Anda di halaman 1dari 49

[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

MODUL 4 BS 2

1. Menjelaskan anatomi organ endokrin ( hypothalamus, hipofisis, kelenjar tiroid, paratiroid,


pancreas, kelenjar adrenal) dan control saraf terhadap kerja organ endokrin

Jawaban:

Yang termasuk kelenjar endokrin adalah :

- hipotalamus - kelenjar pankreas


- hipofisis anterior dan posterior - kelenjar adrenal
- tiroid - gonad (ovarium dan testis)
- paratiroid - sel APUD di lambung,usus,dan
pankreas
HIPOTALAMUS

Hipotalamus terletak di batang otak (enchepalon). Hormon-hormon hipotalamus terdiri dari


1. ACRH : Adreno Cortico Releasing Hormon
ACIH : Adreno Cortico Inhibiting Hormon
2. TRH : Tyroid Releasing Hormon
TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
3. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon


4. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
5. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
6. GRH : Growth Releasing Hormon
GIH : Growth Inhibiting Hormon
7. MRH : Melanosit Releasing hormon
MIH : Melanosit Inhibiting Hormon.
Hipotalamus sebagai bagian sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon
hipofise.

KELENJAR HIPOFISIS
Hipofisis atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella Tursika, lekukan os spenoidalis basis
cranii, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm. Terbagi menjadi lobus anterior dan
posterior. Terdiri dari adenohipofisis yang berasal dari orofaring dan neurohipofisis yang berasal
dari sistem kantong Ratke. (Ratke adalah seorang ahli anatomi asal Jerman).

Hipofise dikenal sebagai master of gland karena kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau
mengontrol aktivitas kelenjar endokrin lain.
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan tepat di bawah kartilago krikoid, antara fasia koli media
dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama juga terletak trakea, esofagus, pembuluh darah
besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga
perempat lingkaran. Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang
kelenjar tiroid.

Pada orang dewasa berat tiroid kira-kira 18 gram. Terdapat dua lobus kanan dan kiri yang dibatasi
oleh isthmus. Masing-masing lobus memiliki ketebalan 2 cm lebar 2,5 cm dan panjang 4 cm.
Terdapat folikel dan para folikuler. Mendapat sirkulasi dari arteri tiroidea superior dan inferior dan
dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik.

Pembuluh darah besar yang terdapat dekat kelenjar tiroid adalah arteri karotis komunis dan arteri
jugularis interna. Sedangkan saraf yang ada adalah nervus vagus yang terletak bersama di dalam
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk
laring.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) atau Tetra Iodotironin. Bentuk
aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi hormon T4 di
perifer dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. Yodida inorganik yang diserap dari
saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Yodida inorganik mengalami oksidasi menjadi
bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin
sebagai monoyodotirosin (MIT).

Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaitu Thyroid Stimulating
Hormon (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar ini secara langsung
dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai
umpan balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas
tirotropin (Thytotropine Releasing Hormon (TRH) dari hipotalamus.
Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari sel parafolikuler. Kalsitonin adalah polipeptida
yang menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorbsi kalsium dan tulang.

Fungsi hormon tiroid :


1. Mengatur laju metabolisme tubuh
2. Pertumbuhan testis,saraf ,dan tulang
3. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
4. Menambah kekuatan kontraksi otot dan irama jantung
5. Merangsang pembentukan sel darah merah
6. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan,sebagai kompensasi tubuh terhadap
kebutuhan Oksigen akibat metabolisme
7. Antagonis insulin.
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

KELENJAR PARATIROID

Kelenjar paratiroid tumbuh di dalam endoderm menempel pada bagian anterior dan
posterior kedua lobus kelenjar tiroid yang berjumlah 4 buah terdiri dari chief cells
dan oxyphill cells. Kelenjar paratiroid berwarna kekuningan dan berukuran kurang
lebih
3 x 3 x 2 mm dengan berat keseluruhan sampai 100 mg.

Kelenjar paratiroid mensintesa dan mengeluarkan hormon paratiroid (Parathyroid


Hormon,PTH). Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium dalam plasma. Sintesis
PTH dihambat apabila kadar kalsium rendah.PTH bekerja pada tiga sasaran utama
dalam pengendalian homeostasis kalsium,yaitu di ginjal, tulang dan usus. Di dalam
ginjal PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium. Di tulang PTH merangsang aktifitas
osteoplastik sedangkan di usus PTH meningkatkan absorbsi kalsium.
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

KELENJAR PANKREAS
Kelenjar pankreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan terbentang
horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjangnya sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-
5 cm. Mendapat asupan darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus.
Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin dan eksokrin. Sebagai organ endokrin
karena di pankreas terdapat pulau-pulau Langerhans yang terdiri dari 3 jenis sel
yaitu sel beta (B) 75 %,sel alfa (A) 20 %,dan sel delta (D) 5 %.Sekresi hormon
pankreas dihasilkan oleh pulau Langerhans. Setiap pulau Langerhans berdiameter
75-150 mikron.

Sel alfa menghasilkan glukagon dan sel beta merupakan sumber insulin, sedangkan
sel delta mengeluarkan somatostatin, gastrin dan polipeptida pankreas. Glukagon
juga dihasilkan oleh mukosa usus menyebabkan terjadinya glikogenesis dalam hati
dan mengeluarkan glukosa ke dalam aliran darah. Fungsi insulin terutama untuk
memindahkan glukosa dan gula lain melalui membran sel ke jaringan utama
terutama sel otot, fibroblast dan jaringan lemak. Bila tidak ada glukosa maka lemak
akan digunakan untuk metabolisme sehingga akan timbul ketosis dan acidosis.

Dalam meningkatkan kadar gula dalam darah, glukagon merangsang glikogenolisis


(pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino
dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari yang
bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipopisis
(pemecahan lemak).

