Anda di halaman 1dari 29

Sistem endokrin

Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan mengkoordinasi aktivitas
tubuh yang di perantarai oleh pembawa pesan kimia yang disebut hormon.

Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu molekul protein yang memiliki
sifat pengikat untuk hormon tertentu

Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus

ANATOMI

Kelenjar pineal terletak di bagian belakang ventrikel serebral ketiga dari otak, yang merupakan
ruang berisi cairan di otak.

terletak di antara dua bagian dari otak.

Pada orang dewasa, memiliki ukuran sekitar 5-9 mm dan berat 0,1 gram.

Ukurannya lebih besar sebelum pubertas.

Kelenjar pineal (epifisis serebri ) terbentuk dari jaringan saraf dan terletak di langit – langit ventrikel
ketiga otak.

Kelenjar ini terdiri dari pinealosit dan sel neuroglia penopang.

FISIOLOGI

Secara fisiologis, bersama dengan kelenjar hipotalamus, kelenjar pineal mengontrol dorongan
seksual, lapar, haus dan jam biologis yang menentukan proses penuaan normal tubuh.

Fungsi utama kelenjar pineal mengeluarkan melatonin (salah satu hormon utama yang mengontrol
kantuk dan terjaga).

Intensitas dan durasi cahaya lingkungan yang mencapai kelenjar melalui koleteral jalur pengelihatan,
mempengaruhi pelepasan melatonin produksi Melatonin terendah terjadi pada siang hari dan yang
terbesar terjadi pada malam hari.

SISTEM HIPOFISIS

ANATOMI

Kelenjar hipofisis adalah organ berbentuk oval, sebesar kacang dengan berat sekitar 0,5 g.

Melekat di bagian dasar hipotalumus otak pada batang yang disebut Infundibulum (batang
hipotalumus).

Hipofisis terletak pada lekukan berbentuk pelana di tulang sfenoid (sela tursika) dan terbungkus
dalam perpanjangan dura mater.

1
DEVISI KELENJAR

Lobus Anterior (adenohipofisis) kelenjar terdiri dari pars distalis pars tuberalis, dan pars indermedia.

Lobus Posterior pituitari(neurohipofisis) tersusun dari pars nervosa dan infundibulum.

FISIOLOGI HIPOFISIS

Hormon Lobus Anterior

• Hormon pertumbuhan (growth hormone [GH]) atau hormon somatotropik (STH)

• Hormon perangsang-tiroid (thyroid-stimulating hormone [TSH])

• Hormon adrenokotikotropik (adenocorticotropic hormone [ACTH]) juga disebut


kortikotropin.

• Hormon yang berkaitan dengan ACTH:

1. Endorfin

2. hormon perangsang melanosit

(melanocyte-stimulating hormone

[MSH])

• Gonadotropi. Hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone [FSH]) dan Luteizing


hormone (LH) , disebut hormon gonadotropik karena hormon ini mengatur fungsi gonad.

• Prolaktin (PRL) disekresi selama masa kehamilan dan saat menyusui setelah melahirkan.

Hormon lobus posterior

• ADH atau vasopresin, disintesis dalam neuron nukleus supraoptik hopotalamus

• Oksitosi disintesis dalam badan sel neuron pada nukleus paraventrikular hipotalamus.

KELENJAR HIPOTALAMUS

ANATOMI

HIPOTALAMUS adalah kelenjar yang tipis (3-4 milimeter [0,118-0,157 inci] ketebalan).

Piring jaringan saraf ditemukan di sepanjang kedua sisi ujung depan ventrikel ketiga (salah satu
rongga berisi cairan di dalam otak).

Terkubur di otak, dekat pusat rongga tengkorak, terletak tepat di bawah thalamus (pusat
penghubung untuk jalur sensorik dan motorik di otak).

2
Hipotalamus memiliki struktural dan fungsional hubungan khusus dengan kelenjar hipofisis, yang
menggantung di bawahnya, yang melekat dengan batang tipis serabut saraf. Informasi penting
melewati sepanjang kedua serabut saraf dan pembuluh darah batang ini.

FISIOLOGI HIPOTALAMUS

• Homeostasis, yaitu bermanfaat untuk menjaga tubuh agar tetap stabil dan dalam kondisi
konstan.

• Penting dalam regulasi kenyang, metabolisme, dan suhu tubuh.

• Mengeluarkan hormon yang merangsang atau menekan pelepasan hormon di kelenjar


pituitari.

• Mengeluarkan hormon yang disebut somatostatin, yang menyebabkan kelenjar pituitari


untuk menghentikan pelepasan hormon pertumbuhan.

• Glucorticoids dan steroid mempengaruhi tanggapan seperti nafsu makan atau rasa haus.

Daerah anterior hipotalamus

• Termoregulasi dikendalikan melalui proses berkeringat dan saat Anda terengah-engah,


selain itu tidur serta siklus sirkadian juga diatur oleh daerah anterior.

Di tengah hipotalamus

• bertanggung jawab pada rasa haus dan lapar.

Wilayah tuberal

• mengontrol tekanan darah dan denyut jantung.

Daerah posterior

• Bagian ini juga akan mengontrol peningkatan tekanan darah, rasa menggigil, serta pelebaran
pupil.

KELENJAR TIROID

ANATOMI

Terletak pada leher bagian bawah di sebelah anterior trakea.

kelenjar endokrin yang paling banyak vaskularisasinya, dibungkus oleh kapsula yang berasal dari
lamina pretracheal fascia profunda.

Kapsula ini melekatkan tiroid ke laring dan trakea.

Terdiri atas dua buah lobus lateral yang dihubungkan oleh suatu jembatan jaringan isthmus tiroid
yang tipis dibawah kartilago krikoidea di leher, dan kadangkadang terdapat lobus piramidalis yang
muncul dari isthmus di depan laring.

3
Folikel adalah unit fungsional kelenjar tiroid.

Kelenjar tiroid mempunyai panjang ± 5 cm, lebar 3 cm, dan dalam keadaan normal kelenjar tiroid
pada orang dewasa beratnya antara 10 sampai 20 gram. Aliran darah kedalam tiroid per gram
jaringan kelenjar sangat tinggi (± 5 ml/menit/gram tiroid).

FISIOLOGI KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid mensekresi dua jenis hormon.

• Tiroksin, atau tetraiodotironin (T4). mencapai 90% dari seluruh sekresi kelenjar tiroid.

• Triiodotironin (T3) disekresi dalam jumlah kecil.

Zat yang digunakan dalam pembuatan T4 dan T3 adalah iodium.

