lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah
empat buah. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter,
lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran
makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar paratiroid sulit untuk
ditemukan selama operasi tiroid karena kelenjar paratiroid sering
tampak sebagai lobulusyang lain dari kelenjar tiroid. Kelenjar ini terdiri
dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan
mensekresi hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.

D. Kelenjar anak ginjal ( adrenal/suprarenal)


1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal
Hormon yang dihasilkan yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid,
dan androgen.

2. Hormon tersebut dihasilkan


Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon
adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal
mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan androgen.

3. Fungsi dari hormon tersebut


a) Mineralokortikoid

12
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron)
dibentuk pada zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini
mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi
natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya
membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah
jantung.
b) Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol
merupakan glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol
mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisms
glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa
darah; metabolisme protein; keseimbangan cairan dan elektrolit;
inflamasi dan imunitas; dan terhadap stresor.
c) Hormon seks
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari
zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen
dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks
yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh
kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis.

4. Jenis penyakit yang ditimbulkan pada gangguan hormon tersebut


a) Penyakit Addison
Penyakit ini terjadi karena sekresi yang berkurang dari
glukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar
adrenal terkena infeksi atau disebabkan oleh autoimun.
b) Sindrom Cushing
Kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh
sekresi berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan
hipofisis. Dapat juga disebabkan oleh obat-obatan kortikosteroid
yang berlebihan.
c) Sindrom Adrenogenital
Kelainan ini terjadi karena kekurangan produksi
glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan enzim

13
pembentuk glukokortikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar
ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi
androgen yang menyebabkan timbulnya kelainan-kelainan sekunder
pria pada seorang wanita disebut virilisme.

5. Letak / anatomi kelenjar adrenal

Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar


suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut
sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan
bagian medulla. Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan
kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial untuk kehidupan.

E. Kelenjar pankreas
1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas
Hormon yang dihasilkan adalah glukagon, insulin dan somatostatin.

2. Hormon tersebut dihasilkan


Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang
menghasilkan yang menghasilkan glukoagon, sel beta yang
menghasilkan insulin, dan sel deltha yang menghasilkan somatostatin
.

14
3. Fungsi dari hormon tersebut
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan
lemak. Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan
kadar gula darah sangat ,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi
kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin
menurunkan kadar gula darah sebaliknya untuk glukagon meningkatkan
kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah,
dan asam amino darah meningkat. Efek glukoagon ini juga sama dengan
efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam meningkatkan kadar gula darah,
glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi
glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta
meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan
karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan
lipolisis (pemecahan lemak). Dalam menurunkan kadar gula darah,
insulin sebagai hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi
glukosa melalui membran sel di jaringan.

4. Jenis penyakit yang ditimbulkan pada gangguan hormon tersebut


a) Pankreatitis
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang
serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai
dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga
penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi
terhadap berbagai pengobatan.

b) Kanker Pankreas (Ca Pankreas)


Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki
dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa
hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian

15
posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari)
c) Insulinoma
Insulinoma merupakan tumor pankreas yang jarang terjadi,
dimana tumor ini menghasilkan insulin, suatu hormon yang
berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Hanya 10%
insulinoma yang bersifat ganas.
d) Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat
insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan
lemak. Keadaan ini terkadang disebut akselerasi puasa dan
merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes
ketergantungan insulin.
e) Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah
(glukosa) secara abnormal rendah. Dalam keadaan normal, tubuh
mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL.

5. Letak / anatomi kelenjar pankreas

Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas,


dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar
10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri
mensenterika superior dan splenikus.
Pankrea berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya
sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-
pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang
menghasilkan yang menghasilkan glukoagon, sel beta yang

16
menghasilkan insulin, dan sel deltha yang menghasilkan somatostatin
namun fungsinya belum jelas diketahui.

F. Kelenjar gonad (reproduksi)


1. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar gonad
Hormon yang dihasilkan adalah FSH dan LH

2. Hormon tersebut dihasilkan


Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan
meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan
inhibisi steroid.