Efek anabolik dari hormon insulin adalah sebagai berikut :


- Efek pada hepar : meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa, menghambat
glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis meningkatkan sintesa trigelicerida
dari asam lemak bebas di hepar.
- Efek pada otot : meningkatkan sintesis protein, meningkatkan transfortasi asam
amino dan meningkatkan glikogenesis.
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

- Efek pada jaringan lemak : meningkatkan sintesa trigelicerida dari asam lemak bebas,
meningkatkan penyimpanan trigelicerida dan menurunkan lipopisis.

KELENJAR ADRENAL

Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal atau kelenjar anak ginjal
menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan medula.
Korteks adrenal mensintesa 3 hormon,yaitu :
1. Mineralokortikoid (aldosteron)
2. Glukokortikoid
3. Androgen

Mineralokortikoid (aldosteron) berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan


retensi natrium dan eksresi kalium. Membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan
curah jantung.
Glukokortikoid (kortisol) berfungsi dalam metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang
meningkatkan kadar glukosa darah, metabolisme cairan dan elektrolit, inflamasi dan imunitas
terhadap stressor.
Hormon seks (androgen dan estrogen). Kelebihan pelepasan androgen mengakibatkan virilisme
(penampilan sifat laki-laki secara fisik dan mental pada wanita) dan kelebihan pelepasan estrogen
mengakibatkan ginekomastia dan retensi natrium dan air.

KELENJAR GONAD

Kelenjar gonad terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu
pertama. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi
gonadotropin (FSH dan LH).

Testis terdiri dari dua buah dalam skrotum.Testis mempunyai duafungsi yaitu sebagai organ
endokrin dan reproduksi.Menghasilkan hormon testoteron dan estradiol di bawah pengaruh LH.
Efek testoteron pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria.Pada
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

masa pubertas akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan
bentuk tubuh,distribusi rambut tubuh,pembesaran laring,penebalan pita suara,pertumbuhan dan
perkembangan alat genetalia.

Ovarium berfungsi sebagai organ endokrin dan reproduksi.Sebagai organ endokrin ovarium
menghasilkan sel telur (ovum) yang setiap bulannya pada masa ovulasi siap dibuahi
sperma.Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder,menyiapkan
endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan laktasi.

SEL APUD

Sel endokrin saluran cerna yang mengeluarkan hormon gastrointestinal atau


gastroenteropankreas, didapatkan difus di lambung, usus dan pankreas. Sel ini termasuk kelompok
sel APUD (Amine Precursor Uptake and Decarboxylation) seperti halnya sel C tiroid, medula anak
ginjal, hipofisis, hipotalamus dan melanosit. Sel APUD saluran cerna tidak membentuk suatu
kelenjar melainkan tersebar di lambung, usus, dan pankreas.

2. Menjelaskan histologi organ endokrin (hipotalamus, hipofisis, kelenjar tiroid, paratiroid,


pankreas,kelenjar adrenal.

1. Hipofisis atau Pituitary


Hipofisis terletak di bawah otak dalam rongga os sphenoidale yakni sella turcica
Hipofisis terdiri atas dua kelenjar yaitu :
a. Adenohipofisis (anterior)
b. Neurohipofisis (posterior)
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

a. Adenohipofisis
Subdivisi :
1. Pars distalis (pars anterior)
tipe sel:
Chromophobes (50%)
memiliki sitoplasma homogeny yang terpulas pucat dan biasanya lebih kecil
dari kromofil, diduga merupakan kromofil yang bergranulasi, batas sel tidak
jelas
Chromophils dibagi dua :
i. Acidophils
Lebih banyak, dan granula berwarna merah di sitoplasma dan granula
berwarna biru, batas sel jelas. Terdapat dua jenis asidofil yaitu somatotrof
dan mamotrof.
ii. Basophils
lebih sedikit, granula berwarna biru di sitoplasma. Tiga jenis basofil yaitu
gonadotrof, tirotrof, dan kortikotrof
2. Pars tuberalis (superior)
Sama dengan pars distalis
3. Pars intermedia
Rudimentary in human
Rathkes cysts
Melanotropes
b. Neurohipofisis
Contains abundant axons whose cell bodies are located mainly in the supraoptic
and paraventricular nuclei of the hypothalamus
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Subdivision:
Infundibulum
Infundibular stem (neural stalk)
Median eminence
Pars nervosa

COMPONENTS:
Fenestrated capillary plexus
Surrounding axon terminals in pars nervosa
Pituicytes
Highly branched glial cells whose processes surround and support the
unmyelinated axons
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di leher depan di bawah laring, ini adalah kelenjar tunggal
yang terdiri atas lobus kiri dan kanan yang besar dihubungkan dengan isthmus di
tengah
Terdiri dari folikel-folikel yang dikelilingi oleh sel folikular yang mengisi lumen
dengan substansi koloid gelatinosa, koloid mengandung tiroglobulin, suatu bentuk
simpanan hormone tiroid teriodinasi yang tidak aktif. Sel folikular diatur oleh TSH
Selain sel folikular, kelenjar tiroid jugamengandung sel parafolikular terpulas pucat
yang lebih besar. Sel parafolikular terletak di tepi folikel kelenjar tiroid, sel
parafolikular menyekresi kalsitonin untuk menurunkan kalsium dalam darah
dengan menurunkan osteoklas, sel ini bekerja tanpa pengaruh pada hormon
kelenjar pituitaria, tetapi bergantung pada kadar kalsium triiodotironin (T3) dan
tetraiodotironin adalah hormone kelenjar tiroid utama.
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

