Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN FARMASI KOMUNITAS

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK

APOTEK “ADITYA FARMA”

(Jalan Pahlawan No. 14, Sanggreman, Rawalo, Banyumas)

Disusun Oleh :

ADITYA YULIANDARU PAMUNGKAS

1908020021

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendirian Apotek

Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dewasa ini,
mengingat makin banyaknya variasi penyakit, perubahan iklim yang ekstrim, serta
kondisi lingkungan yang telah banyak terkontaminasi. Masyarakat sendiri telah
bersikap kritis untuk memiliki kesadaran mengenai pentingnya kesehatan bagi
hidup mereka, bahkan telah menjadi kebutuhan primer. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut maka perlu dilakukan pembangunan khususnya dalam bidang
kesehatan yang meliputi fasilitas penunjang kesehatan serta sumber dayanya,
salah satunya adalah apotek.

Berdasarkan PP No. 51 tahun 2009, apotek adalah sarana pelayanan


kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarasian oleh apoteker. Fasilitas
pelayanan kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian yaitu apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas,
klinik, toko obat atau praktek bersama. Dari keempat pekerjaan kefarmasian yang
disebutkan dalam PP No.51 tahun 2009 di apotek sebagai fasilitas pelayanan
kefarmasian adalah pengadaan dan pelayanan sediaan farmasi.

Pengadaan sediaan farmasi harus dilakukan oleh tenaga kefarmasian di


fasilitas produksi, distribusi atau penyaluran dan pelayanan sediaan farmasi.
Dalam pengadaan sediaan farmasi ini, harus dapat menjamin keamanan, mutu,
manfaat, dan khasiat sediaan farmasi. Selain itu dalam melakukan pelayanan
kefarmasian, apoteker berkewajiban memberikan informasi yang benar, jelas dan
mudah dimengerti, akurat, tidak biasm etis, bijaksana, dan terkini. Informasi yang
diberikan kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara
penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas, makanan dan ,inuman
yang harus dihindari selama terapi.
Dalam pelaksanaanya, apotek merupakan suatu institusi yang didalamnya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented)
dan unit bisnis (profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan
kesehatan, fungsi apotek adalah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan
masyarakat untuk derajat kesehatan optimal. Sedangkan fungsi apotek sebagai
institusi bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan dan hal ini dapat
dimaklumi investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya juga tidak
sedikit. Pada saat ini, kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya
berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang
berfokus pada pasien dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
peran poteker saat ini diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek klinis dan
aspek ekonomi demi kepentingan pasien.

Dalam upaya usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang


berarti mewujudkan suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi
kebutuhan masyarakat dibidang kesehatan, maka dibuatlah studi kelayakan
“Apotek Aditya Farma” ini yang diharapkan akan memudahkan masyarakat
untuk mendapatkan obat yang bermutu dengan harga yang terjangkau,
menertibkan peredaran obat – obat palsu dan ilegal, serta membantu seorang
apoteker dalam menjalankan profesi apotekernya di apotek dan mengelola
apotek sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis tanpa memberikan keuntungan
kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan semata melainkan juga memiliki
fungsi sosial di masyarakat.

B. Tujuan
1. Sebagai tempat pengabdian apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan
2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat dan bahan obat.
3. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan
farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4. Rutin mengadakan penyuluhan tentang obat dan penyakit kepada
masyarakat sekaligus ajang pengenalan profesi apoteker setiap 2 bulan
terutama pada tahun pertama pembukaan apoteker.
5. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
penggunaan obat secara rasional dalam praktek pengobatan sendiri
(swamedikasi).
6. Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi dan konsultasi
kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan, khususnya obat dan cara pengobatan yang
tepat.