3. Fungsi dari hormon tersebut


a) Testes Dua buah testes ada dalam skrotum.
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin
dan organ reproduksi. Menghasilkan hormone testosteron dan
estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk
mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk
memulai dan mempertahankan spermatogenesis.Estrogen
mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron melalaui
umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan
estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis
sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus.Efek
testosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan

17
genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini akan
merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti
perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat
genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan
pita suara serta perkembangan sifat agresif.
b) Ovarium
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium
menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi
untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan
progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder,
menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta
mempertahankan proses laktasi.
Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein
korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus
luteum.

4. Jenis penyakit yang ditimbulkan pada gangguan hormon tersebut


a) Hiperandrogenisme
Berarti jumlah hormon androgen (lelaki) meningkat.
Akibatnya terjadi hirsutisme (tanda maskulinasi). Misalnya
jerawatan, ditumbuhi bulu-bulu di wajah dan badan, bahkan
mungkin perubahan suara menjadi berat seperti suara lelaki.

5. Letak / anatomi kelenjar gonad


Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas
pada minggu kelima. Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar
testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ke tujuh dan ke delapan
gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan
meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan
inhibisi steroid.

18
19
PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN

A. Anamnesa

1) Data Demografi

Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting. Beberapa
gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan
proses patologis sudah berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan somatik
harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender , misalnya berat badan
dan tinggi badan. Tenpat tinggal juga merupakan data yang perlu di kaji,
khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga
tempat tinggal klien sekarang.

2) Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami


gangguan seperti yang di alami klien atau gangguan tertentu yang
berhubungan secara langsumg dengan gangguan hormonal seperti:

a. Obesitas

b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

c. Kelainan pada kelenjar tiroid

d. Diabetes melitus

e. Infertilitas

Dalam mengidentivikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat


menerjemahkan informasi yang ingin diketahui dengan bahasa yang
sederhana dan di mengerti oleh klien atau keluarga.

3) Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien

20
Perawat mengkaji kondisi yan pernah dialami oleh klien di luar
gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin
sudah berlangsung lama bila di hubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini
tidak di keluhkan. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang,
misalnya amenore, bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak
berkembang dan lain-lain. Berat badan yang tidak sesuai dengan usia,
misalnya selalu kurus meskipun banyak makan dan lain-lain. Gangguan
psikologia seperti mudah marah, sensiif, sulit bergaul dan tidak mampu
berkonsentrasi, dan lain-lain.
Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan
kejadiannya. Bila klien dirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan
waktu kejadiannya. Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan
obat-obatan di saat sekarang dan masa lalu. Penggunaan obat-obatan ini
mencakup obat yang di peroleh dari dokter atau petugas kesehatan
maupun obat-obatan yang di peroleh secara bebas.jenis obat-obatan yang
mengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas hormonal
seperti hidrokortison;levothyroxine; kontrasepsi oral; dan obat-obatan anti
hipertensif.

4) Riwayat Diit

Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja
mencerminkan gangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan
yang salah dapat menjadi faktor penyebab, pleh karena itu kondisi berikut
ini perlu di kaji:

a. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen

b. Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis

c. Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan

21
d. Pola makan dan minum sehari-hari

e. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu


fungsi endokrin seperti makanan yang bersifat goitrogenik
terhadap kelenjar tiroid

5) Status Sosial Ekonomi

Karena status sosial ekonomi nerupakan aspek yang sangat peka bagi
banyak orang maka hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini
perawat melakukannya bersama-sama dengan klien. Menghindarkan
pertanyaan yang mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan
lebih di fokuskan pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu.
Mendiskusikan bersama-sama bagaiman klien dan keluarganya
memperoleh makanan yang sehat dan bergizi, upaya mendapatkan
pengobatan bila klien dan keluarganya sakit dan upaya mempertahankan
kesehatan klien dan keluarga tetap optimal dapat mengungkapkan keadaan
sosial ekonomi klien dan menyimpulkan bersama-sama merupakan upaya
untuk mengurangi kesalahan penafsiran

6) Masalah Kesehatan Sekarang

Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien


meminta bantuan pelayanan seperti :

a. Apa yang di rasakan klien

b. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba


atau poerlahan dan sejak kapan dirasakan

c. Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari

d. Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine

22
e. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi

f. Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sanat menggangu klien

Hal-hal lain yg perlu dikaji karena berhubungan dengan fungsi hormonal


secara umum

a. Tingkat Energi

Perubahan kekuatan fisik dihubangkan dengan sejumlah gangguan


hormonal khusunya disfungsi kelenjar tiroid&adrenal. Kaji
kemampuan Klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari

b. Pola Eliminasi dan keseimbangan cairan

Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin


secara langsung oleh ADH, aldosteron, dan kortisol. Kaji pola
berkemih ak dan jml vol urine

c. Pertumbuhan dan Perkembangan

Secara langsung tumbang dibawah pengaruhi GH, Kelenjar tiroid


dan kelenjar gonad. Gangguan tumbang dapat terjadi semenjak
dalam kandungan, itu terjadi pada ibu hamil hipertiroid.