• Hormon tiroid rneningkatkan laju metabolik hampir semua sel tubuh. hormon ini
menstimulasi konsumsi oksigen dan memperbesar pengeluaran energi, terutarna dalam
bentuk panas.

• Pertumbuhan dan menstruasi normal, tulang, gigi, jaringan ikat, dan jaringan saraf
bergantung pada hormon-hormon tiroid.

• Sel parafolikular yang jumlahnya sedikit (sel C), yang mensekresi kalsitonin, terdapat dalam
ruang interfolikular dan di antara sel-sel folikel. Kalsitonin menurunkan konsentrasi kalsium
dalam darah.

KELENJAR PARATIROID

ANATOMI

Kelenjar Paratiroid adalah empat organ organ kecil, masing-masing berukuran sebesar biji apel,
terletak pada permukaan posterior kelenjar tiroid dan dipisahkan dari kelenjar tiroid oleh kapsul-
kapsul jaringan ikat.

Dari sisi histologi, ada dua jenis sel dalam kelenjar paratiroid: sel utama, yang mensekresi hormon
paratiroid (PTH), dan sel oksifilik, yang merupakan tahap perkembangan sel chief.

• KELENJAR PARATIROID

• Kelenjar Paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid

• PTH (Paratiroid Hormon) bersama-sama dengan vitamin D3 (1,25-dihydroxycholecalciferal),


dan kalsitonin mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui
pengangkatan kadar kalsium darah dan penurunan kadar fosfat darah

• Ion kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi, koagulasi darah, kontraksi
otot, permeabilitas membrane sel, dan kemampuan eksitabilitas neuromuskuler yang
normal.

4
• Ion fosfat sangat penting untuk metabolisme seluler, sistem buffer, asam-basa tubuh, juga
sebagai komponen nukleotida dan membran sel.

KELENJAR TIMUS

ANATOMI

Timus terletak dibagian posterior toraks terhadap sternum,melapisi bagian atas perikardium
jantung, terdapat di depa aorta, antara paru-paru, dibawah tiroid, dan dibelakang tulang dada.

Pada bayi baru lahir, bentuknya sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram. Ukurannnya bertambah
setelah masa remaja antara 30-40 gram dan setelah dewasa akan mengerut.

Timus memiliki lapisan luar tipis yang disebut kapsul dan terdiri dari tiga jenis sel. Jenis sel timus
termasuk sel epitel, limfosit, dan sel-sel neuroendokrin.

• Kelenjar tymus berwarna kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus

• Lobus terdiri dari lobulus

Sebuah lobulus terdiri dari:

1. Korteks

2. Medula

• FISIOLOGI TIMUS

• Hormon, atau faktor yang diproduksi kelenjar ini meliputi enam peptida, yang secara kolektif
disebut timosin.

Fungsi timosin

• Timosin mengendalikan perkembangan sitem imun dependen timus dengan menstimulasi


diferensiasi dan proliferasi sel limfosit-T.

• Timosin mungkin berperan dalam penyakit immunodefisiensi kongenital, seperti


agammaglobulinemia, yaitu ketidakmampuan total untuk memproduksi antibodi.

KELENJAR ADRENAL

ANATOMI

Kelenjar adrenal Kelenjar adrenal (kelenjar suprarenal) adalah dua massa triangular pipih berwarna
kuning yang tertanam pada jaringan adiposa. Organ ini berada di kutub atas ginjal.

Masing-masing kelenjar adrenal terdiri dari korteks di bagian luar dan medula di bagian dalam.

• Korteks mensekresi hormon steroid.

• Medula menjadi asal neuron simpatis

5
FISIOLOGI ADRENAL

Hormon medular disekresi oleh sel-sel kromafin medula adrenal untuk merespons stimulus
preganglionik simpatis. Hormon ini meliputi katakolamin, epinefrin (80%) dan norepinefrin (20%).

HORMON KORTIKAL ADRENAL, berlawanan dengan hormon medular, sangat penting untuk
kehidupan.

• Mineralokortikoid disintesis dalam zona glomerulosa.

• Glukokortikoid disintesis dalam zona fasikulate (kortikosteron, kortisol, dan kortison)

• Gonadokortikoid (steroid kelamin) disintesis pada zona retikularis dalam jumlah yang
relative sedikit.

KELENJAR PANKREAS

ANATOMI

Kelenjar PANKREAS adalah organ pipih yang terletak di belakang perut dan sedikit di bawah lambung
yang terletak di rongga perut. Sisi kanan pankreas disebut kepala terletak di lekukan duodenum. Sisi
kirinya sedikit meruncing dan berakhir di dekat limpa.

• Panjang pankreas sekitar 10-20 cm, lebar 2,5 –5 cm, tebal 1-2 cm, dan beratnya sekitar 150
gr.

• Mendapat pasokan darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus.

• Struktur: caput, collum, corpus, dancauda.

• Bagian endokrin pankreas tersusun atas agregasi sel, disebut Pulau Langerhans, jumlahnya
sekitar satu juta, tersebar diantara asinus, dengan kecenderungan lebih banyak pada bagian
kauda. Pulau langerhans tersusun atas sekitar 3000 sel (alfa, beta, delta, f)

FISIOLOGI PANKREAS

SEL ENDOKRIN dapat ditemukan dalam pulau-pulau langerhans, yaitu kumpulan sel sel kecil yang
tersebar di seluruh organ.

empat jenis sel penghasil hormone:

• Sel alfa mensekresi glukagon, yang meningkatkan kadar gula darah.

• Sel beta mensekresikan insulin, yang menurunkan kadar gula darah.

• Sel delta mensekresi somatostatin, yaitu hormon yang menghalangi hormon pertumbuhan,
dan menghambat sekresi glukagon dan insulin.

• Sel F mensekresi polipeptida dalam pankreas, sejenis hormon pencernaan yang dilepaskan
setelah makan.

INSULIN

6
Dalam penurunan kadar gula darah, insulin sebagai hormon anabolic terutama akan meningkatkan
difusi glukosa melalui membrane sel di jaringan.

• Insulin meningkatkan transport asam amino dan asam lemak dari darah ke dalam sel.

• Insulin meningkatkan sintesis protein dan lemak, serta menurunkan katabolisme protein dan
lemak.

• Insulin meningkatkan penggunaan karbohidrat untuk diubah menjadi energi.

• Insulin memfasilitasi penyimpanan glukosa dalam bentuk glikagon pada otot rangka dan hati

• Jika kadar glukosa darah turun, maka laju sekresi insulin juga turun.

