Anda di halaman 1dari 86

Sistem Regulasi Manusia

SISTE
RA HOR M
IND
ISTEM MON
S

SISTEM SARAF
PERSAMAAN
SISTEM SARAF SISTEM HORMON
1. Membantu mengatur dan memelihara Membantu mengatur dan memelihara
homeostasis homeostasis
2. Menyekresikan messenger kimiawi Menyekresikan messenger kimiawi hormon
neurohumor

PERBEDAAN
SISTEM SARAF SISTEM HORMON
1. Responnya cepat Responnya lambat
2. Signal – signal dibawa via neuron Hormon dibawa via sirkulasi
3. Responnya langsung terhadap Responnya tidak langsung terhadap internal
rangsangan luar
SISTEM HORMON
Mengenal Ciri dan cara kerja HORMON
• Hormon berasal dari kata homein yang berati menggiatkan atau memacu.
• Hormon merupakan adalah sinyal kimiawi untuk komunikasi dan regulasi
seluruh tubuh.
• Hormon dibentuk pada suatu kelenjar dan disekresikan ke dalam cairan
ekstraseluler dan diedarkan dalam darah/hemolimfe.
• Hormon hanya akan mempengaruhi sel-sel target yang memiliki reseptor
khusus untuk hormon tertentu.
• Hormon berperan dalam mengatur metabolisme, pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi, keseimbangan internal, reaksi terhadap stres,
serta tingkah laku.
• Diperlukan dalam jumlah sedikit
• Jika jumlah berlebih atau kurang dapat menyebabkan gangguan
fungsi/kelaianan tubuh
Model Persinyalan Hormon/endokrin
Langkah –langkah Persinyalan

 Sel-sel kelenjar akan


mensekresikan hormon ke
dalam pembulu darah
 Hormon beredar di sepanjang
pembuluh darah
 Ketika hormon melewati
daerah sel target reseptor sel
target berikatan dengan
hormon
 Pesan regulasi sampai ke sel
target
 Sel target memberikan RESPON
Jenis Kelenjar berdasarkan periode kerja

1. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat


 Hormon metabolisme ( Tiroksin)
2. Kelenjar yang bekerja dimulai masa tertentu
 hormon kelamin(testoteron, estrogen)
3. Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja
 hormon pertumbuhan
Letak Kelenjar Manusia & Hormon yang dihasilkan
Hipotalamus dan Kelenjar Hipofisis (pituitari)
HIPOTALAMUS

 merupakan bagian otak yang menerima


informasi dari saraf-saraf dan
meregulasi pelepasan hormon oleh
kelenjar.

KELENJAR HIPOFISI

 Kelenjar ini terletak di dasar


hipotalamus
 Merupakan kelenjar terbesar
 Terdiri dari tiga lobi yakni lobi anterior
(depan), posterior (belakang) dan lobi
intermedia ( tengah).
 Dikenal sebagai Master Of Glands
karena mengatur pengeluaran hormon
oleh kelenjar lain serta menghasilkan
banyak jenis hormon.
Hormon yang dihasilkan Hipofisis Anterior
Jenis Hormon Cara Kerja Diregulasi Oleh
Hormon Merangsang pertumbuhan (terutama tulang) Hormon Hipotalamus
pertumbuhan dan fungsi –fungsi metabolik
(GH)

Prolaktin (PRL) Merangsang kelenjar susu untuk produksi dan Hormon hipotalamus
sekresi susu
FSH (Folikel Merangsang pembentukan ovum (pada wanita) Hormon hipotalamus
stumulating dan sperma (pada pria)
hormon)

LH (Lutezining Merangsang ovulasi pada ovarium pada wanita Hormon hipotalamus


hormon) dan pembentukan hormon testosteron oleh sel
Leydig pada pria
TSH (Tiroid Merangsang pengeluaran hormon oleh kelenjar Hormon hipotalamus
stimulating tiroid
hormon)

ACTH Merangsang dan mengendalikan sekresi Hormon hipotalamus


( adrenokortitropi kelenjar korteks andrenal
k hormon)
Hormon yang dihasilkan Hipofisis Posterior