1) Kaji gangguan tumbang yang dialami semenjak lahir atau


terjadi selama proses pertumbuhan

2) Kaji secara lengkap dari penambahan ukuran tubuh dan


fungsinya : Tk intelegensi, kemampuan berkomunikasi dan
rasa tgg jwb. Kaji juga perubahan fisik dampaknya terhadap
kejiwaan.

23
d. Seks dan reproduksi

Pada wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frek dan


perubahan fisik terutama sensasi nyeri atau kram abdomen. Jika
bersuami kaji :

1) Apakah pernah hamil

2) Abortus

3) Melahirkan

e. Pada Pria kaji apakah K mampu ereksi dan orgasme. Dan kaji juga
apakah terjadi perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Ada 2 aspek utama yg dapat digambarkan, yaitu :

1. Kondisi kelenjar endokrin : testis dan tiroid

2. Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari gangguan endokrin

Inspeksi :

1. Disfungsi sistem endokrin

Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang,


keseimbangan cairan&elektrolit, seks&reproduksi, metabolisme dan
energy. Hal-hal yg harus diamati :

a. Penampilan umum :

Apakah K tampak kelemahan berat, sedang dan ringan

24
b. Amati bentuk dan proporsi tubuh

Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa

c. Pemeriksaan Wajah :

Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah


seperti dahi, rahang dan bibir

d. Pada Mata :

Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi


wajah tampak datar atau tupul

e. Pada Daerah Leher :

- Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, terdapat


peningkatan JVP, warna kulit sekitar

- leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu


merata.

f. Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut :

Biasanya dijumpai pada orang yg mengalami gangguan kel.


Adrenal

g. Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit :

Biasanya tampak pada orang yg mengalami hipofungsi kelenjar


adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses
autoimun

h. Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bag.


Belakang atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau :

25
i. Terjadi pada K hiperfungsi adrenokortikal

Amati keadaan rambut axilla dan dada :


Pertumbuhan rambut yg berlebihan pada dada dan wajah wanita
disebut hirsutisme dan amati juga adanya striae pd buah dada atau
abdomen biasanya dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal
Palpasi
Hanya kelenjar tiroid dan testis yg dapat diperiksa secara palpasi
Auskultasi
Auskultasi pada daerah leher diata tiroid dapat mengidentifikasi bunyi " bruit
". Bunyi yg dihasilkan oleh karena turbulensi pada P. darah tiroidea. N tidak
ada bunyi.
Pengkajian Psikososial
Mengkaji kemampuan koping K, dukungan Keluarga serta keyakinan K
tentang sehat dan sakit. Perubahan2 fisik, fungsi seksual dan reproduksi serta
perubahan2 lainnya yg disebabkan oleh gangguan sistem endokrin Akan
berpengaruh terhadap konsep diri K.

C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. PEMERIKSAAN KELENJAR HIPOFISE

a. Foto Tengkorak (Kranium)

Dilakukan untuk melihat kondisi seila tursica (tumor atau atrofi).


Tidak di butuhkan persiapan fisik secara khusus

b. Foto Tulang (Osteo)

Untuk melihat kondisi tulang

- Pada gigankisme pertambahan ukuran dan panjang tulang

- Pada akromegali pertambahan kesamping tulang-tulang ferifer

c. Ct Scan Otak

26
Untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau
hipotalamus

d. Pemeriksaan Darah dan Urine

- Kadar Growth hoemone (GH): Nilai normal 10 pg/ml, meningkat


pada bulan-bulan pertama kelahiran, spesimen darah vena 5 cc,
Tanpa persiapan khusus.

- Kadar thyroid stimulatin hormone (TSH) : Nilai normal 6-10


pg/ml, Untuk menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer
atau sekunder, Spesimen vena 5 cc , Tanpa persiapan khusus.

