Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar endokrin atau kelenjar buntu yang
dapat memengaruhi organ-organ lain, menghasilkan hormon yang dibawa langsung ke
cairan interstitial, sistem limfoid, atau darah
.
1. Hipotalamus
Organ ini merupakan master gland yang terletak di dasar otak. Hipotalamus dihubungkan
dengan hipofisis anterior melalui pembuluh portal, sedangkan ke hipofise posterior melalui
sistem saraf. Kelenjar endokrin ini menghasilkan stimulating hormone realising faktor dan
inhibitory hormon bagi hipofisis. Sekresi dari hipotalamus berupa lima hormon peptide, yaitu:
(1) Gonadotropin releasing hormone (GnRH) untuk merangsang sekresi foliclle stimulating
hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), Luteotropin hormone (LTH); (2) Tirotropin realizing
hormone (TRH); (3) Corticotropin releasing hormone (CRH); (4)
somatostatin; dan (5) Growth hormon releasing hormone (GHRH).
Kelenjar endokrin
Sumber: Guiton dan Hall, 2014
2. Hipofisis
Hipofisis terletak di sella tursika pada dasar otak, di dalam fosa hipofisis tulang sfenoid. Sekresi
kelenjar hipofise dikendalikan oleh hipotalamus. Organ ini tersusun atas tiga lobus,
yaitu :
a. Lobus depan disebut Hipofisis anterior (Adenohipofisis). Lobus ini menghasilkan empat hormon
berikut ini.
1) Tirotropin stimulating hormone (TSH) untuk merangsang kelenjar tiroid agar
menghasilkan hormon tiroksin,
2) Growth hormone (GH) untuk merangsang pertumbuhan otak,
3) Gonadotropic hormone yang terdiri-dari: (a) follicle stimulating hormone (FSH) untuk
merangsang pertumbuhan folikel-folikel pada ovarium; (b) luteinizing hormone (LH)
untuk merangsang pembentukan korpus luteum; (c) prolactin untuk merangsang
kelenjar mammae agar menghasilkan air susu ibu (ASI),
4) Adrenocorticotropin hormone (ACTH) untuk merangsang kelenjar suprarenal
menghasilkan kortisol.
4. Tiroid
Organ ini berbentuk seperti kupu-kupu, terletak di bawah laring. Tiroid terdiri-dari dua
lobus yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap lobus tersusun atas folikel-folikel tertutup.
Hormon-hormon tiroid dihasilkan oleh folikel kelenjar tiroid. Menghasilkan hormon
thyroxine (T4), triiodothyronine (T3), dan kalsitonin. Sel parafolikuler atau sel “C” dalam
interstitium kelenjar tiroid juga menghasilkan kalsitonin. Fungsi kelenjar tiroid adalah
mengatur kegiatan metabolic, merangsang oksidasi, mengatur penggunaan O2 dan
pengeluaran CO2, mempengaruhi perkembangan susunan saraf, dan merangsang
pertumbuhan.
5. Paratiroid
Kelenjar ini dalam keadaan normal terdapat 4 buah, dua buah di sisi kiri dan dua buah
di sisi kanan atau dua buah di bagian atas (superior) dan dua buah di bagian bawah
(inferior). Terletak di belakang kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang
berfungsi untuk metabolisme kalsium dan fosfat. Peningkatan sekresi Parathormon
mengakibatkan absorbsi kalsium di ginjal, intestinum, dan tulang sehingga terjadi kenaikan
kadar kalsium dalam darah.
6. Timus
Timus terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, menghasilkan hormon
timus. Hanya dijumpai pada anak usia di bawah 18 tahun, ukurannya pada bayi kira-kira 10
gram, bertambah pada masa remaja 30-40 gram, kemudian berkerut. Fungsi kelenjar timus
adalah mengaktifkan pertumbuhan badan, mengurangi aktivitas kelenjar kelamin, dan
sebagai imunitas tubuh.
7. Pankreas
Terletak di belakang lambung, setinggi L2, bermuara pada C-duodenum. Pankreas
menyekresi getah pencernaan ke dalam duodenum; glucagon, insulin, somatostatin,
polipeptida (gastrin).
