Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem endokrin merupakan sistem kelenjar yang memproduksi sebstan untuk digunakan
didalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tepat beredar dan bekerja
didalam tubuh.

Hormon merupakan senyawa kimia khusus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu.
Terdapat hormon setempat dan hormon umum. Contoh dari hormon setempat adalah
asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka.
Sekretin yang menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistiokinin yang dilepaskan di usus
halus, diangkut kekandung empedu sehingga menimbulkan kontraksi kandung empedu dan
pankreas sehingga timbul sekresi enzim.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Sistem endokrin ?


2. Apa fungsi sistem endokrin ?
3. Bagaimana Karakteristik sistem endokrin ?
4. Bagaimana patofisiologi hormon secara umum ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembahasan ini dibedakan menjadi dua yakni :

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat memahami anatomi dan
Fisiologi dari Sistem Endokrin sehingga mempermudah dalam mempelajari patofisiologi
dari sistem endokrin.

1.3.2 Tujuan Khusus


Mahasiswa mampu memahami Anatomi dan Fisiologi dari sistem endokrin
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anantomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan


mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau
gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
Sistem endokrin dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sisitem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namaun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Misalnya medulla sdrenal dan kelenjar hepofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat maka fungsi dari
kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melalui saluran, tapi
dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pembuluh darah, selanjutnya hormon tersebut dibawa
ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar
essokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantaranya kelenjar-kelenjar tersebut, ada
yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya menghasilkan
hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hepofisis , kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal suprarenalis dan kelenjar timus. Selain itu ada beberapa organ endokrin yang
menghasilkan zat lain selain hormon yakni ;
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting yaitu
hipofisis,tiroid,paratiroid,kelenjar adrenalin (anak ginjal),pankreas,ovarium,dan testis.

A. Hipofisis
Kelenjar hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali
karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelejnar
lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3cm.
Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia) dan
bagian posterior.

Gambar : Hipofisis bagian anterior dan posterior.


1. Hipofisis lobus anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat pada gambar.

Gambar : Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya.
Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dan
gangguannya

Hormon yang dihasilkan Fungsi dan gangguanya


Hormon Somatotropin (STH) Hormon Merangsang sintesis protein dan
pertumbuhan (Growth Hormone/GH) metabolisme lemak, serta merangsang
pertumbuhan tulang (terutama tulang pipa)
dan otot. Kekurangan hormon ini pada
anak-anak menyebabkan pertumbuhannya
terhambat/kerdil (kreatinisme). Jika
kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan
raksasa (gigantisme), jika kelebihan terjadi
pada saat dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbangan pada tulang
jari tangan,kaki,rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut akromegali.
Hormon tirotropin atau Thyroid Mengontrol pertumbuhan dan
stimulating Hormone (TSH) perkembangan kelenjar gondok atau tiroid
serta merangsa sekresi tiroksin.
Adrenocorticotopic hormone (ACTH) Mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan aktivitas kulit ginjal dan
merangsa kelenjar adrenal untuk
mensekresikan glukokortikoid (hormon
yang dihasilkan untuk metabolism
karbohidrat).
Prolaktin (PRL) atau Lactogenic hormone Membantu kelahiran dan memelihara
(LTH) sekresi susu oleh kelenjar susu.
Hormon gonadrotropin pada wanita :  Merangsang pematangan folikel
1. FSH dalam ovarium dan menghasilkan
( Follicle Stimulating Hormone ). estrogen.
2. Luteinizing Hormone (LH)  Mempengaruhi pematangan folikel
dalam ovarium dan menghasilkan
progesterone.
1. FSH  Merangsang terjadinya
2. Intersitial Cell Stimulating spermatogenesis (proses
Hormone (ICSH). pematangan sperma.
 Merangsang sel-sel interstitial testis
untuk memproduksi testosterone
dan androgen.
2.Hipofisis pars media

Jenis hormon serta fungsi hipofisis pras media.

No Hormon Fungsi
1. MSH Mempengaruhi warna kulit individu dengan
(Melanosit Stimulating Hormon) cara menyebarkan butir melanin, apabila
hormon ini banyak dihasilkan maka
menyebabkan kulit menjadi hitam.

3. Hipofisis Lobus Posterior


Hormon yang dihasilkan hipofisis libus posterior beserta organ targenya dapat dilihat
pada gambar dan table dbawah ini.

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya.


No Hormon Fungsinya
1. Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot opolos pada
rahim wanita selama proses melahirkan.
2. Hormon ADH Menurunkan volume urine dan
meningkatkan tekanan darah dengan cara
menyempitkan pembuluh darah.
Banyak sedikit cairan yang masuk dalam sel akan didekteksi oleh hipotalamus. Jika
cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan mensekresikan ADH untuk
melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga darah mendapatkan asupan cairan
dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam darah dapat
kembali seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal sudah diserap, maka urinenya
kini bersifat pekat. Jika seorang buang air kecil terus menerus, diperkirakan hipofisis
posteriornya mengalami gangguan sebab ADH tidak berfungsi dengan baik. Nama
penyakit ini disebut Diabetes insipidus.
B. Tiroid

Tiroid merupakan kelenjar yang terdiri dari folikel-folikel dan terdapat di depan trakea.
 Kelenjar yang terdapat dileher bagian depan disebelah bawah jakun dan terdiri
dari dua buah lobus.
 Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan
Triiodontironin (T3).
 Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang
mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari
darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu
yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali.