- Kadar adrenocotricotropine hormon (ACTH): Pengukuran


dilakukan dengan tes supresi deksametason, Spesimen darah vena
kurang lebih 5 cc dan urine 24 jam

Persiapan :

1. Tidak ada pembatasan makanan dan minuman

2. Bila klein menggunakan obat-obatan kortisol atau


antagonisnya dihentikan dulu 24 jam sebelumnya

3. Bila obat harus diberikan lampirkan sejenis obat dan dosisnya


pada lembaran pengiriman specimen

4. Cegah stres fisik dan fisikologis

Pelaksanaan :

1. Klien diberikan deksametason 4x0,5 ml/hari selama lamanya


2 hari

27
2. Besok paginya darah vena diambil kurang lebih 5 cc

3. Urine ditampung selama 24 jam

4. Spesimen dikirim ke laboratorium

Hasil :
Normal bila:

1. Kadar ACTH dalam darah menurun kortisol darah kurang dari


5 mg/dl

2. 17-hydroxy-cortico-streroid (17 OHCS) dalm urine kurang


dari 2,5 mg

2. PEMERIKSAAN FISIK KELENJAR TIROID

a. Uptake Radioaktif (Ray)

Tujuan : menukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap


yodium
Persiapan :

1. Klien puasa 6-8 jam

2. Jelaskan tujuan dan prosedur

Persiapan klien :

1. Klien diberikan yodium radioaktif 50 microcuri per oral

2. Dengan alat pengukur (di taruh di atas klenjer tiroid) di ukur


radioaktif yang bertahan

3. Dapat pula di ukur clearance yodium melalui ginjal dengan


mengumpul kan urine selama 24jam dan di ukur kadar radioaktif
yodium

28
Hasil:
Banyak yodium yang ditahan oleh kalenjer tiroid di hitung dalam
persentase

1. Normal : 10-35%

2. Menurun : < 10% (pada hipotiroidisme) 3. Meningkat > 35% (pada


tirotoksis,pengobatan panjang hipertiroidisme)

b. T3 dan T4 Serum

- Pemeriksaan fisik secara khusus tidak ada Spesimen darah vena


5-10 cc

- Nilai normal pada dewasa: yodium bebas 0,1-0,6 mg/dl T3 0,2-


0,3 mg/dl T4 6-12 mg/dl

- Pada anak T3180-240 mg/dl

c. Upatake T3 Resin

Tujuan mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau thyrcid binding


globulin (TBG) tak jenuh. TBG meningkat pada hippertirodisme
menurun pada hipotiroidisme. Spesimen darah vena 5cc
Persiapan:

- puasa 6-8 jam

Nilai normal

- Dewasa : 25-35% uptake oleh resin

- Anak : umur nya tidak ada

d. Protein Boun Iondine

29
Tujuan: mengukur yodium yg terikat dengan protein plasma
Nilai normal 4-8 mg% dalam 100ml darah, Spesimen darah vena 5-10
cc, Klien di puasakan 6-8jam sebelum pemeriksaan

e. Basal Metabolic Rate

Tujuan: pengukuran secara tidak langsung jumlah oksigen yang


dibutuhkan di bawah kondisi basal selama beberapa waktu
Persiapan :

1. Klien puasa 12jam

2. Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress

3. Klien harus tidur sedikit nya 8 jam

4. Tidak mengkonsumsi analgetik & sedative

5. Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaandan prosedur nya

6. Tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan di


lakukan

Penatalaksanaan:
Pengukuran kalorimetri dengan menggunakan metabolator
nilai normal :
- pria 53 kalori perjam
- wanita 60 kalori perjam
Metode Harris Benedict Untuk Mengukur BMR
Pria:BMR = 66 + (13,7 x BB(kg) ) + ( 5 x TB(cm) ) +(6,8 x U(thn) )
Wanita BMR = 665 + (9,6 x BB(kg) + (1,8 x TB (cm) ) + (4,7 x U
(thn) )

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KELENJER PARATIROID

a. Percobaan Sulkowitch

30
Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine
Menggunakan reagen sulkowitch.
Persiapan:

1. Urine 24 jam ditapung

2. Diet rendah kalsium 2 hari berturut-turut.

Penatalaksanaan:

1. Masukkan urin 3ml ke dalam tabung (2 tabung)

2. Tabung pertama masukkan reagen sulkowitch, tabung kedua hanya


sebagai kontrol.