C. Visi dan Misi Apotek


1. Visi
Menjadi apotek dengan pelayanan kefarmasian prima berbasis
pharmaceutical care yang mampu memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat dengan penerapan pelayanan yang berkualitas, islami, dan
terpercaya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
2. Misi
a) Menerapkan praktek pelayanan kefarmasian yang bertanggung jawab,
terjangkau dan bersahabat.
b) Melaksanakan kefarmasian yang tepat, cepat dan informatif dengan
menerapkan konsep “Patient oriented” secara profesional.
c) Menyediakan serta menyalurkan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.
d) Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta
senantiasa melakukan perbaikan.
e) Melaksanakan sistem manajemen yang efektif dan efisien.
f) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Pasar dan Pemasaran


1. Potensi pasar

Melihat lokasi apotek dengan memperhatikan perkembangan wilayah


di daerah sekitar apotek dan keragaman penduduk di sekitarnya serta
jumlah penduduknya, maka pendirian Apotek Aditya Farma mempunyai
prospek pemasaran yang cukup bagus dan cukup menantang dalam
mengembangkan usahanya. Adanya pusat-pusat keramaian, dan praktek
dokter merupakan aspek potensial dalam memperoleh keuntungan dan
mengembangkan apotek.
a) Perkiraan Konsumen :

praktek dokter umum : 10 orang/hari, dengan prediksi pasien yang


membawa resep untuk dibeli di apotek adalah 80% ( 10 x 80% = 8
pasien/hari)

praktek bidan : 10 orang/hari, dengan prediksi pasien yang membawa


resep untuk dibeli di apotek adalah 20% ( 10 x 20% = 2 pasien/hari).

b) Konsumen yang membeli OTC dan komoditi lain : 21 orang/hari

2. Segmentasi pasar

Apotek “Aditya Farma” terletak di Jalan Pahlawan No. 14,


Sanggreman, Rawalo, Banyumas, nomor telepon / Faks: (031) 3456789.
Apotek “Aditya Farma” berada di daerah perumahan masyarakat dengan
tingkat ekonomi menengah ke atas, terletak dipinggir jalan yang arus lalu-
lintasnya ramai, mudah dijangkau oleh masyarakat dengan lingkungan
yang nyaman, tempat parkir yang luas dengan sarana bebas parkir.

3. Targeting pasar
Strategi pertama yang digunakan yaitu menggunakan brosur dan
menyebarkannya, memasang iklan, dan spanduk.  Dalam rangka
mengembangkan usaha perapotekan ini diperlukan strategi inovasi khusus,
sehingga nantinya diharapkan mampu mempertahankan eksistensi apotek
Sehat dan mampu memajukan apotek dengan membuka cabang-cabang
baru di daerah lain. Adapun strategi yang ditempuh antara lain:
a. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien. Jika obat yang
dibutuhkan pasien tidak ada maka berusaha mengambil di apotek lain,
diusahakan agar pasien pulang mendapat obat yang diperlukan tanpa
copie resep.
b. Mampu menyediakan jasa konseling secara gratis untuk pasien (patient-
priented)
c. Menerima pelayanan resep dengan sistem antar jemput (dengan catatan
masih dalam wilayah sekitar apotek)
d. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat pasien yang diberikan
merupakan terapi yang rasional dan nyaman bagi pasien.
e. Fasilitas yang menarik.yaitu ruang tunggu dibuat senyaman mungkin,
TV, tempat duduk yang nyaman, majalah kesehatan, koran dan tabloid
serta tempat parkir yang luas.
f. Kerjasama dengan praktek dokter setempat dan apotek lain.
g. Mengatasi masalah dalam terapi obat dan mencegah timbulnya masalah
baru di masa yang akan datang.
h. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat.
B. Aspek Lokasi