Hormon yang dihasilkan dari kelenjar tiroid beserta fungsinya.

No Hormon Fungsi
1. Tiroksin Mengatur metabolism pertumbuhan
perkembangan dalam kegiatan system saraf.
2. Triodontironin Mengatur metabolisme,
pertumbuhan,perkembangan dalam kegiatan
sistem saraf.
3. Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah
dengan cara mempercepat absorpsi kalsium
oleh tulang.
Jenis penyakit tiroid yang utama :

 Hipertiroidisme/ Tirotoksikosis
 Hipotiroidisme

Hyperthyroidism/tryrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4 didapati lebih


tinggi daripada orang biasa.
C. Paratiroid

 Berjumlah empat buah terletak dibelakang kelenjar tiroid


 Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur
kosentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur :
absorpsi kalsium dari usus, ekresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dan
tulang.
 Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang
reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara pengindukan sel-sel tulang osteoklas
untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium
ke dalam darah.
 Jika kelebihan hormon ini akan berakibat kadar kalsium dalam darah meningkat,
hal ini akan mengakibatkan terjadina endapan kapur pada ginjal.
 Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.
 Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsina
menurunkan kalsium darah.

Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah :


1. Mengatur metabolism fosfor
2. Mengatur kadar kalsium darah
D. Kelenjar adrenalin (anak ginjal)

Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal
terdapat satu kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua bagian, aitu bagian luar (korteks) dan
bagian tengah (medulla).
Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :

No Hormon Prinsip Kerja


1. Bagian korteks adrenal  Mengenal metabolisme ion anoganik
a. Mineralokortikoid  Mengontrol metabolism glukosa
b. Glukokortikoid
2. Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal
Adrenalin (epinefrin) dan berikut :
noradrenalin a. Dilatasi brokiolus
b. Vasokonstriksi pada arteri
c. Vasolidasi pembuluh darah otak dan otot
d. Mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam hati
e. Gerak peristaltic.
f. Bersama insulin mengatur kadar gula
darah.
E. Pankreas

Kelenjar Pnkreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas sehingga dikenal
dengan pulau-pulau langerhans. Kelenjar pankreab mengahsilkan hormon insulin dan glucagon,
insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel-sel tubuh menembus
membrane sel. Di dalam otot glukosa di metabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan. Di
sel hati insulin mempercepat proses pembentukan glikogen dan pembentukan lemak.

Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mensekresi insulin.
Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita makan, maka kadar glukosa dalam darah
akan naik karena tubuh mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh
mengambil kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk menyumbangkannya
pada kadar normal. Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin. Glucagon
berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa sehingga kadar glukosa naik. Contohnya pada
saat kita berpuasa karena tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa ketika berpuasa, maka tubuh
mensekresikan glukokagon untuk menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut. Kekurangan
hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus (kencing manis). Insulin berperan
mengubah glukosa menjadi glikogen agar dapat menurunkan kadar gula darah. Jika seorang
tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah terus bertambah karena
glukosannya tidak bisa diubah menjadi glikogen. Akibatnya urine dikeluarkannyapun
mengandung glukosa.
Gambar : Pengaturan Kadar Gula Darah.

Peningkatannya glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)
merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel-sel targetnya untuk
mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelibihan itu telah dikeluarkan atau ketika
konsetrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pankreas akan merespons dengan cara
mensekresikan glucagon, yang mempegaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.
Gambar : anatomi pankreas
F. Ovarium dan Testis

1. OVARIUM

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkansel telur, hormone


estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graf dan
dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda-
tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul,payudara,serta
kulit menjadi halus. Progesteron dihasilkan oleh korup luteum dan dirangsang oleh LH.
Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang
sudah dibuahi.

Gambar : Regulasi hormon di ovarium


2. TESTIS

Testis pada mamalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel-sel benih (sel
germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus. Testis mensekresikan
hormon testosterone yang berfungsi merangsang pematangan sperma
(spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin pria, misalnya
pertumbuhan kumis, janggut,bulu dada, jakun dan membesarnya suara . sekresi
hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian
anterior. Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin yaitu
hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF
(Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.

Gambar : Regulasi Hormon Jantan.