Glukagon berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan cara
memobilisasi glukosa, asam lemak dan asam amino dari tempat cadangannya ke dalam
darah. Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan cara meningkatkan
perubahan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di hati. Somatotastin berfungsi menekan
hormone pertumbuhan, menghambat saluran cerna (pengosongan lambung, sekresi asam
lambung, kontraksi kandung kemih).
9. Gonad
a. Testis
Testis terletak di dalam skrotum, bentuk oval, warna putih. Ukuran: panjang 4 cm,
lebar 2,5 cm, tebal 3 cm. Berat 10–14 g. Tersusun atas 200-300 lobi masing-masing berisi
tubulus seminiferus. Antar tubulus dihubungkan oleh sel-sel interstitial (sel leydig) yang
menghasilkan hormon testosteron. Kelenjar Testis terletak di bagian interstitial testis.
Kelenjar ini dibentuk oleh sel-sel leydig yang menghasilkan hormon relaksin dan Testosteron.
Hormon relaksin berperan dalam mengatur relaksasi otot-otot yang berkaitan dengan sifat
kelamin. Hormon Testosteron berperan penting dalam pengaturan pembentukan sperma
dan ciri kelamin sekunder pria.
Gonad (Testis, Penis)
Sumber: Martini, dkk., 2012
b. Ovarium
Keduanya terletak di cavum peritonealis, pada ujung tuba fallopii. Organ kecil
berbentuk buah kenari, berwarna putih, permukaan tidak rata. Ukuran 3 cm x 2 cm x 1 cm.
Beratnya 5-8 gram. Ovarium terdiri-dari bagian kortex dan bagian medulla. Korteks ovarium
merupakan bagian fungsional ovarium, sebagai tempat perkembangan folikel ovarium.
Bagian medula merupakan tempat pembuluh darah, saraf, dan limfa. Ovarium menyekresi
hormon seks yaitu estrogen, progesteron, dan androgen.
11.1. Anatomi Sistem Endokrin
1. Kelenjar Hipofisis
Hipofisis atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella turcica,
lekukan os tsphenoidale basis cranii, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1
cm. Kelenjar ini terbagi menjadi lobus anterior dan posterior, serta terdiri dari
adenohipofisis yang berasal dari orofaring dan neurohipofisis yang berasal dari
sistem kantong Ratke (Ratke diambil dari nama ahli anatomi asal Jerman).
Hipofise dikenal sebagai master of gland karena kemampuan hipofise
dalam mempengaruhi atau mengontrol aktivitas kelenjar endokrin lain dengan
menghasilkan bermacam-macam hormon untuk mengatur kegiatan kelenjar
endokrin lainnya, terletak di bagian otak besar. Kelenjar hipofisis ini dibagi
menjadi 3 bagian berdasarkan letaknya, yaitu bagian depan (anterior), bagian
tengah (central), dan juga bagian belakang (posterior).
Kelenjar hipofisis juga bekerja sama dengan hipotalamus (suatu organ
dalam otak) untuk mengendalikan organ-organ dalam tubuh.
3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini terletak di setiap sisi dari kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah
yang tersusun secara berpasangan. Kelenjar Paratiroid menghasilkan hormon
parahormon yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah
dan juga mengatur metabolism fosfor.Kelenjar paratiroid tumbuh di dalam
endoderm menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar
tiroid yang berjumlah 4 buah terdiri dari chief cells dan oxyphill cells. Kelenjar
paratiroid berwarna kekuningan dan berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm
dengan berat keseluruhan sampai 100 mg.
Kelenjar paratiroid mensintesa dan mengeluarkan hormon paratiroid
(Parathyroid Hormon/PTH). Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium dalam
plasma. Sintesis PTH dihambat apabila kadar kalsium rendah.PTH bekerja pada
tiga sasaran utama dalam pengendalian homeostasis kalsiumyaitu di ginjal,
tulang dan usus. Di dalam ginjal, PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium.
