SISTEM ENDOKRIN
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Diah Ratnawati, M. Kep, Sp. Kep. Kom
Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas untuk
melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur seluruh
kegiatan organ-organ dalam tubuh manusia sesuai dengan yang dibutuhkan organ
tersebut. Hasil sekresi berupa hormon ini langsung masuk ke dalam pembuluh darah
manusia tanpa harus melalui saluran (duktus). Sistem endokrin terbagi menjadi
beberapa kelenjar endokrin yang jika dalam satu kesatuan disebut dengan sistem
endokrin. Jadi, sistem endokrin merupakan gabungan dari beberapa kelenjar endokrin.
Kelenjar endokrin itu sendiri ada yang menghasilkan satu macam hormon/tunggal,
dan juga yang menghasilkan beberapa hormon/ganda. Kelenjar terdiri dari dua tipe
yaitu endokrin dan eksokrin. Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke
dalam darah. Kelenjar endokrin terdapat pada pulau Langerhans, kelenjar gonad
(ovarium dan testis), kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid. Sedangkan
kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh
seperti kulit dan organ internal (lapisan traktus intestinal-sel APUD).
1. Kelenjar Hipofisis
Hipofisis atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella turcica, lekukan os
tsphenoidale basis cranii, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm. Kelenjar ini
terbagi menjadi lobus anterior dan posterior, serta terdiri dari adenohipofisis yang
berasal dari orofaring dan neurohipofisis yang berasal dari sistem kantong Ratke
(Ratke diambil dari nama ahli anatomi asal Jerman).
Hipofise dikenal sebagai master of gland karena kemampuan hipofise dalam
mempengaruhi atau mengontrol aktivitas kelenjar endokrin lain dengan menghasilkan
bermacam-macam hormon untuk mengatur kegiatan kelenjar endokrin lainnya,
terletak di bagian otak besar. Kelenjar hipofisis ini dibagi menjadi 3 bagian
berdasarkan letaknya, yaitu bagian depan (anterior), bagian tengah (central), dan juga
bagian belakang (posterior). Kelenjar hipofisis juga bekerja sama dengan hipotalamus
(suatu organ dalam otak) untuk mengendalikan organ-organ dalam tubuh.
Kelenjar ini terletak di setiap sisi dari kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah yang
tersusun secara berpasangan. Kelenjar Paratiroid menghasilkan hormon parahormon
yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah dan juga mengatur
metabolisme fosfor.Kelenjar paratiroid tumbuh di dalam endoderm menempel pada
bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid yang berjumlah 4 buah terdiri
dari chief cells dan oxyphill cells. Kelenjar paratiroid berwarna kekuningan dan
berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm dengan berat keseluruhan sampai 100 mg.
Kelenjar paratiroid mensintesa dan mengeluarkan hormon paratiroid (Parathyroid
Hormon/PTH). Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium dalam plasma. Sintesis
PTHdihambat apabila kadar kalsium rendah.PTH bekerja pada tiga sasaran utama
dalam pengendalian homeostasis kalsiumyaitu di ginjal, tulang dan usus. Di dalam
ginjal, PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium. Padatulang, PTH merangsang aktifitas
osteoplastik, sedangkan di usus, PTH meningkatkan absorbsi kalsium
3. Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal/Suprarenal)
Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal atau kelenjar
anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan
medula. Korteks adrenal mensintesa 3 hormon,yaitu sebagai berikut.
a. Mineralokortikoid (aldosteron), berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit
dengan meningkatkan retensi natrium dan eksresi kalium. Membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung.
b. Glukokortikoid, berfungsi dalam metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang
meningkatkan kadar glukosa darah, metabolisme cairan dan elektrolit, inflamasi dan
imunitas terhadap stressor.
c. Androgen/hormon seks (androgen dan estrogen). Kelebihan pelepasan androgen
mengakibatkan virilisme (penampilan sifat laki-laki secara fisik dan mental pada
wanita) dan kelebihan pelepasan estrogen mengakibatkan ginekomastia dan retensi
natrium dan air. Sedangkan bagian medulaberfungsi untuk menghasilkan 2 hormon
sebagai berikut.
a. Hormon Adrenalin, yang berperan dalam segala hal yang berhubungan
dengan peningkatan fisiologis manusia, seperti meningkatkan denyut jantung,
meningkatkan kecepatan pernapasan, dan menyempitkan pembuluh darah manusia.
b. Hormon Noradrenalin, yang fungsinya adalah kebalikan dari hormon
Adrenalin.
