Anda di halaman 1dari 27

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN, IMUNOLOGI,

PENCERNAAN , PERKEMIHAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : AYU WULAN DEWI

NIM : 201701004

KELAS : 2A KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKes WIDYA


NUSANTARA PALU S1 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN
2019/2020
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

A. Anatomi sistem indokrin


Sistem endokrin adalah suatu system yang berkerja dengan
perantara zat- zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar buntu
(sekresi internal) yang mengirim hasil sekresinya masuk dalam darah dan
cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (
saluran ) hasil sekresi disebut hormon, dan excresi hormonnya kecairan
intra sel ( tidak langsung kepembulu darah ). Hormon ini masuk ke dalam
darah dan dibawa oleh sistem peredaran darah keseluruh bagian tubuh
system endokrin terdiri dari kelenjar – kelenjar endokrin dan bekerja sama
dengan sistem saraf, mempunyai peran penting dalam pengendalian
kegiatan organ - organ tubuh. Meskipun darah menyebarkan hormone
keseluruh tubuh namun hanya sel sasaran yang memiliki reseptor untuk
mengikat hormone tertentu jadi setelah dikeluarkan, hormone mengalir
dalam darah ke sel sasaran ditempat yang jauh, tempat bahan ini
mengatur atau mengarahkan fungsi tertentu.
Kelenjar endokrin yang terdapat didalam tubuh sebagai berikut :
1. Hypophysis ( Gladula pituitaria )
2. Glandula thyreoidea
3. Thymus
4. Glandula pinealis
5. Glandula superarenalis

Organ-organ yang dilengkapi dengan kumpulan sel – sel endokrin


selain menjalankan tugas tertentu orang ini juga mengeluarkan
hormone dari bagian endokrinnya organ yang termasuk dalam
kelompok ini adalah :

1. Pulau – pulau langerhans di dalam pancreas


2. Organ reproduksi atau gonad :
a. Ovarium pada perempuan
b. Testis pada laki – laki

B. Fisiologi sistem endokrin

1. Hypophysis
Kelenjar hipofisis atau pituitary adlah suatu kelenjar endokrin yang
terletak di dasar tengkorak ( sela tursika ) fossa os sfenoid. Besarnya
kira – kira 10X13X6 mm dan beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini
mem]megang peran penting dalam menyekresi hormone dari semua
organ endokrin ( sebagai pengatur ), kegiatan hormone yang dihasilkan
hipotalamus. Hormone – hormon yang mengatur fungsi hipofisis dapat
di atur oleh susunan saraf pusat melalui hypothalamus yang dilakukan
oleh sejumlah hormone yang dihasilkan hipotalamus . hormone –
hormon yang mengatur fungsi hipofise disebut hipophysiotropic
hormone di hasilkan oleh sel – sel neorosekretori yang terdapat pada
hipotalamus
2. Kelenjar tiroid
Tiroid merupakan kelenjar di dalam lehere bagian bawah, melekat
pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada
dinding laring kelenjar ini terdiri atas 2 lobus ( lobus dekstra dan lobus
sinistra ) yang saling berhubungan, masing – masing lobus tebalnya 2
cm panjang 4 cm dan lebar 2,5 cm.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin pembentukan hormon