Padatulang, PTH merangsang aktifitas osteoplastik, sedangkan di usus, PTH
meningkatkan absorbsi kalsium (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce,
2007; Guyton & Hall, 2012).
5. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan
terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjangnya sekitar 10-20 cm
dan lebar 2,5-5 cm. Mendapat asupan darah dari arteri mesenterika superior dan
splenikus. Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin dan eksokrin. Sebagai
organ endokrin karena di pankreas terdapat pulau-pulau Langerhans yang terdiri
dari 3 jenis sel yaitu sel beta (B) 75 %,sel alfa (A) 20 %dan sel delta (D) 5
%.Sekresi hormon pankreas dihasilkan oleh pulau Langerhans. Setiap pulau
Langerhans berdiameter 75-150 mikron. Sel alfa menghasilkan glukagon dan sel
beta merupakan sumber insulin, sedangkan sel delta mengeluarkan
somatostatin, gastrin dan polipeptida pankreas.
Glukagon juga dihasilkan oleh mukosa usus menyebabkan terjadinya
glikogenesis dalam hati dan mengeluarkan glukosa ke dalam aliran darah.
Fungsi insulin terutama untuk memindahkan glukosa dan gula lain melalui
membrane sel ke jaringan utama terutama sel otot, fibroblast dan jaringan lemak.
Bila tidak ada glukosa maka lemak akan digunakan untuk metabolisme sehingga
akan timbul ketosis dan acidosis. Dalam meningkatkan kadar gula dalam darah,
glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan
meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari yang bukan karbohidrat).
Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis (pemecahan
lemak) (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Guyton & Hall, 2012).
Efek anabolik dari hormon insulin adalah sebagai berikut.
a. Efek pada hepar, yaitu meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa,
menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis meningkatkan
sintesa triglicerida dari asam lemak bebas di hepar.
b. Efek pada otot, yaitu meningkatkan sintesis protein, meningkatkan
transfortasi asam amino dan meningkatkan glikogenesis.
c. Efek pada jaringan lemak, yaitu meningkatkan sintesa trigliserida dari asam
lemak bebas, meningkatkan penyimpanan trigliserida dan menurunkan
lipolisis.
This tiny little structure (it only accounts for less than 1% of the brain’s weight!) is located
just underneath the thalamus, above the pituitary gland. The role of the hypothalamus
extends over many levels, regulating motor skills, emotional responses, blood pressure,
and so much more.
The supraoptic and paraventricular nuclei can be found here along with many more,
smaller nuclei. The supraoptic nucleus functions as the main source of vasopressin, also
known as the antidiuretic hormone (ADH), which plays a key role in the absorption of
salts and glucose and maintaining the concentration of water in the extracellular fluid.
The middle region of the hypothalamus is known as the tuberal region and its primary
nuclei are the ventromedial and arcuate nuclei. The ventromedial nucleus controls the
appetite and the arcuate nucleus releases the growth hormone-releasing hormone (GHRH),
which stimulates the pituitary gland to produce growth hormone (as its name so
thoroughly explains).
Finally, the posterior region of the hypothalamus, called the mammillary region, contains
the following major nuclei: the posterior hypothalamic nucleus and mammillary nuclei.
Structures adjacent to the median eminence (apart from the third ventricle) are the
mammillary bodies and the optic chiasm.
Nucleus of solitary tract: Also known as the nucleus tractus solitarius, this
pair of cell bodies are located in the brainstem and is central to the
maintenance of homeostasis. This structure has been determined to be the
“primary visceral sensory relay station” of the brain, collecting information
on the respiratory, cardiovascular, and gastrointestinal systems.
Reticular formation: This network of nerve pathways is located in the
tegmentum of the brainstem and gathers information passed from the spinal
cord and relays it to the hypothalamus. This network contributes to the
regulation of consciousness, contains one of the largest sites of dopamine
production in the brain, and more. This network contributes to the collection
of sensory information, motor activity, and behavioral responses to stimuli.
Retina: A few fibers stemming from the optic nerve channel directly into the
suprachiasmatic nucleus, a structure that takes in visual sensory information
from the eyes in order to maintain the Circadian rhythm. Hormones and
neuronal signals released from the suprachiasmatic nucleus influence both
behavioral and physiological changes.