3. Kelenjar Paratiroid
Mamalia memiliki empat kelenjar paratiroid, terletak di permukaan posterior tiroid.
Sel-sel tidak tersusun membentuk folikel, tetapi membentuk korda atau kelompok.
Terdapat dua jenis sel, yaitu sel prinsipalis dan sel oksifil.
Sel prinsipalis menghasilkan hormone paratiroid (parathormon) yang fungsi utamanya
adalah mempertahankan kadar kalsium yang sesuai dengan mengimbangi kerja
kalsitonin.
Hormon paratiroid merangsang osteoklas dan meningkatkan aktivitasnya untuk
melepaskan lebih banyak kalsium ke dalam darah. Hormone paratiroid menyababkan
ginjal dan usus mengabsorbsi dan menahan lebih banyak kalsium, pelepasan hormone
berdasarkan kadar kalsium bukan bergantung pada hormone kelenjar pituitaria.
Penting untuk kehidupan karena berperan memelihara kadar kalsium yang sesuai.
Fungsi sel oksifil masih belum jelas.
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

4. Pankreas
Bagian endokrin pancreas, yaitu pulau langerhans, adalah massa sel endokrin berbentuk
bulat dengan berbagai ukuran yang dipisahkan dari jaringan asini eksokrin disekelilingnya
oleh selapis serat reticular halus, pulau-pulau ini menyusun 1-2% berat pancreas.
Pada manusia terdapat empat jenis sel yang dapat dibedakan dengan cara pulasan khusus
menjadi :
Sel A :
Penghasil glucagon
Mengandung gelembung sekretin dengan ukuran 250 mm
Batas inti kadang tidak teratur
Sel B :
Penghasil insulin
Terletaki di bagian lebih dalam atau lebih di pusat pulau
Merupakan sel terbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam pulau
Mengandung kristaloid rhomboid atau polygonal di tengah
Mitokondria kecil bundar dan banyak
Sel D :
Penghasil somatostatin
Terletak di bagian mana saja dari pulau, umumnya berdekatan dengan sel
A.
Mengandung gelembung sekretoris ukuran 300-350 mmdengan granula
homogeny
Sel F atau PP :
Mensekresi polipeptida pancreas
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

5. Kelenjar Adrenal
Terletak di kutub superior masing masing ginjal, dibungkus oleh kapsul jaringan ikat dan
terdiri dari korteks di sebelah luar dan medulla di sebelah dalam. Korteks dibagi lagi
menjadi tiga zona yaitu zona glomerulosa, zona fasikulata, dan zona retikularis.

Korteks
Dibawah pengaruh langsung ACTH dan kelenjar pituitaria, mengeluarkan tiga jenis hormon
steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.
Sel-sel di zona glomerulosa menyekresi mineralokortikoidterutama aldosteron yang
berfungsi untuk meningkatkan reabsorbsi Na dan meningkatkan retensi air oleh TKD ginjal,
pelepasan aldoosteron disebabkan oleh penurunan tekanan darah arteri dan kadar Na
yang rendah.
Sel-sel di zona fasikulata menyekresi glukokortikoid, dengan kortisol dan kortison adalah
bentuk yang paling penting.
Glukokortikoid dilepaskan sebagai respons terhadap stress, meningkatkan metabolism dan
kadar glukosa, dan menekan respons peradangan.
Sel-sel di zona retikularis menghasilkan androgen lemah.

Medulla
Sel adalah neuron simpatis pascaganglionik yang kerjanya dikontrol oleh divisi simpatis
system saraf otonom, bukan oleh kelenjar pituitaria
Sel mengandung katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) dan berespon terhadap stress
akut yang mempersiapkan individu untuk respon fight or flight dengan mengaktifkan
penggunaan energy dan upaya fisik maksimal.
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

3. Menjelaskan prinsip-prinsip sistem kontrol hormonal Kelenjar Endokrin dan Hormon yang
Dihasilkan

Gbr. Kelenjar-kelenjar endokrin dalam tubuh manusia

Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu
hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium,
dan testis.

A. Hipofisis

Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar


pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil,
dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior,
bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Gambar : hipofisis bagian anterior dan posterior

Hipofisis lobus anterior

Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat pada gambar .

Gambar.Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya

Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dan
gangguannya

Hormon yang dihasilkan Fungsi dan gangguannya


Hormon Somatotropin (STH), merangsang sintesis protein dan metabolisme
Hormon pertumbuhan lemak, serta merangsang pertumbuhan tulang
(Growth Hormone / GH) (terutama tulang pipa) dan otot. kekurangan
hormon ini pada anak-anak-anak menyebabkan
pertumbuhannya
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

terhambat /kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan


menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan
menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang
pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun
tulang hidung yang disebut akromegali.
Hormon tirotropin atau Thyroid Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
Stimulating Hormone (TSH) kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang sekresi
Adrenocorticotropic hormone Mengontrol
tiroksin pertumbuhan dan perkembangan
(ACTH) aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal
untuk mensekresikan glukokortikoid (hormon yang
dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat)
Prolaktin (PRL) atau Lactogenic Membantu kelahiran dan memelihara sekresi
hormone (LTH) susu oleh kelenjar susu
Hormon gonadotropin pada wanita
:
Merangsang pematangan folikel dalam ovarium
1. Follicle Stimulating Hormone
dan menghasilkan estrogen
(FSH)
Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium
2. Luteinizing Hormone (LH)
dan menghasilkan progestron
Hormone gonadotropin pada pria :

1. FSH Merangsang terjadinya spermatogenesis


(proses pematangan sperma)

Merangsang sel-sel interstitial testis untuk


2. Interstitial Cell Stimulating
memproduksi testosteron dan androgen
Hormone (ICSH)

8
[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Hipofisis pars media

Jenis hormon serta fungsi hipofisis pars media

No Hormon Fungsi
1. MSH (Melanosit Mempengaruhi warna kulit individu. dengan
Stimulating Hormon) cara menyebarkan butir melanin, apabila
hormon ini banyak dihasilkan maka
menyebabkan kulit menjadi hitam.