tiroid tergantung dari jumlah yodium oksigen yang masuk ke dalam
tubuh. Sumber utama untuk memelihara keseimbangan yodium adalah
yodium dalam makanan dan air minum
3. Kelenjar parantiroid
Kelenjar parantiroid terletak di atas selaput pembungkus yang
membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar paritiroid terdiri atas dua pasang
(42) yang terletak dibelakang tiap lobus kelenjar tiroid, masing-masing
dua di sebelah kiri dan dua di sebelah kanan, besarnya setiap kelenjar
kira-kira 5x5x3 mm dengan berat antara 25-30 ml berat keseluruhan
dari kelenjar parentiroid 120 mmg
Kelenjar parentiroid menghasilkan hormon paratiroksi yang
merupakan suatu peptida yang terdiri atas 84 asam amino. Hormon
paratiroksin adalah suatu kesatuan hormon yang di perlukan untuk
menaikan kalsium serum sebanyak 1 mmg% dalam waktu 16-18 jam
osteoblas dan fibroblas mempunyai reseptor untuk hormon paratiroid
dan dapat mempengaruhi secara langsung, tetapi tidak mempunyai
reseptor-reseptor untuk hormon parantiroid di laksanakan secara tidak
langsung
Setiap kelenjar parantiroid di liputi oleh sebuah simpai tipis yang
memisahkan dari kelenjar tiroid. Septa harus mejulur kedalam tapsula
membawa pembuluh darah dan saraf kedalam kelenjar. Jaringan ikat
simpai dan septa (sekat pemisah) mengandung sel lemak yang
jumlahnya bertambah dengan bertambahnya usia. Folikel koloid
terlihat kecil dan lebih banyak dijumpai pada usia tua kelenjar
paratiorid menghasilkan parathormon suatu protein yag terdiri atas
sebuah rantai polipeptida tunggal penting dalam pengaturan
metabolisme kalsium penurunan konsentrasi kalsium plasma yang
akan di ikuti peningkatan pengeluaran hormon dan akan menarik
kalsium dari tulang. Kelenjar hormon ini disebabkan kemampuannya
merangsang perubahan selosteogenik
Menjadi osteoklas,sedangkan peningkatan kelenjar konsentrasi
kalsium akan menurunkan kadar ion fosfat.
4. Kelenjar timus
Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastinum dibelakang os
strenum di dalam toraks kira-kira setinggi bivurkasi (struktur pemisah)
trakea warna nya kemerahan dan terdiri atas 2 lobus pada bayi baru
lahir bentuknya sangat kecil, beratnya kira-kira 10 gram. Ukurannya
bertambah setelah masa remaja bertamabah 30-40 gram dan setelah
dewasa akan mengkerut. Perkembangan timus bervariasi sesuai dengan
umur seseorang, perkembangannya mencapai maksimum pada masa
puberitas kemudia berlangsung berangsur menyusut. Timus memiliki 2
lobus yang saling berhubungan secara erat dan bersatu dalam jaringan
ikat sebuah lobus terdiri atas ribuan lobus yang masing- masing ada
korteks dan madula.
5. Kelenjar suprarenalis/aderenal
Kelenjar suprarenalis berbentuk ceper dan terdapat pada bagian atas
ginjal beratnya sekitar 5-9 gram dan berjumlah sesuai dengan jumlah
ginjal kelenjar ini masih terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar
(korteks) yang berasal dari sel mesodermal dan bagian sebelah dalam
disebut medula berasal dari sel-sel ekatodermal. Berdasarkan
perbedaan dari zat yang dihasilkan, fungsinya dan peran dalam
mengatur kehidupan sel dan tubuh juga berada.
6. Kelenjar pienalis (epifise)
Kelenjar pienalis terdapat di dalam ventrikel otak, berbentuk kecil
dengan warna merah seperti sebuah cemara. Kelenjar ini menonjol dari
mesensefalon keatas dan kebelakang kolikus superior . fungsinya
kelenjar ini belum diketahui dengan jelas. Kelenjar ini menghasilkan
sekresi internal dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin
berperan penting dalam mengatur aktivitas seksual reproduksi manusia
kelenjar pinalis merupakan badan kecil berbentuk kerucut
dihubungkan melalui suatu tangkai atap ventrikal 3 dan simpai tipis
yang mempunyai septa kedalam rongga.
7. Kelenjar pankreas
Penkreas adalah suatu alat tubuh yang berbentuk agak panjang terletak
teritonial dalam abdomen bagian atas di depan vetebra lumbalis 1 dan
2 kepala pankreas terletak dengan kepala duodenum, sedangkan
ekornya sampai kelimfa pankreas mendapat darah dari arteri lienalis
dan mesentrika superior. Duktus pankreatikus bersatu dengan duktus
koledukus dan masuk kedalam duodenum.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM IMUNOLOGI

A. ANATOMI

Imunologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang antigen,


antibodi, dan fungsi pertahanan tubuh penjamu yang diperantarai oleh sel,
terutama berhubungan imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis
hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan. Sistem imun merupakan
sistem koordinasi respons biologi yang bertujuan melindungi integritas
dan identirtas individu serta mencegah invasi organisme dan zat yang
berbahaya di lingkungan yang dapat merusak dirinya.

