Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL RUMAH SAKIT

KLASIFIKASI OBAT RS. X MENGGUNAKAN ABC INDEX


KRITIS

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3

Anisa Widiya Suryani 226080212


Dumarnisa Br Ginting 226080087
Moza Kirana 226080180
Rahma Elsa’diyah 226080100
Sultan Nuur Sudarkirana 226080218
T. Khairul Bariah 226080101
Winda Ayu Setiyaningtyas 226080015

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
2023
TINJAUAN PUSTAKA

1. Nilai Kritis
Pengelompokan obat dengan menggunakan nilai kritis obat dibuat berdasarkan efek terapi
atau manfaat terapetik obat terhadap kesehatan pasien dengan mempertimbangkan efisiensi
penggunaan dana yang ada. Dengan pertimbangan tersebut, maka dilakukan pengelompokkan
terhadap nilai kritis dari obat. Permisalan dari pengelompokan obat berdasar pada nilai kritis
adalah sebagai berikut:
1. Kelompok X: 86 item (8,54%) dari total item obat
2. Kelompok Y: 461 item (45,78%) dari total item obat
3. Kelompok Z: 460 item (45,68%) dari total item obat
Pengelompokan obat dengan mempertimbangkan nilai kritis obat berdasarkan dampaknya
terhadap kesehatan pasien dengan mempertimbangkan efisiensi penggunaan dana yang ada.
Dalam melakukan pengelompokan dengan melihat pengaruh atau efek obat tersebut terhadap
pasien biasanya bersifat relative, yaitu tergantung pada informan yang dijadikan pertimbangan.
sehingga sangat mungkin untuk item obat yang sama karena informannya berbeda maka
kelompok obatnya pun menjadi berbeda pula. Selain itu banyaknya item obat yang tersedia yang
jumlahnya sangat banyak, dapat menimbulkan kesulitan tersendiri mengingat keterbatasan waktu
yang dipunyai dokter sebagai pengguna obat. Kemudian pula, tidak semua informan hafal
terhadap semua jenis item obat tersebut.

2. NILAI ABC INDEKS KRITIS


Analisis ABC Indeks Kritis digunakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana
dengan pengelompokkan obat atau perbekalan farmasi, terutama obat-obatan yang digunakan
berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan.
Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menghitung nilai pakai
a. Menghitung total pemakaian obat
b. Data pemakaian obat dikelompokkan berdasarkanjumlah pemakaian. Diurutkan dari
pemakaian terbesar sampai yang terkecil
- Kelompok A dengan pemakaian 70% dari keseluruhan pemakaian obat
- Kelompok B dengan pemakaian 20% dari keseluruhan pemakaian obat
- Kelompok C dengan pemakaian 10% dari keseluruhan pemakaian obat.
2) Menghitung nilai investasi
a. Menghitung total investasi setiap jenis obat
b. Dikelompokkan berdasarkan nilai investasi obat. Diurutkan dari nilai investasi terbesar
sampai yang terkecil
- Kelompok A dengan nilai investasi 70% dari total investasi obat
- Kelompok B dengan nilai investasi 20% dari total investasi obat
- Kelompok C dengan nilai investasi 20% dari total investasi obat.
3. Menentukan nilai kritis obat
a. Menyusun kriteria nilai kritis obat
b. Membagikan kuesioner berupa daftar obat kepada dokter untuk mendapatkan nilai kritis
obat, dengan kriteria yang telah ditentukan. Dokter yang mengisi kuesioner tersebut
adalah dokter yang berpengaruh terhadap peresepan dan pemakaian obat.