Jenis Hormon Cara Kerja Diregulasi Oleh


Oksitosin Merangsang kontraksi rahim/uterus untuk Sistem saraf
proses melahirkan

ADH/ Vasopresin meningkatkan penyerapan air pada tubulus Keseimbangan


ginjal yang mempengaruhi tekanan darah air/garam

Hormon yang dihasilkan Hipofisis Intermedia


 Pada manusia bagian ini mengalami rudimenter ( kemunduran) dan belum
JELAS diketahui fungsinya TETAPI DIDUGA BEKERJA PADA NEURON OTAK
UNTUK MENGHAMBAT RASA LAPAR.
 Pada katak bagian ini menghasilkan hormoan Melanosit Stimulating
Hormon (MSH) yang mengatur perubahan warna/penyebaran
pigmen pada kulit .
Hiperfungsi Hormon GH Hipofisis

Gigantisme
Hipofungsi Hormon GH Hipofisis

Kekerdilan
Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)

 Kelenjar tiroid terdiri dari 2 lobus di bagian depan trakea.


 Hormon terpenting yang disekresikan kelenjar tiroid adalah
tiroksin. Tiroksin terdiri dari asam amino yang mengandung
yodium.
Hormon yang dihasilkan Kelenjar Tiroid

Pembentukan hormon Tiroid memerlukan Yodium. Jika terjadi kekurangan


Yodium maka pembentukan tiroid akan terhambat sehingga kadarnya dalam
darah sangat rendah. Rendahnya Hormon tiroid dalam darah akan memicu
Hipotalamus terus mensekresikan TSH . Kadar TSH yang meningkat menyebabkan
pembengkakan Tiroid yang mengakibatkan gondok.
Jalur Pengeluaran Hormon Tiroid  Sel Target
Kelainan/Gangguan pada Kelenjar Tiroid
 Hipertirodisme => kelebihan produksi hormon tiroid.
Menyebabkan => Morbus Basedowi atau penyakit
Graves (produksi tiroid secara berkelanjutan)
Dampak  meningkatnya metabolisme, denyut jantung,
gugup, emosional, pelupuk mata terbuka lebar, dan bola
mata melotot ( eksoftalamus).
Pada anak-anak => menyebabkan Gigantisme

 Hipotirodisme => Kekurangan produksi hormon tiroid.


Pada anak-anak  menyebabkan kekerdilan
(kretinisme)
Pada Dewasa  menyebakan mixoedem yaitu
kegemukan (obesitas) yang luar biasa , serta kecerdasan
yang menurun.
Kelenjar Anak Gondok (Glandula Paratiroid)

 Kelenjar ini terdiri dari 4 struktur yang tertanam bagian


belakang (dorsal ) kelenjar Tiroid.
 Kelenjar anak gondok mensekresikan hormon yang
dinamakan parathormon ( PTH )
 Hormon ini adalah untuk mengatur keseimbangan kadar
kalsium (Ca²⁺ ) dan fosfat ( PO4³⁺ ) dalam darah.
Mekanisme kerja Parathormon (PTH)
Kelainan Kerja HormonParathormon

 Hipofungsi
Menyebabkan otot-otot kejang (Tetanus)
 Hiperfungsi
Menyebabkan pengendapan kalsium fosfat pada
jaringan tubuh sehingga terjadi kerusakan organ yang
meluas.
contoh ; endapan kapur pada ginjal (batu ginjal)
Kelenjar Timus

Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan


hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan
dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi .
Kelenjar Anak Ginjal (Glandula Adrenal)
1. KELANJAR ADRENAL BAGIAN KORTEKS (LUAR)
A. Aldosteron: Mengatur keseimbangan air dan
elektrolit melalui pengendalian kadar natrium dan
kalium dalam darah.
B. Glukokortikoid (Kortisol, Kortison, dan
kortikosteron) Mempengaruhi metabolisme
glukosa, protein, lemak, serta menjaga membran
lisosom sehingga mencegah kerusakan jaringan.
C. Gonadokortikoid (steroid kelamin) sebagai
prekusor pengubahan testosteron dan estrogen
oleh jaringan lain.

