1.1. PERMASALAHAN
Analisa masalah
a. Masalah yang dihadapi
RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang merupakan rumah sakit tipe B non
Pendidikan yang menjadi rujukan bagian utara Kalimantan barat dengan
akreditasi paripurna. Masalah yang didapatkan dari hasil survei kepuasan
pelanggan dengan menggunakan instrumen Kuesioner Kepuasan Konsumen
yang diambil dari Buku Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Instalasi
Farmasi Kabupaten / Kota yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
bekerja sama dengan JICA (Japan International Coorperation Agency) 2010 yang
dilakukan kepada pasien ulangan rawat jalan dimana jenis pelayanan yang
dinilai meliputi : Kepedulian petugas terhadap pasien, Kecepatan pelayanan
petugas, kelengkapan obat dan alat kesehatan, Kemampuan apoteker
menjelaskan obat, kebersihan ruang tunggu, kenyamanan ruang tunggu,
ketersediaan brosur, leafleat & poster yang selanjutnya data diolah dengan
menggunakan program Microsoft Exel diperoleh hasil rata-rata 75,14 % untuk
periode februari maret tahun 2017. Dimana hasil tersebut masih belum
memenuhi standar sebagaimana ditetapkan dalam di dalam Kepmenkes no.
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
untuk kepuasan pelanggan Standarnya yaitu ≥ 80%.
b. Data kelompok usia miskin, buta huruf, cacat, lansia, imigran, perempuan,
minoritas etnis
Kelompok yang mendapatkan pelayanan di farmasi rawat jalan adalah seluruh
pasien yang berkunjung ke RSUD dr.Abdul Aziz dimana pada tahun 2016
berjumlah 17937 orang. Dari jumlah tersebut, pasien yang menderita penyakit
kronis dan penyakit infeksius sebanyak 6686 orang yang terdiri dari 3571
orang menderita low back pain, 1970 orang menderita Diabetes Mellitus, 1145
orang menderita TB Paru (Rekam medis, 2017). Namun belum semua pasien
mendapatkan layanan Cepat Tanggap Rawat Jalan terutama untuk layanan
Konseling & PIO karena kurangnya jumlah tenaga Apoteker, ruang khusus
konseling belum tersedia serta Buletin & Booklet sebagai media pendukung
untuk kegiatan PIO & Konseling masih belum lengkap.
c. Masalah utama apa yang perlu diselesaikan
Berdasarkan masalah diatas perlu segera dibuat sebuah inovasi terkait
pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap layanan farmasi
rawat jalan terutama terkait dengan point pelayanan yang disurvei pada
kuesioner kepuasan konsumen.
BAB 2
PENDEKATAN STRATEGIS
3.4 Keluaran yang paling berhasil dari pelaksanaan inovasi (400 kata)
Lima keluaran konkret yang mendukung keberhasilan inovasi
1. Keselamatan pasien
Peningkatan keselamatan pasien pada program kerja pendidikan pasien dan
keluarga pada elemen pelayanan yang diberikan pasien dan keluarga dididik
tentang penggunaan obat-obatan yang sedang digunakan secara efektif dan
aman, serta tentang potensi efek samping obat, pencegahan terhadap potensi
interaksi obat. Adanya panduan penggunaan obat-obatan secara efektif dan
aman, serta catatan jadwal minum obat pasien sehingga pasien terhindar dari
potensi efek samping
Skrining interaksi obat mengacu pada Medscape, sehingga pasien terhindar
dari efek yang tidak diharapkan akibat interaksi obat.
Pelaksanaan edukasi farmasi di rawat jalan dengan pendokumentasian hasil
assesman, hambatan edukasi yang tertuang dalam form 8a.
2. Kepuasan pasien
Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Kefarmasian
dalam pelayanan Rawat Jalan di RSUD dr.Abdul Aziz tahun 2017
Instalasi Farmasi melakukan Quisioner kepuasan pelanggan setiap bulan
untuk mengetahui Hasil Inovasi Pelayanan Farmasi. Dan hasil yang diperoleh
dari hasil survei kepuasan pelanggan meningkat dari 75,14 % (belum
memenuhi standar) menjadi 84,95% (sudah memenuhi standar)
Waktu tunggu pelanggan farmasi menjadi lebih ringkas dengan adanya
pemisahan ruangan dan petugas di Instalasi Farmasi Rawat Jalan antara
petugas racikan & non racikan, serta dengan adanya briging system sehingga
sistem antrian menjadi lebih teratur dan pelanggan menjadi lebih tertib dan
tingkat keluhan secara lisan menurun.
3.5 Sistem yang diterapkan untuk kemajuan dan mengevaluasi inovasi
Sistem yang diterapkan untuk pelaksanan Inovasi antara lain :
- Pengembangan Skrining resep dengan menggunakan Aplikasi Medscape untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
- Pengembangan Briging sistem untuk nomor antrian pasien
- Pemisahan Layanan untuk Pelanggan yang Infeksius (TB)
- Penambahan Booklet, Leaflet & Buletin sebagai pendukung kegiatan Edukasi
Inovasi dipantau dan dievaluasi dengan menggunakan form kuesioner kepuasan
pelanggan terhadap 7 layanan kefarmasian yang diambil dari Buku Materi
Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten / Kota yang
diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan alat kesehatan kementrian kesehatan RI
bekerja sama dengan JICA (Japan International Coorporation Agency) 2010.
Hasil Survei diserahkan kepada Tim Akreditasi RSUD dr.Abdul Aziz Pokja
Manajemen Penggunaan Obat (MPO) tiap bulan dengan jumlah Sample sebanyak
50 pelanggan.
3.6 Kendala utama yang dihadapai dalam inovasi & bagaimana kendala diatasi
Masalah utama yang dihadapi dan cara penanggulangannya
1. Terbatasnya dana APBD kota Singkawang solusinya adanya kebijakan dari
walikota untuk mendukung terlaksananya Inovasi terkait peningkatan tujuh
layanan kefarmasian
2. Jumlah Tenaga kefarmasian tidak sesuai standar sehingga dilakukan
penerimaan tenaga kontrak dan penyusunan ulang jadwal petugas sehingga
petugas sudah berada lengkap di ruangan pada saat jam sibuk resep.
3. Tenaga kurang memahami cara komunikasi yang efektif dalam memberikan
layanan informasi edukasi kepada pasien sehingga dilakukan workshop dan in
house komunikasi informasi edukasi efektif untuk meningkatkan kemampuan
petugas dalam berkomunikasi dengan pasien.
4. Terdapat beberapa sediaan Obat baru yang cara penggunaannya belum
diketahui oleh petugas, solusinya Produsen Obat diminta untuk
mempresentasikan cara penggunaan sediaan obat mereka yang masuk ke
Instalasi Farmasi Rawat Jalan
5. Keterbatasan Sarana Pendukung Edukasi pasien sehingga dibuatlah ruangan
khusus konseling yang dilengkapi dengan Komputer plus jaringan internet,
Buletin terkait penyakit kronis, booklet terkait cara penggunaan berbagai
sediaan obat, serta leaflet tentang cara penggunaan obat yang baik & benar.
BAB 4
DAMPAK
BAB 5
KEBERLANJUTAN