Hipofisis lobus posterior

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya dapat
dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini.

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya

Jenis hormon serta fungsi dari hipofisis posterior


No Hormon Fungsi
1. Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos
pada rahim wanita selama proses
2. Hormon ADH Menurunkan
melahirkan volume urine dan
meningkatkan tekanan darah dengan cara
menyempitkan pembuluh darah

9
Regulasi hormon ADH

Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh hipotalamus. Jika
cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan mensekresikan ADH untuk
melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga darah mendapatkan asupan
cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam
darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal sudah diserap,
maka urinenya kini bersifat pekat. Jika seseorang buang air kecil terus menerus,
diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan sebab ADH tidak berfungsi
dengan baik. Nama penyakit ini disebut diabetes insipidus.
B.Tiroid

Tiroid merupakan kelenjar yang terdiri dari folikel-


folikel dan terdapat di depan trakea.

Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah jakun dan terdiri
dari dua buah lobus.
Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan
Triiodontironin (T3).

10
Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang
mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari
darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu
yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali.

Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya

No Hormon Fungsi
1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, dan
kegiatan system saraf

2 Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan


kegiatan sistem saraf

3 Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara


mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang

Regulasi hormon Tiroid

Jenis penyakit tiroid yang utama:

Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
Hipotiroidisme

Hyperthyroidism / thyrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4 didapati lebih tinggi daripada


orang biasa

11
Kelainan

Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat


dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme,
yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot.
Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam
iodium di dalam makanan.

Gambar . orang yang mengalami kretinisme

Jika kelebihan tiroid, (hipertiroidisme) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa


(gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan
tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut
akromegali.

Gambar pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut akromegali

12
C. Paratiroid

Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid


Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur
konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi
kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang.
Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi
kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian selsel tulang osteoklas untuk
merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak matriks bermineral
pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah
Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium dalam darah
meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada ginjal.
Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.
Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsinya
menurunkan kalsium darah.

Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:

1. Mengatur metabilisme fosfor


2. Mengatur kadar kalsium darah

13
D. Kelenjar adrenalin (anak ginjal)

Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian atas ginjal. Pada
setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua bagian, yaitu
bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).

Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :

No. Hormon Prinsip kerja


1 Bagian korteks adrenal

a. Mineralokortikoid Mengontol metabolisme ion anorganik

b. Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa


2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal
berikut :
Adrenalin (epinefrin) dan
noradrenalin a. dilatasi bronkiolus

b. vasokonstriksi pada arteri

c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot

d. mengubah glikogen menjadi glukosa dalam

14
hati

e. gerak peristaltik

f. bersama insulin mengatur kadar gula dara

Gambar : Regulasi hormon adrenal Gambar : Regulasi hormon medula adrenal

Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui


impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai
respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu
efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama
dengan cara mensekresikan hormone steroid. (Campbell, 1952 : 146)

15
E. Pankreas

dikenal dengan pulau pulau langerhans.


mempermudah
gerakan glukosa dari darah menuju ke sel sel tubuh menembus membrane sel.

pembentukan lemak (lipogenesis).

insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita makan. Setelah makan, maka
kadar glukosa dalam darah akan naik karena tubuh mendapatkan glukosa dari
pemecahan makanan tersebut. Tubuh mengambil kelebihan glukosa dengan cara
mensekresikan insulin untuk menyeimbangkannya pada kadar normal. Sebaliknya
glukagon bekerja secara berlawanan terhadap insulin. Glukagon berfungsi mengubah
glikogen menjadi glukosa sehingga kadar glukosa naik. Contohnya pada saat kita
berpuasa. Karena tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa ketika berpuasa, maka
tubuh mensekresikan glukagon untuk
menyeimbangkan kekurangan glukosa
tersebut.

n menyebabkan penyakit diabetes mellitus (kencing


manis).

16
darah. Jika seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah terus
bertambah karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen. Akibatnya urine yang
dikeluarkannyapun mengandung glukosa.

17
Gambar : Pengaturan kadar gula darah

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)
merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel sel targetnya untuk
mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika
konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara
mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.

Gambar : anatomi pancreas

18
F. Ovarium, dan testis.

OVARIUM

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone
estrogen dan hormone progesterone.
Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH
Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda tanda kelamin
sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi
halus.
Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH
Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur
yang sudah dibuahi.

Gambar : Regulasi hormon di ovarium

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

18
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).Pada umumnya hanya 1
folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan
folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.Estrogen ini
menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH.
Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang
disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan
balik estrogen terhadap hipotalamus.Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang
baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium.Di bawah pengaruh LH, folikel
de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi.

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium
berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin

19
Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi
pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)

3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim) .

Gambar Regulasi Hormon Wanita

TESTIS

Testis pada mammalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel sel benih (sel
germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.
Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang
pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda tanda kelamin
pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya
suara.
Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian
anterior.
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH
dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing
Factor) yang berasal dari hipotalamus

20
Gambar : regulasi hormon jantan

2.2. Fungsi Sistem Endokrin :


Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.
2.3 Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya
1. Hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam
lemak.
Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon
adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis.,dopamin,norepinefrin,
epinefrin)
2. Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron,
testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut

21
dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat
menembus membran sel dengan bebas.

22
2.4 Karakteristik Sistem Endokrin :
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri,
namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.

Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:

1. sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol
adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan menurun
pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu,
seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan
siklus menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar
subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium
serum.

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas
selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-
sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari
satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara
konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.

2.5 Pengendalian Endokrin

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam
darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan
fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas- batas yang tepat.