2. KELANJAR ADRENAL BAGIAN MEDULA (DALAM)


Abnormalitas Sekresi Kelenjar Adrenal

1. Hiposekresi
Menyebabkan penyakit Addison, dengan gejala
ketidakseimbangan natrium dan kalium dalam
darah sehingga kulit menghitam.
2. Hipersekresi
Menyebabkan peningkatan tekanan darah, cushings
disease (kelemahan otot serta penumpukan lemak
di leher dan wajah), sindrom androgenital (pubertas
dini), perempuan dewasa memiliki karakteristik pria
(tumbuh rambut di wajah, suara berat,
perkembangan otot)
Kelenjar Langerhans (Prankeas)

1. GLUKAGON: dihasilkan oleh sel alfa


Fungsi: mengubah glikogen hati menjadi glukosa
(glukoneogenesis) sehingga kadar gula darah meningkat.
2. INSULIN: dihasilkan oleh sel beta
Fungsi: sebagai kotransport gula ke dalam sel, menurunkan kadar
gula dalam darah dengan glikogenesis, menurunkan katabolisme
lemak dan protein, serta meningkatkan sintesis protein dan lemak.
3. SOMATOSTATIN: dihasilkan oleh sel delta
Fungsi: penghalang hormon pertumbuhan dan penghambat sekresi
glukagon dan insulin.
4. POLIPEPTIDA PANKREAS: dihasilkan oleh sel gamma
Fungsi: Hormon pencernaan yang dilepaskan setelah makan untuk
namun fungsi utama belum diketahui
Kelenjar Kelamin

• Testis merupakan kelenjar kelamin laki-laki yang


mengandung sel leydig.
Sel leydig menghasilkan hormon testoteron yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan sekunder laki-laki.
Disamping itu , testoteron juga mempengaruhi proses
spermatogenesis

• Ovarium adalah kelamin wanita mensekresi hormon


esterogen dan progesteron. Kedua hormon ini berpengaruh
terhadap pertumbuhan kelamin sekunder wanita.
TESTIS
Hipotalamus – Hipofisis - Testis
OVARIUM
Kelenjar Pencernaan

Kelenjar pada lambung menghasilkan hormon


gastrin, berfungsi merangsang sekresi getah
lambung.
Kelenjar pada usus memproduksi hormon
sekretin yang berfungsi merangsang sekresi
getah pankreas dan hormon kolesistokinin yang
merangsang sekresi getah empedu
Sistem Regulasi Manusia
SISTE
RA HOR M
IND
ISTEM MON
S

SISTEM SARAF
SISTEM INDRA

KULIT TELINGA

HIDUNG

MATA
LIDAH
INDRA PENGLIHAT (MATA)

 Indra yang memiliki reseptor cahaya


yang disebut fotoreseptor.
Struktur Mata
SKLERA KOROID RETINA
Badan Bersilia
Ligamen
Fovea
Kornea
Iris Saraf Optik

Pupil

Aqueous
Humor
Arteri & Vena
Lensa
Vitreus Homor Cakram Optik
Struktur Mata
 Sklera : lapisan terluar yang keras dan berwarna putih terbuat dari
jaringan ikat.
Dibagian depan sklera menjadi Kornea yang transparan.
 Kornea : Berfungsi melewatkan cahaya ke dalam mata dan bertindak
sebagai lensa tetap
 Koroid : lapisan kedua yang tipis dan berpigmen.
Dibagian depan koroid membentuk iris yang memberikan warna pada
mata.
 Iris ; mengatur perubahan ukuran pupil sehingga mengatur jumlah cahaya
yang masuk ke dalam mata melalui pupil.
 Retina : Lapisan terdalam bola mata dan mengandung lapisan-lapisan
neuron dan fotoreseptor.
 Cakram Optik : suatu titik di bagian luar bawah retina , tidak mengandung
fotoreseptor sehingga membentuk “ Bintik buta = BLIND SPOT
 Lensa (Lens) : berupa cakram protein yang transparan berperan
memfokuskan cahaya ke dalam retina. Lensa dapat memfokuskan cahaya
dengan perubahan kecembungan.
Struktur Mata
Untuk melihat objek dekat lensa akan membundar, sementara untuk objek
jaur lensa akan memipih.
 Badan Bersilia : terus menerus menghasilkan Aqueous humor yang jernih
dan berair yang mengisi rongga anterior mata.
Info Penting  sumbatan saluran yang mengalirkan Aqueous Humor dapat
mengakibatkan “GLAUKOMA” Kondisi berupa peningkatan tekanan di
mata yang merusak saraf optik menyebabkan penglihatan
berkurang/kebutaan
 Viteruous Humor : serupa jeli mengisi rongga posterior/belakang menyusun
sebagian besar volume mata.

 Fovea : Bagian tengah medan penglihatan mengandung sel kerucut yang


berdensitas sangat tinggi ( ± 150rb sel/mm2 )
Tipe Reseptor pada Retina

1. Sel Batang ( ROD) 2. Sel Kerucut (CONE)


 Lebih sensitif terhadap  Kalah sensitif dari sel batang
cahaya  Menghasilkan penglihatan
 Tidak dapat membedakan yang berwarna
warna, kecuali hitam dan  Sedikit berperan dalam
putih penglihatan di malam/lebih
 Memungkinkan penglihatan baik bekerja di cahaya
di malam hari terang
 Berjumlah ± 125 juta pada  Berjumlah ± 6 juta sel pada
retina retina
 Mengandung pigmen  Mengandung Iodopsin,
Rodopsin senyawa antara senyawa antara retinin dan
Vit. A dan protein. opsin
Gambar sel Reseptor Mata

1. Sel Batang ( ROD) 2. Sel Kerucut (CONE)


Tempat
RHODOPSIN Tempat IODOPSIN

Badan Sel

Terminal Sinapsis
Mekanisme Melihat RETINA KOROID

CAHAYA NEURON FOTORESEPTOR

Sel
conus

Sel
ganglia Sel Sel
Saraf Bipolar Sel
serat batang
Sel Horizontal
optik amakrin
Mekanisme Melihat

Cahaya masuk melewati → Kornea → Aqueous


humor → pupil → lensa → Vitreus humor →
Cahaya jatuh pada Retina mengenai fotoreseptor ( sel
batang dan sel conus) → fotoreseptor terdepolarisasi
dan melepaskan neurotransmitter melewati sinapsis
ke → sel bipolar dan sel horisontal → sel amakrin
dan sel horisontal mengintergrasi impuls → sel
bipolar dan sel amakrin melepas neurotransmitter ke
sel Ganglia → impuls bergerak melalui serabut saraf
optik ke Otak (Lobus osipetal) → Respon ( citra ke
retina)
Secepat apa kemampuan Memori anda??
Tes
1 2 3
15
14
4
13
12 5

11

10
6
9
8 7
Daya Akomodasi Mata

Kecembungan lensa mata dapat berubah-ubah.

Perubahan kecembungan tersebut karena kontraksi dan relaksasi otot-otot


ligamen (badan siliaris) yang melekat pada bola mata. Inilah yang dinamakan daya
akomodasi lensa mata.
Indra penglihat (mata)
Indra pendengar (telinga)

Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis


(getaran) yang kita sebut suara.
Struktur Indra Pendengaran

Struktur
Anatomi Telinga
Manusia
Struktur Anatomi Telinga manusia
Telinga
Telinga Luar Telinga dalam
Tengah

Stapes Kanal
T.tengkorak Inkus semisirkularis
Saraf
Maleus Auditori

Koklea
Koklea
Daun Membran Saluran
Telinga Timpani Jendela Euthacius
Saluran Oval
Luar Jendela
Bulat
Struktur Dalam Koklea
Struktur Organ Korti dalamKoklea
Proses mendengar
Hearing mechanism

(Suara) Udara yang bergetar  ditangkap daun telinga  masuk


melalui saluran luar  menggetarkan membran timpani  diteruskan
tulang-tulang pendengaran (maleus – inkus – stapes) Stapes
menggetarkan jendela oval pada koklea  cairan dalam koklea
mengalami gelombang tekanan  cairan memasuki kanal vestibular
 cairan terdorong ke bawah duktus koklea membran basilar dan
sel-sel rambut yang melekat naik turun  membran tektorial
membengkokkan sel-sel rambut  mekanoreseptor dalam merespon
dengan membuka ion-ion dalam membran plasma  penekukan sel
rambut ke satu sisi mendepolarisasi sel rambut  pelepasan
neurotransmitter  impuls bergerak pada sel saraf auditori 
penekukan sel rambut arah lain  mempolarisasi sel rambut.
Pergerakan Sel rambut saat menerima
ransang gelombang getaran
Mengapa telinga dapat membedakan keyaringan(volume) dan
titanada (pitch)

BESAR VOLUME  Tergantung


Besar Amplitudo (Panjang
gelombang) yang diterima oleh sel
reseptor (Sel rambut)
PITCH  Tergantung Frekuensi
(jumlah getaran per satuan waktu)
yang diterima oleh reseptor

AMPLITUDO DAN FREKUENSI YANG


BERBEDA AKAN MERANGSANG SEL
RAMBUT DI LOKASI YANG BERBEDA
PADA ORGAN KORTI SEHINGGA
SARAF AUDITORI YANG
DIAKTIFKAN JUGA BERBEDA
SEHINGGA OTAK DAPAT
MEMBEDAKAN Besar VOLUME
DAN PITCH
ORGAN KESEIMBANGAN
PERANAN TELINGA DALAM KESEIMBANGAN
(EQUILIBRIUM)
1. Ekuilibrium StatiS (UTRIKULUS DAN SAKULUS)
Kesadaran akan posisi kepala terhadap gaya gravitasi jika
tubuh dalam keadaan diam.
Reseptor: Makula terdiri dari sel penunjang dan sel rambut
(trdpt pada dinding utrikulus dan sakulus).
Kumpulan sel rambut menonjol membentuk gelatin yg
mengandung otolit (endapan kalsium).
a. Ketika kepala berada pada posisi tegak lurus→ otolit berada pada puncak sel
rambut
b. Ketika kepala miring → Saat berubahnya posisi kepala, gaya gravitasi
mengubah arah otolit dan melengkungkan sel-sel rambut yg mengakibatkan
aktivasi sel – sel reseptor. Hal ini merangsang timbulnya “respon
pendengaran” pada sel reseptor selanjutnya di transmisi ke saraf
vestibulokoklear (CN VIII) menuju ke otak lobus temporal, cerebellum,
medula spinalis dan akan direspon oleh otot untuk menjaga keseimbangan.
STRUKTUR MAKULA
PERANAN TELINGA DALAM KESEIMBANGAN
(EQUILIBRIUM)

2. Ekuilibrium dinamis (DUKTUS SEMISIRKULARIS)


Kesadaran akan posisi kepala saat merespon
gerakan
Reseptor: AMPULA yg terletak pada duktus
semisirkularis
Ampula berisi krista yang terdiri atas sel penunjang
dan sel rambut yang menonjol membentuk lapisan
Gelatin kupula.
Kesetimbangan

1. Otolit pada Utrikulus dan Sakulus


• Utrikulus  deteksi gerakan horizontal (kanan-kiri)
• Sakulus  deteksi gerakan vertikal/gravitasi
• Deteksi percepatan linier
2. Tiga kanal Semisirkularis
 Mengandung Kupula untuk deteksi gerak berputar
dan percepatan dengan sudut tertentun
Penekukan sel-sel rambut pada Utrikulus
Akan mensinyal Neuron sensoris ke otak
yang mendeteksi perubahan posisi
Horisontal
Sakulus akan mensinyal Neuron sensoris
ke otak yang mendeteksi perubahan posisi
secara vertikal.
Penekukan pada sel rambut di 3 kanal
semisirkularis akan mendeteksi keadaan
berputar/rotasi
Indra pendengar (telinga)
Indra pendengar (telinga)

Mekanisme terjadinya suara


Gelombang suara yang masuk ke dalam liang telinga akan memukul gendang telinga
(membran timpani) sehingga bergetar.

Getaran membran timpani di transmisikan melintasi telinga tengah melalui 3 tulang kecil, yang
terdiri dari tulang martil (maleus), landasan (inkus), dan sanggurdi (stapes).

Getaran tulang sanggurdi ditransmisikan ke telinga dalam melalui membran jendela oval ke
koklea .