GLUKAGON

GLUKAGON disekresi pada saat kadar gula darah dalam darah rendah. Molekul glukagon berasal dari
prohormon.

efek dari glukagon

• Glukagon meningkatkan penguraian glikogen di hati menjadi glukosa.

• Glukagon menguraikan lemak

• Glukagon meningkatkan sintesis glukosa dari sumber nonkarbohidrat (glukoneogenesis) di


dalam hati.

• Glukagon menguraikan protein

• Sekresi glukagon dikendalikan oleh kadar gula darah.

• Peningkatan kadar glukosa darah menghambat pelepasan glukagon melalui mekanisme


umpan balik negatif.

SOMATOSTATIN

Hormon SOMATOSTATIN disekresikan oleh sel-sel delta pulau langerhans merupakan senyawa
polipeptida yang terdiri dari 14 asam amino yang mempunyai waktu paruh yang sangat singkat.

Somatostatin memiliki efek penghambat:

• Bekerja secara lokal di dalam pulau langerhan guna menekan sekresi insulin dan glukagon.

• menurunkan gerakan lambung, duodenum, dan kandung empedu.

• mengurangi sekresi dan absorbsi dalam saluran cerna.

OVARIUM

ANATOMI

7
OVARIUM adalah sepasang organ berbentuk buah kenari yang mempunyai panjang sekitar 1,5 inchi
atau 4 cm, lebar 1,5 cm, dan tebal 1 cm, terletak di kiri dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di
fossa ovarika.

• Bagian permukaan disusun oleh epitel kuboid selapis atau yang biasa disebut epitel
germinal.

• Korteks di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium germativum , di dalam terdiri dari stroma
serta folikel-folikel primordial.

• Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh


darah, serabut-serabut saraf, dan sedikit otot polos

FISIOLOGI OVARIUM

OVARIUM Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone
estrogen dan hormone progesterone.

• Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH

• Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH

MENSTRUASI

SISTEM HORMONAL YANG MEMPENGARUHI SIKLUS menstruasi

• FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus


untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.

• LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk


merangsang hipofisis mengeluarkan LH.

• PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan


prolaktin.

TESTIS

ANATOMI

TESTIS adalah organ kembar berbentuk oval seukuran anggur besar. Mereka berada di dalam
skrotum, yang merupakan kantong longgar kulit yang menggantung di luar tubuh belakang penis.

TESTIS dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Testis terdiri dari tubulus yang
dilapisi oleh sel – sel benih (sel germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.

Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig
memproduksi hormon testosteron.

FISIOLOGI TESTIS

Testis mensekresikan hormon testosterone yang dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis
bagian anterior.

8
• Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi GONADOTROFIN, yaitu hormone FSH dan
LH.

• Hipotalamus dan kelenjar hipofisis mengatur bagaimana kontrol testosteron testis


memproduksi dan mengeluarkan.

MEKANISME CARA KERJA HORMON

1. melaui stimulasi kerja enzim yang ada dalam sel

Aktivasi enzim melibatkan sistem reseptor terikat membrane (pembawa pesan kedua)

2. mengaktivasi gen yang terlibat melalui transkripsi dan translasi

Aktivasi gen melibatkan system reseptor intraseluler.

Pengaturan kecepatan dan jumlah sekresi hormone

STIMULASI HORMON

1. Kadar sejenis hormone dalam darah (diproduksi oleh kelenjar itu sendiri atau oleh kelenjar
endokrin lain) atau oleh kandungan nonhormon (misal: glukosa atau kalsium).
2. Mekanisme control umpan balik
3. Impuls saraf yang menjalar disepanjang serabut saraf dan langsung berakhir pada sel
kelenjar

KELAINAN SISTEM ENDOKRIN

Dwarfisme

Gejala hiporsekresi (kekurangan) hormon pertumbuhan pada masa anak-anak yang


menyebabkan cebol.

Gigantisme (acromegaly)

Gangguan endokrin yang terjadi karena kelebihan growth hormone sebelum pubertas.

Goiter (gondok)

Kelenjar tiroid yang membesar disertai hipofungsi maupun hiperfungsi tiroid.

Tiroiditis

Adalah sutu peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan infeksi viral seperti HFV dan

virus beguk pada tiroiditis subakut.

Hiperpituitarisme

Merupakan suatu sekresi yang berlebihan hormon hipifisis anterior yang terjadi akibat

adanya tumor.

9
Tumor hipofisis

Adalah sesorang yang menderita tumor pada selaput kecil pada otak.

Addison

Adalah kerusakan kelenjar adrenal yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hormon korteks
adrenal.

Diabetes Militus (DM)

Gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia (meningkatnya kadar gula dalam darah) akibat
kurangnya hormon insulin, menurunnya efek insulin atau keduanya.

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).

Kelebihan produksi androgen mengganggu perkembangan telur dan pembebasan mereka dari
indung telur perempuan. PCOS adalah penyebab utama infertilitas.

Kanker testicular

Gejala berupa benjolan di salah satu testis dan skrotum terasa berat.

Penanganan berupa operasi, radiasi, dan kemoterapi.

PANKREAS
ANATOMI PANKREAS

Terletak dibelakang dan sedikit di bawah lambung dalam abdomen

Pankreas merupakan kelenjar retroperitoneal dengan panjang sekitar 12-15 cm (5-6 inchi) dan tebal
2,5 cm (1 inchi).

Pankreas berada di posterior kurvatura mayor lambung.

Terdiri dari 3 bagian. Yaitu kepala, badan, dan ekor

Kepala pankreas terletak disebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan
yang praktis melingkarinya.

Badan pankreas terletak di dibelakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.

Ekor pankreas merupakan bagian yang runcing disebelah kiri dan menyentuh limpa.