23
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau
lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka
merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar
target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus

4. Menjelaskan Hormon yang dihasilkan oleh Hipotalamus, Hipofisis Anterior-Posterior serta


Pengaturannya

Tabel.
No. Kelenjar Endokrin Hormon Sel Target & Fungsi Hormon
1. Hipotalamus Corticotropic Hipofisis Anterior
Relasing Hormon Fungsi : untuk mengontrol
(CRH), Growth pengeluaran hormon
Hormon Relasing hipofisis anterior
Hormon (GHRH),
Growth Hormon
Inhibiting Hormon
(GHIH),
Gonadotropin
Relasing Hormon
(GnRH)
2. Hipofisis Posterior Anti Diuretik a) Tubulus Ginjal
Hormon (ADH) Fungsi : meningkatkan
reabsorbsi air
b) Arteriol
Fungsi : menyebabkan
vasokontriksi

Oksitosin a) Uterus
Fungsi : meningkatkan
kontraktilitas
b) Gland. Mamae
Fungsi : pembentukan dan
sekresi ASI
3. Hipofisis Anterior Tiroid Stimulating Sel folikel tiroid
Hormon (TSH) Fungsi : merangsang sekresi
T3 dan T4

Adenocorticotropic Zona fasikulata & Zona


Hormon (ACTH) retikularis korteks adrenal
Fungsi : merangsang sekresi
kortisol (Glukokortikoid)

24
Growth Hormon a) Tulang dan jar.lunak
(GH) Fungsi : merangsang
pertumbuhan tulang dan
jaringan lunak
b) Hepar
Fungsi : merangsang sekresi
somatotropin

Follicle Stimulating a) Testis


Hormon (FSH) Fungsi : merangsang
produksi sperma
b) Ovarium
Fungsi : merangsang
pematangan folikel

Luteinizing Hormon Ovarium


(LH) Fungsi : merangsang ovulasi
& merangsang sekresi
estrogen dan progesteron

Interstitial Cell Sel Leydig di testis


Stimulating Hormon Fungsi : merangsang
(ICSH) testosteron

Prolaktin Gland. Mamae


Fungsi : mensekresi air susu

Source :
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2010. Biologi. Edisi ke-8. Terj. Dari: Biology.
8th ed. Oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga

25
5. Menjelaskan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, paratiroid, kelenjar
pancreas, dan adrenal

Sumber: Fisiologi Sherwood

Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan sel kelenjar khas yang menyekresi
protein, disebut tiroglobulin ke dalam folikel. Tiroglobulin
merupakan substrat utama yang bergabung dengan iodium
untuk membentuk hormone tiroid. Hormone tiroid terbentuk
dalam molekul tiroglobulin.

26
Hormon tiroksin dan triiodotironin dibentuk dari asam amino tirosin, yang merupakan sisa
bagian dari molekul tiroglobulin selama sintesis hormone tiroid dan sesudahnya disimpan
dalam koloid folikular.

Fungsi fisiologis hormon tiroid


Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolik seluler
Hormon tiroid meningkatkan jumlah sel dan aktivitas sel mitokondria
Hormon tiroid meningkatkan transport aktif ion melalui membrane sel.

Efek hormon tiroid pada pertumbuhan


Efek penting dari hormone tiroid adalah meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan otak selama kehidupan janin dan beberapa tahun pertama
kehidupan pasca lahir.

Efek hormon tiroid pada mekanisme tubuh yang psesifik


Penggunaan glukosa yang cepat oleh sel
Meningkatkan pengangkutan lemak dan zat lemak, meningkatkan
konsentrasi asam lemak
Meningkatkan kebutuhan vitamin
Meningkatkan motilitas saluran cerna.

Pengaturan hormone tiroid


Hormon TSH yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior meningkatkan semua aktivitas
sekresi sel kelenjar tiroid. TSH diatur oleh TRH. TRH secara langsung mempengaruhi sel-
sel kelenjar hipofisis anterior untuk meningkatkan pengeluaran TSH. Bila darah dari
hipotalamus ke hipofisis anterior seluruhnya dihambat, maka kecepatan sekresi TSH
sangat menurun tetapi tidak nol.

27
Kelenjar Adrenal

Setiap kelenjar adrenal terdiri dari dua organ endokrin, lapisan luar yang terdiri dari
korteks adrenal mengeluarkan beragam hormone steroid, sedangkan bagian dalam,
medulla adrenal mengeluarkan katekolamin. Korteks adrenal terdiri dari tiga lapisan
atau zona; zona glomerulosa, zona fasikulata, zona retikularis di bagian paling dalam.

Berdasarkan efek kerja primernya, steroid adrenal dapat dibagi menjadi tiga bagian:

1. Mineralokortikoid (Aldosteron)
Terutama aldosteron, mempengaruhi keseimbangan mineral (elektrolit)
khususnya keseimbangan Na+ dan K+ , mineralokortikoid bersifat essensial bagi
hidup. Tanpa aldosteron orang akan segera meninggal akibat syok sirkulasi
karena penurunan mencolok volume plasma.

2. Glukokortikoid (kortisol)
Terutama kortisol berperan besar dalam metabolism glukosa serta metabolism
karbohidrat, lemak, dan protein, memiliki efek permisif signifikan bagi aktivitas
hormone lain, dan membantu tubuh menahan stress.

3. Hormon Seks
Identik atau serupa dengan yang dihasilkan oleh gonad (testis pada pria dan
ovarium pada wanita). Hormone seks adrenokorteks (androgen) yang paling
banyak dan penting secara fisiologis adalah dehidroepiandrosteron (androgen)
suatu hormone seks pria.

