Anda di halaman 1dari 13

By:

FITRIA
YULIA KUSUMANTI
studi tentang pemasaran,
pendistribusian, peresapan, dan
WHO penggunaan obat di masyarakat,
terutama ditekankan yang dapat
menimbulkan konsekuensi pada
pengobatan, sosial, dan ekonomi.
• mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam

Tujuan pengobatan.

• mencegah terjadinya permasalahan terkait obat,


• menindaklanjuti hasil penyuluhan obat
• mengurangi biaya penggunaan obat (cost-effective),
• memberikan gambaran penggunaan obat-obat off label, dan

Manfaat
• memperkirakan prevalensi prevalensi penyakit secara kasar
• Pendekatan epidemiologi deskriptif untuk mempelajari pengunaan
obat
• Penilaian bagaimana penggunaan obat berhubungan dengan efek dari
1 penggunaan obat (untung/rugi)

• Mengevaluasi penggunaan obat berdasarkan umur, jenis kelamin, kelas


sosial, morbiditas
• Memantau penggunaan obat dari kategori terapi dimana masalah
2 tertentu dapat diantisipasi

• Memperkirakan prevalensi penyakit untuk merencanakan impor obat,


produksi, dan distribusi serta pengeluaran obat.
3
Tipe DUS

Kualitatif Kuantitatif

Drug Utilization 90%


Drug Utilization dan Presentase Obat
Review/Evaluation yg sesuai dengan
Guideline

Mempelajari pola
peresepan, kaitannya (Formularium RS,
dengan kejadian efek Pedoman Diagnosis &
samping, konsekuensi Terapi, DOEN, dll)
ekonomis
Kualitatif Kuantitatif

• Menghubungkan antara data • Menghitung tingkat persentase,


peresepan dengan alasan tren perkembangan, dan waktu
mengapa obat diresepkan. pemakaian obat pada berbagai
• Beda dengan kuantitatif, pada tingkat di sistem pelayanan
studi kualitatif ada kesehatan
pertimbangan “kelayakan”. • Estimasi penggunaan obat di
• Kriteria obat yang digunakan populasi meliputi usia, jenis
harus meliputi parameter : kelamin, kelas sosial, dll, serta
indikasi, dosis harian dan lama untuk mengidentifikasi dimana
terapi. mungkin terjadi over- atau
• Kriteria peresepan yang buruk under- utilization
bila terjadi: kegagalan memilih • Memonitor kategori terapi yg
obat yang lebih efektif atau beresiko terjadi ES untuk
dengan efek samping yang tindakan antisipasi
lebih ringan, atau penggunaan • Untuk perubahan kebijakan, bila
kombinasi bila obat tunggal ada obat yg sebaiknya
sudah mencukupi, atau memilih dikeluarkan dari formularium,
yg lebih mahal bila yg murah dll.
tersedia.
Metodologi DUS

DDD (Defined Daily Dose)

metode yang dikembangkan karena kebutuhan untuk


menstandarisasi data pemakaian obat yang ada (kuantitas
masing-masing obat/bentuk sediaan) menjadi data yang
bermakna, untuk membuat estimasi jumlah orang yang
terpapar suatu obat atau kelompok obat.

DDD diasumsikan sebagai rata-rata dosis


perawatan harian suatu obat untuk indikasi
utamanya pada pasien dewasa
Metode DDD berguna untuk:
Membandingkan
Pada studi
pola
Mencari terhadap
penggunaan
pemakaian antimikroba
obat, baik antar Monitor
terbanyak untuk dapat digunakan
golongan obat, pengaruh
estimasi reaksi untuk mencari
antar unit aturan/kebijakan
efek samping korelasi dengan
pelayanan obat,
yang dilaporkan pola resistensi
antar waktu,
antibiotik
antar daerah, dll
• Klasifikasi Anatomic Therapeutic
Chemical (ATC) merupakan sistem
Sistem yang dikombinasikan dengan metode
klasifikasi DDD

• 1. satu kelas anatomi utama


• 2. dua subkelas terapi
Terdiri dari 5 • 3. satu subkelas kimia-terapi
tingkat • 4. satu subkelas senyawa kimia

hirarki:
Inisiatif terstruktur dan ongoing (terus menerus) yang
menginterpretasi pola penggunaan obat, hubungannya
dengan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya,
dan usaha untuk mencegah atau meminimalkan
peresepan yang tidak sesuai.

Beda DUR dengan DUS, adalah DUS merupakan studi


yang terbatas waktu dan menghitung obat yang
digunakan tanpa aspek pertimbangankelayakan atau
usaha untuk melakukan suatu perubahan.
T E R I M A K A S I H

Anda mungkin juga menyukai