Disusun Oleh:
2019
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu:
1. Hipofisis
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar
pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil,
dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior,
bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior.
a) Lobus anterior (adenohipofise)
Berasal dari kantong rathke (dua tulang rawan) yang menempel pada
jaringan otak lobus posterior, menghasilkan sejumlah hormon yang
bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endokrin yang
lain.
Hormon Somatrotopin (Growth Hormone). Hormon pertumbuhan
yang berfungsi merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak,
serta merangsang pertumbuhan tulang (terutamatulang pipa) dan
otot. Kekurangan hormon ini pada anak-anak dapat menyebabkan
pertumbuhannya terhambat atau kerdil (kretinisme), jika kelebihan
akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika
kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan
tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut akromegali.
Hormon Tirotropik atau thyroid stimulating hormone (TSH).
Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok atau
tiroid serta merangsang sekresi troksin.
Hormon Adrenokortikotropik (ACTH). Mengontrol pertumbuhan
dan perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar
adrenal untuk mensekresikan glukokortiroid.
Prolaktin (PRL) dan Lactogenic Hormon (LSH). Membantu
kelahiran dan memelihara sekresi susu oleh kelenjar payudara.
Hormon Gonadotropin. Follicle stimulating hormone (FSH) yang
memiliki fungsi bebeda pada wanita dan pria. Pada wanita, hormone
ini merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium,
tempat berkemngangnya ovum atau sel telur. Hormone ini juga
mendorong sekresi hormone estrogen dan ovarium. Pada pria FSH
diperlukan untuk produksi sperma. Luteinzing hormone (LH) pada
wanita berperan dalam ovulasi dan luteinisasi, serta mengatur
sekresi hormon-hormon seks wanita, estrogen dan progesterone,
oleho ovarium. Pada pria hormon ini merangsang sel interstisium
leydig di testis untuk mengeluarkan hormone seks pria, testosterone,
sehingga hormon. ini memiliki nama alternatife interstitial sell-
stimulating hormon.
b) Pars Media
Jenis hormon serta fungsi hipofisis pars media yaitu Melanosit
Stimulating Hormon (MSH) yang berfungsi mempengaruhi warna kulit
individu dengan cara menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini
banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
c) Lobus Posterior (neurohipofisis)
Lobus posterior hipofisis terdiri dari jaringan saraf dan karenanya juga
dinamai neurohipofisis, berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar
ventrikel otak ketiga.
Oksitosin. Menstimulasi otot polos pada rahim wanita selama proses
melahirkan.
Hormon ADH. Menurunkan volume urin dan meningkatkan tekanan
darah dengan cara menyempitkan pembuluh darah.
2. Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar yang terdiri dari folikel-folikel dan terdapat
di depan trakea dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid
menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin
(T3). Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin)
yangmengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar
tiroid daridarah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam
jangka waktu yanglama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga
15 kali.
Hormon yang dihasilkan dari kelenjar tiroid, yaitu:
a) Tiroksin. Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, dan
kegiatan sistem syaraf.
b) Triiodontrionin. Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan,
dan kegiatan sistem syaraf.
c) Kalsitonin. Menurunkan kadar kalsium dengan cara mempercepat
absorpsi kalsium oleh tulang.
3. Paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar
tiroid. Terdapat dua pasang (4 buah) terletak di belakang tiap lobus dari
kelenjar tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan. Besarnya setiap
kelenjar kira-kira 5x5x3 mm dengan berat antara 25-30 mg berat
keseluruhan lebih kurang 120 mg. Fungsi kelenjar paratiroid yaitu mengatur
metabolisme fosfor dan mengatur kadar kalsium darah.
Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk
mengaturkonsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara
mengatur : absorpsikalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan
pelepasan kalsium dari tulang.
Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara
merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel
—sel tulang osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas
untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan
kalsium ke dalam darah.
4. Suprarenalis
Kelenjar suprarenalis atau adrenal berbentuk bola, atau topi yang
menempel pada bagian atas ginjal. Beratnya kira-kira 5-9 gram berjumlah
dua buah sesuai dengan jumlah ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu
kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks)
dan bagian tengah (medula). Bagian korteks menghasilkan hormone-
hormon yang dikatagorikan sebagai hormone steroid, sedangkan bagian
medula menghasilkan katekolamim
Kelenjar suprarenalis dibagi atas:
a) Korteks Adrenal. Bagian luar berwarna kekuning-kuningan yang
menghasilkan kortisol, disebut korteks yang terdiri dari sel-sel epitel
yang besar berisi lipoid yang disebut foam cells, terdiri dari zona
glomerulosa (lapisan luar), zona fasikulata (lapisan tengah yang paling
besar), dan zona retikularis (lapisan dalam langsung yang mengelilingi
medulla). Pemeliharaan struktur tubuh dan aktivitas sekresi dari korteks
suprarenal dipengaruhi oleh hormone adrenokortikotropin (ACTH) dari
lobus anterior hipofise. Korteks adrenal menghasilkan hormon
mineralokortikoid yang berfungsi mengontrol metabolisme ion anorganik
dan hormon glukokortikoid berfungsi untuk mengontrol metabolisme
glukosa.