Medulla adrenal terdiri dari neuron-neuron pascaganglion simpatis yang telah


mengalami modifikasi. Bagian ini mengeluarkan katekolamin epinefrin ke dalam
darah sebagai respons terhadap stimulasi simpatis.

28
Epinefrin dan norepinefrin: memperkuat efek system saraf simpatis dalam
menghasilkan respon fight or flight sistemik dan dalam mempertahankan tekanan
darah arteri. Epinefrin juga memiliki efek metabolic penting yaitu meningkatkan
glukosa dan asam lemak darah.

29
Pankreas
Sel endokrin pancreas yang terbanyak adalah sel Beta (tempat sinesis dan sekresi insulin) dan
sel alfa yang menghasilkan glucagon, sel D yang lebih jarang adalah tempat sintesis
somatostatin. Sel pulau langerhans yang paling jarang adalah sel PP mengeluarkan polipeptida
pancreas yang berperan mengurangi nafsu makan dan asupan makanan.
Insulin
Insulin memiliki efek penting pada metabolism karbohidrat, protein, dan lemak.
Efek pada karbohidrat: Insulin mengurangi konsentrasi glukosa darah dengan
mendorong penyerapan glukosa oleh sel dari darah untuk digunakan dan disimpan.
Efek pada lemak: Insulin mengeluarkan asam lemak dan glukosa dari darah dan
mendorong penyimpanan keduanya sebagai trigliserida.
Efek pada protein: Insulin menurunkan kadar asam amino dalam darah, insulin
menghambat penguraian protein.

Glukagon
Glukagon memiliki fungsi yang berlawanan dengan insulin.
Efek pada karbohidrat: meningkatkan produksi dan pelepasan glukosa oleh hati,
menuunkan sintesis glikogen, meningkatkan glikogenolisis.
Efek pada lemak: meningkatkan penguraian lemak, inhibisi sintesis trigliserida.
Efek pada protein: menghambat sintesis protein di hati serta meningkatkan
penguraian protein hati.

Somatostatin
Somatostatin pancreas menghambat saluran cerna dengan efek keseluruhan adalah
menghambat pencernaan nutrient dan mengurangi penyerapannya.

22
Hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti
melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali
hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang
memiliki jadwal tertentu.
Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan
FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada
indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik
ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan
respon terhadap semacam jam biologis.

2.6 Klasifikasi hormon :


1. Hormon perkembangan : hormon yangmemegang peranan di dalam
perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
2. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacam - macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
3. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi
endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan
folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh
kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
2.7 Hormon Utama
Hormon Yang menghasilkan Fungsi
Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu keseimbangan garam &
air dengan cara menahan garam &
air serta membuang kalium
Antidiuretik(vasopresin) Kelenjar Hipofisa Menyebabkan ginjal menahan air
Bersama dengan aldosteron,
membantu mengendalikan
tekanan darah
Kartikosteroid Kelenjar adrenal Anti peradangan

23
memiliki efek yang Mempertahankan kadar gula
luas diseluruh tubuh darah,tekanan darah & kekuatan
otot Membantu mengendalikan
tekanan darah
Kartikotropin Kelenjar Hipofisa Mengendalikan pembentukan &
pelepasan hormon oleh
korteks adrenal
Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel darah
merah
Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan ciri
seksual & sistem reproduksi wanita
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan Kelenjar Hipofisa Mengendalian pertumbuhan &
perkembangan
Meningkatkan
pembentukan protein
Insulin Pankreas Menurunkan kadar gula darah
Mempengaruhi metabolisme
glukosa,protein & lemak di seluruh
tubuh
LH (Luteinizing Hormone) Kelenjar Hipofisa Mengendalikan fungsi reproduksi
(pembentukan sperma &
FSH (Follicle Stimulating smentum,pematangan sel
Hormone) telur,siklus menstruasi)
Mengendalikan ciri seksual pria &
wanita (penyebaran rambut,
pembentukan otot, tekstur &
ketebalan kulit, suara & bahkan
mungkin sifat kepribadian
Oksitosin Kelenjar Hipofisa Menyebabkan kontraksi otot rahim
& saluran susu di payudara
Hormon Paratiroid Kelenjar Paratiroid Mengendalikan pembentukan
tulang

24
Mengendalikan pelepasan kalsium
& fosfat progesteron indung telur
Mempersiapkan lapisan rahim
untuk penanaman sel telur yang
telah dibuahi
Mempersiapkan kelenjar
susu untuk menghasilkan susu
Polaktin Kelenjar Hipofisa Memulai & mempertahankan
pembentukan susu di kelenjar susu
Renin & angiotensin Ginjal Mengenalikan tekanan darah
Hormon Tiroid Kelenjar Tiroid Mengatur pertumbuhan, pematangan
& kecepatan metabolisme
TSH (Tyroid-Stimulating Kelenjar Hipofisa Merangsang pembentukan &
Hormone) pelepasan kelenjar tiroid

Aktivasi Sel-Sel Target :


Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi
dengan satu atau dua metoda : Pertama melalui penggunaan mediator intraselular dan,
kedua yaitu mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator intraselular
adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan permukaan
dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akanmengalami
sedikit perubahan.
2.8 Patofisiologi hormon secara umum :

Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ. Pelepasannya bergantung


pada perangsangan atau penghambatan melalui faktor yang spesifik. Hormon dapat
bekerja di dalam sel yang menghasilkan hormone itu sendiri (autokrin), mempengaruhi
sel sekirtar (parakrin), atau mencapai sel target di organ lain melalui darah (endokrin).

Di sel target, hormon berikatan dengan reseptor dan memperlihatkan pengaruhnya


melalui berbagai mekanisme transduksi sinyal selular. Hal ini biasanya melalui
penurunan faktor perangsangan dan pengaruhnya menyebabkan berkurangnya
pelepasan hormone

25
tertentu, berarti terdapat siklus pengaturan dengan umpan balik negatif. Pada beberapa
kasus, terdapat umpan balik positif (jangka yang terbatas), berarti hormon
menyebabkan peningkatan aktifitas perangsangan sehingga meningkatkan
pelepasannya. Istilah pengontrolan digunakan bila pelepasan hormon dipengaruhi
secara bebas dari efek hormonalnya. Beberapa rangsangan pengontrolan dan
pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar penghasil hormon.

Berkurangnya pengaruh hormon dapat disebabkan oleh gangguan sintesis


dan penyimpanan hormon. Penyebab lain adalah gangguan transport di dalam sel
yang mensintesis atau gangguan pelepasan. Defisiensi hormon dapat juga terjadi jika
kelenjar hormon tidak cukup dirangsang untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau jika sel
penghasil hormon tidak cukup sensitive dalam bereaksi terhadap rangsangan, atau jika
sel panghasil hormon jumlahnya tidak cukup (hipoplasia, aplasia).

Berbagai penyebab yang mungkin adalah penginaktifan hormon yang terlalu


cepat atau kecepatan pemecahannya meningkat. Pada hormon yang berikatan dengan
protein plasma, lama kerja hormon bergantung pada perbandingan hormon yang
berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon tidak dapat menunjukkan efeknya, pada sisi
lain, hormon akan keluar dengan dipecah atau dieksresi melalui ginjal.

Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif di tempat


kerjanya. Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan, misalnya defek enzim,
hormon tidak akan berpengaruh. Kerja hormon dapat juga tidak terjadi karena target
organ tidak berespons (misal, akibat kerusakan pada reseptor hormone atau kegagalan
transmisi intra sel) atau ketidakmampuan fungsional dari sel atau organ target .

Penyebab meningkatnya pengaruh hormon meliputi, yang pertama


peningkatan pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh rangsangan
tunggal yang berlebihan. Peningkatan sensitivitas, atau terlau banyak jumlah sel
penghasil hormon (hyperplasia, adenoma). Kelebihan hormon dapat juga disebabkan
oleh pembentukan hormon pada sel tumor yang tidak berdiferensiasi diluar kelenjar
hormonnya (pembentukan hormon ektopoik).

Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormone dipecah atau diinaktifkan
terlalu lambat, missal pada gangguan inaktivasi organ (ginjal atau hati). Pemecahan

26
dapat diperlambat dengan meningkatnya hormon ke protein plasma, tetapi bagian
yang terikat dengan protein

6. Menjelaskan biokimia hormon


Sumber: The Principles Anatomy & Physiology (Gerard J. Tortora)

6.1 Aktivitas hormon


6.1.1 Peran reseptor hormon
Meskipun hormon berpindah dalam tubuh melalui aliran darah, hormon
hanya mempengaruhi sel target spesifik. Hormon mempengaruhi sel target
dengan berikatan pada reseptor protein spesifik. Hanya sel target dari suatu
hormon yang memiliki reseptor spesifik yang dapat berikatan dan dikenali oleh
hormon tersebut.
Contohnya, thyroid-stimulating hormone (TSH) berikatan dengan
reseptor pada sel dari kelenjar thyroid, tetapi tidak berikatan dengan sel dari
ovarium, karena sel ovarium tidak memiliki reseptor TSH.
Seperti protein seluler lainnya, reseptor secara konstan disintesis dan
dihancurkan.
Ketika terdapat hormon dalam jumlah yang berlebihan, jumlah reseptor
pada sel target akan berkurangdisebut down-regulation. Down-
regulation membuat sel target menjadi kurang sensitive terhadap hormon.
Ketika terjadi defisiensi hormon, jumlah reseptor pada sel target bisa jadi
bertambahdisebut up-regulation. Up-regulation membuat sel target
menjadi lebih sensitive terhadap hormon.

6.1.2 Circulating and local hormone


Kebanyakan hormon endokrin adalah circulating hormonhormon yang
dilepaskan dari sel sekretori masuk ke dalam cairan interstitial dan masuk de
dalam airan darah.
Hormon lain dinamakan local hormonhormon bekerja secara lokal
pada sel yang berdekatan atau pada sel yang sama dengan sel yang
mensekresikan hormon tanpa memasuki aliran darah terlebih dahulu.
Local hormone yang bekerja pada sel yang berdekatan disebut paracrines.
Local hormone yang bekerja pada sel yang sama dengan sel yang
mensekresikan hormon disebut autocrines.
27
Contoh local hormone adalah gas NO, yang dihasilkan oleh sel endotel
yang melapisi pembuluh darah. NO menyebabkan relaksasi pada serat otot
polos yang berdekatan pada pembuluh darah, dan menyebabkan vasodilatasi.

6.1.3 Klasifikasi hormon secara kimiawi


Hormon dapat dibagi dalam dua golongan luas: Lipid-Soluble Hormones
dan Water-Soluble Hormones
6.1.3.1 Lipid-Soluble Hormones
Hormon steroid merupakan derivate dari kolesterol.
Hormon tiroid (T3 dan T4) disintesis dengan mengitkat iodine pada
asam amino tyrosine. Adanya dua cincin benzene dalam molekul T3
atau T4 membuat molekul tersebut sangat larut dalam lemak.
Gas Nitrit Oksida (NO), merupakan hormon dan neurotransmitter.
Sintesisnya dikatalase oleh enzim NO sintase.
6.1.3.2 Water-Soluble Hormones
Hormon amino, disebut hormon amino karena memiliki gugus
amino disintesis dengan dekarboksilasi dan modifikasi asam amino
tertentu (NH3).
The catecholamines (epinephrine, norepinephrine, and dopamine)
disintesis dari asam amino tyrosine. Histamine disintesis dari asam
oleh mast cells and platelets. Serotonin dan melatonin merupakan
derivate dari tryptophan.
Hormon peptide dan protein merupakan polimer asam amino.
Hormon peptide yang berikatan dengan gugus karbolidrat disebut
hormon glikoprotein.