Circumventricular organs: These are areas in the brain where the blood-
brain barrier is particularly weak, allowing fluids to cross into the brain more
easily than in other locations. These organs include
Pineal body: associated with Circadian rhythm
Neurohypophysis: releases hormones such as oxytocin and
vasopressin into the blood
Area postrema: controls the vomiting reflex
Subfornical organ: regulates bodily fluids and processes such as
osmoregulation, cardiovascular regulation, and energy
maintenance.
Vascular organ of lamina terminalis: intake of chemosensory
information
Median eminence: a neurohemal organ that contains a “capillary
bed” into which hypothalamic nerves send their neuronal
transmissions
Limbic and olfactory systems: gathering and distribution of olfactory
sensory information and the regulation of emotions.
Just like any other part of the body, there are potential diseases and injuries that could
particularly affect the hypothalamus. The difficulty with hypothalamic injuries and
diseases is that, because the hypothalamic is so far-reaching in its roles in the central
nervous system, limbic system, and endocrine system, it can pose a tremendous challenge
to diagnose and treat issues that may arise in connection to this organ.
One of the most well-known problems affecting the hypothalamus is hypothalamic disease
(even this disease isn’t highly specific, as it can be applied to many different symptoms).
Hypothalamic disease is most commonly caused by physical trauma to the head and can
span over a number of disorders or hypothalamus-related malfunctions. Symptoms can
manifest as sleeping disorders, problems with appetite, growth abnormalities, and more.
Other causes include surgery, radiation, and tumors. There are even genetic links to
hypothalamic diseases like Kallman and Prader-Will syndromes, for example. Diabetes
insipidus and hypopituitarism are other known disorders related to the malfunctioning of
the hypothalamus.
When symptoms are too difficult to decipher or multiple symptoms occur at once, the issue
may be referred to as a hypothalamic-pituitary disorder. This is because the hypothalamus
and pituitary gland work so closely together. But don’t worry! It’s not all a guessing game.
There are tests to monitor hormone levels that narrow down the possibilities as to what
may be the source of the disorder or disease.
Other symptoms that could potentially point to dysfunction of the hypothalamus include:
Each one of these functions is essential to our survival as human beings. Even such a tiny
thing as the hypothalamus plays a massive role in the regulation of many different aspects
of our nervous systems, both central and peripheral.
As you’ve read, the hypothalamus is involved in many autonomic functions, maintenance of
homeostasis, regulation of the Circadian rhythm, and so much more. Its essentiality to the
nervous system can never be overstated.
Translate
Hipotalamus
Dalam kelanjutan perjalanan melalui otak manusia, kita tiba di hipotalamus. Hipotalamus
adalah organ pusat banyak fungsi otonom tubuh manusia, yang paling menonjol adalah
pengaturan homeostasis.
Tidak hanya merupakan bagian integral dari sistem saraf pusat tetapi juga mengatur
proses sistem endokrin dan juga dianggap sebagai organ sistem limbik.
Struktur kecil mungil ini (hanya menyumbang kurang dari 1% dari berat otak!) terletak
tepat di bawah thalamus, di atas kelenjar pituitari. Peran hipotalamus meluas ke berbagai
tingkatan, mengatur keterampilan motorik, respons emosional, tekanan darah, dan banyak
lagi.
Anatomi Hipotalamus
Hipotalamus ditemukan di bawah talamus dan terdiri dari lantai ventrikel ketiga (salah
satu dari empat ruang terbuka di otak tempat cairan serebrospinal mengalir). Hipotalamus
memanjang ke bawah dari otak ke dalam tangkai yang dikenal sebagai tangkai hipofisis
(atau tangkai infundibular), yang menghubungkannya dengan kelenjar hipofisis.
Ini dapat dibagi menjadi tiga wilayah utama, masing-masing berisi inti dan kelompok
neuron yang berbeda yang ditugaskan berbagai fungsi: Wilayah anterior hipotalamus
dikenal sebagai wilayah supraoptik.