Nama apotek yang akan didirikan adalah Apotek “Aditya Farma”, terletak
di Jalan Pahlawan No. 14, Sanggreman, Rawalo, Banyumas. Alasan pemilihan
tempat ini adalah karena letaknya ditepi jalan dan merupakan lalu lintas yang
sangat padat dan banyak daerah perumahan juga lingkungan mahasiswa,
lokasi ini terlihat memiliki prospek yang bagus dimana banyak yang
berbondong-bondong mendirikan area perumahan dan pemukiman di daerah
sekitar lokasi ini, dan belum adanya usaha sejenis disekitar lokasi ini. Lokasi
apotek juga sangat mudah dijangkau kerena terletak di pinggir jalan raya dan
bisa dijangkau dengan berbagai kendaraan umum.
C. Aspek Sumber Daya Manusia
Apotek “Aditya Farma” dikepalai oleh seorang Pemilik Sarana Apotek
dan dibantu oleh Apoteker Pengelola Apotek dengan tugas dan wewenang
untuk mengkoordinasi dan mengawasi seluruh kegiatan kefarmasian di
apotek. Apoteker Pengelola Apotek dalam melaksanakan tugasnya dibantu
oleh apoteker pendamping. Struktur organisasi yang jelas akan memudahkan
pembagian tugas serta memudahkan pengawasan, sehingga dapat
meminimalkan kesalahan yang mungkin terjadi.
Jam kerja Apotek Aditya Farma dibagi berdasarkan dua waktu kerja, yaitu
shift pagi (08.00 – 15.00 WIB)
shift sore (15.00 – 22.00 WIB).
Apotek Ssaf dioperasionalkan oleh:
Pemilik Sarana Apotek : 1 orang
Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
Apoteker Pendamping : 1 orang
Asisten Apoteker : 2 orang
Pembantu Umum : 2 orang
Akuntan : 1 orang
Kasir : 1 orang
Pengelola gudang : 1 orang
ALAT DAN PERBEKALAN YANG DIBUTUHKAN

10
Keterangan
1. Pintu masuk
9 2. RuangTunggu
3. Lemari pendingin minuman
4. Ruang Kasir
5. Etala se Obat Bebas
6. Ruang Racik obat
8
7 7. Ruang Konsultasi
8. Ruang Gudang
9. Toile t Wanita
10. Toile t Pria
11. Tempat parkir sepeda motor
12. tempat parkir mobil

5
2
11

5
4

3 2
1

12

a. Bangunan, terdiri dari :


1. Pintu masuk
2. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.
3. Lemari pendingin minuman
4. Etalase obat bebas
5. Kasir
6. Tempat pendisply brosur dan informasi untuk pasien.
7. Ruang tertutup untuk konseling.
8. Ruang peracikan
9. Gudang
10. Toilet
11. Mushola.
12. Tempat parkir yang luas
b. Fasilitas, terdiri dari :
1. AC
2. Alat pemeriksa kesehatan (Berat Badan, Cek Gula Darah, Cek
Kolesterol, Tinggi Badan )
3. TV
4. Koran, Tabloid, Majalah Kesehatan
c. Perlengkapan
1. Sumber air
2. Sumber penerangan
3. Alat pemadam kebakaran
4. Ventilasi dan sanitasi yang baik
5. Papan nama APA
6. Perlengkapan Kerja
a.) Peralatan pengolahan peracikan.
- Timbangan milligram dengan anak timbangan yang sudah ditera.
- Timbangan gram dengan anak timbangan yang sudah ditera.
- Perlengkapan lain sesuai kebutuhan.
b.) Wadah obat dan bahan obat.
- Etiket
- Kertas puyer
- Steples
- Wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat.
c.) Tempat penyimpanan
Penyimpanan obat di apotek adalah :
- Disimpan dalam wadah tertutup rapat untuk obat yang mudah
menguap seperti alkohol.
- Disimpan pada tempat kering dan terlindung dari cahaya untuk
obat-obat yang berbentuk tablet, kaplet, dan sirup.
- Disimpan bersama dengan zat pengering, penyerap lembab untuk
obat-obat yang berbentuk kapsul.
- Disimpan pada suhu sejuk untuk obat seperti cream, ovula dan
suppositoria.
Sistem penyimpanan dan penataan obat berdasarkan sistem
FIFO (First in First Out) yaitu obat yang datang lebih awal
dikeluarkan lebih awal. Dan dengan sistem FEFO (First Expiry
Fisrt Out) yaitu bila obat yang memiliki tanggal kadaluwarsa lebih
awal maka obat itu yang dijual lebih dahulu.
d.) Perlengkapan Administrasi
- Blanko surat pesanan
- Blanko faktur penjualan
- Blanko nota penjualan
- Blanko salinan resep
- Blanko laporan narkotika dan psikotropika
- Buku catatan pembelian
- Buku catatan penjualan
- Buku catatan keuangan
- Buku catatan narkotika dan psikotropika
- Buku catatan racun dan bahan berbahaya
- Kartu stok obat
e.) Kelengkapan Buku Pedoman
- Buku standar yang wajib :
1. Farmakope Indonesia edisi terakhir
2. Kumpulan peraturan perundang-undangan
- Buku lainnya :
1.  IMMS, ISO edisi terbaru.
2. Pharmakologi dan terapi.
D. Analisis SWOT

