Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan


beberapa gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi
dalam sistem tersebut, sehingga dalam makalah ini kami membahas sistem
endokrin dan hormon.
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata
maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama
lebih dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara
kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh
hewan. Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai
fungsi fisiologi tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, osmoregulasi, pencernaan,
pertumbuhan dan reproduksi.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah
nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar
melalui satu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam
kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke
dalam”; zat aktif utama dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kata Yunani
yang berarti “merangsang”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu
hormon tunggal, sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon:
misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang
mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka kelenjar hipofisis
dilukiskan sebagai ”kelenjar pemimpin tubuh”.
B. Rumusan Masalah
Latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin?
2. Bagaimana fungsi sistem endokrin?
3. Apa macam-macam kalenjar endokrin?
4. Apa macam-macam hormon dalam kelenjar hipofisis dan bagaimana
fungsinya?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini memiliki tujuan yang di tujukan kepada semua
orang,baik masyarakat maupun mahasiswa secara umum,agar lebih mengetahui
hal-hal yangberkaitan dengan system endokrin.
2. Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui pengertian system endokrin
b) Untuk mengetahui fungsi sistemendokrin
c) Untuk mengetahui macam-macam kelenjar endokrin
d) Untuk mengetahui fungsi dari macam-macam kelenjar endokrin
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelenjar Endokrin Dan Hormon


1. Pengertian Sistem Endokrin
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Selain itu, organ
tersebut melakukan sekresi yang tidak meninggalkan kelenjarnya melalui
saluran tetapi langsung melalui darah di dalam jaringan kelenjar. Kata
endokrin berasal dari bahasa Yunani yang berarti sekresi ke dalam, zat
utamanya disebut hormon. Dalam bahasa Yunani “hormon” berarti
“merangsang”.
Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan
penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain
aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi
serta koordinasi tubuh.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf,
namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari
sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut.
Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja
melalui transmisi kimia.
b. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada
sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya
dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan
sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa
menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu
singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat
lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon
pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan
tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula),
sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan
instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda
masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja
dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.
2. Macam - Macam Kelenjar Endokrin
Macam-macam organ atau kelenjar endoktrin yang terdapat pada tubuh
manusia adalah sebagai berikut:
a. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fossa hipofisis
tulang sfenoid. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus, yaitu anterior, posterior
dan pars intermedia (bagian di antara kedua lobus). Untuk memudahkan
mempelajarinya fungsinya maka hanya dilihat menjadi dua bagian, yaitu
lobus anterior dan posterior.
1) Lobus anterior
Kelenjar hipofisis menghasikan sejumlah hormon yang bekerja
sebagai zat pengendali produksi sekresi dari semua organ endoktrin lain.
Hormon pertumbuhan (Hormon Somatropik) mengendalikan
pertumbuhan tubuh. Hormon Tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar
tiroid dalam menghasilkan tiroksin. Hormon Adrenokortikotropik
(ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar suprarenal dalam
menghasikan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
Hormon Gonadotropik berfungsi untuk merangsang folikel,
Follicle Stimulating Hormone (FSH), perkembangan folikel Graffdi
dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa di dalam testis.
Luteinising Hormon (LH) atauInterstitial Cell Stimulating Hormone
(ICSH) mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron di dalam
ovarium serta testosteron di dalam testis. Hormon prolaktin (luteutrofin)
berfungsi mengendalikan sekresi air susu dan mempertahankan adanya
corpus luteum selama hamil.
Macam - Macam Hormon Dalam Kelenjar Hipofisis Dan Fungsinya

Tabel 1. Macam-Macam Fungsi Hormon yang Dihasilkan Kelenjar


Hipofisis Lobus Anterior dan Gangguannya.

Hormon yang dihasilkan Fungsi dan gangguannya


Hormon Somatotropin (STH), Merangsang sintesis protein dan
Hormon pertumbuhan metabolisme lemak, serta merangsang
(Growth Hormone / GH) pertumbuhan tulang (terutama tulang pipa)
dan otot. kekurangan hormon ini pada anak-
anak-anak menyebabkan pertumbuhannya
terhambat /kerdil (kretinisme), jika
kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan
raksasa (gigantisme). Jika kelebihan terjadi
pada saat dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang pada tulang
jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut akromegali.
Hormon tirotropin atau Mengontrol pertumbuhan dan
Thyroid Stimulating perkembangan kelenjar gondok atau tiroid
Hormone (TSH) serta merangsang sekresi tiroksin.
Adrenocorticotropic hormone Mengontrol pertumbuhan dan
(ACTH) perkembangan aktivitas kulit ginjal dan
merangsang kelenjar adrenal untuk
mensekresikan glukokortikoid (hormon
yang dihasilkan untuk metabolisme
karbohidrat).
Prolaktin (PRL) atau Membantu kelahiran dan memelihara
Lactogenic hormone (LTH) sekresi susu oleh kelenjar susu.
Hormon gonadotropin pada
wanita :
1. Follicle Stimulating Hormone Merangsang pematangan folikel dalam
(FSH) ovarium dan menghasilkan estrogen.
2. Luteinizing Hormone (LH) Mempengaruhi pematangan folikel dalam
ovarium dan menghasilkan progestron.
Hormone gonadotropin pada
pria: Merangsang terjadinya spermatogenesis
FSH (proses pematangan sperma).