Inti supraoptik dan paraventrikular dapat ditemukan di sini bersama dengan lebih banyak
lagi, inti yang lebih kecil. Nukleus supraoptik berfungsi sebagai sumber utama vasopresin,
juga dikenal sebagai hormon antidiuretik (ADH), yang memainkan peran kunci dalam
penyerapan garam dan glukosa dan mempertahankan konsentrasi air dalam cairan
ekstraseluler.
Wilayah tengah hipotalamus dikenal sebagai wilayah tuberal dan inti utamanya adalah inti
ventromedial dan arkuata. Nukleus ventromedial mengontrol nafsu makan dan nukleus
arkuata melepaskan hormon pelepas hormon pertumbuhan (GHRH), yang merangsang
kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon pertumbuhan (seperti yang dijelaskan
dengan sangat teliti oleh namanya).
Akhirnya, regio posterior hipotalamus, yang disebut regio mammillary, berisi nukleus
mayor berikut: nukleus hipotalamus posterior dan nuclei mammillary.
Nukleus hipotalamus posterior mengatur suhu tubuh dengan memulai proses menggigil
dan menghambat produksi keringat. Nuclei mammillary membentuk bagian dari badan
mammillary yang membentuk sebagian kecil dari sistem limbik.
Daerah posterior hipotalamus juga merupakan rumah bagi struktur yang disebut
eminensia median. Struktur ini mengandung banyak ujung sel neurosecretory (neuron ini
berjalan di sepanjang tangkai hipofisis turun ke kelenjar hipofisis).
Struktur yang berdekatan dengan eminensia median (terlepas dari ventrikel ketiga) adalah
badan mamilari dan kiasma optikum.
Fungsi Hipotalamus
Hipotalamus tidak dapat disangkal adalah pembangkit tenaga listrik, mengatur proses dari
siklus tidur hingga homeostasis, fungsi endokrin dan banyak lagi. Keterlibatannya dalam
beberapa proses otonom berarti bahwa koneksi dan perannya dalam sistem saraf pusat
berlimpah. Semua ini, dan ini hanya seukuran kacang polong.
Proses Otonom Diatur oleh Hipotalamus
Proses otonom yang diatur oleh hipotalamus adalah kunci kemampuannya untuk
mengontrol homeostasis. Masing-masing proses ini harus dipertahankan pada tingkat
tertentu yang disebut set-point.
Set-point ini dapat diamati memiliki perubahan minimal dari waktu ke waktu, tetapi secara
keseluruhan, sebagian besar akan tetap sama. Elemen utama yang berkontribusi terhadap
set-point adalah tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan elektrolit dan cairan, dan berat
badan.
Masukan ke Hipotalamus
Untuk mengelola titik setel ini dengan benar, hipotalamus harus menerima masukan
neurologis dari berbagai sumber sistem saraf dan endokrin. Sumber-sumber ini adalah:
• Nukleus traktus solitarius: Juga dikenal sebagai nukleus traktus solitarius, pasangan
badan sel ini terletak di batang otak dan merupakan pusat pemeliharaan homeostasis.
Struktur ini telah ditetapkan sebagai "stasiun relai sensorik viseral primer" di otak, yang
mengumpulkan informasi tentang sistem pernapasan, kardiovaskular, dan gastrointestinal.
• Formasi retikuler: Jaringan jalur saraf ini terletak di tegmentum batang otak dan
mengumpulkan informasi yang diteruskan dari sumsum tulang belakang dan
menyampaikannya ke hipotalamus. Jaringan ini berkontribusi pada pengaturan kesadaran,
berisi salah satu tempat produksi dopamin terbesar di otak, dan banyak lagi. Jaringan ini
berkontribusi pada pengumpulan informasi sensorik, aktivitas motorik, dan respons
perilaku terhadap rangsangan.
• Retina: Beberapa serat yang berasal dari saluran saraf optik langsung ke nukleus
suprachiasmatic, sebuah struktur yang menerima informasi sensorik visual dari mata
untuk mempertahankan ritme sirkadian. Hormon dan sinyal saraf yang dilepaskan dari
nukleus suprachiasmatic mempengaruhi perubahan perilaku dan fisiologis.