Dua duktus/ saluran yang mengalirkan hasil sekresi pankreas ke dalam duodenum

1. Ductus Wirsung yang bersatu dengan duktus choledukus, kemudian masuk ke dalam
duodenum melalui sphincter oddi

2. Ductus Sartorini, yang lebih kecil langsung masuk ke dalam duodenum di sebelah atas
sphincter oddi.

10
Eksorin (98-99%) Kelompok sel sekretorik, mirip anggur, disebut asinus

Endokrin (1-2%) Lebih kecil, terdiri dari jaringan endokrin terpisah (pulau langerhans), tersebar
diseluruh pankreas

FISIOLOGI PANKREAS

Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu :

1. Menghasilkan enzim pencernaan atau enzim eksokrin

2. Mengasilkan beberapa hormone atau fungsi endokrin

EKSOKRIN

Merupakan suatu fungsi dari pada pankreas yaitu menyekresikan getah pankreas sekitar 1.200 –
1.500 mL/hari yang berwarna bening atau jernih yang susunannya terdiri atas:

 Air

 Garam

 Sodium bicarbonate (pH 7.1 – 8.2)

 Enzim pencernaan

Adapun enzim pencernaan tersebut terdiri dari:

Amilase

Pemecah pati (amilum) menjadi molekul yang lebih sederhana seperti maltosa

Tripsinogen

Merupakan protease aktif (zymogenic) yang diakifkan dalam duodenum oleh enzim eterokinase
menjadi tripsin yang memecah protein menjadi pepton

Khemotripsinogen

Merupakan protease aktif (zymogenic) yang diakifkan oleh eterodinase duodenum menjadi
kemotripsin berfungsi juga dalam pencernaan protein yaitu mengubah protein dan peptosa menjadi
pepton, asam amino dan peptida

Lipase

Memecah lemak (trigliserida) menjadi asam lemak dan gliserol

Nuklease

Mengubah asam nukleat menjadi nukleotida

Kendali pada sekresi pankreas


 Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas reflex saraf selama tahap sefalik dan
lambung pada sekresi lambung.

 kendali utama terletak pada hormon deudenum yang diabsorbsi ke dalam aliran darah
untuk mencapai pankreas.

11
 Sekretin diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum dan diabsorbsi ke dalam darah untuk
mencapai pankreas.

 Sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan mengeluarkan sejumlah besar
cairan berair yang mengandung natrium bikarbonat.

 Biokarbonat menetralisir asam dan membentuk lingkungan basa untuk kerja enzim
pankreas dan usus.

 CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respons terhadap lemak dan protein
separuh tercena yang masuk dari lambung.

 CKK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim pankreas

ENDOKRIN

1. Fungsi endokrin terbentuk dari jutaan kluster sel.

2. Kluster sel ini dikenal sebagai pulau Langerhans.

3. Di pulau Langerhans inilah fungsi dari sel Alfa, Beta, Delta dan Sel F di hasilkan.

4. Sel endokrin menyekresi hormone insulin dan glukagon.

Empat jenis sel penghasil dalam Pulau Langerhans

 Sel Alfa mensekresi glukagon. Yang meningkatkan kadar gula darah.

 Sel beta mensekresi insulin. Yang menurunkan kadar gula darah.

 Sel Delta mensekresi somatostatin atau hormon penghalang hormone pertumbuhan, yang
menghambat sekresi glukagon dan insulin.

 Sel F mensekresi polipeptida pankreas, sejenis hormone pencernaan yang dilepaskan setelah
makan.

Pulau Langerhans

berupa kumpulan sel berbentuk ovoid, berukuran 76 x 175 nanometer

Pulau-pulau ini menyusun sekitar 2% volume kelenjar, sedangkan bagian eksokrin pankreas
membentuk 80% serta duktus dan pembuluh darah membentuk sisanya

Berfungsi memproduksi hormone insulin dan glukagon yang penting untuk metabolisme
karbohidrat

INSULIN

 Struktur Insulin merupakan polipeptida yang terdiri dari 2 rantai, yaitu rantai A dan Rantai B

 Rantai B dari 21 asam amino, rantai B terdiri dari 30 asam amino

 Insulin disekresikan sekitar 40-50 unit perhari

Fisiologis Insulin

 menyediakan glukosa untuk sebagian besar sel tubuh.

12
 memperbesar simpanan lemak dan protein dalam tubuh.

 meningkatkan transport asam amino dan asam lemak dari darah ke dalam sel.

 memperbesar cadangan glukosa berlebih dalam bentuk lemak pada jaringan adiposa.

 meningkatkan penggunaan karbohidrat untuk energy.

 memfasilitasi penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen pada otot rangka dan hati.

 memperbesar cadangan glukosa berlebih dalam bentuk lemak pada jaringan adiposa.

GLUKAGON

Struktur berupa polipeptoda rantai tunggal lebih dari 29 asam amino

 Disentesis didalam sel A pulau Langerhans pankreas

 Disentesis dari molekul precursor proglukagen yang berukuran jauh lebih besar

 Glucagon beredar dalam plasma dalam bentuk bebas.

 Glucagon dinaikkan di hati yang mempunyai enzim yang memecah 2 asam amino pertama
dari ujung terminal amino

Fisiologis Glukagon

 Glucagon meningkatkan penguraian glikogen hati menjadi glukosa (glikogenesis), sehingga


kadar glukosa dalam darah meningkat.

 Glukagon meningkatkan sintesis glukosa dari sumber nonkarbohidrat (gluconeogenesis)


dalam hati.

Efek Insulin

Efek terhadap kadar glukosa darah

 Peningkatan kadar glukosa darah, misalnya setelah makan akan menstimulasi sel beta untuk
memproduksi insulin.

 Insulin menyebabkan glukosa berdifusi ke dalam sel yang akan memakainya sebagai energy,
mengubah menjadi glukogen dalam hati, atau menjadi lemak dalam jaringan adiposa.

 Jika kadar gula darah turun laju sekresi insulin juga turun

Efek Glukagon

 Glucagon mempengaruhi sekresi insulin melalui peningkatan konsentrasi glukosa darah.

 Sekresi glukagon dikendalikan oleh kadar gula darah.

 Kadar gula darah yang rendah menstimulasi sel sel alfa untuk memproduksi glukagon

 Glukagon menyebabkan pelepasan glukosa dari hati, sehingga glukosa darah meningkat

Hormon yang Secara Tidak Langsung Mempengaruhi Sekresi Insulin

13
 Hormon pertumbuhan, dan hormon gastrointestinal, seperti gastrin, sekretin dan
koleistokinin, semuanya menstimulasi sekresi insulin.

 Somatostatin, di produksi oleh sel-sel Delta pankreas dan hipotalamus, menghambat sekresi
insulin dan gluagon serta menghalangi absorpsi intestinal terhadap glukosa.

Gangguan atau Kerusakan Pada Pankreas


Diabetes tipe 1 dan tipe 2

 Pada kondisi diabetes tipe 2, tubuh tidak menggunakan insulin sebagaimana seharusnya dan
gula darah naik.

 Pada diabetes tipe 1, sistem imun justru menyerang sel-sel pankreas yang menghasilkan
insulin sehingga pada penderita diabetes tipe 1 dibutuhkan suntikan insulin seumur
hidupnya.

Pankreatitis

 Penyebab utama dari penyakit ini masih belum diketahui, namun masalah batu empedu dan
kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol bisa menjadi salah satu pemicunya.

 Pada pankreatis, pankreas jadi rusak dan meradang karena zat pencernaan itu sendiri.
Pankreatitis bisa menyebabkan kematian jaringan pankreas itu sendiri.

