Direktur
Pengawasan NAPZA
Subdirektorat Subdirektorat
Subdirektorat Subdirektorat Pengawasan Pengawasan
Pengawasan Pengawasan Prekursor Rokok
Narkotika Psikotropika
Seksi
Tata Operasional
NAPZA
Tramadol Trihexyphenidyl Haloperidol
Produk Prekursor
Tembakau Farmasi Chlorpromazine Amitripthyline
PREKURSOR FARMASI:
Bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan narkotika dan psikotropika, termasuk produk
antara, produk ruahan dan obat yang mengandung Efedrin, Pseudoefedrin, Norefedrin,
Ergotamin, Ergometrin dan Kalium Permanganat
(Permenkes 3/2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotorpika dan
Prekursor Farmasi)
OBAT-OBAT TERTENTU :
Obat-obat yang bekerja pada sistem susunan syaraf pusat selain Narkotika dan Psikotropika, yang
pada penggunaan di atas dosisi terapi dapat menyebabkan ketergantunga dan perubahan khas
pada aktifitas mental dan perilaku terdiri atas obat-obat yang mengandung Tramadol,
Triheksifenidil, Klorpromazin, Amitriptilin dan Haloperidol
(Perka Badan POM No.7 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu yang sering
PENGGOLONGAN NARKOTIKA
I II III
• TANAMAN PAPAVER,
• OPIUM
• PETIDIN • KODEIN
• HEROIN/PUTAW • MORFIN • ETILMORFINA
• KOKAIN/ CRACK • FENTANIL • BUPRENORFIN
• GANJA /MARIHUANA/ • METADON • dll
CANNABIS
• 65 s/d 114 (NPS
• dll (15)
misal, Metilon, Tanaman Khat) (91)
(114)
(UU Nomor 35 tahun 2009 Tentang Narkotika)
PMK No. 2 Tahun 2017 Tentang
• Dalam jumlah terbatas dapat untuk Perubahan Penggolongan Narkotika
pengembangan IPTEK, reagensia • Berkhasiat untuk • Berkhasiat untuk pengobatan
diagnostik dan reagensia lab. pengobatan sebagai • Banyak digunakan untuk
• Dilarang untuk pengobatan pilihan terakhir terapi
• Potensi sangat tinggi mengakibatkan • IPTEK • IPTEK
ketergantungan • Potensi tinggi • Potensi ringan
• Dilarang diproduksi dan/atau mengakibatkan mengakibatkan
digunakan dalam proses produksi ketergantungan ketergantungan
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA
(UU Nomor 5 tahun 1997 Tentang Psikotropika)
PMK No. 3 Tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika
I II III IV
•ALPRAZOLAM
•AMOBARBITAL •DIAZEPAM
•METILFENIDAT
•FLUNITRAZEPAM •BROMAZEPAM
•SEKOBARBITAL
•DLL •LORAZEPAM
(0) •AMINEPTINA
•KLORDIAZEPOKSIDA
(3) (8) •NITRAZEPAM
•ZOLPIDEM
•FENAZEPAM
(62)
• Berkhasiat untuk
pengobatan
Dipindahkan sebagian • Potensi sedang
Dipindahkan sebagai • Berkhasiat untuk pengobatan
mengakibatkan sindroma
narkotika golongan I sebagai narkotika • Potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan
golongan I sindroma ketergantungan
9
DASAR HUKUM
INTERNASIONAL NASIONAL
Single Convention on Narcotic Yellow UU No. 8 Thn 1976 tentang Pengesahan Konvensi
Drugs, 1961 yang diamandemen List Tunggal Narkotika, 1961 beserta Protokol yang
oleh Protokol 1972 mengubahnya
Convention of Psychotropic Green UU No.8 Thn 1996 tentang Pengesahan Konvensi
Subtances, 1971 List Psikotropika, 1971
United Nations Convention Red List UU No.7 Thn 1997 tentang Pengesahan Konvensi
Against Illicit Traffic in Narcotic PBB tentang Pemberantasan Peredaran Gelap
Drugs and Psychotropic Narkotika dan Psikotropika 1988
Substances, 1988
DASAR HUKUM PENGAWASAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA,
PREKURSOR DAN OBAT-OBAT TERTENTU
14. Per Men Kes No 10 Tahun 2013 Tentang Impor dan Ekspor Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
Farmasi
15. Per Men Kes No. 9 Tahun 2014 Tentang Klinik
16. Per Men Kes No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
17. Per Men Kes No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
18. Per Men Kes No. 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi
19. Per Men Kes No. 2 Tahun 2017 Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
20. Per Men Kes No. 3 Tahun 2017 Tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika
21. Per Men Kes No. 9 Tahun 2017 Tentang Apotek
DASAR HUKUM PENGAWASAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA,
PREKURSOR DAN OBAT-OBAT TERTENTU
23. Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.34.11.12.7542 TAHUN 2012 Tentang Pedoman
Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik
24. Per Ka Badan POM No. 40 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Prekursor Farmasi dan Obat
Mengandung Prekursor Farmasi
25. Per Ka Badan POM No. 7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu Yang
Sering Disalahgunakan.