• Organ sirkumventrikular: Ini adalah area di otak di mana penghalang darah-otak sangat
lemah, memungkinkan cairan untuk masuk ke otak lebih mudah daripada di lokasi lain.
Organ-organ tersebut antara lain:
• Badan pineal: berhubungan dengan ritme sirkadian
• Neurohipofisis: melepaskan hormon seperti oksitosin dan vasopresin ke dalam darah
• Area postrema: mengontrol refleks muntah
• Organ subfornical: mengatur cairan tubuh dan proses seperti osmoregulasi, regulasi
kardiovaskular, dan pemeliharaan energi.
• Organ vaskular lamina terminalis: pemasukan informasi kemosensori
• Eminensia median: organ neurohemal yang berisi “kapiler” tempat saraf hipotalamus
mengirimkan transmisi sarafnya
• Sistem limbik dan penciuman: pengumpulan dan distribusi informasi sensorik penciuman
dan pengaturan emosi.
Hipotalamus pada dasarnya dapat mengontrol semua kelenjar endokrin dalam tubuh dan
secara langsung mengontrol tekanan darah, suhu tubuh, metabolisme, dan kadar adrenalin
melalui pelepasan sinyal endokrin ke seluruh tubuh. Sinyal endokrin adalah hormon yang
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Ada dua komponen neurologis di hipotalamus yang bertanggung jawab untuk
memproduksi hormon yang mendorong fungsi sistem saraf otonom: nukleus vagal
parasimpatis dan sekelompok serabut saraf lain yang memanjang sampai ke sistem saraf
simpatik (bagian dari sistem saraf otonom yang mengontrol respons fight-or-flight),
berakhir di sumsum tulang belakang.
Kelenjar pineal terletak di bagian belakang ventrikal tiga otak. Pada orang
dewasa, kelenjar pineal umumnya berukuran antara 5 – 9mm dengan berat 0,1
gram.
Bentuk dari kelenjar pineal menyerupai biji pinus, mungkin oleh karena itu
namanya adalah pineal (Latin Pinea = Pinus).
Peredaran darah
Sistem saraf
Sel
Pembangun
Simetri
Cara Kerja Kelenjar Pineal
Cara kerja kelenjar pineal saat waktu tidur berhubungan dengan waktu malam
dan siang. Saat malam hari, hormon melantonin pada kelenjar pineal akan
bekerja lebih lama dibandingkan siang hari. Panjangnya waktu yang
menghasilkan hormon melantonin berhubungan dengan jam biologis manusia.
Sedangkan cara kerja kelenjar pineal ketika melakukan aktivitas seksual tiap
tingkatan umur berbeda. Pada saat kalian masih anak-anak, kelenjar pineal dan
kelenjar tymus akan berada dalam kondisi aktif sehingga menghambat
perkembangan seksual.
Adapun cara kerja kelenjar pineal berhubungan dengan mata ketiga dan rohani
hampir sama seperti cara kerja saat kalian masih anak-anak. Hanya saja ketika
berhubungan dengan mata ketiga dan rohani.
Selama kelenjar pineal aktif dan melepaskan DMT maka terjadi proses biokimia
dan bioelektronik, kelenjar ini bisa aktif karena tergantung pada aktivitas yang
dilakukan oleh individu maupun lingkungan.
Timus
T-limfosit ini mengatur imunitas sel, yang berarti bahwa mereka membantu sel-
sel mengenali dan menghancurkan bakteri, virus yang menyerang, serta
menghambat pertumbuhan sel yang tidak normal seperti kanker, dan jaringan
asing.
Kelenjar timus merupakan salah satu kelenjar yang terletak di dalam rongga
dada atas dan yang memiliki fungsi utama untuk dapat memproduksi Sel limfosit
T.
Organ ini termasuk ke dalam organ endokrin yang sangat penting dalam sistem
kekebalan tubuh. Kelenjar timus juga akan tumbuh dan mencapai berat
maksimalnya ketika manusia akan memasuki masa pubertas kemudian hilang
ketika beranjak dewasa.
