JENAZAH
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti kita ketahui bersama, bahwa wilayah Indonesia akhir-akhir ini
dilanda bencana terutama karena ulah manusia yang menyebabkan terjadinya
korban massal. Kejadian yang menyebabkan korban massal tersebut dimana
hampir semua korbannya dirujuk ke rumah sakit ternyata tidak tertampung di
rumah sakit karena selama ini rumah sakit tidak mengantisipasi datangnya
korban mati massal secara bersamaan. Hal-hal tersebut membuka mata kita
semua betapa pentingnya mempersiapkan rumah sakit (sarana, prasarana,
SDM) untuk penanganan korban mati massal. Fasilitas kamar jenazah rumah
sakit tidak saja berfungsi untuk menyimpan jenazah, tetapi juga harus mampu
melakukan identifikasi korban massal serta mempunyai sarana informasi dan
komunikasi yang baik.
Penyimpanan jenazah harus dilakukan sebaik-baiknya sebelum dikuburkan
sebagai penghormatan kepada korban. Kamar jenazah dapat diakses langsung
oleh masyarakat.
Penanganan untuk jenazah yang dilakukan oleh rumah sakit khususnya
rumah sakit rujukan / Dr.Abdul Aziz selama ini tidak mengantisipasi adanya
korban mati massal karena memang belum ada pedoman / standar untuk
kamar jenazah serta pada waktu-waktu lalu belum merupakan kebutuhan
sehingga di rumah sakit fasilitas dan SDM yang tersedia sangat minim. Kamar
jenazah suatu rumah sakit, bukanlah satu-satunya “pintu keluar” pasien,
karena masih banyak “pintu kesembuhan”, “pintu kecutian”, dan “pintu
transisi”. Walaupun diakui bahwa kamar jenazah merupakan bagian final
keluarnya pasien yang telah benar-benar tanpa nyawa / ruh lagi.
Dalam pembahasan ini istilah jenazah (badan orang yang baru meninggal)
mencakup pula “mayat” (konotasi bias baru meninggal atau sudah lama mati).
Satu diantara kontributor terbesar mayat di rumah sakit adalah yang berasal
dari luar rumah sakit yang dikenal sebagai kasus - mati forensik. Pedoman ini
disusun untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dihadapi saat ini dan
merupakan pedoman minimal kamar jenazah bagi rumah sakit yang
seharusnya dikaitkan dengan pelayanan tipe rumah sakit yang bersangkutan.
B. Tujuan Pedoman
1. Umum : untuk memberikan pelayanan yang lebih baik pada korban
mati sehari-hari dan pasca bencana
2. Khusus : Tersedianya Pedoman Kamar Jenazah di Rumah Sakit
Dr.Abdul Aziz yang dapat dipakai sebagai acuan dalam memberikan mutu
pelayanan,baik bagi korban mati dan keluarganya.
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan SDM yang diperlukan pada kamar jenazah terdiri
dari:
a. Dokter Spesialis Forensik (Didatangkan dari luar)
b. Dokter Umum
c. Dokter Gigi khususnya Forensik Gigi (didatangkan dari luar)
d. Teknisi Forensik (didatangkan dari luar)
e. Teknisi Laboratorium Forensik (didatangkan dari luar)
f. Tenaga Administrasi
g. Tenaga Pemulasaraan Jenazah
h. Supir Kereta Jenazah
i. Pekarya
C. Pengaturan Jaga
Jaga dilakukan secara stand by di rumah diluar jam dinas karena
keterbatasan atau minimnya tenaga.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
1. Ruang pemandian jenazah
2. Musholla
3. Pos penjagaan
4. Garasi ambulance jenazah
B. Standar Fasilitas
1. Lemari besi
2. Lemari kayu
3. Kursi lipat
4. Bangku panjang
5. Meja jenazah
6. Meja tulis
7. Jam dinding
8. Kulkas jenazah
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
1. Pasien dari instalasi lain yang sudah 2 jam dinyatakan meninggal (jenazah)
di kirim ke kamar jenazah.
2. Di kamar jenazah dilakukan perawatan sebelum ditunjukkan kepada
keluarga. Di kamar jenazah dilakukan pemeriksaan kembali. Kepala diberi
tali kassa sampai mulut jenazah tertutup. Tangan diposisikan di atas perut
kemudian pergelangan tangan ditali kembali. Setelah posisi dan keadaan
jenazah sudah dirapikan, keluarga dipanggil untuk melihat keluarganya
yang meninggal. Untuk jenazah dengan penyakit infeksius, dilakukan
pemulasaran jenazah di rumah sakit.
