ANALYSIS
Dosen :
Dr. Dra. Lili Musnelina, M.Si., Apt.
Ainun Wulandari, S.Farm., M.Sc., Apt.
NAMA KELOMPOK
1. Khalifatul Aulia 13330030
2. Nur Azizah Rofa 13330070
3. Yuli Astriningsih 15330030
4. Nurul Jannah 15330045
5. Inggit Apriliani 15330050
6. Dewi Rizki Astuti 15330118
Penelitian farmakoekonomi adalah proses mengidentifikasi,
mengukur, membandingkan biaya, risiko, serta manfaat dari
program, layanan, atau terapi, dan menentukan alternatif yang
menghasilkan outcome perawatan kesehatan yang terbaik untuk
sumber investasi
Kelebihan
1. Penggunaan sumber–sumber ekonomi menjadi lebih efisien. Jika efisiensi meningkat,
pencapaian kesejahteraan masyarakat dari kebijakan publik yang diimplementasikan
lebih maksimal
2. Dapat mengukur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat meningkatkan efisiensi,
pilihan tersebut harus diambil).
3. Tidak hanya membantu mengambil kebijakan untuk memilih alternatif terbaik dari
pilihan yang ada, melainkan juga dapat membandingkan alternatif-alternatif tersebut.
4. Dapat mengontrol perkembangan dari proyek yang bersangkutan pada tahun-tahun ke
depan.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN COST BENEFIT
ANALYSIS
Kelemahan
1. Analisis ini membutuhkan waktu dan proses yang lama
2. Tidak dapat mengukur aspek multidimensional seperti keberlangsungan, etika,
partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial yang lain.
3. CBA juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil keputusan, tapi tidak
dengan sendirinya membuat keputusan.
Langkah Pengukuran Cost Benefit Analysis
(CBA)
1. Identifikasi alternatif dan intervensi yang
akan dianalisis
Penelitian ini mengambil usulan pembelian alat CT-Scan dan pembelian alat Laser dioda
photocoagulator karena kedua alat tersebut memiliki tujuan yang berbeda satu sama lain.
Tujuan dari usulan pembelian alat CT-Scan adalah untuk menunjang kegiatan di instalasi Radiologi.
Berdasarkan data jumlah kunjungan pasien di poli rawat jalan tahun 2012 diketahui bahwa tindakan
untuk diagnosa menggunakan CT-Scan di tiap poli yang ada di RSD Balung mengalami peningkatan
yang cukup signifikan dengan kenaikan terbanyak yaitu pada poli syaraf dimana hampir 90% dari pasien
poli syaraf membutuhkan alat CT-Scan dalam membantu diagnosa penyakitnya. Sedangkan dasar
usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator yang bertujuan untuk menunjang kegiatan operasi
katarak pada pasien penderita retinopati diabetic. Usulan-usulan tersebut yang kemudian diajukan ke
bagian perencanaan RSD Balung yang nantinya akan diusulkan ke pemerintah pusat.
LANGKAH-LANGKAH MENGHITUNG COST
BENEFIT ANALYSIS
1. Identifikasi unsur manfaat (benefit) dan biaya (cost) pada masing-masing usulan program
Hasil perbandingan kedua usulan program yaitu usulan pembelian alat CT-Scan yang
memiliki rasio sebesar 0.078, dan usulan pembelian alat Laser Dioda Photocoagulator
yang memiliki rasio sebesar 0.853, diketahui bahwa besar rasio usulan pembelian alat
Laser Dioda Photocoagulator memiliki nilai rasio yang lebih besar dibandingkan nilai
rasio usulan pembelian alat CT-Scan. Berdasarkan kriteria rasio benefit-cost maka
dapat diambil kesimpulan bahwa usulan pembelian alat Laser Dioda Photocoagulator
dipilih untuk diprioritaskan terlebih dahulu karena berdasarkan nilai rasionya, usulan
tersebutlah yang memiliki manfaat lebih besar.
LANGKAH-LANGKAH MENGHITUNG COST
BENEFIT ANALYSIS
6. Identifikasi rasio terbesar dari perhitungan perhitungan rasio benefit-cost pada masing-
masing usulan program
Hasil perbandingan nilai BCR antara usulan pembelian alat CT-Scan dengan alat Laser
Diode Photocoagulator menunjukkan bahwa nilai BCR untuk usulan pembelian alat
Laser Dioda Photocoagulator sebedar 0.853 memiliki nilai yang paling besar. Sesuai
dengan kriteria rasio benefit-cost, maka nilai BCR usulan pembelian alat Laser Dioda
Photocoagulator berada dalam posisi ≥1 artinya usulan tersebut memiliki nilai
kemanfaatan lebih besar dibandingkan dengan usulan yang lain, sehingga usulan inilah
yang harus diprioritaskan.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil identifikasi unsur biaya (cost) dan unsur manfaat (benefit) pada usulan pembelian
alat CT-Scan dan alat Laser Dioda Photocoagulator, dapat diketahui bahwa tidak terlalu ada
perbedaan dalam penentuan biaya-biaya pada unsur biaya (cost) dan unsur manfaat (benefit).
2. Pada hasil penentuan besaran nominal unsur biaya (cost) dan unsur manfaat (benefit) pada usulan
pembelian alat CT-Scan yaitu didapat bahwa selisih antara total cost dengan total benefit dimana total
cost lebih besar dari total benefit.
3. Present value pada usulan pembelian alat CT-Scan diperoleh selisih antara PV (cost) dengan PV
(benefit), dimana PV(C) lebih besar dibandingkan PV(B). Kemudian pada usulan pembelian alat Laser
Dioda Photocoagulator juga didapatkan selisih antara nilai PV (cost) dengan PV (benefit) dimana
PV(C) lebih besar dibandingkan PV(B). Kedua usulan tersebut apabila dibandingkan dengan teori
maka maka usulan pembelian Laser Dioda Photocoagulator memiliki kesempatan lebih besar untuk
direalisasikan.
4. Perbandingan rasio benefit-cost antara pembelian alat CT-Scan dan pembelian alat Laser Dioda
Photocoagulator adalah pembelian alat Laser Dioda Photocoagulator memiliki nilai rasio benefit-cost
yang lebih besar.