Getaran dari jendela oval ditransmisikan ke dalam cairan limfa dalam ruangan koklea.
Selanjutnya, getaran diteruskan dengan gerak berlawanan arah ke jendela bundar. Dibagian
dalam ruangan koklea terdapat organ korti. Organ korti berisi sel-sel rambut yang sangat peka.
Inilah reseptor getaran sebenarnya. Sel-sel rambut tersebut terletak diantara membran basiler
dan membran tektorial. Getaran dalam cairaan koklea menimbulkan getaran dalam membran
basiler. Hal ini menggerakkan, sel-sel rambut terhadap membran tektorial, yang berarti
menstimulasinya. Impuls listrik yang timbul dalam sel ini kemudian diteruskan oleh saraf
auditori ke otak.
Indra pendengar (telinga)

Alat keseimbangan (Ekuilibrium)


Telinga juga sebagai alat deteksi posisi tubuh yang berhubungan
dengan gravitasi dan gerak tubuh.

Jalur transmisi gelombang suara


Indra peraba dan perasa (kulit)

Pada kulit manusia tersusun oleh dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis. Pada
epidermis terdapat reseptor untuk rasa sakit dan tekanan lemah. Reseptor untuk
tekanan disebut mekanoreseptor
Pada dermis terdapat juga reseptor untuk panas,dingin dan tekanan yang kuat.
Masing-masing reseptor adalah sebagai berikut :
a. Korpuskula pacini, merupakan ujung saraf perasa tekanan kuat.
b. Ujung saraf sekeliling rambut, merupakan ujung saraf peraba.
c. Korpuskula ruffini, merupakan ujung saraf perasa panas
d. Ujung saraf krause, merupakan ujung saraf perasa dingin.
e. Korpuskula meissner, merupakan ujung saraf peraba.
f. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan perasa nyeri.
g. Lempeng merkel, merupakan ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan.
Indra peraba dan perasa (kulit)
Indra pembau (hidung)

 Manusia mendeteksi bau dengan menggunakan reseptor


yang terletak pada epitel olfaktori di dalam rongga hidung.
 Chemoreseptor hidung berupa sel bersilia yang menjulur
ke dalam mukus di rongga hidung.
Mekanisme Membau
Bau dalam udara masuk kedalam rongga hidung →
mengenai silia Sel Chemoreseptor hidung → molekul bau
berikatan dengan reseptor khusus disebut ( Odorant reseptor
= OR) pada membran → membran sel chemoreseptor
terpolarisasi → impuls diteruskan ke urat saraf olfaktori →
menuju menuju pusat penciuman bau di otak untuk diproses
→ respon.
Indra pembau (hidung)
Indra pengecap (lidah)

 Lidah memiliki sel reseptor kimia (kemoreseptor) berupa sel epitel


termodifikasi yang terorganisasi menjadi “kuncup pengecap (taste bud)”

Pada lidah terdapat 3 papil/kuncup pengecap yaitu :


a. Papil bentuk benang, merupakan papil peraba dan tersebar diseluruh
permukaan lidah.
b. Papil seperti huruf V, tersusun dalam lengkungan yang dilingkari oleh suatu
saluran pada daerah dekat pangkal lidah.
c. Papil berbentuk palu, terdapat pada daerah tepi-tepi lidah.
Indra pengecap (lidah)
KELAINAN PADA SISTEM KOORDINASI
1. Amnesia
Amnesia adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengenali
kejadian-kejadian atau mengingat apa yang terjadi dalam suatu
periode dimasa lampau akibat goncangan batin atau cedera otak.
2. Stroke
Stroke adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya
pembuluh darah di otak.
3. Cutter
Penderita cutter diduga ratusan sampai ribuan. Penderita selalu
melukai dirinya sendiri pada saat depresi,stres,atau bingung.
4. Neuritis
Neuritis adalah radang saraf yang disebab kan oleh pengaruh fisik
seperti tekanan pukulan dan patah tulang.
5. Transeksi
Transeksi adalah kerusakan sebagian atau seluruh segmen
tertentu dari medula spinalis.
KELAINAN PADA SISTEM KOORDINASI
6. Parkinson
Parkinson adalah penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya
neorotransmitter dopamin pada dasar ganglion.
7. Epilepsi
Epilepsi adalah suatu penyakit yang terjadi karena dilepaskannya
letusan-letusan listrik (impuls)neuron-neuron diota.
8. Poliomielitis
Poliomielitis adalah penyakit yang disebabkan oleh inveksi virus
yang menyerang neuron motor sistem saraf pusat (otak dan
medula spinalis)
9. Neurastonia (lemah saraf)
Penderita lemah saraf biasanya pemarah, kecil hati, dan kurang
tenaga. Penyakit lemah saraf ada yang terjadi akibat pembawaan
dari lahir ada juga yang terjadi akibat keracunan.
OBAT PSIKOTROPIKA BERBAHAYA
Obat yang dapat mempengaruhi sistem saraf yang seringkali menimbulkan
perasaan yang menyenangkan seperti perasaan nikmat yang disebut melayang,
rasa mengantuk atau tidur, bayangan yang memberi nikmat (halusinasi) disebut
zat-zat psikoaktif yang dalam bidang kedokteran bermanfaat unutk mengobati
penyakit mental dan saraf.