4. kelenjar pineal
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah
seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus. Fungsinya belum diketahui dengan
jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns dalam membantu pankreas dan
kelenjar kelamin. Hormon yang dihasilkan adalah hormon melatonin yang
fungsinya untuk mengatasi jet lag atau perbedaan waktu antara negara bagi yg
bepergian. Melatonin ini paling banyak di produksi pada malam hari, dan paling
rendah pada jam siang.
5. Kelenjar Timus
Terletak di daerah leher, dekat jakun, kelenjar ini adalah yang paling kaya
pembuluh darah. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan kalsitonin.
Tiroksin berperan merangsang pertumbuhan, metabolism pada semua sel
khususnya untuk mengubah sumber energi menjadi energy dan panas dengan cara
meningkatkan kecepatan metabolisme (metabolic rate) dari penggunaan oksigen.
Kalsitonin berperan menghambat pelepasan dari tulang, menyimpan kalsium
(deposisi) ke dalam tulang, mencegah absorpsi kalsium oleh usus, mencegah
reabsorpsi kalsium oleh ginjal, pengaturan kadar kalsium darah.
7. Pankreas
B. PENGENDALIAN ENDOKRIN
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam
darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk
mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam
batas- batas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau
lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika
mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi
atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk
merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah
mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar.
Hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka
berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang
berada dibawah kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali
hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus
menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa
setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya
mengalami turun-naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap
bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ
memberikan respon terhadap semacam jam biologis.
C. STRUKTUR SISTEM ENDOKRIN
4. Korteks adrenal
Menghasilkan :
- Kortisol : mengatur metabolisme organik, merespon stress atau tekanan, sistem imun
(kekebalan)
- Androgen, berfungsi mengatur pertumbuhan sifat kelamin wanita.
- aldosterone, berfungsi mengatur pengeluaran ion Na, K dan asam ginjal.
5. Medula Adrenal
Menghasilkan :
- Epineprin, berfungsi mengatur metabolisme organik.
- norepinetrin, berfungsi kadiofaskuler dan merespon sters/tekanan
- Kalsitosin, kalsium plasma mengatur kadar gula darah
-Tyroksin (T4) dan triodo thyronin, berfungsi mengatur kecepatan metabolisme
pertumbuhan, mengatur kerja dan fungsi otak.
6. Parathyroid
Menghasilkan :
- parathyroid hormone (parathormone : PTH, PH), berungsi menngatur fosfat dan
kalsium plasma
7. Ovarium
Menghasilkan :
- estrogen, berfungsi mengatur sistem reproduksi
- progresteron, berfungsi mengatur pertumbuhan dan perkembangan
8. Testis
Menghasilkan:
- relaksin, berrfungsi mengatur relaksasi cervix
- testosteron, berfungsi mengatur sistem repruduksi pertumbuhan dan perkembangan.
9. Pankreas
Menghasilkan :
- insulin, berfungsi mengatur metabolisme organik
- glukakon, berfungsi mengatur gula plasma
10. Ginjal
Menghasilkan :
- Renin (angiotensin II), berfungsi mengatur sekresi aldosteron dan tekanan darah
- Erytropoietin, berfungsi produksi eritrosit
- 1,25 dihydroksi vitamin D3. berfungsi absorbsi Ca oleh usus halus.
12. Hati
Menghasilkan :
- Taktor pertumbuhan seperti insulin yang berfungsi untuk mengatur limfosit
13. Thymus
Menghasilkan Thyamosin (thymopoetin) berfungsi mengatur ritme tubuh
14. Pineal
Menghasilkan Melatomin yang berfungsi mengatur sekresi corpus luteum.