2.2 Fungsi Sistem Endokrin :
Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang.
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

2.3 Karakteristik Sistem Endokrin :


Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur
tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.
Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut :

1. Sekresi dijurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi
hari dan menurun pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan silklik naik turun sepanjang waktu tertentu,
seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya
menyebabkan siklus menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variable dan tergantung pada kadar
subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar
kalsium serum. Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang
memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal.
Hormon mengontrol laju aktivitas selular . hormon tidak mengawali perubahan
biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor
yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi
dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering
merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya, hormon secara konstan di
reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekresi oleh ginjal.
2.4 Patofisiologi Sistem Endokrin
Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ. Pelepasannya
bergantung pada perangsangan atau penghambatan melalui faktor yang spesifik.
Hormon dapat bekerja di dalam sel yang menghasilkan hormon itu sendiri(autokrin),
mempengaruhi sel sekitar (paraktrin), atau mencapai sel target di organ lain melalui
darah (endokrin).
Di sel target, hormon berkaitan dengan reseptor dan memperlihatkan
pengaruhnya melalui berbagai mekanisme transduksi sinyal seluler. Hal ini biasanya
melalui penurunan faktor perangsangan dan pengaruhnya menyebabkan
berkurangnya pelepasan hormon tertentu, berarti terdapat siklus pengaturan dengan
umpan balik negative. Pada beberapa kasus terdapat umpan balik positif (jangka
yang terbatas),berarti hormon menyebabkan peningkatan aktifitas perangsangan
sehingga meningkatkan pelepasannya. Istilah pengontrolan digunakan bila pelepasan
hormon dipengaruhi secara bebas dari efek hormonalnya. Beberapa rangsangan
pengontrol dan pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar penghasil
hormon.
Berkurangnya pengaruh hormon dapat disebabkan oleh gangguan sintesis dan
penyimpanan hormon. Penyebab lain adalah gangguan transport didalam sel yang
mensintesis atau gangguan pelepasan. Defisiensi hormon dapat juga terjadi jika
kelenjar hormon tidak cukup dirangsang untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau jika
sel penghasil hormon tidak cukup sensitive dalam bereaksi terhadap rangsangan, atau
jika sel penghasil hormon jumlahnya tidak cukup (hipoplasia,aplasia).
Berbagai penyebab yang mungkin adalah penginaktifan hormon yang terlalu
cepat atau kecepatan pemecahannya meningkatkan. Pada hormon yang berkaitan
dengan protein plasma, lama kerja hormon bergantung pada perbandingan hormon
yang berkaitan. Dalam bentuk terikat, hormon tidak dapat menunjukkan efeknya,
pada sisi lain hormon akan keluar dengan dipecah atau disekresi melalui ginjal.
Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif ditempat
kerja namun jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan misalnya efek enzim,
hormon tidak akan berpengaruh. Kerja hormon dapat juga tidak terjadi karena target
organ tidak berespons (misal, akibat kerusakan pada reseptor hormon atau kegagalan
transmisi intra sel) atau ketidakmampuan fungsional dari sel atau organ target.
Penyebab meningkatnya pengaruh hormon meliputi yang pertama peningkatan
pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh rangsangan tunggal yang
berlebihan. Peningkatan sektivitas atau terlalu banyak jumlah sel penghasil hormon
(hyperplasia,adenoma). Kelebihan hormon dapat juga disebabkan oleh pembentukan
hormon pada sel tumor yang tidak berdiferensasi diluar kelenjar hormonnya
(pembentukan hormon ektopoik).
Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormon dipecah atau
diinatifkan terlalu lambat, misalnya gangguan inaktivasi organ (ginjal atau hati).
Pemecahan dapat diperlambat dengan meningkatnya hormon protein plasma, tetapi
bagian yang terikat dengan protein.

2.2 Konsep Lansia


A. Definisi Lansia
a. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan
kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).
b. Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
serta memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut,
tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai
penyakit degenararif (Maryam, 2012).
c. Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi,
aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998)

B. Karakteristik Lansia
Menurut Maryam, R. Siti, dkk. 2012, lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13 tentang
kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaftif hingga kondisi
maladaptif
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, R. Siti, dkk. 2012).
C. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia.
a. Pralansia (prasenilis), Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia, Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia Resiko Tinggi, Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003)
d. Lansia Potensial, Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).
e. Lansia Tidak Potensial, Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).

D. Tipe Lansia
Di zaman sekarang (zaman pembangunan),banyak ditemukan bermacam-macam tipe
usia lanjut. Yang menonjol antara lain:
a. Tipe arif bijaksana, Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman,
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri, Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan
kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta
memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas, Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang
proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik
jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
d. Tipe pasrah, Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,
mempunyai konsep habis (“habis gelap datang terang”), mengikuti kegiatan
beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
e. Tipe bingung, Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2008).
E. Tugas Perkembangan Lansia
Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap
tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap
sebelumnya. Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.
b. Mempersiapkan diri untuk pensiun.
c. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.
d. Mempersiapkan kehidupan baru.
e. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai.
f. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan (Maryam, R. Siti,
dkk. 2012).

Anda mungkin juga menyukai