Kekuatan (Strength)

1. Pelayanan obat selalu dilakukan oleh apoteker


2. Hot line service 24 jam kepada apoteker dan delivery service
3. Menyediakan obat-obat berkualitas dan aman
4. Pelayanan kefarmasian yang berkompeten dan bersahabat, efektif dan
efisien dengan menerapkan Pharmaceutical Care
5. Petugas apotek yang ramad profesional dan loyal, terdiri dari tenaga yang
sudah berpengalaman dan tenaga-tenaga muda yang penuh semangat,
kreatif dan inovatif.
6. Ruang tunggu yang bersih dan nyaman
7. Lokasi/lokasi apotek berada dijalan yang ramai dilalui arus kendaraan dan
mudah dijangkau dari segala arah
8. Tersedia ruang khusus konsultasi untuk menjaga privasi pasien serta
dilengkapi berbagai peralatan pendukung yang memadai.

Kelemahan (Weakness)

1. Merupakan apotek baru, belum dikenal masyarakat, dan belum


mempunyai pelanggan yang loyal
2. Modal kecil sehingga produk belum terlalu lengkap
3. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan suatu apotek
jaringan atau waralaba
4. Belum terjalin hubungan baik dengan PBF

Peluang (Opportunity)

1. Lokasi strategis, di pusat pemukiman warga, dekat dengan keramaian,


mudah dijangkau dengan angkutan umum
2. Tempat parkir yang nyaman dan luas
3. Terdapat klinik dan praktek dokter yang cukup dekat dengan apotek
4. Penduduk terbanyak adalah lansia. Lansia banyak mengalami masalah
kesehatan, terutama penyakit degenerative sehingga berpotensi menjadi
pelanggan.
5. Masih jarang apotek yang menerapkan pharmaceutical care, bahkan
banyak dijumpai apteker yang jarang berada di apotek.
6. Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam sangat
memungkinkan untuk menjadi pelanggan. Masyarakat golongan ini
mempunyai daya beli lebih tinggi, karena itu apotek harus dikonsep
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi keinginan pelanggan seperti
mereka. Sebagai contoh apotek ditata agar bersih, nyaman, elegan, tanpa
menimbulkan konsep mahal, sehingga tetap dapat menarik pelanggan dari
kelas social menengah ke bawah.
7. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Golongan
masyarakat ini lebih kritis, lebih bisa menerima pikiran logis, dan mungkin
lebih peduli dengan pola hidup sehat. Untuk menarik pelanggan dari
golongan ini, salah satu kegiatan apotek bisa mengarah pada mereka
(khususnya), contohya melalui progam konsultasi obat melalui telepon,
penerbitan buletin kesehatan secara berkala, dll.

Ancaman (Threats)

1. Kemungkinan ada apotek pesaing yang lokasinya berdekatan.


E. Analisis Finansial

Modal diperoleh dari uang pribadi yaitu Rp. 100.000.000. Berikut adalah
perkiraan modal dan gaji karyawan yang diperlukan untuk apotek “Aditya
Farma”.

1. Modal = Rp 100.000.000

a) Modal tetap
- Bangunan (dihitung sewa) @8.000.000 8.000.000
- Perlengkapan apotek (counter dari kayu, 35.000.000
etalase kaca, lemari es, meja peracikan+rak
bahan baku, mesin telfon, kursi duduk, kursi
tunggu (panjang), meja, timbangan, AC,
printer, TV, kipas angin, komputer kasir,
alkes
- Biaya perizinan 2.000.000
b) Modal operasional 34.000.000
c) Cadangan modal 21.000.000
Total Rp 100.000.000

a. Rencana anggaran pendapatan dan belanja tahun ke-1


Biaya rutin perbulan tahun ke-1

AA 2.500.000

Apoteker pendaming 2.000.000

Asisten apoteker (2) @1.000.000 2.000.000

Pengelola gudang 600.000

Pembantu umum 600.000

Akuntan 650.000

Total Rp 8.350.000

Biaya lain-lain

a. Biaya pemeliharaan 400.000


gedung dan peralatan
b. Listrik, air, telpon, dan 900.000
keamanan
Jumlah Rp 1.300.000
Total keseluruhan Rp. 9.650.000
Biaya rutin tahun ke-1