3. Petugas kamar jenazah memberikan surat kematian
4. Kemudian keluarga mengurus biaya perawatan selama di rumah sakit di
bagian kasir. Setelah administrasi pasien selesai, keluarga menunjukkan
kepada petugas kamar jenazah.
5. Jenazah diperbolehkan dibawa pulang dengan menggunakan brankar
khusus jenazah ke mobil jenazah rumah sakit.
Pasien yang datang ke rumah sakit pada prinsipnya dibagi dua yaitu:
1. Pasien yang tidak mengalami kekerasan (apabila meninggal dunia, langsung
diberi surat kematian. Kemudian dicatatat dalam buku register)
2. Pasien yang mengalami kekerasan (misalnya karena percobaan bunuh
diri,kecelakaan dan pembunuhan,pasien over dosis narkoba disamping dokter
menolong pasien,dokter melapor polisi atau menyuruh keluarga pasien untuk
melapor polisi.Apabila pasien meninggal dokter tidak member surat kematian
tetapi korban dikirim ke kamar jenazah dengan disertai surat pengantar yang
ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan)
Apabila kamar jenazah menerima korban dari IRD tetapi belum ada Surat
Permohonan Visum et Repertum (SPVeR),maka petugas menyuruh keluarga
korban untuk melapor ke Polisi dimana peristiwa tersebut terjadi.Apabila keluarga
menolak lapor ke polisi dan tetap bersikeras membawa jenazah,maka diberikan
surat pernyataan dan tidak diberikan surat kematian.
JENAZAH DI UGD/RUANGAN
PERAWATAN JENAZAH
PEMULASARAN JENAZAH
LOGISTIK
1. Blangkar jenazah
2. Plastik bening
3. Gunting
4. Celemek
5. Kain penutup jenazah/aurat
6. Kasa
7. Plester
8. Sarung tangan sampai pergelangan
9. Sarung tangan sampai sikut
10. Masker
11. Tutup kepala
12. Sepatu Bot
13. Kaca mata goggle
14. Kantong mayat
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
KESELAMATAN KERJA
Untuk itu perlu dukungan dan perhatian penuh dari komando atas/ pimpinan
untuk memenuhi berbagai kebutuhan/pasilitas di unit kamar jenazah untuk
menjaga keselamatan petugas dari penyakit menular tersebut/mematikan,dengan
cara menggunakan perlengkapan APD(Alat Pelindung Diri) yang lengkap,
sekaligus untuk menunjang kelancaran tugas di bagian kamar jenazah seperti :
petugas perlu diantar jemput mobil dinas apabila dibutuhkan dinas pada luar jam
dinas,apalagi pada malam hari,untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
PEMBIAYAAN
Pada umumnya jenazah yang diterima di kamar jenazah adalah mayat tak
dikenal terutama dari kalangan tidak mampu sehingga Rumah Sakit sulit untuk
menarik pembiayaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab pasien atau
keluarganya. Pembiayaan cuma-cuma bagi orang tidak mampu tidak berlaku
untuk mayat.
Oleh karena itu kamar jenazah sulit untuk memenuhi biaya operasionalnya.
Untuk itu diperlukan terobosan-terobosan agar kamar jenazah dapat memenuhi
biaya operasionalnya terutama menghadapi persaingan-persaingan yang ketat saat
ini. Dengan melakukan “cross subsidi” dengan pelayanan lainnya yang dilakukan
di kamar jenazah.
PENUTUP
Fasilitas kamar jenazah rumah sakit tidak saja berfungsi untuk menyimpan
jenazah tetapi juga harus mampu melakukan identifikasi korban massal serta
merupakan sarana informasi dan komunikasi yang baik.
Standar Kamar Jenazah ini dipakai sebagai acuan oleh rumah sakit dalam
mengembangkan Instalasi Kamar Jenazah sehingga dapat diketahui sumber daya
manusia dan fasilitas yang dimiliki oleh setiap tingkat dari klasifikasi kamar
jenazah.
TARGET PENCAPAIAN
URAIAN KEGIATAN MENKES 129/2008 RS Dr.ABDUL TW I TW II TW III TW IV KET
AZIZ
PEMULASARAAN JENAZAH
WAKTU TANGGAP (RESPONSE TIME) ≤ 2 JAM
PELAYANAN PEMULASARAAN
JENAZAH
PROGRAM KERJA KAMAR JENAZAH
Keterangan
No. Bulan / Tahun Jumlah Rumah
Pulasara Formalin Visum
Duka
1. Januari 2013 -
2. Februari -
3. Maret -
4. April -
5. Mei -
6. Juni -
7. Juli -
8. Agustus -
9. September -
10. Oktober -
11. November -
12. Desember -
TOTAL -