b) Medula Adrenal
Terdiri dari sel-sel yang menghasilkan hormon epinefrin dan hormon
norepinefrin yang mengandung sel-sel ganglion simpatis dan kelenjar
medula adrenal. Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal berikut,
yaitu dilatasi bronkiolus, vasokonstriksi pada arteri, vasodilatasi
pembuluh darah otak dan otot, mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam hati, dan gerak peristaltik.
5. Pankreas
Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada
pankreas, sehingga dikenal dengan pulau-pulau langerhans. Kelenjar
pankreas menghasilkan hormon insuline dan glukogen. Insulin
mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel- sel tubuh
menembus membrane sel.
Kepala pankreas terletak dekat kepala duodenum, sedangkan ekornya
sampai ke lien. Pankreas mendapat darah dari arteri linealis dan arteri
mesenterika superior.
6. Kelenjar Kelamin
Kelenjar gonad yaitu testis pada pria dan ovarium pada wanita,
mempunyai fungsi endokrin dan reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin,
testis menghasilkan hormon seks yaitu androgen dan sperma. Sedangkan
ovarium menghasilkan estrogen dan progesterone serta memproduksi sel
telur.
Gonad dan kelenjar-kelenjar aksesori pada waktu lahir mempunyai
ukuran yang lebih kecil dan tidak berfungsi. Pada masa pubertas kelenjar
gonad menjadi aktif dan sifat kelamin sekunder mulai nampak, terjadi
peningkatan sekresi gonadotropin (FSH dan LH) yang merangsang
perkembangan dan produksi kelenjar gonad. Peningkatan sekresi FSH dan
LH disebabkan kepekaan hipotalamus terhadap inhibisii (hambatan) steroid
menurun.
7. Kelenjar Pienalis
Kelenjar pienalis (epifise) ini terdapat dalam sentrikel otak, berbentuk
kecil dengan warna merah seperti sebuah cemara, menonjol dari mensefalon
ke atas dan ke belakang kolikus superior. Kelenjar ini menghasilkan sekresi
interna dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin berperan penting
dalam mengatur aktivitas seksual dan reproduksi manusia. Glandula pienalis
diatur oleh isyarat syaraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang terlihat oleh
mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa melewati alirandarah
atau cairan sentrikel III ke glandula hipofise anterior menghambat sekresi
hormon gonadotropin, dan gonad menjadi terhambat lalu berinvolusi.
1. HIPOPITUITARISME
Hal ini ditandai dengan rendahnya produksi hormon oleh kelenjar hipofisis,
yang terletak jauh di dalam otak dan dianggap sebagai kelenjar endokrin
yang paling penting dalam tubuh atau sistem hormonal. Human Growth
Hormone ( HGH ) atau hormon pertumbuhan manusia adalah salah satu
dari enam hormon yang diproduksi oleh bagian anterior dari kelenjar
pituitari. Kekurangan hormon ini pada anak - anak mengakibatkan
gangguan pertumbuhan atau dwarfisme. gejala yang menonjol lainnya
seperti lemas, mual muntah dan tingkat detak jantung lambat, telat dalam
berpikir, haus yang ekstrim, munculnya keriput halus disebelah mata dan
mulut dan sebagainya. Diagnosis dini dan pemberian HGH dapat
memperbaiki kondisi dan mengakibatkan anak kembali atau mendekati
normal. Berbagai gejala ditimbulkan dalam kasus kekurangan hormon lain
dari kelenjar pituitari. Jika semua hormon kelenjar penting ini dirilis dalam
jumlah sedikit, maka kondisi ini disebut sebagai panhipohipofisesme.
Karena hormon kelenjar pituitari berfungsi sebagai stimulan bagi kelenjar
lain untuk memproduksi hormon, situasi seperti ini mungkin memiliki efek
bola salju, sehingga mengakibatkan kekurangan hormon seks, hormon
kelenjar adrenal dan hormon tiroid juga.