28
Hormon eucosanoid merupakan derivate asam arachidonat.

Klasifikasi hormon secara kimiawi


Golongan kimia Hormon Tempat sekresi
Lipid-soluble
Homon steroid Aldosteron, kortisol, androgen. Korteks adrenal.
Calcitriol. Ginjal.
Testosteron. Testis.
Estrogens, progesterone. Ovarium.

Hormon tiroid T3(triiodothyronine), T4 (thyroxine). Kelenjar toroid (sel


folikel).

Gas Nitrit oksida (NO). Sel endotel


pembuluh darah.
Water-soluble
Hormon amino Epinephrine, norepinephrine Medula adrenal.
(catecholamines).
Dopamine. Hipotalamus.
Melatonin. Kelenjar pineal.
Histamine. Sel mast pada
jaringan ikat.
Serotonin. Platelet dalam
darah.
Hormon peptide dan Semua hypothalamic releasing Hipotalamus.
protein (TRH) and inhibiting hormon (TIH).
Oxytocin, ADH. Hipofisis posterior.
hGH, TSH, ACTH, FSH, LH, MSH, Hipofisis anterior.
prolactin.
Insulin, glucagon, somatostatin, Pankreas.
pancreatic polypeptide.
Parathyroid hormone. Kelenjar paratiroid.
Calcitonin. Kelenjar tiroid (sel
parafolikel).
Gastrin, secretin, cholecystokinin, Lambung dan usus
GIP (glucose-dependent halus (sel
insulinotropic peptide). enteroendocrine).

29
Erythropoietin. Ginjal.
Leptin. Jaringan adiposa.
Eicosanoids Prostaglandin, leukotrien. Semua sel kecuali
sel darah merah.

6.2 Mekanisme kerja hormon


6.2.1 Mekanisme kerja lipid-soluble hormone

(1) Molekul lipid-soluble hormone dari dalam aliran darah akan berdifusi ke
cairan interstitial, dan melewati membrane plasma lipid bilayer ke dalam
sel.
(2) Jika sel yang dituju merupakan sel targetnya, hormon akan berikatan dan
mengaktivasi reseptor yang berada pada sitosol atau nukleus. Kompleks
reseptorhormon yang telah teraktivasi selanjutnya mengubah ekspresi
gen: dapat menghidupkan atau mematikan gen spesifik pada DNA nukleus.
(3) Setelah DNA ditranskripsi, mRNA baru terbentuk, meninggalkan nucleus,
dan memasuki sitosol. Selanjutnya mRA masuk ke dalam ribosom untuk
mensintesis protein baru, biasanya berupa enzim.
(4) Protein baru tersebut mengubah aktivitas sel dan menimbulkan respon
sesuai rangsangan hormon yang sesuai.

30
6.2.2 Mekanisme kerja water-soluble hormone
Karena hormon amino, peptida, protein, dan eicosanoid tidak larut dalam
lemak, hormon-hormon tersebut tidak dapat berdifusi kedalam membrane
plasma melewati lipid bilayer dan berikatan pada reseptor di dalam sel target.
Karena itu, water-soluble hormone berikatan pada reseptor yang menonjol
keluar permukaan sel target yang merupakan protein transmembran integral dari
membrane plasma.

(1) A water-soluble hormone (the first messenger) berdifusi melalu dari darah
ke cairan interstitial dan kemudian berikatan dengan resptor pada
permukaan luar membrane plasma sel target. Kompleks hormonreseptor
mengaktivasi membrane protein yang disebut protein G. Protein G yang
teaktivasi berubah menjadi adenilate cyclase yang aktif.

31
(2) Adenylate cyclase mengubah ATP menjadi cyclic AMP (cAMP). Karena
sisi aktif enzim terletak di permukaan dama membrane plasma, reaksi ini
terjadi di dalam sitosol sel.
(3) Cyclic AMP (the second messenger) mengaktivasi satu atau lebih protein
kinase, yang bisa terdapat bebas di dalam sitosol atau berikatan pada
membrane plasma.
(4) Protein kinase yang teraktivasi memfosforilasi satu atau lebih protein
seluler. Proses fosforilasi mengaktivasi beberapa protein dan
menginaktivasi protein lainnya.
(5) Protein yang sudah terfosforilasi menyebabkan reaksi yang menghasilkan
respon fisiologis. Protein kinase yang berbeda terdapat di dalam sel target
yang berbeda dan di dalam organel yang berbeda dalam sel target yang
sama. Sehingga, protein kinase pertama mungkin memicu sintesis
glikogen, yang kedua mungkin menyebabkan penghancuran trigliserida,
yang ketiga mungkin mmicu sintesis protein, dan begitu juga yang
keempat.
(6) Setelah waktu singkat, enzim yang disebut phosphodiesterase mengaktivasi
cAMP. Kemudian, respon sel berhenti.

6.2.3 Interaksi hormon


Kemampuan respon sel target terhadap suatu hormon bergantung pada:
(1) konsentrasi hormon dalam darah,
(2) jumlah reseptor hormon pada sel target, dan
(3) pengaruh yang ditimbulkan oleh hormon lain.
Ketika efek dari dua hormon bekerja secara bersamaan lebih besar dan
luas dari efek yang ditimbulkan saat setiap hormon bekerja sendiri, kedua
hormon tersebut disebut memiliki efek sinergis.
Ketika satu hormon berlawanan dengan kerja hormon lainnya, kedua
hormon tersebut disebut memiliki efek antagonis.

32

Anda mungkin juga menyukai