Interstitial Cell Stimulating Merangsang sel-sel interstitial testis untuk


Hormone (ICSH) memproduksi testosteron dan androgen.

Tabel 2. Jenis Hormon Serta Fungsi Hipofisis Pars Media


Hormon Fungsi
MSH (Melanosit Mempengaruhi warna kulit individu, dengan
Stimulating Hormon) cara menyebarkan butir melanin, apabila
hormon ini banyak dihasilkan maka
menyebabkan kulit menjadi hitam.

2) Lobus posterior

Lobus posterior menghasilkan sekret dua jenis hormon, yaitu Hormon Anti-
Diuretik (ADH) yang mengatur jumlah air dalam ginjal dan urin, sedangkan
hormon oksitosin merangsang kontraksi uterus saat melahirkan dan mengeluarkan
air susu selama
Tabel 3. Jenis Hormon Serta Fungsi Dari Hipofisis Posterior
Hormon Fungsi
Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama
proses melahirkan.
Hormon ADH Menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah
dengan cara menyempitkan pembuluh darah.

Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh
hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan
mensekresikan ADH untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga
darah mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian
kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena cairan
pada ginjal sudah diserap, maka urinenya kini bersifat pekat.
Jika seseorang buang air kecil terus menerus, diperkirakan hipofisis posteriornya
mengalami gangguan sebab ADH tidak berfungsi dengan baik. Nama penyakit ini
disebut diabetes insipidus.
Fungsi kelenjar hipofisis:
 Dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui hiotalamus.
 Pengaturan dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus
akibat rangsangan susunan saraf pusat.
 Pengaturan sekresi hipotalamus diatur oleh hormon dan sinyal saraf yang
berasal dari hipotalamus.
 Sel-sel dalam hipotalamus akan dipengaruhi oleh kerja hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar endokrin.
b. Kelenjar Tiroid

Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama
oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar
yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior,
kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.
Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran zat/metabolisme
dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi
oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera,
cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium
dan dinamakan hormon tiroksin.
Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung
maupun melalui saluran limfe.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:
1) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
2) Mengatur penggunaan oksidasi.
3) Mengatur pengeluaran karbondioksida.
4) Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
5) Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema.
Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi tiroid diatur oleh
sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat erat berkaitan dengan kegiatan metabolik dalam hal
pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi,
mengatur penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksida
Hiposekresi hipotiroidisme. Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret
pada waktu bayi mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme berupa
hambatan pertumbuhan mental dan fisik, pada orang dewasa kekurangan sekresi
menyebabkan miksedema proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan
untuk, bertambah berat, geraknya lambat, cars berfikir dan berbicara lamban, kulit
menjadi tebal dan keringat, rambut rontok, suhu-badan di bawah normal dan denyut
nadi perlahan.
Hipersekresi penambahan sekresi kelenjar tiroid disebut hipertiroid dimana
semua gejalanya merupakan kebalikan dari miksedema yaitu: kecepatan metabolisme
meningkat suhu tubuh tinggi, berat badan turun, gelisah, mudah marah, denyut nadi
naik.
Vaskuler mencakup fibrilasi atrium kegagalan jantung pada keadaan yang
dikenal sebagai penyakit trauma atau gondok eksoptalmus, mata menonjol keluar, efek
ini disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid, ada kalanya tidak hilang dengan
pengobatan.

c. Kelenjar Paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini bedumlah
4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para
tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah.
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid
menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam
tubuh.
Hipoparatiroidisme. Terjadinya kekurangan kalsium di dalam darah atau
hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang
khususnya pada tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat
diringankan dengan pemberian kalsium.
Hiperparatiroidisme. Biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor)
kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali
dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang
dengan tanda-tanda khas beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika
karena terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat
menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.
Fungsi paratiroid;
1) Mengatur metabolisme fospor.
2) Mengatur kadar kalsium darah.
Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Hiperfungsi, mengakibatkan
kelainan-kelainan seperti; Kelemahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium
dalam darah meningkat begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga
terjadi patch tulang spontan. Kelainan-kelainan tersebut dapat juga terjadi pada tumor
kelenjar paratiroid.
C.. Kelenjar Timus

Terletak di dalarn mediastinum di belakang os. sternum, kelenjar timus hanya dijumpai
pada anak-anak di bawah 18 tahun.

Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea,


warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil
danberatnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa
remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Kelenjar timus merupakan organ penting dalam system kekebalan tubuh
manusia.
Kelenjar tiussangat aktif ,pada masa kanak-kanak karenamemainkan peran
penting dalam mengembangkan dan meningkatkan system kekebalan anak.
Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut;
a) Sebagai sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologi
b) Mengaktifkan pertumbuhan badan.
c) Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
d) Menghasilkan timusin yang berfungsi untuk merangsang limfosit

D. Kelenjar Suprenalis

Kelenjer suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal
kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram.
Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
1) Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan
kortisol yang disebut korteks.
2) Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor
adrenalin (nor epinefrin).
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan
simpatis. Selcresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan
takut Berta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang
bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shock.
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut
otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin
membantu metabolisme kar-bohidrat dengan jalan menambah
pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal
adalah; Hidrokortison, aldosteron dan kortikosteron. Semuanya bertalian
eras dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.
Pada insufiesiensi adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus dan
nampak sakit paling lemah, terutama karenatidak adanya hormon ini,
sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium dalam jumlah terlampau
banyak, penyakit ini diobati dengan kortison.
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari ;
1) Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan garamgaram.
2) Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan
protein.
3) Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.
Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi. Kelainan-
kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal
bagian korteks dengan gejala-gejala pada wanita biasa, terjadinya
gangguan pertumbuhan seks sekunder.
Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari :
1) Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.
2) Relaksasi bronkus.
Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk
mengurangi perdarahan pada operasi kecil.

E.Kelenjar Pienalis

Kelenjar ini terdapat di dalam ventrikel otak berbentuk kecil berwarna merah
seperti buah cemara.

 Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna yang berfungsi dalam membantu


pangkreas dan kelenjar kelamin.

F.Kelenjar Pankreas
 Terdapat di belakang lambung didepan vertebra mumbalis satu dan dua.
Pangkreatika menghasilkan hormon insulin yang erfungsi mengendalikan
kadar glukosa ke dalam sel atau jaringan dan bila digunakan sebagai
pengobatan memperbaiki kemampuan sel tubuh
G.Kelenjar Kelamin
Kelenjar gonad : testis pada pria dan ovarium pada wanita, mempunyai fungsi
endokrin dan reproduksi
Ovarium
Terdapat pada samping kiri dan kanan uterus.
 Hormon estrogen
Fungsi :
- mengatur siklus menstruasi
- mengatur sistem reproduksi
- merangsang pertumbuhan uterus dan payudara
- berperan dalam perkembangan karakteristik seks sekunder
 Hormon Progesteron
Fungsi :
mempersiapkan rahim untuk kehamilan
Testis
Kelenjar Testis terletak di bagian interstitial testis (skotum)
Kelenjar ini dibentuk oleh sel-sel leydig dan menghasilkan hormon Ralaksin
dan Testosteron.
Hormon Ralaksin berperan dalam mengatur relaksasi otot-otot yang berkaitan
dengan sifat kelamin.
Hormon Testosteron berperan penting dalam pengaturan pembentukan sperma
dan ciri kelamin skunder pria
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sistem endokrin dan sistem saraf
bekerja sama secara kooperatif untuk mengatur aktivitas dalam tubuh manusia, dengan
cara menghasilkan hormon yang akan mempengaruhi sel sasaran atau sel target.
Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin.

2. Macam-macam kelenjar endoktrin yang terdapat pada tubuh manusia adalah kelenjar
tiroid, kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid, kelenjar suprarenal, kelenjar timus.

3. Kelenjar hipofisis menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan


kelenjar lainnya. Hipofisis lobus anterior menghasilkan hormon somatotropin, TSH,
ACTH, hormon prolaktin dan hormon gonadotropin. Hipofisis pars media
menghasilkan MSH. Sedangkan hipofisis lobus posterior menghasilkan hormon
oksitosin dan ADH.

B. Saran

Setiap hasil karya tidak ada yang sempurna dan pasti mempunyai beberapa
kekurangan. Adapun saran-saran untuk kemajuan makalah yang telah dibuat oleh
penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat, sebaiknya penulis menambah
daftar pustaka dari buku-buku tentang anatomi fisiologi manusia.
Untuk menghindari banyak kesalahan dalam menulis, sebaiknya penulis mengurangi
informasi dari internet yang belum tentu sepenuhnya benar.

Anda mungkin juga menyukai