Sistem imun adalah sistem pertahanan maanusia sebagai


perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan
organisme, termasuk virus, bakteri,protozoa dan parasit. Sistem kekebalan
tubuh juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan
molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas dan melawan sel yang
B. FISIOLOGI

a. Sumsum tulang

Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam
sumsum tulang sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, se
darah putih, (termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari
sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain.

b. Thymus

Gladula thymus memproduksi dan mematurasi/mematangkan T limfosit


yang kemudian bergerak ke jaringan lifatik yang lain, dimana T limfosit
dapat berespon terhadap benda asing thymus mensekresi 2 hormon
thymopoetin dan thymosin yang menstimulasi perkembangan dan aktivitas
T limfosit.

1. Limfosit T sitotoksik

Limfosit yang berperan dan imuntas yang di perantarai sel. Sel T


sitotoksik memonitor sel didalam tubuh dan menjadi aktif bila
menjumpai sel dengan antigen permukaan yang abnormal. Bila telah
aktif sel T sitotoksik menghancurkan sistem abnormal.

2. Limfosit T helper

Limfosit yang dapat meningkatkan respon sistem imun normal ketika


distimulasi oleh antigen presenting sel seperti makrofag telver melepas
faktor yang menstimulasi proliferasi sel B limfosit

3. Limfosit B

Tipe sel darah putih atau leukosit penting untuk imunitas yang
diperantarai antibodi atau humoral ketika distimulasi oleh antigen
spesifik limfosit B akan berubah menjadi sel memori dan sel plasma
yang memproduksi antibodi

4. Sel plasma

Klon limposit dari sel B yang terstimulus. Plasma sel berbeda dari
limfosit lain memiliki retikulum endoplamik kasar dalam jumlah yang
banyak aktif memproduksi antibody.

c. Getah bening

Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring disepanjang


perjalanan limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axilae,
selangkangan dan para aorta daerah.

d. Nodus limfatikus

Nodus limfatkus (limfonodi)terletak sepanjang sistem limfatikus


mengandung limfosit dalam jumlah banyak dan makrofag yang berpran
melawan mikro organisme yang masuk kedalam tubuh. Limfosit bergerak
melalui sinus, sel fagositt menghilngkan benda asing. Pusat geminal
merupakan produksi limfosit.

e. Tonsil

Tonsil adalah sekumpulan besar limfonodi terlettak pada rongga mulut dan
nasofaring. Tiga kelompok tonsil adalah tonsil palatine, tonsil lingual dan
tonsil pharyngeal.

f. Limfa

Limfa mendeteksi dan merespon terhadap benda asing dalam darah,


merusak eritrosit tua dan sebagai penyimpanan darah. Parenkim limpa
terdiri dari 2 tipe jaringan :

Pulpa merah dan pulpa putih


1. Pulpa merah terdiri darii sinus dan di dalamnya terisi eritrosit

2. Pulpa putih terdiri limfosit dan makrofag

Benda asing di dalam darah yang melalui pulpa putih dapat


menstimulasi limfosit.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

A. Anatomi Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan atau sistem Gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorakan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
B. Fisiologi sistem pencernaan