13
PENGAWASAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, PREKURSOR
TUJUAN PENGAWASAN
• Menjamin mutu, manfaat dan keamanan dari narkotika, psikotropika, dan
prekursor termasuk obat mengandung prekursor
AHP SKI
APT/RS/PKM/
IMPORTIR INDUSTRI PBF dr/KLINIK
LAPAS/RUTAN
PENGAWASAN
Penggunaan ilegal
SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
E-NAPZA
PENGAWASAN PRODUK TEMBAKAU
(ROKOK)
UU 36/2009 KESEHATAN
KEPMENPERINDAG 62/MPP/Kep/2/2004 PEDOMAN CARA UJI KANDUNGAN KADAR NIKOTIN DAN TAR
ROKOK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 62/PMK.04/2014 TENTANG PERDAGANGAN BARANG KENA CUKAI
YANG PELUNASAN CUKAINYA DENGAN CARA PELEKATAN PITA CUKAI ATAU PEMBUBUHAN TANDA PELUNASAN
CUKAI LAINNYA
➢Media cetak
• Pencantuman Peringatan ➢Media teknologi informasi
Kesehatan pada Iklan Produk ➢Media penyiaran
Tembakau ➢Media luar ruang
• Persyaratan Iklan lainnya
BADAN POM
Sanksi
Administratif
a. Teguran Lisan
b. Teguran Tertulis
c. Penarikan Produk
d. Rekomendasi Penghentian Sementara Kegiatan
e. Rekomendasi Penindakan Kepada Instansi Terkait
Tindak lanjut dalam penerapan sanksi d dan e, dalam 30 hari harus dilaksanakan oleh instansi
penerima rekomendasi (masih tahap pembahasan dengan Kementerian Perindustrian,
Perdagangan, Bea Cukai terkait rekomendasi pengawasan BPOM)
Sanksi
Pasal 189, UU No. 36 tahun 2009 Pidana
Selain penyidik polisi negara Republik Indonesia, kepada pejabat
pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan pemerintahan yang
menyelenggarakan urusan di bidang kesehatan juga diberi wewenang
khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana untuk
melakukan penyidikan tindak pidana di bidang
kesehatan.
Pengawasan Produk Tembakau (Rokok)
oleh BB/BPOM
PERKUATAN PENGAWASAN
PRODUK TEMBAKAU OLEH BPOM
MELALUI:
PEMBERDAYAAN
PEMANTAPAN PENGUATAN PENGUATAN MASYARAKAT PENGUATAN
REGULASI SISTEM, PENGAWASAN DALAM RANGKA KERJASAMA
DAN SARANA DAN IKLAN DAN PENGAWASAN LINTAS
STANDAR PRASARANA PRODUK IKLAN DAN SEKTOR
TERKAIT LABORATORI TEMBAKAU PRODUK
PENGAWASA UM PENGUJI TEMBAKAU
N PRODUK ROKOK
TEMBAKAU
PEMANTAPAN REGULASI DAN STANDAR TERKAIT
1 PENGAWASAN PRODUK TEMBAKAU
PENGUATAN SISTEM, SARANA DAN PRASARANA
2 LABORATORIUM PENGUJI ROKOK
Denpasar, 3-6 Maret 2014 Belitung,18-22 Mei 2014 Yogyakarta, 8-12 Juni 2015
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
4 KAMPANYE ANTI ROKOK
MASKOT RIKO (REMAJA INDONESIA ANTI ROKOK)
Riko dibuat dalam 3 (tiga) macam bentuk yakni karakter animasi dua dimensi (2D), karakter animasi tiga dimensi (3D), dan kostum maskot.
Tokoh Riko dalam bentuk kostum maskot, diluncurkan pertama kali pada saat kegiatan pameran Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan POM
Tahun 2015 yang digelar di Hotel Bidakara Jakarta pada tanggal 16-17 Maret 2015. Tokoh Riko diharapkan akan menjadi “Fiction Endorser”
bagi remaja Indonesia untuk menghindari perilaku negatif merokok dan membantu Badan POM dalam mengawasi peredaran rokok di
masyarakat
PROGRAM KIE & PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
PENYEBARAN INFORMASI BAHAYA MEROKOK
1 3
Kegiatan Penyebaran Informasi Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Kepada Masyarakat oleh Direktorat Pengawasan NAPZA - Badan POM RI kerjasama dengan Balai Besar
POM di 1) Yogyakarta 2) Semarang dan 3) Surabaya dihadiri oleh pejabat daerah setempat masing-masing Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar
Pranowo dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
5 PENGUATAN KERJASAMA LINTAS SEKTOR
1 2
1. Rapat koordinasi tingkat menteri Kepala Badan POM, Dr. Roy A. Sparringa, M.App. Sc dengan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,
Bapak Dr. H.R Agung Laksono.
2. Kepala Badan POM, Dr. Roy A. Sparringa, M.App. Sc bersama dengan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Ibu Puan
Maharani pada acara audiensi Badan POM.