2. HIPOTIROIDISME
Gangguan dari sistem endokrin ini terjadi ketika hormon tiroid diproduksi
dalam jumlah sedikit oleh kelenjar tiroid. Insufisiensi ini, pada gilirannya
akan menyebabkan perlambatan semua proses metabolisme dalam tubuh.
Gangguan autoimun, seperti penyakit Hashimoto dan produksi yang tidak
memadai hormon tiroid merangsang dikelompokkan antara penyebab
hipotiroidisme. Biasanya berkembang selama bertahun - tahun, tingkat
keparahan gejala tergantung pada tingkat kekurangan hormon tiroid.
Beberapa gejala yang jelas termasuk kelelahan, intoleransi dingin, sembelit,
berat badan yang tidak biasa, rambut rontok, kurangnya minat dalam seks,
gondok,lemas, suara menjadi lebih dalam, gangguan kemampuan mental,
periode menstruasi berkepanjangan, dan sebagainya. Munculnya gejala full-
blown mengarah ke kondisi yang disebut sebagai myxedema. Pengobatan
dilakukan melalui terapi penggantian hormon seumur hidup dengan hormon
tiroid atau tiroksin.
3. HIPERTIROIDISME
Hipertiroidisme disebabkan oleh sekresi berlebihan dari hormon tiroid oleh
kelenjar tiroid yang terletak di daerah leher. Hormon ini berkaitan dengan
pengaturan pertumbuhan tubuh dan proses metabolisme. Hasil
Hipertiroidisme dari kelebihan otonom hormon tiroid oleh kelenjar
membesar yang menderita penyakit Grave. Dalam kasus yang kurang
umum, sekresi sangat tinggi dari hormon tiroid juga bisa terjadi akibat
pertumbuhan yang tidak diinginkan dari nodul tunggal pada kelenjar.
Gejala ini lima kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria,
biasanya mempengaruhi orang pada usia berkisar antara 30 sampai 40
tahun. Dikaitkan dengan pertumbuhan dan metabolisme, jumlah kelebihan
hormon mempercepat semua aktivitas metabolisme dalam tubuh, yang juga
melibatkan pembakaran jumlah surplus kalori. Gejala yang umum termasuk
pembengkakan di leher, kecemasan & stres, insomnia, meningkatkan
tingkat detak jantung, gelisah, keringat berlebihan, gerakan cepat usus, dan
penurunan berat badan meskipun peningkatan nafsu makan dan konsumsi
makanan tinggi. Dalam sebagian besar kasus, hipertiroidisme dapat
diobati,tetapi jika diabaikan, mungkin akan berakibat fatal dan mengambil
alih kehidupan penderita. Metode pengobatan yang disukai adalah
pemberian yodium radioaktif dan pasien mungkin memerlukan pengawasan
medis sepanjang hidup mereka. Dalam keadaan tertentu, operasi
pengangkatan bagian yang terkena dari kelenjar tiroid juga mungkin
dianjurkan.
4. DIABETES MELITUS
Diabetes insipidus dan diabetes mellitus keduanya merupakan gangguan
pada sistem endokrin, karena masing-masing ditandai dengan kekurangan
hormon, yang terakhir ini juga dikenal sebagai gangguan fungsi metabolik.
Mellitus selanjutnya dapat dibedakan ke dalam Diabetes tipe 1 dan Diabetes
tipe 2, di mana sebelumnya juga disebut sebagai Diabetes Juvenile.
Penyakit ini dipicu oleh kekurangan hormon,diabetes menyebabkan
peningkatan abnormal pada tingkat glukosa darah, kondisi yang lebih
dikenal sebagai hiperglikemia. Dalam tipe 1, hiperglikemia dikaitkan dengan
gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru mulai
menyerang sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas. Di sisi lain,
Diabetes tipe 2, sebagian besar disebabkan oleh penyebab genetik,sehingga
penyakit tersebut diwariskan dari orang tua kepada anak - anaknya. Insulin
adalah salah satu dari dua hormon pankreas yang penting, yang lainnya
adalah gukagon diproduksi dalam jumlah cukup, jumlah gula mulai
meningkat dalam alirandarah, 'ang (uga diekskresikan dalam urin. Di antara
ge(ala 'ang paling umum, ada termasuk buang air kecil yang berlebihan,
peningkatan rasa haus dan nafsu makan, penglihatan kabur, penurunan
berat badan yang tidak disengaja, lemas, dan lesu. Dalam situasi ekstrem,
pasien mungkin bahkan akan mengalami koma. obat alami untuk penyakit
ini adalah mengatur dan mengontrol pola makan serta berolahraga teratur.