Bila disalahgunakan, obat tersebut dapat mengganggu otak. Selain itu


penyalahgunaan zat psikoaktif juga menyebabkan ketergantungan fisik yang lazim
disebut sebagai ketagihan (adiksi).

Contoh zat psikoaktif yang menyebabkan ketagihan adalah heroin.

Zat psikoaktif dapat masuk dalam tubuh melalui beberapa cara berikut :
1.Mulut, melalui merokok
2.Hidung, dengan menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misalnya kokain
3.Kulit, dengan cara menyuntikannya kedalam otot atau vena.
OBAT PSIKOTROPIKA BERBAHAYA
Klasifikasi obat psikotropika
Stimulan
Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatik melalui pusat di hipotalamus
sehingga meningkatkan kerja. Stimulasi memberikan rangsangan pemakaiannya untuk
menggunakan tenaganya lebih cepat.
Stimulan dapat berupa kafein, nikotin, phenmetrazin, methyl phenidat, atau amfetamin
(deksedrin, metil amfetamin, preludin, ritalin, serta kokain)

Depresan
Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem saraf sehingga menurukan aktivitas
pemakainya. Depresan pada umumnya pusat susunan saraf menjadi pasif
Ada 5 kategori utama depresan
a.Etanol (etil alkohol).
b.Barbiturat, mencakup obat-obatan flu seperti sekonal, membutal, dan amital.
c.Obat penenang, yang paling banyak dipakai adalah diazepam (valium).
d.Opiat, mencakup opium, morfin, kodein, metadon.
e.Anastetik, mencakup kloroform, eter, dan sejumlah hidrokarbon lain yang mudah menguap dan
biasa digunakan sebagai pelarut, misalnya benzen, toluena, dan karbon tetraklorida.
OBAT PSIKOTROPIKA BERBAHAYA
Klasifikasi obat psikotropika
Halusinogen
Halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi penglihatan
dan pedengaran subjek dan juga peningkatan respon emosional.

Halusinogen meliputi LSD,STP (mirip amfetamin), DMT, mesakolin (dari


pohon kaktus peyote), psilosibin (dari jenis jamur), dan PCP
(fenseklidin) suatu obat bius hewan.

Efek penyalahgunaan obat ini adalah


a. Adanya perasaan “melayang”
b. Hilangnya perhatian kepada lingkungan sekitarnya
c. Berat badan berkurang
BAHAYA MINUMAN BERALKOHOL
Alkohol berkhasiat menekan aktivitas susunan saraf pusat.
Dalam jumlah sedikit akan mempengaruhi pusat
pengendalian diri di otak dan berkhasiat seolah-olah
sebagai perangsang (stimulan) susunan saraf.

Meminum minuman keras dalam jumlah banyak berakibat


peminum akan jalan sempoyongan, berbicara menjadi
tidak jelas, dan daya ingat dan kemampuan menilai sesuatu
terganggu utnuk sementara waktu . Dalam jumlah lebih
banyak lagi dapat menimbulkan koma bahkan kematian.

Anda mungkin juga menyukai