Oleh karena itu kelenjar timus sering hanya dijumpai pada anak usia dibawah 18
tahum. Warna kelenjar ini kemerah-merahan dan terdiri dari dua lobus.
Sel limfosit T merupakan sebuah kelompok sel darah putih yang berperan sangat
penting dalam sistem kekebalan tubuh, terutama pada sistem kekebalan tubuh
Seluler. Sel Limfosit T juga bisa membedakan jenis patogen berdasarkan suatu
kemampuannya berevolusi sepanjang waktu.
Bagian dan Struktur Kelenjar Timus
Kelenjar timus ialah organ lembut yang terletak diatas jantung tepat setelah leher
pada rongga dada bagian atas. Kelenjar timus juga dapat dibagi menjadi dua
lobus yang dikelilingi oleh kapsul fibrosa.
Ketika manusia dilahirkan kelenjar ini memiliki panjang sekitar 5 mm, lebar 4 mm
dan tebal 6 mm. Masing-masing lobul ini dapat disusun oleh lobulus-lobulus yang
dipisahkan oleh sebuah jaringan areolar.
Kelenjar timus terdiri dari 2 bagian utama yaitu sebagai berikut ini :
1. Korteks
Korteks kelenjar timus merupakan bagian luar yang disusun oleh limfosit dan sel
epitel retikular yang akan berhubungan dengan bagian medulla. Korteks
merupakan tempat awal terbentuknya sel T.
2. Medulla
Pada bagian medulla sel epitel retikularnya lebih kasar, sedangkan sel
limfositnya lebih sedikit. Pada bagian medulla juga dapat ditemukan Hassall’s
corpus yaitu sebuah struktur seperti sarang yang merupakan salah satu tempat
berkumpulnya sel epitel retikular, medulla ini juga ialah suatu tempat
pembentukan sel T lanjutan.
Itu terletak di salah satu bagian depan manubrium sternum (tulang dada) dan
juga memiliki ukuran yang bervariasi, mungkin akan bisa meluas ke bagian atas
dari mediastinum bawah (di bawah sudut sternum).
Dan hal ini dapat menempatkan kelenjar timus kira-kira pada tingkat T4 untuk T6
vertebra. Hal ini melekat pada dinding dada anterior dan di baliknya terdapat
aorta, saluran pernapasan dan kerongkongan.
Penyakit ini biasanya menyerang laki-laki berusia 60 tahun keatas dan wanita
usia kurang dari 40 tahun. Di samping itu Myasthenia gravis juga dapat
menghancurkan sinyal atau komunikasi antar saraf dan otot sehingga otot-otot
menjadi lemah dan mudah lelah.
Salah satu penyebab mengapa pada kelenjar timus ini dapat menyerang sel
yang sehat yaitu karena ukuran kelenjar timus yang tidak dapat mengecil setelah
masa puberts “menurut para ahli, meskipun penyebabnya belum diketahui
secara pasti”.
Paratiroid gland
Di tubuh manusia, ada empat kelenjar paratiroid dengan dua kelenjar paratiroid
pada masing-masing sisi atas dan bawah. Tetapi jumlah tersebut bervariasi
dapat lebih maupun dapat berkurang.
Kelenjar paratiroid di orang dewasa mempunyai sel pemimpin (chield cell) yang
berisikan apparatus golgi, yakni tempat diproduksinya hormon paratiroid. Di
kelenjar tiroid juga ada sel oksifil yang berisikan granula oksifil dan sejumlah
besar mitokondria dalam sitoplasma.
Sebelum memasukan masa pubertas hanya ditemui sebagian dikit sel oksifil,
tetapi sesudah itu jumlah sel ini menjadi banyak seiring bertambahnya usia.
Fungsi sel oksifil masih belum banyak diketahui, bisa jadi sel itu adalah
modifikasi atau sisa dari chief sel yang tidak lagi menghasilkan hormon.
Silkulasi darah pada kelenjar paratiroid seringkali dilakukan oleh cabang arteri
tiroidea inferior di masing-masing sisi. 1/3 kelenjar paratiroid pada manusia
mempunyai dua atau lebih arteri paratiroid.