Karena jika terjadi buang air kecil yang berlebihan, korban biasanya
disarankan untuk minum air lebih banyak untuk menjaga kandungan fluida
dan tubuh. Pengobatannya dengan cara menyuntikan insulin secara teratur,
yang akan memungkinkan pasien menjalani hidup normal atau mendekati
normal. penting untuk dicatat bahwa suntikan insulin harus diberi batas
waktu tepat untuk menghindari kondisi hipoglikemia, di mana kadar
glukosa darah turun di bawah batas normal.
5. GONDOK
Sebuah manifestasi umum dari penyakit Grave dan tiroiditis Hashimoto,
gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu
yang terletak didaerah leher tubuh. Kondisi ini biasanya terjadi karena
kekurangan yodium, dan telah menjadi langka di Amerika Serikat setelah
munculnya garam beryodium. Pembengkakan kelenjar biasanya tidak
menimbulkan rasa sakit, tapi kadang-kadang jika terlalu besar akan
menyebabkan kesulitan bernafas. Di sini perlu dicatat bahwa gangguan
sistem endokrin ini mempengaruhi perempuan empat kali lebih sering dari
laki-laki. Strategi pengobatan yang disarankan melibatkan suplementasi
hormon tiroid dalam tubuh yang meringankan beban kelenjar, sehingga
membawa penurunan ukurannya. Kadang-kadang, perlu untuk diangkat
sebagian atau seluruh kelenjar yang bengkak melalui operasi. cara terbaik
untuk menghindari kelainan tersebut adalah mengkonsumsi garam
beryodium dalam makanan secara teratur.
D. Interpretasi Klinik
1. Tiroid
2. Diabetes Militus
GDP (Gula darah puasa) adalah kadar gula darah setelah 8 jam tanpa
asupan kalori
GDA (Gula darah acak) adalah kadar gula darah di waktu kapanpun tanpa
memperhatikan jangka waktu sejak terakhir makan
GD2PP (Gula darah 2 jam post prandial) adalah kadar gula darah setelah 2
jam tes toleransi oral glukosa (75 g beban glukosa).
HbA1c menunjukkan paparan glukosa di darah dalam 3 bulan terakhir.
1. Penyakit Addison
Penyakit ini terjadi karena sekresi yang berkurang dari
glukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar
adrenal terkena infeksi atau disebabkan oleh autoimun. Gejala-
gejalanya : a. Berkurangnya volume dan tekanan darah karena
turunnya kadar Na+
dan volume air dari cairan tubuh. b. Hipoglikaemia dan turunnya
daya tahan tubuh terhadap stres, sehingga mudah terjadi shock. c.
Lesu mental dan fisik.
2. Sindrom Cushing
Kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi
berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis.
Dapat juga disebabkan oleh obat-obatan kortikosteroid yang
berlebihan. Gejala-gejalanya : a. Otot-otot mengecil dan menjadi
lemah karena katabolisme protein. b. Osteoporosis c. Luka yang
sulit sembuh. d. Gangguan mental.
3. Sindrom Adrenogenital
Kelainan ini terjadi karena kekurangan produksi glukokortikoid
yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokortikoid
pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona
retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang
menyebabkan timbulnya kelainan-kelainan sekunder pria pada
seorang wanita disebut virilisme.
4. Peokromositoma
Tumor adrenal medula yang menyebabkan hipersekresi adrenalin
dan noradrenalin dengan akibat sebagai berikut : a. Basal
metabolisme meningkat.
b. Glukosa darah meningkat. c. Jantung berdebar. d. Tekanan
darah meninggi. e. Berkurangnya fungsi saluran pencernaan. f.
Keringat pada telapak tangan.
5. Struma
Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan
pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebabnya antaralain
peredangan, tumor ataupun defisiensi yodium.
6. Hipotiroidea
Keadaan ini terjadi karena kekurangan hormon tiroid. Bila terjadi
pada masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme
yaitu tumbuh menjadi pendek karena pertumbuhan pada tulang
dan otot terhambat, disertai kemunduran mental karena sel-sel
otak kurang berkembang. Ciri-cirinya : muka bulat, perut buncit,
leher pendek, dan lidah yang besar.
7. Hipertiroidea
Keadaan ini terjadi karena hormon tiroid disekresikan melebihi
kadar normal. Gejalanya seperti : berat badan menurun,
gemeteran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan
BMR meningkat melebihi 20 sampai 100.
8. Diabetes Melitus (DM)
Diabetes Melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan
hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak dapat
menyerap glukosa dari darah. Gejalanya : merasa lemas, tidak
bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan
mudah sekali merasa haus.