Pembacaan secara kuantitatif


- Negatif ( - ) jika tidak terjadi keruhan
- Positif ( + ) terjadi keruhan yang halus
- Positif (+ + ) kekeruhan sedang
- Positif ( + + + ) kekeruhan banyak timbul dalam waktu < 20 detik
- Positif ( + + + + ) kekeruhan hebat, terjadi seketika

b. Percobaan Ellwort-Howard

Percobaan didasarkan pada diuresis fosfat yang dipengaruhi oleh


parathormon. Pada hipoparatiroid, diuresis fosfor mencapai 5-6x nilai
normal Pada hiperparatiroid, diuresis tidak banyak berubah.
Cara pemeriksaannya :

1. Klien disuntikkan parathormon intravena

2. Urin ditampung dan diukur kadar fosfatnya.

c. Percobaan Kalsium Intravena

Normal bila fosfor serum meningkat dan fosfor diuresis berkurang.

4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KELENJAR PANKREAS

31
a. Pemeriksaan Gula Darah (puasa)

Tujuannya untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10
jam.
Nilai normal

1. Dewasa : 70-110mg/dl

2. Anak-anak : 60-100mg/dl

3. Bayi : 50-80mg/dl

Persiapan

1. Klien di puasakan 8-10 jam sebelum pemerksaan

2. Jelaskan rtujuan dan prosedur tindakan

Pelaksanaan

1. Spesimen adalah darah vena 5 cc

2. Gunakan antikoagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan

3. Pengobatan insulin atau oral hipoglikemi sementara dihentikan

4. Setelah pengambilan darah, klien diberi minum dan makan serta


obat sesuai program.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin mungkin dapat


dilakukan hanya sebagian dari keseluruhan pengkajian. atau mungkin
sebagian sudah dapat diatasi sendiri oleh klien dengan pengetahuan
dan kecurigaan terhadap masalah fungsi endokrin.

32
Persiapan
Satu-satunya organ endokrin yang dapat dipalpasi adalah
kelejar tiroid. Bagaimanapun pengkajian lainnya dapat
memperlihatkan informasi mengenai masalah endokrin termasuk
inspeksi pada kulit. rambut dan kuku. raut muka. refleks dan sistem
muskuloskeletal. Pengukuran tinggi dan berat badan sangat penting
seperti tanda-tanda vital yang juga memperlihatkan petunjuk terhadap
ketidakmampuan fungsi sistem endokrin.
Klien mungkin duduk setelah melakukan latihan. Refleks
hammer digunakan untuk tes refleks tendon bagian dalam. Utamakan
latihan, perawat mengumpulkan peralatan penting dan menjelaskan
teknik kepada. klien untuk mengurangi cemas. Penambahan teknik
untuk mengkaji hipokalsemia, tetanus. Komplikasi terhadap
kekacauan endokrin termasuk urutan latihan.
Teknik Pemeriksaan
Kelainan Yang Mungkin Ditemukan Kulit

a) Kulit

Inspeksi warna kulit

1) Hiperpigmentasi ditemukan pada klien Addison desease atau


cushing syndrom.

2) Hipopigmentasi terlihat pada klien diabetes mellitus,


hipertiroidisme, hipotiroidisme.

Palpasi (tekstur. kelembaban. dan adanya lesi.


Kulit kasar. kering ditemukan pada klien dengan
hipotiroidisme. Dimana kelembutan dan bilasan kulit bisa menjadi
tanda pada klien dengan hipertiroidisme. Lesi pada ekstremitas
bawah mengindikasikan DM.

b) Kuku dan Rambut

33
Peningkatan pigmentasi pada kuku diperlihatkan oleh klien dengan
penyakit addison desease, kering, . tebal. dan rapuh terdapat pada
penyakit
hipotiroidisme, rambut lembut. hipertyroidisme. Hirsutisme
terdapat pada penyakit cushing syndrom

c) Muka(inspeksi bentuk dan kesimetrisan wajah), inspeksi posisi


mata

Variasi dan bentuk dan struktur muka mungkin dapat diindikasikan


dengan penyakit akromegali mata.

d) Kelenjar Thyroid

Palpasi kelenjar tyroid terhadap ukuran dan konsistensinya. Tidak


membesar pada klien dengan penyakit graves atau goiter. Minta
klien untuk miringkan kepala ke kanan Minta klien untuk menelan.
Setelah klien menelan. pindahkan pada sebelah kiri. selama palpasi
pada dada kiri bawah metabolik. seperti yang ditunjukkan hanya
pada nodul yang bisa diindikasi bisul, tumor malignan dan.
benigna.