1. Mulut
Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan
dan air. Mulut biasa terletak dikepala dan umumnya merupakan bagian
awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Makanan di potong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah
oleh gigi belakang (molar,geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang
lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-
bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya
lisozom), yang memecahkan protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.
a. Bibir
Permukaan bibir dilapisi epitel berlapis gepeng, dibawahnya
terdapat otot (M.orbicularis oris), kelenjar labialis dan syaraf
sensoris serta pembuluh darah.
Fungsi bibir antara lain :
1) Mengolah suara agar dapat berkata jelas
2) Menunjukan perasaan misalnya senyum, meringis atau
mencium
b. Pipi
Terdiri dari :
1) M. Buccinator
2) Ductus (saluran) kelenjar parotis
3) Pembuluh darah, lemak, dan syaraf
Fungsi pipi untuk membantu proses mengunyah dan meniup
c. Gingiva (gusi)
Terdiri dari jaringan fibrous, licin serta halus. Dibawahnya
berhubungan dengan periosteum terdapat kantong (alveoli)
tempat beradanya gigi.
d. Platum (langit-langit mulut)
Dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1) Platum durum : keras/bagian anterior terdiri dari epitel
berlapis gepeng
2) Palatum mole (lunak)/bagian posterior berhubungan dengan
rongga hidung
e. Lidah
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan
yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu :
1) Papila filiformis : berbentuk seperti benang halus
2) Papila sirkumvalata :berbentuk bulat, tersusun seperti huruf
V di belakang lidah
3) Papila fungiformis : berbentuk seperti jamur
f. Kelenjar ludah terdiri dari :
1) Glandula parotis :
a) Letaknya di mandibula posterior bawah telinga
b) Mengandung banyak enzim dan antibodi
2) Glandula submandibular :
a) Terletak dibawah mandibula (rahang bawah)
3) Glandula sublingualis :
a) Dibawah lidah
b) Mengandung banyak protein
g. Saliva (air liur)
Fungsi saliva :
1) Membersihkan mulut dan dibuang ke esofagus
2) Mengandung enzym lisosom (yang bersifat antiseptik) dan
eimmunoglobulin A
3) Oral comfort (agar mulut terasa lebih nyaman) dan untuk
mencuci rongga mulut
4) Mengubah makanan untuk menstimulir pengecapan
5) Membentuk bolus (memadatkan makanan) akibat kentalnya
saliva
6) Mencerna karbohidrat oleh enzim amylase
2. Tenggorokan (faring)
Faring merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu pharynk. Di dalam
lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.
Disini juga terletak persimpangan anatara jalan nafas dan jalan makanan,
letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung didepan ruas tulang
belakang. Saat menelan makanan dihalangi masuk ke dalam saluran napas
ileh epiglotis.
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang bernama choana. Rongga ini berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
Faring terdiri dari :
a. Bagian superior : bagian yang sama tinggi dengan hidung
b. Bagian media : bagian yang sama tinggi dengan mulut
c. Bagian inferior : bagian yang sama tinggi dengan laring

Bagian superior disebut nasofaring (di belakang rongga hidung). Pada


nasofaring bermuara tuba austachius yang menghubungkan tekak dengan
ruang telinga tengah, bagian media disebut orofaring (di belakang rongga
mulut), bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah. Bagian inferior
disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

3. Kerongkongan (esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses
peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang
belakang. Menurut histologi esofagus dibagi menjadi tiga bagian :
a. Bagian superior (sebagian besar adalah oto rangka)
b. Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
c. Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
Esophagus terdiri dari jaringan fibromuscular yang membentuk otot
sirkuler dan longitudinal. Makanan dari esophagus masuk gaster melalui
proses peristaltik dan berlanjut sampai ke colon.
4. Lambung (Gaster)
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti
kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. Kardia
b. Fundus
c. Antrum

Makanan masuk kedalam lambung dari kerongkongan melalui otot


berbentuk cincin (sfinger), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel
yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
a. Lendir : lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
b. Asam klorida (HCI) : asam klorida menciptakan suasana yang sangat
asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein.
c. Prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
Fungsi lambung antara lain :
a. Bacteriostatik : menghambat masuknya kuman
b. Mengubah pepsinogen menjadi pepsin
c. Membantu pencernaan protein oleh pepsin
5. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna.
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein gula dan lemak.
Lapisan usus halus, lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisa otot
melingkar (muskulus sirkuler), lapisan otot memanjang (muskulus
longitidinal) dan lapisan serosa (sebelah luar).
Panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter dimana 1-2 meter
adalah jejenum. Usus halus membentuk lipatan sirkuler yang disebut plica
circularis kerckringi dengan lebar 8 mm.
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), jejunum dan ileum
a. Duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
b. Jejenum adalah bagian kedua dari usus halus di antara usus dua belas
jari(duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
c. Ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia terletak setelah duodenum dan jejenum dan kemudian
dilanjutkan oleh usus buntu.
6. Usus besar (kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari fases.
Usus besar terdiri dari : kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon
desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Fungsi usus besar yaitu :
a. Fungsi utama dari usus besar adalah menyerap air dari fases
b. Menmpung residu yang akan dibuang
c. Absorbsi air, elektrolit, vitamin
d. Sintesa vitamin K, vitamin B oleh bakteri yang normal berada di kolon
e. Sekresi mucus/lendir yang berfungsi melicinkan sisa-sisa makanan
(faeces).
7. Pankreas
Penkreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon
penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan
berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankreas terdiri
dari 2 jaringan dasar yaitu :
a. Asini : menghasilkan enzim-enzim pencernaan
b. Pulau pancreas : menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas
akan mencerna protein karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik
memecahkan protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh
dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Penkreas juga melepaskan sejumlah besar
sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara
menetralkan asam lambung. Hormon yang dihasilkan pankreas adalah
insulin dan glucagon yang berperan dalam mengatur kadar gula dalam
darah.
8. Hati
Hati merupakan sebuah kelenjar yang terbesar di dalam badan
manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan
dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran peting dalam metabolisme dan memiliki
beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis
protein plasma dan penetralan obat. Hepar merupakan kelenjar terbesar di
tubuh yang menghasilkan :
a. Empedu: zat yang penting dalam pencernaan
b. Albumin dan globulin
c. Faktor pembekuan
d. SGOT dan SGPT
9. Kandung Empedu (Gall bladder)
Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan
sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap (bukan karena warna jaringannya, melainkan karena
warna cairan emepedu yang dikandungnya). Empedu memiliki 2 fungsi
penting yaitu :
a. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
b. Berperan dalam pembungan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah
dan kelebihan kolestrol.
10. Rectum dan Anus
Rektum (bahasa latin yaitu regere, meleruskan atau mengatur) adalah
sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid)
dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi yaitu pada kolon desendens.
Jika kolon dedendens penuh tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar. Panjang rektum sekitar 12 cm
terdapat otot yang berfungsi mengangkat anus.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, diamana
bahan limbah keluar dari tubuh. Panjang anus sekitar 2,5-4 cm dimana di
bagian bawah (distal) terdapat M. Sphincter ani internus dan externus yng
berfungsi menahan keluarnya faeces bila belum ingin dikeluarkan.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