Fibrosis kistik

 Penyakit ini disebabkan oleh adanya gangguan genetik yang menimbulkan kelainan pada
pankreas dan paru-paru.

 Kondisi ini bisa menyebabkan diabetes atau masalah pencernaan.

Kanker pankreas

 Kanker pankreas bisa dikatakan sebagai penyakit yang diam-diam bisa mematikan karena
ternyata gejala awalnya sedikit dan bahkan tidak terlihat.

 Yang paling sering menjadi tempat berkembang kanker adalah sel yang terdapat pada
saluran pankreas

Pankreas pseudokista

 Rongga berisi cairan yang disebut dengan pseudokista dapat terbentuk setelah terjadinya
serangan pankreatitis.

 Penyakit ini dapat diatasi dengan melakukan bedah drainase atau pada sebagian penderita
dapat sembuh dengan sendirinya.

Ketoasidosis Diabetik

 Penyakit ini terjadi akibat defisiensi berat insulin yang disertai dengan gangguan
metabolisme protein, karbohidrat, dan juga lemak.

 Beberapa faktor yang menyebabkan penyakit ini yaitu pankreas mengalami infeksi, stres
secara fisik dan emosional dan penderita diabetes yang menolak terapi insulin

14
Reproduksi

Reproduksi adalah kemampuan mahluk hidup untuk menghasilkan individu baru, yang dilakukan
oleh semua bentuk kehidupan setiap individu organisme untuk menghasilkan generasi selanjutnya.

Sistem reproduksi adalah sistem organ seksual dalam organisme yang bekerja sama untuk tujuan
reproduksi seksual

Anatomi Sistem Reproduksi Pada Wanita dibagi menjadi 2 yaitu

1. Genitalia Eksterna
1. Mons pubis adalah gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian bawah perut.
2. Labia Mayora adalah dua lipatan kulit longitudinal yang merentang ke bawah dari mons
pubis
3. Klitoris terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora
4. Vestibula adalah area yang dikelilingi labia minora.
5. Orifisium uretra adalah jalur keluar urine dari kandung kemih.
6. Hymn (selaput dara) merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus
vagina.
7. Mulut Vagina merupakan awal dari vagina, merupakan rongga penghubung rahim dengan
bagian luar tubuh.
8. Perineum berperan dalam mendukung perkemihan, buang air besar, hubungan seksual, dan
melahirkan.

9. Ovarium berbentuk oval dengan panjang 3-4 cm, berwarna abu kemerahan

Genitalia Interna

1. Vagina terletak diantara kandung kencing dan rektumDinding depan vagina panjangnya 7-9
cm dan dinding belakang 9-11 cm.
2. Ovarium berbentuk oval dengan panjang 3-4 cm, berwarna abu kemerahan
3. Oviduk atau tuba fallopi bejumlah sepasang (di kanan dan di kiri ovarium) dg panjang sekitar
10 cm
4. Uterus (rahim) yaitu tempat janin dibesarkan, bentuknya seperti buah pir dan berat
normalnya 30-50 gram

OVARIUM

1. Folikel merupakan struktur dalam ovarium dimana terjadi perkembangan ovum


2. Folikel de graff adalah folikel yang telah matang dan siap mengeluarkan ovum di dalamnya
3. Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari folikel de graff
4. Korpus luteum adalah folikel yang telah mengeluarkan ovum didalamnya
5. Korpus albikan adalah korpus luteum tua yang sudah tidak menghasilkan hormon lagi

SIKLUS MENSTRUASI

Stadium Menstruasi (Desquamasi)

15
Pada masa ini, endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya lapisan
tipis yang tertinggal disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung selama 4 hari. Banyaknya darah
yang keluar yaitu 50cc

Stadium post menstrum (Regenerasi)

Penebalan kembali endometrium oleh selaput lendir baru dari sel epitel kelenjar endometrium yang
pada masa ini tebal endometrium kira-kira 0,5 mm.

Stadium inter menstrum (proliferasi)

Penebalan endometrium hingga menjadi tebal 3,5 mm dan berlangsung 5-14 hari dari hari
pertama haid.

Stadium pra menstruasi (sekresi)

Terjadi perubahan pada endometrium untuk mempersiapkan endometrium dalam menerima sel
telur.

Hormon pada sistem reproduksi wanita

Hormon Estrogen

Estrogen mempermudah pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan pertumbuhan tuba


uterus, jumlah otot uterus, serta kadar protein kontraktil uterus. Estrogen meningkatkan
pertumbuhan duktus-duktus yang terdapat pada kelenjar mamae, selain itu juga merupakan hormon
feminism wanita terutama yang dipengaruhi oleh hormon androgen.

Hormon progesteron

Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, bertanggung jawab atas perubahan endometrium, dan
perubahan siklik dalam serviks serta vagina.

Folikel Stimulating Hormon (FSH)

FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada
pembentukan/pemberian estrogen dalam jumlah yang cukup seperti pada kehamilan

Lutein hormon (LH)

LH bekerja sama dengan FSH untuk menyebabkan menjadinya sekresi estrogen. Bila estrogen
dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi FSH, sedangkan
produksi LH bertambah hingga tercapai suatu rasio produksi FSH dan LH sehingga dapat merangsang
terjadinya ovulasi.

Prolaktin atau Luteotropin Hormon (LTH)

Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi. Prolaktin dibentuk oleh sel alpha (asidophil)
dari lobus anterior kelenjar hipofisis.

16
PUBERTAS

Timbulnya pubertas dirangsang oleh beberapa proses pematangan yang berlangsung di daerah otak
yaitu hipotalamus dan sistem limbik yang ditandai dengan hal-hal berikut :

1. Peningkatan sekresi estrogen pada pubertas.


2. Mengalami menstruasi.
3. Variasi siklus bulanan.
4. Pinggulnya mulai melebar, payudara membesar.
5. mulai tumbuhnya rambut-rambut di bagian-bagian tertentu.

• Anatomi Sistem Reproduksi Pada Pria

Genitalia Eksterna

Skrotum adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang
membungkus dan menopang testis diluar tubuh pada suhu optimum untuk produksi
spermatozoa.

Penis normal berukuran rata-rata berukuran 9-9,5 cm dan saat ereksi 12,8 -14,5 cm.
Diameter penis 3-4 cm. Digunakan sebagai aktivitas seksual

Genitalia Interna

1. Duktus Ejakulator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar


prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih.
2. Vesikula seminalis adalah organ berbentuk kantong bergelembung-gelembung yang
menghasilkan cairan seminal
3. Duktus eferen adalah kelanjutan Duktus Ejakulator panjangnya mencapai sekitar 2
cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal
dari kandung kemih. Duktus eferen adalah kelanjutan epididimis
4. Epididimis adalah saluran yang panjangnya 4 m sampai 6 m yang terletak di
sepanjang sisi posterior testis.
5. Testis Berat testis 10-14 gr, panjangnya 4 cm, diameter anterus-posteriornya kurang
lebih 3 cm dan memiliki ketebalan (dari median ke rateral kurang lebih 2,5 cm).
6. Kelenjar prostat bentuknya seperti buah kenari, beratnya kira-kira 14,7 gram
7. Kelenjar bulbouretra (cowper) berbentuk bulat dan berjumlah 2 buah
8. Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis.

Proses Pembentukan Sel Kelamin

Dibagi menjadi 2 yaitu

Spermatogenesis

17
1. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel spermatozoa. Dibentuk di dalam
tubula seminiferus. Dipengaruhi oleh beberapa hormone yaitu :
2. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung.
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh sekresi testosterone

Pada testis, spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Setiap proses spermatogenesis


memerlukan waktu 65-75 hari. Sperma yang matang akan menuju epididimis.

Kepala sperma tebal mengandung inti haploid yang ditutupi badan khusus yang disebut akrosom.
Akrosom mengandung enzim yang membantu sperma menembus sel telur. Bagian tengah sperma
mengandung mitokondria spiral Setiap melakukan ejakulasi, seorang laki-laki mengeluarkan kurang
lebih 400 juta sel sperma.

Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum. Oogeneis terjadi di
ovarium. Di ovarium ini telah tersedia calon-calon sel telur (oosit primer) yang terbentuk sejak bayi
lahir

1. Hormon FSH
2. Hormon Estrogen
3. Hormon LH
4. Hormon Progesteron

Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat menghasilkan kurang lebih 400 buah sel ovum

Pembuahan(fertilisasi) adalah adalah pembuahan ovum oleh sperma yang pada umumnya terjadi di
tuba fallopi. fertilisasi harus terjadi sebelum 24 jam setelah terjadinya ovulasi karena dalam jangka
waktu itulah ovum dapat dibuahi, sedangkan sperma dapat bertahan 72 jam di dalam tubuh wanita

1. Saat ejakulasi, jutaan sperma memasuki saluran vagina wanita.Sel sperma ini melesat ke
dalam rahim mencari jalan untuk bertemu dengan sel telur
2. Sperma pertama yang bertemu dengan sel telur akan berusaha menembus cangkang sel
telur agar terjadi pembuahan.
3. Setelah salah satu sperma berhasil menembus sel telur, maka sel telur akan berubah bentuk
dan membentuk lapisan sehingga sperma lain tidak bisa menembus masuk.
4. Terjadi peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan
zygote
5. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi
embrio dan janin.

Jumlah kromosom manusia 46, berarti kromosom seksnya - seksnya dua dan 44 dalam tiap nukleus
sel tubuhnya.

Jika manusia tersebut pria, maka penulisan symbol kromosomya 22AA + XY atau 44A + XY atau XY,

Untuk wanita dituliskan : 46 XX atau 22 AA + XX atau 44A + XX ,

Ovum ( sel telur ) manusia hanya satu macam : 22A = X , artinya : 22 autosom + 1 kromosom X

18
PENYAKIT

AIDS

disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia

KANKER PANYUDARA

Indikasi berupa adanya benjolan, perubahan pada ukuran payudara, perubahan puting, kulit
payudara mengerut

GONORRHEA

Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Gejalanya rasa sakit saat buang air kecil dan
kelurnya nanah berwarna kuning kehijauan dari uretra

IMPOTENSI

Impotensi adalah ketidakmampuan mempertahankan ereksi penis

INFERTILITAS

• Infertilisasi primer

Belum pernah hamil selama 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu

• Infertilisasi sekunder

Pernah hamil, kemudian tidak hamil selama 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali
per minggu

KANKER SERVIKS

Kanker serviks disebabkan oleh HPV atau human papilloma virus.

SIFILIS

Disebabkan oleh bakteri Treponema palladium yang merupakan infeksi yang terjadi pada organ
kelamin bagian luar.

TES FUNGSI GINJAL


Pembentukan urin

1. Ginjal membuang produk limbah metabolisme tubuh


2. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Mengatur keseimbangan asam dan basa

19
4. Mengendalikan tingkat konsentrasi berbagai konstituen padat dalam cairan tubuh

Komposisi urin

1. Volume urin normal 600-2500 ml/24 jam, bervariasi


2. Volume urin 24 jam dipengaruhi oleh: asupan cairan, suhu lingkungan, kelembaban, diet,
mental, berat badan, penyakit-penyakit
3. Berat jenis urin 1,003-1,030 dapat diukur dengan urinometer
4. Total solid (bahan-bahan terlarut) 3-30 g/L (kira-kira 50 g/hari).
5. Total solid urin = dua angka dibelakang koma dari berat jenis x 2,66. ( 2,66 disebut long’s
coefficient)
6. pH urin 4,7-8 (rata-rata 6)

 Sifat fisik urin normal

1. Warna, kejernihan (transparency), bau (odour), pH (asam- alkalin), dan berat jenis (density)

2. Warna: kuning muda bervariasi tergantung diet terakhir dan kekentalan urin

3. Minum lebih banyak air akan mngurangi kekentalan urin sehingga warna menjadi lebih
jernih

Senyawa dalam urin normal

1. “End-product” metabolisme nitrogen: urea, asam urat dan kreatinin


2. Komponen lain : natrium chloride (NaCl), dan lebih 100 senyawa lain dalam jumlah yang
sangat sedikit

Tinjauan data klinik ginjalOrganoleptis urin : Warna dan Bau urin

1. Pemeriksaan kimia urin: Glukosa, Aseton, Bilirubin, Darah,Berat Jenis, Protein,pH


2. Mikroskopik urin : silinder dan sel
3. Kimia darah : kreatinin, BUN
4. Penilaian fungsi ginjal : filtrasi dan tubulus
5. Tinjauan pemeriksaan radiologi

Warna urine

 Normal : jernih sedikit berkabut dan berwarna kuning,

intensitas warna linier dengan peningkatan konsentrasi

 Kekeruhan : kristalisasi urat/fosfat

20
WARNA URIN

Merah

Patologik : Haemoglobin

Non patologik : konsumsi obat, zat warna

Oranye

Patologik : Pigmen empedu, bilirubin

Non patologi : penggunaan obat ISK, piridium

Kuning

Patologi : bilirubin, urobilirubin, urin pekat

Non patologi: wortel, nitofurantion

WARNA URIN (Contd..)Hijau

Patologi : biliverdin, bakteri (pseudomonas)

non Patologi : vitamin, obat psikoakatif, diuresis

Biru

non patologi : diuretik, nitrofuran

Coklat

patologi : pigmen empedu

non patologi : levodopa, nitrofuran, sulfa

Hitam/hitam kecoklatan

Patologi : urobilinogen

non patologi : kompleks besi, fenol

 BAU URIN

 Normal : sedikit berbau

 Bau aseton  pada diabetes ketoasidosis,

 Bau amonia  infeksi bakteri (urea amonia)

21
PEMERIKSAAN KIMIA URIN

Glukosa  N : negatif

Aseton  N : negatif

Bilirubin  N: negatif

Darah  N : negatif

Protein

Berat Jenis

pH

PROTEINURIA

 Keberadaan protein di dalam urin

 Protein umumnya merupakan senyawa dengan BM besar, sehingga pada keadaan normal
sulit dapat terfiltrasi oleh glumerulus

 Protein apabila terfiltrasi maka akan terreabsorbsi kembali ke sirkulasi sistemik

 Uji dipstik : 0 - +4 (+4 menunjukkan konsentrasi protein yang tinggi)

 Uji lab : kuantitatif dengan instrumen

KLASIFIKASI PROTEINURIA

Protein < 0,5 g/hr

OR berat, stress, hipertnsi dll

Protein sedang 0,5-3 gr/ hari

GN kronis, nefropati diabetes, pre eklamsia

Protein Berat > 3 gr/hari

GN akut, GN kronis berat, nefropati berat

 pH URIN

 pH urin dewasa normal : 5 - 6,5 , rata2 : 6

 pH urin asam :

Kerusakan jaringan, diet hewani, asidosis metabolik/respiratori, demam

22
 pH urin basa :

Diet sayuran & buah, ISK (pseudomonas/proteus), susu

 Pengaruh asupan terhadap keasaman dapat bermanfaat dalam terapi batu ginjal

URIN ASAM DAPAT MENGOBATI BATU GINJAL BASA

URIN BASA DAPAT MENGOBATI BATU GINJAL ASAM

 Batu yang sifatnya asam : kalsium oksalat, asam urat/sistein

 Batu yang sifatnya basa : kalsium fosfat/ magnesium amonium fosfat

Pada penderita batu ginjal,keberadaan konstituen tersebut didalam urin dapat mempridiksikan
adanya jenis keasaman batu ginjal

 BERAT JENIS URIN

Pengukuran dengan urinometer untuk menentukan konsentrasi urin

Bj urin:

Normal : 1,001-1,035

Diberi minum banyak : 1,001

Kekurangan cairan : 1,04

BJ urin perlu mempertimbangkan asupan,

untuk mengetahui kemampuan pemekatan urin

Mikroskopik Urine

UNSUR-UNSUR ABNORMAL URINE : Sel-sel dan silinder

SILINDER

Masa protein berbentuk silindris yang terbentuk ditubulus ginjal dan dibilas masuk ke dalam urin

Jenis-jenis silinder

Silinder dibagi2 berdasarkan bentuknya :

Silinder hialin  OR berat

Silender sel darah merah  glumerulusnefritis

Silinder sel darah putih  ISK/pyelonefritis

23
Silinder sel epitel tubulus  nekrosis tubulus

Silinder bakteri  ISK/pyelonefritis

Silinder lemak (badan oval)  proteinuri/nefrotik sindrom

Silinder granular gagal ginjal

SEL

 Neutrofil  infeksi

 Eosinofil  infeksi

 Limfosit  adanya reksi penolakan pada proses transplantasi

 Sel epitel  gangguan tublus

 Eritrosit  kerusakan glumerulus

KIMIA DARAH

BLOOD UREA NITROGEN (BUN)

1. Nitrogen urea merupakan produk metabolisme protein


2. BUN Normal : 10 – 20 mg / 100 ml
3. Konsentrasi tergantung dari asupan
4. Apabila GFR turun terjadi peningkatan BUN

KREATININ

1. Kreatinin merupakan produk metabolisme otot

2. Terfiltrasi oleh glumerulus, terekresi dalam bentuk utuh, terreabsorbsi sebagian kecil dalam
ginjal

3. Kreatinin serum normal : 0,7-1,5 mg/100 ml

PENILAIAN FUNGSI GINJAL

Fungsi filtrasi

Fungsi tubulus

1. GLUMERULUS FILTRATE RATE (GFR) Kemampuan glumerulus dalam memfiltrasi larutan


2. Metode

 TEST FUNGSI TUBULUS

Untuk mengetahui fungsi tubulus

24
Metode :

 Tes PSP
 Tes Para aminohutirat (PAH)
 Tes pemekatan dan pengenceran
 Tes pengasaman urin
 Tes konservasi natrium

NILAI NORMAL URINALISA

1. Leukosit : 0-4 / LPB


2. Sel epitel : 0-5 /LPB
3. Bakteri : 0
4. Badan lemak oval : 0
5. Silinder : 0-1 / LPB (hialin)
6. Glukosa : negatif
7. Keton : negatif
8. Eritrosit : 0-2 / LPB
9. Leukosit : 0-4 / LPB
10. Spermatozoa : + (laki-laki)
11. Lendir

Pemeriksaan Radiologi

Pielogram Intravena (IVP)

Untuk melihat kelainan2, seperti : atrofi ginjal, pielonefritis, dan gambaran posisi serta keberadaan
ginjal

Metode : foto polos radiografi abdomen  penyuntikan media kontras disuntikkan secara 
dilakukan pemotretan tiap menit pada 5 menit pertama

Ultrasonografi Ginjal

1. Membedakan tumor padat dengan kista yang mengandung cairan

2. Ukuran ginjal

3. Adanya obstruksi

4. Adanya penolakan ginjal pada pencangkokan

5. Menentukan letak ginjal pada proses biopsi ginjal

Radionuklida (isotopik)

1. Menggunakan penyuntikan radioaktif untuk melihat proses-prose ginjal ( filtrasi, sekresi,


ekresi, gangguan difusi )

2. Biasa digunakan untuk melihat efektifitas kerja ginjal setelah pencangkokan

25
CT- Scan

1. Memperlihatkan gambaran melintang

2. Menggambarkan secara teliti seluruh sistem urinarius

3. Penetapan stadium neoplasma

4. Dapat memperlihatkan batu pada trackus urinarus

MRI

1. Berfungsi sama seperti CT-scan, namun metode ini tidak membutuhkan pajanan radiasi ion
2. Memberikan gambaran lebih rinci dibanding CT-scan

BIOPSI GINJAL

1. Untuk mendapatkan spesimen jarigan ginjal, yang kemudian spesimen diperikas dengan
mikroskop cahaya, elektron dan imunofluresen

2. Cuplikan diambil melalui jarum yang disuntikkan kearah ginjal dengan metode khusus dan
dilakuakn oleh ahli nefrologi

URINARIA
STRUKTUR NEFRON

• Glomerulus :

a. Lapisan viseral kapsul bowman adalah lapisan internal epitelium.

b. Lapisan parietal kapsul bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal.