Kriteria nilai kritis obat adalah :


A. Kelompok X atau kelompok obat vital, adalah kelompok obat yang sangat essensial atau
vital untuk memperpanjang hidup, untuk mengatasi penyakit penyebab kematian ataupun
untuk pelayanan pokok kesehatan. Kelompok ini tidak boleh terjadi kekosongan.
B. Kelompok Y atau kelompok obat essensial adalah obat yang bekerja kausal yaitu obat
yang bekerja pada sumber penyebab penyakit, logistik farmasi yang banyak digunakan
dalam pengobatan penyakit terbanyak. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir
kurang dari 48 jam.
C. Kelompok Z atau kelompok obat nonessensial, adalah obat penunjang agar tindakan atau
pengobatan menjadi lebih baik, untuk kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan.
Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerirlebih dari 48 jam.
4. Menentukan nilai indeks kritis obat
Untuk mendapat NIK obat dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
NIK = Nilai Pakai + Nilai Investasi + (2 x Nilai Kritis)

5. Pengelompokan obat ke dalam kelompok A, B dan C dengan kriteria :


Kelompok A dengan NIK 9.5 - 12
Kelompok B dengan NIK 6.5 – 9.4
Kelompok C dengan NIK 4 – 6.4
KLASIFIKASI OBAT RS. X MENGGUNAKAN ABC INDEX KRITIS

Pengelompokan obat berdasarkan ABC nilai pakai.


Melalui analisis pada data penggunaan obat JKN selama Januari–Juni 2015, didapatkan
pengelompokan ABC nilai pakai adalah sebagai berikut:

Tabel Pengelompokan obat JKN berdasarkan analisis ABC nilai pakai

Hasil perhitungan analisis ABC nilai pakai menunjukkan komposisi persentase item obat
kelompok A, B, dan C berbanding terbalik dengan persentase jumlah pemakaiannya. Hal ini
sesuai dengan komposisi persediaan pada umumnya di mana kelompok A terdiri dari 10–20 %
item obat tetapi mencakup 75–80 % dari total penggunaan obat. Kelompok B dengan 10–20%
dari jumlah item obat mencakup 15–20 % total penggunaan obat dan kelompok C dengan 60–
80% dari total jumlah item obat namun hanya mencakup 5–10% penggunaan obat. Dari hasil
penghitungan juga nampak kelompok C dengan penggunaan obat sebanyak 9% persediaan,
namun mencakup 76% dari seluruh item obat. Hal ini menandakan ada banyak item obat
kelompok C yang moving-nya sangat rendah. Adanya penghitungan ini dapat digunakan untuk
menyeleksi item obat mana saja yang benar-benar perlu diadakan dan mana yang tidak perlu
diadakan kembali karena terlalu banyak item obat dengan moving rendah akan menyulitkan
pemantauan dan berisiko kadaluarsa.
Pengelompokan obat berdasarkan ABC nilai investasi.
Melalui analisis pada data penggunaan obat JKN selama bulan Januari–Juni 2015,
didapatkan pengelompokan ABC nilai investasi adalah sebagai berikut:

Tabel Pengelompokan obat JKN berdasarkan analisis ABC nilai investasi

Hasil perhitungan analisis ABC nilai investasi menunjukkan kelompok A adalah 12%
item obat, menyerap 76% investasi, kelompok B adalah sebesar 13% persen item obat menyerap
investasi sebesar 15%, sementara kelompok C dengan 76% dari jumlah total item obat hanya
menyerap sebesar 9% investasi. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok A menyerap investasi
yang sangat tinggi. Dengan demikian perlu dilakukan pengaturan dalam persediaan, terutama
mengupayakan agar tidak terjadi penumpukan stok karena obat-obat dengan nilai investasi tinggi
menimbulkan biaya penyimpanan yang tinggi pula. Untuk menurunkan biaya penyimpanan
dapat dilakukan pemesanan secara berkala dalam jumlah kecil. Namun perlu diperhatikan pula
agar tidak terjadi stock out karena biaya pembelian di luar perencanaan juga menjadi tinggi
karena tingginya nilai obat.
Pengelompokan obat berdasarkan ABC Nilai Indeks Kritis.
Melalui analisis nilai pakai, analisis nilai investasi, dan analisis indeks kritis pada data
penggunaan obat JKN selama Januari–Juni 2015, didapatkan pengelompokan ABC indeks kritis
adalah sebagai berikut:

Tabel Pengelompokan obat JKN berdasarkan analisis ABC indeks kritis


Lampiran Analisis ABC Indeks Kritis

Anda mungkin juga menyukai