15. Plasenta
Menghasilkan Chrisionik gonadotropin, progeresteron strogen dan , berfungsi
mengatur sistem reproduksi, buah dada, pertumbuhan dan perkembangan
16. Jantung
Menghasilkan Atrial natruretic factor (ANH, atriopeptin), berfungsi mengatur
ekskresi ion Na oleh ginjal, dan mengatur tekanan darah
D. FUNGSI SISTEM ENDOKRIN
Bila terjadi stress atau cedera, maka sisitem endokrin akan memacu serangkaian
reaksi yang ditujukan untuk mempertahankan tekanan darah dan mempertahankan hidup.
Disini yang bekerja adalah Hipotalamus- hipofisis- adrenal.
System endokrin juga mempengaruhi pertumbuhan dan pencapaian kedewasaan,
serta fertilitas, disini ynag bekerja adalah Hipotalamus- hipofisis- gonad.
System endokrin ikut berperan dalam pengaturan lingkungan internal dengan
mempertahankan keseimbangan natrium, kalium, air dan asam basa. Fungsi ini diatur
oleh hormone aldosteron dan antidiuretik hormone
Konsentrasi kalsium juga diatur oleh sisitem endokrin. Kalsium banyak
dibutuhkan untuk pengaturan realsi biokimia di dalam sel-sel hidup, untuk pengaktifan
saraf normal dan untuk fungsi sel otot. Pengaturan homeostatis kalsium dilakukan oleh
hormone parathyroid. Sistem endokrin juga berfungsi sebagai regulator metabolisme
energi. Fungsi ini sikerjakan oleh kerjasama antara hormon tiroid, hormon gastrointestinal
dan pankreas. Hormon tidak bekerja langsung pada sel dan jaringan, tetapi harus terlebih
dului berikatan dengan reseptor spesifik pada membran sel. Sehingga proses selenjutnya
terjadi setelah ikatan hormon- reseptor terjadi secara utuh. Sehingga yang penting bukan
hanya konsentasi hormon agar tercapai hasil yang baik pada aktivitas seluler, tetapi juga
jumlah dan afinitas resptor terhadap hormon. Sehingga ada dua mekanisme untuk
penyakit endokrin:
1. gangguan primer yang mengubah konsentrasi hormon
2. gangguan primer pada reseptor
Penyakit endokrin dapat terjadi akibat kelebihan atau kekurangan pembentukan
hormon. Contoh :
1. hormon tiroid berlebihan sehingga dapat terjadi peningkatan metabolisme basal dan
produksi panas.
2. kekuranag tiroid dapat menyebabkan gejala yang berlawanan dengan point1
3. penykit graves, adanya proses autoimun yang membentuk antibody terhaadap reseptor
TSH.
E. METABOLISME GLUKOSA
Glukosa adalah karbohidrat terpenting; kebanyakan karbohidrat dalam makanan
diserap ke dalam aliran darah sebagai glukosa, dan gula lain diubah menjadi glukosa
di hati. Glukosa adalah prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di tubuh,
termasuk glikogen untuk penyimpanan; ribosa dan deoksiribosa dalam asam nukleat;
galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan sebagai kombinasi dengan protein
dalam glikoprotein dan proteoglikan (Murray, Granner, dan Rodwell, 2006).
Glukosa dimetabolisme menjadi piruvat melalui jalur glikolisis, yang dapat terjadi
secara anaerob, dengan produk akhir yaitu laktat. Jaringan aerobik memetabolisme
piruvat menjadi asetil-KoA, yang dapat memasuki siklus asam sitrat untuk oksidasi
sempurna menjadi CO2 dan H2O, berhubungan dengan pembentukan ATP dalam
proses fosforilasi oksidatif (Murray, Granner, dan Rodwell, 2006).
Glukosa dan metabolitnya juga ambil bagian dalam beberapa proses lain, seperti:
konversi menjadi polimer glikogen di otot rangka dan hepar ; jalur pentosa fosfat
yang merupakan jalur alternaltif dalam glikolisis untuk biosintesis molekul pereduksi
(NADPH) dan sumber ribosa bagi sintesis asam nukleat ; triosa fosfat membentuk
gugus gliserol dari triasilgliserol ; serta piruvat dan zat-zat antara dalam siklus asam
sitrat yang menyediakan kerangka karbon untuk sintesis asam amino, dan asetil-KoA
sebagai prekursor asam lemak dan kolesterol (Murray, Granner, dan Rodwell, 2006).
DAFTAR PUSTAKA