e) Fungsi Motorik

1) Mengkaji tendon dalam-tendon reflex

2) Refleks tendon dalam disesuaikan dengan tahap perkembangan


biceps,
brachioradialis,triceps, Patellar, achilles. Peningkatan refleks
dapat terlihat pada penvakit hipcrtiroidisme penurunan refleks
dapat terlihat pada penvakit hipotiroidisnie

f) Fungsi sensorik

34
1) Mengkaji fungsi sensorik

2) Tes sensitivitas klien terhadap nyeri, temperature, vibrasi,


sentuhan, lembut. Stereognosis. Bandingkan kesimetrisan area
pada kedua sisi dan tubuh. Dan bandingkan bagian distal dan
proksimal dan ekstremitas. minta klien untuk menutup mata.
Untuk mengetes nyeri gunakan jarum yang tajam dan tumpul.

3) Untuk tes temperature. gunakan botol yang berisi air hangat


dan dingin.

4) Untuk mengetes rasa getar gunakan penala garpu tala.

5) Untuk mengetes stereognosis. tempatkan objek (bola kapas,


pembalut
karet) pada tangan klien. kemudian minta klien
mengidentifikasi objek tersebut.

6) Neuropati periperal dan parastesia dapat terjadi pada diabetes,


hipotiroidisme dan akromegali.

g) Struktur Muskuloskeletal . Inspeksi ukuran dan proporsional


struktur tubuh klien Orang jangkung, yang disebabkan karena
insufisiensi growth hormon. Tulang yang sangat besar, bisa
merupakan indikasi akromegali.

c. Pengkajian tanda trousseaus dan tanda chvoteks

a) Peningkatan kadar kalsium, tangan dan jari-jari klien kontraksi


(spasme karpal)

d. Pengkajian Untuk Lanjut Usia.

35
Efek dan usia pada sistem endokrin sedikit lebih sulit untuk
mendeteksi dengan organ tubuh lain Walaupun demikian gangguan
endokrin lebih banyak pada usia 40 tahun. Pada wanita, produksi
hormon meningkat dibanding dengan menopause. Dari pria dan
wanita, output anterior pituitary mengalami penurunan.
Umur yang relative terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dan
kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :

a. Kelenjar tiroid mengalami derajat yang sama dengan atropfi,


fibrosis and nodularity

b. Hormon tiroid mengalami level penurunan dan hypoparatiroidisme


biasanya sering pada orang dewasa.

c. Kelenjar adrenal kehilangan beberapa berat badan dan menjadi


makin buruk, fibrotik

d. Pada bagian anterior, kelenjar pituitary mengalami penurunan


ukuran dan menjadi mati/fibrotik.

e. Beberapa variasi yang normal dibandingkan dengan yang tidak,


dapat menjadi bingung dengan penemuan abnormal pada endokrin
adalah sebagai berikut :

Pikun, beberapa kecil coklat, flat macula dapal dilihat pada


lengan dan dorsal pada tangan.

Seboroik, keratosis, penebalan pada area pigmentasi, dapat


dilihat pada wajah dan tangan.

Pertumbuhan rambut yang lambat

Kuku semakin tebal, brittle dan kuning

36
Kulit wajah menjadi louggar dan tulang menjadi lebih
menonjol. Penurunan terhadap sensasi perabaan

Penurunan refleks tendon

Penurunan tinggi badan

37
Daftar Pustaka

Bagnara,Turnor.1998. Endokrinologi Umum.Yogyakarta: Airlangga University.


Greenstein, Ben, & Diana Wood. 2010. At a Glance Sistem Endokrin edisi kedua.
Jakarta: Erlangga.
Irianto, Kus.2004.Struktur dan fungsi tubuh manusia untuk
paramedis.Bandung:Yrama Widya
J. H. Green. 2002. Fisiologi Kedokteran. Tangerang : Binarupa Aksara
Price & Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran : dari Sel ke Sistem.
Jakarta : EGC

http://arsal-gudangilmu.blogspot.com/2011/03/sistem-endokrin-pada-mollusca-
dan.html
http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/04/sistem-endokrin.html

38

Anda mungkin juga menyukai