A. ANATOMI
Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat yang tidak digunakan
oleh tubuh. Zat ini akan larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine. Zat
yang dibutuhkan tubuh akan beredar kembali dalam melalui pembuluh
darah kapiler ginjal, masuk ke dalam pembuluh darah akan beredar
keseluruh tubuh. Sistem perkemihan merupakan sistem rangkaian organ
yang terdiri atas ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra.

B. FISIOLOGI

1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang terpenting dalam mempertahankan
homeostastis cairan tubuh. Fungsi ginjal untuk mempertahankan
homestastis dengan mengatur volume cairan,keseimbangan osmotic,
asam-basa, ekskresi sisa metabolism, dan sistem pengaturan hormonal
dan metabolisme. Ginjal terletak dalam rongga abdomen
retroperitoneal kiri dan kanan kolumna vertebralis, dikelilingi oleh
lemak dan jaringan ikat dibelakang peritoneum. Batas ginjal kiri
setinggi iga ke-11 dan ginjal kanan setinggi iga ke-12, sedangkan batas
bawah setinggi vertebralis lumbalis ke-3.
Setiap ginjal mempunyai panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm, dan
tebal 2,5 cm. ginjal kiri memeiliki ukuran lebih panjang dari pada
ginjal kanan. Berat ginjal pria dewasa 150-170 gram dan wanita 115-
155 gram. Bentuk ginjal seperti kacang, sisi dalam menghadap ke
vertebra torakalis, sisi permukaannya cembung, dan diatas setiap ginjal
terdapat sebuah kelenjar suprarenal.
Bagian-bagian dan permukaan-permukaan ginjal anatara lain:
a. Fascies anterior
b. Fescies posterior
c. Margo leteralis
d. Margo medialis
e. Polus kranialis
f. Dan polus kaudalis

Margo leteralis konveks ke leteral, sedangkan margo medialis


konkaf ke medial dan di tengah-tengahnya terdapat tempat yang
disebut hilus renalis setinggi VL1. Hilus ini merupakan pintu masuk
kedalam suatu rongga yang dinamakan sinus renalis dimana dasar dan
atapnya diliputi oleh kapsula fibrosa dari ginjal.

Secara fisiologis ginjal berfungsi mempertahankan keseimbangan


asam basa didalam darah dengan jalan membuang metabolit dan
bahan-bahan yang tidak berguna lagi dari darah. Mula-mula
penyaringan dari darah dilakukan pada glomerulus, kemudian diulangi
lagi pada tubulus kontraktus I (tubulus proksimalis) sehingga terdapat
keseimbangan garam-garam dalam darah. Hasil akhir penyaringan
tersebut adalah urine yang akhirnya keluar melalui ureter.

2. Ureter

Ureter adalah saluran untuk urine yang berasal dari ginjal (melalui
pelvis renalis) ke vesika urinaria (bulu-bulu). Saluran ureter terbagi
atas dua bagian , yaitu: pars abdominalis (pada dinding dorsal
abdomen), dan pars pelvina (pada dinding pelvis).
a. Pars abdominalis
Secara anatomi, pars abdominalis panjangnya kurang lebih 25-35
cm. Terletak turun kebawah ventral dari tepi medial muskulus
psoas mayor yang memisahkan dari ujung prosesus transversus
lumbalis 2-5 dan merupakan lanjutan dari pelvis renalis yang
terletak dorsal dari vasa renalis. Ureter dekstra berjalan dorsal dari
pars desenden duodeni, arteri spermatika interna, arteri kolika
dekstra,dan arteri iliokolika serta berada disebelah kanan vena kava
inferior. Ureter sisnistra berjalan dorsal dari arteri spermatika
interna, arteri kolika sinistra, dan kolon sigmoid.
b. Pars pelvina
Setelah masuk kedalam kavum pelvis, ureter berjalan ke kaudal
pada dinding leteral pelvis yang tertutup oleh peritoneum. Mula-
mula terletak ventro-kaudal dari arteri veonous iliaka interna
kemunian menyilang medial dari (korda) arteri umbilikalis dan
arterivananervus.
Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan paristaltik setiap 5
menit sekali untuk mendorong air kemih masuk ke dalam kandung
kemih. Bagian ujung atas pelvis ginjal (pelvis ureter) melebar
membentuk corong dan terletek dalam hilus ginjal menerima kaliks
mayor. Ureter keluar dari hilus ginjal berjalan ventrikel kebawah
dibelakang peritoneum parietal dan melekat pada muskulus psoas yang
memeisahkannya dengan prosesus transverses vertebra lumbalis.
3. Kandung kemih ( Vesika urinaria)

Vesika urinaria (kandung kemih): terletak tepat dibelakang os


pubis, merupakan tempat penyimpanan urine yang berdinding otot
yang kuat, bentuknya bervariasi sesuai dengan jumlah urine yang
dikandung. Kandung kemih pada waktu kosong terletak dalam rongga
pelvis, sedangkan dalam keadaan penuh dindingatas terangkat masuk
kedalam region hipogastrika. Aspeks kandung kemih terletak
dibelakang pinggir atas simpisis pubis dan permukaan posteriornya
terbentuk segitiga. Bagian sudut superolateral merupakan muara uterer
dan susdut inferior membentuk uretra.
Bagian atas kandung kemih ditutupi oleh peritoneum yang
membentuk eksavasio retro vesikalis,sedangkan bagian bawah
permukaan posterior dipisahkan dari rectum oleh duktus deferens,
vesika seminalis, dan vesika retrovesikalis. Permukaan superior
seluruhnya ditutupi oleh peritoneum dan berbatasan dengan gulungan
ileum dan kolon sigmold sepanjang leteral permukaan peritoneum
melipat kedinding leteral pelvis.
Lapisan-lapisan pada vesika urinaria adalah sebagai berikut:
a. Mukosa
Mukosa merupakan jaringan ikat kendur sehingga dalam keadaan
kosong mukosa vesika urinaria membentuk lipatan-lipatan yang
disebut sebagai rugae vesikae. Rugae ini menghilang bila vesika
urinaria terisi penuh sehingga mukosanya tampak licin.
b. Submukosa
Submukosa terdiri atas jaringanikat kendur dengan serabut-serabut
elastic kecuali pada trigonum lieutodi dimana mukosanya melekat
erat pada jaringan otot dibawahnya.

c. Muskularis
Lapisan muskularis terdiri atas jaringan otot polos dengan jaringan
ikat fibrous diantaranya. Otot-otot ini semua dinamakan muskuli
detrussor.
4. Uretra
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih
kelingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembungan
baik pada sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada pria,
berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran
air mani. Uretra dibagi menjadi dua yaitu: uretra pria dan uretra
wanita.
a. Uretra pria
Uretra pada pria merupakan saluran fibromuskular untuk jalan
urine dari vesika urinaria keluar dan juga untuk secret dari vesikula
seminalis, glandula prostate, dan glandula bulbo uretralis serta
spermatozoa. Uretra pria lebih panjang dari pada uretra wanita.
Panjangnya kurang lebih 20 cm dimulai dari kollum vesikae
menembus kelenjar prostat diafragma urogenital, kemudian
melalui korpus spongiosum penis berakhir diglans penis.
1. Pars prostatika uretrae adalah bagian dari uretra yang dilalui
prostat dimana lumennya paling lebar dan paling elastic.
Panjangnya kurang lebih 3 cm, bentuknya fusiformis, dan
dalam keadaan kosong didinding anterior dan posterior saling
berdekatan. Pada dinding posterior (bagian dalam) terdapat
beberapa struktur, diantaranya sebagai berikut.
a) Krista uretralis: merupakan tonjolan memanjang
darimukosa dinding dorsal dibagian medial kearah
kranial berhubungan dengan uvula vesikae ke kaudal
berhubungan dengan pars membranasea uretrae.
b) Kolikus seminalis (verumontanum): merupakan
pelebaran Krista uretralis kira-kira pada
pertengahannya.
c) Utrikulus prostatikus (vagina muskulina): lubang pada
puncak kollikulus seminalis yang sebetulnya
merupakan muara dari suatu saluran yang berhubungan
dengan lobus medius prostat. Bagian ini homolog
dengan vagina pada wanita.
d) Hiatus ejakulatoris: muara duktus ejakulatoris terdapat
sebelah kanan dan kiri urtikulus prostatikus (sedikit
lebih distal).
e) Sinus prostatikus: celah disebelah kanan dan kiri Krista
uretralis.
2. Pars membranasea uretra
Pars membranasea uretrae dimulai dari apeks pristat sampai
setinggi bulbus penis. Bagian ini adalah uretra waktu
menembus diafragma U.G., dan merupakan bagian yang
pendek (panjang 2 cm). letak membranasea uretrae 2 cm dorsal
dari sismfisis pubis. Pada bagian ini terdapat muskulus sfingter
uretra eksternum. Kaudal dari diafragma urogenitalis dinding
posterior uretra berhubungan dengan bulbus penis.
3. Pars kavernose uretrae
Letaknya didalam korpus spongiosum penis berjalan melalui
bulbus korpus dan glans penis (pars navikularis) lumen uretra
melebar pada bulbus (fossa intrabulbar) dan pada glandula
(fassa navikularis). Pada dinding ventralnya duktuli dari
glandula bulbouretalis kaudal dari diafragma urogenitalis.
b. Uretra wanita
Uretra wanita lebih pendek dari uretra pria, memeiliki
panjang 4 cm berjalan ke ventrokaudal mulai dari orifisium uretrae
internum ( pada kollum vasicae) sampai pada orifisium uretrae
eksternum pada vestibulum vaginae (antara introitus vaginae dan
klitoris).
Bagian dalam adalah mukosa dimana terdapat lubang-
lubang glandula uretralis (lacuna uretralis) dan dibagian kaudalnya
terdapat duktus parauretralis (homolog dengan prostat) yang
bermuara pada sisi kanan dan kiri orifisium uretra eksternum.
Lapisan luar adalah muskularis bagian kranial/proksimal sirkular
(pada kollum vesikae). Stratum longitudinalis dari vesika urinaria
ikut memperkuat bagian ini. Bagan tengah terdiri atas jarianagn
otot polos dan bergaris yang berasal dari muskulus pubovaginalis.
Bagian distal tidak ada jaringan ototnya.
DAFTAR PUSTAKA

Tarjuman (2002).Sistem Pencernaan dan Endokrin.(Modul 4).Jakarta:Pusdiknakes


Depkes RI

Ninik,Endang.(2002).Sistem Perkemihan.Modul 5.Jakarta:Pusdiknakes Depkes Ri

Pearce,E.2009.Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic,Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Roger Watson.Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat ed.10.Jakarta:EGC Penerbit buku


kedokteran

repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38258/5/%285%29%20BAB%20II%20Hormo
n%20hipotalamus%20dan%20Hipofisis.pdf
https://edoc.site/hipotalamus-pengertian-dan-fungsi-pdf-free.html
Tarjuman (2002).Sistem pencernaan dan Endokrin.(Modul4).jakarta:Pus

Anda mungkin juga menyukai