• Tubulus kontortus proksimal, terdapat sel-sel epitalial kuboid yang kaya akan mikrivilus (brush
border) dan memperluas area permukaan lumen.

• Ansa henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang masuk
ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan), dan membalik ke atas
membentuk tungkai ansenden ansa henle.

• Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk segmen
terakhir nefron.

• Tubulus dan duktus pengumpul.

Mekanisme pembentukan urine

Filtrasi

26
 Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah.

 Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein.

 Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium,
klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal

Reabsorsi

 Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan
ion bikarbonat.

 Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas.

 Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion
bikarbonat.

 Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah. Penyerapannya
terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla
renalis.

Augmentasi (Pengumpulan)

 Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul.

 Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga
terbentuklah urine sesungguhnya.

Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine
dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine
sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

Karakteristik Urine

Sifat fisik

1. Warna. Urine encer berwarna kuning pucat, dan kuning pekat jika kental. Urine segar
biasanya jernih dan menjadi keruh jika didiamkan.

2. Bau. Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia jika didiamkan

3. Asiditas atau alkalinitas. pH urine bervariasi antara 4,8 sampai 7,5 dan biasanya sekitar 6,0

4. Berat jenis urine berkisar antara 1,001 sampai 1,035, bergantung pada kandungan urine.

Ureter

adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sampai
kandung kemih.

27
1. Setiap ureter panjangnya antara 25-30 cm dan berdiameter 4-6 mm. Saluran ini menyempit
di tiga tempat: di titik asal ureter pada pelvis ginjal, di tititk saat melewati pinggiran pelvis,
dan dititik pertemuannya dengan kandung kemih.

2. Dinding ureter terdiri atas 3 lapisan jaringan: lapisan terluar adalah lapisan fibrosan, di
tengah adalah muskularis longitudinal kearah dalam dan otot polos sirkular ke arah luar, dan
lapisan terdalam adalah epithelium mukosa yang mensekresi selaput mucus pelindung.

3. Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik intrinsik. Gelombang peristalsis mengalirkan urine
dari kandung kemih keluar tubuh.

Kandung kemih

adalah organ muscular berongga yang berfungsi sebagai kontainer penyimpanan urine.

Letak : Pada laki-laki, kandung kemih terletak tepat di belakang simfisis pubis dan di depan rectum.
Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus di depan vagina. Ukuran organ ini sebesar
kacang kenari . Organ berbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilicus dalam rongga
abdomeninopelvis jika penuh berisi urine.

Struktur kandung kemih

Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dengan lipatan-lipatan peritoneum

a. Dinding kandung kemih ada 4:

1. Serosa adalah lapisan terluar

2. Otot destrusor adalah lapisan tengah

3. Submukosa adalah lapisan jaringan ikat yang terletak di bawah mukosa dan
menghubungkannya dengan muskularis.

4. Mukosa adalah lapisan terdalam.

b. Trigonum adalah area halus, triangular, dan relative tidak dapat berkembang yang terletak
secara internal di bagian dasar kandung kemih. Sudut-sudutnya terbentuk dari tiga lubang.
Di sudut atas trigonum, dua ureter bermuara ke kandung kemih. Uretra keluar dari kandung
kemih di bagian apeks trigonum.
Uretra
mengalirkan urine dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh.
Pada laki-laki, uretra membawa cairan semen dan urine, Uretra laki-laki panjangnya mencapai 20
cm dan melalui kelenjar prostat dan penis.
a. Uretra prostatic dikelilingi oleh kelenjar prostat. Uretra ini menerima dua duktus ejaculator
yang masing-masing terbentuk dari penyatuan duktus diferen dan duktus kelenjar vesikel,
serta menjadi tempat bermuaranya sejumlah duktus dari kelenjar prostat.
b. Uretra membranosa : Bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi otot rangka sfingter uretra
eksternal.

28
c. Uretra kavernous (penile, berspons) : menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang
sampai orifisium uretra eksternal pada ujung penis.
Uretra pada perempuan, berukuran pendek (3,75cm). saluran ini membuka keluar tubuh melalui
orifisium uretra eksternal yang terletak dalam vestibulum antara klitoris dan mulut vagina.
Gangguan / Pemyakit
Sistitis
Sistisis adalah inflamasi kandung kemih. Inflamasi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri (biasanya
Escherichia coli) yang menyebar dari uretra atau karena respons alergik atau akibat iritasi
mekanis pada kandung kemih. Gejalanya adalah sering berkemih dan nyeri (disuria) yang
disertai darah dalam urine (hematuria).

Pielonefritis
Pielonefritis adalah inflamasi ginjal dan pelvis ginjal akibat infeksi bakteri. Inflamasi dapat berawal di
traktus urinaria bawah (kandung kemih) dan menyebar ke ureter, atau karena infeksi yang
dibawa darah dan limfe ke ginjal.

Batu ginjal
Batu ginjal (kalkuli urinaria) terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat,
atau sistein. Batu-batu kecil dapat mengalir bersama urine; batu yang lebih besar akan
tersangkut dalam ureter dan menyebabkan rasa nyeri yang tajam (kolik ginjal) yang
menyebar dari ginjal ke selangkangan.

Gagal ginjal
Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Hal ini mengakibatkan terjadinya retensi garam, air, zat
buangan nitrogen ( urea dan kreatinin) dan penurunan drastic volume urine (oliguria)

Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah inflamasi neuron, terutama pada glomerulus.Glomerulonefritis akut
seringkali terjadi akibat respons imun terhadap toksing bakteri tertentu (kelompok
streptokokus beta A).Glomerulonefritis kronik tidak hanya merusak glomerulus tetapi juga
tubulus. Inflamasi ini mungkin diakibatkan infeksi streptokokus, tetapi juga merupakan
akibat sekunder dari penyakit sistemik lain atau karena glomerulonefritis akut

29

Anda mungkin juga menyukai