Biaya rutin bulanan x 12 115.800.000


THR 4.000.000
Biaya sewa gedung 1 tahun 8.000.000
Biaya penyusunan inventaris apotek 10% 3.500.000
Total Rp 131.300.000
c. Penjualan tahun ke -1

Pada tahun pertama diproyeksikan resep yang masuk 20 lembar/hari


dengan perkiraan harga rata-rata 50.000/lembar resep
1) Penjualan obat resep tahun I (keuntungan 30 %) 20 312.000.000
lembar x 26 hari x 12 bulan x Rp 50.000,0
2) Penjualan obat bebas (keuntungan 15 %) 218.400.000
26x12x700.000
3) Penjualan OWA (keuntungan 25 %) 26x12x850.000 265.200.000
Jumlah 795.600.000
d. Pengeluaran rutin tahun ke-1

Pembelian obat resep 70% x 312.00.00 218.400.000


Pembelian obat bebas 85%x 218.400.000 185.640.000
Pembelian OWA 75%x265.200.000 198.900.000
Biaya rutin tahun ke-1 131.300.000
Jumlah Rp 734.240.000
e. Pengeluaran laba-rugi tahun ke-1

Pemasukan tahun ke-1 797.600.000


Pengeluaran tahun ke-1 743.240.000
Laba kotor Rp 61.630.000
Pajak pendapatan (10%) 6.136.000
Laba bersih Rp 55.224.000
f. Perhitungan BEP tahun ke-1
1) Pay Back Period

Pay back period = Total Modal


Laba Bersih
Pay back periode = Rp. 100.000.000,-
Rp. 55.224.000,-
= 1 tahun 8 bulan
2) ROI (Return On Investment)
ROI = Laba bersih x 100%
Total investasi
ROI = Rp. 55.224.000,- x 100%
Rp. 100.000.000,-
= 55,24%
3) Break Event Point (BEP)
BEP = 1 x biaya tetap
1 – ( Biaya variabel/Pendapatan)

Biaya Variabel = Total pengeluaran 1 tahun – Biaya rutin 1 tahun


Biaya Variabel = Rp. 734.240.000 - Rp. 131.300.000,- = Rp.
602.700.000,-

BEP = 1 x131.300.000
1 – (Rp. 602.700.000,- / Rp. 795.600.000,-)
= 1 x Rp. 131.300.000
0,25
= Rp. 525.200.000,-/ tahun
= Rp. 43.766.666,- /bulan
4) Presentase BEP
% BEP = Biaya tetap x 100%
(Pendapatan-Variabel)
= Rp. 131. 300.000,- x 100%
(Rp. 795.600.000,- Rp. 602.700.000,-)
= 68,066%
5) Kapasitas BEP = presentase BEPx jumlah lembar resep tertahan
= 68,066%x (20x26x12)
= 4247 lembar/tahun
= 353 lembar/bulan
g. Target Penjualan
Ditetapkan 20%>BEP= 120% x BEP
= 120% x 525.200.000
= 630.240.000/tahun
= 52.520.000/bulan
= 1750,66/hari
h. HPP. Harga pokok penjualan = harga pokok pembelian
Margin ditetapkan 20 % HPP = (100% - margin) x target penjualan
= (100%-20%) x 630.240.00
= 0,8x 630.240.000
= 504.192.000
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil studi kelayakan, analisis pasar dan BEP. Dengan adanya
apotek ini maka apoteker dapat melaksanakan kerja profesinya. Dari hasil study
kelayakan menunjukkan Apotek “Aditya Farma” layak didirikan. Semoga
permohonan pendirian potek ini dapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2009. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ganiswara, S.G., et al, 2003. Farmakologi dan Terapi, edisi ke-4 cetak ulang.
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Hartini, Y. S., dan Sulasmono, 2007. Apotek:Ulasan Beserta Naskah Peraturan
Perundang - Undangan Terkait Apotek Termasuk Naskah dan Ulasan
Permenkes tentang Apotek Rakyat. Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai