Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Konsep Lansia

Pengertian

Penduduk di atas usia 15 tahun dan dibawah 65 tahun makin

membengkak karena pertumbuhan penduduk anak-anak peninggalan masa lalu.

Begitu juga penduduk diatas usia 60 tahun, atau diatas usia 65 tahun. Penduduk

usia ini dikenal sebagai penduduk lanjut usia yang tumbuh dengan kecepatan

paling tinggi (Suyono, 2007).

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

keatas, menurut UU RI No.13 Tahun 1998 Bab 1 Pasal 1. Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle

age) adalah 45 – 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60 – 74 tahun, lanjut usia

tua (old) adalah 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

(Nugroho, 2008). Lansia merupakan seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik

pria maupun wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka

yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada

orang lain untuk menghidupi dirinya (Tamher, 2009).

Batasan lansia

1) Menurut WHO, lansia dibagi dalam beberapa kelompok yaitu :

1. Usia pertengahan ( Middle Age ) = usia 45 – 59 tahun

2. Usia lanjut ( Elderly ) = usia 60 – 74 tahun


3. Usia lanjut tua ( Old ) = usia 75 – 90 tahun

4. Usia sangat tua ( Very Old ) = usia diatas 90 tahun

2) Menurut Siti Maryam (2009), lansia dikatagorikan sebagai berikut :

1. Pralansia (prasenilis)

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun

2. Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

3. Lansia resiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih / seseorang yang berusia 60

tahun atau lebih dengan masalah kesehatan

4. Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan / atau kegiatan yang

dapat menghasilkan barang / jasa

5. Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung

pada orang lain.

3) Menurut Undang - Undang No.13 tahun 1998

Seseorang diktakan sebagai lanjut usia setelah mencapai umur 60 tahun

keatas

.4) Menurut Departemen Kesehatan tahun 1994

1. Kelompok lanjut usia dini (55-64 tahun), yakni kelompok yang baru

memasuki lanjut usia

2. Kelompok lanjut usia (65 tahun keatas)


3. Kelompok lanjut usia resiko tinggi, yakni lanjut usia yang berusia lebih

dari 70 tahun.

Tipe lansia

Tipe yang ada pada lansia tergantung oleh karakter, pengalaman hidup,

lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho , 2000 dalam

Siti Maryam 2009) :

1) Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan

zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,

dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan

2) Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan yang baru, selektif

dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi

undangan.

3) Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,

tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik, dan banyak

menuntut.

4) Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan

melakukan pekerjaan apa saja

5) Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,

pasif, dan acuh tak acuh.


Tugas perkembangan lansia

Menurut Siti Maryam (2009), tugas perkembangan pada lansia yaitu :

1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun

2) Mempersiapkan diri untuk pensiun

3) Membentuk hubungan yang baik dengan orang seusianya

4) Mempersiapkan kehidupan baru

5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial / masyarakat secara

santai

6) Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan

Tugas perkembangan pada usia lanjut menurut Tamher (2009) yaitu

1) Penyesuaian terhadap penurunan kekuatan dan kesehatan fisik

2) Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan penghasilan

3) Penyesuaian terhadap kematian pasangan atau orang terdekat, membangun

suatu perkumpulan dengan sekelompok seusia, mengambil prakarsa dan

beradaptasi terhadap peran sosial dengan cara yang fleksibel, serta

membuat pengaturan hidup atau kegiatan fisik yang menyenangkan.

Teori proses menua

Teori Biologi

Teori biologi tentang proses penuaan terdiri dari :

1) Teori Radikal Bebas

Radikal bebas mampu merusak membran sel, lisosom, mitokondria,

dan inti membran melalui reaksi kimia yang disebut peroksidasi lemak.

Teori radikal bebas pada penuaan ditunjukkan oleh hormon yang

ditandai dengan munculnya efek patologis. Radikal bebas dapat


menyebabkan terjadinya perubahan pigmen dan kolagen pada proses

penuaan. Meningkatnya radikal bebas dapat dihambat dengan

pengaturan diet (jumlah kalori) serta konsumsi obat/makanan yang

mengandung banyak anti oksidan seperti makanan yang mengandung

vitamin E, vitamin C, selenium, glutation peroksidae, dan superokside

dismutase.

2) Teori Autoimun

Menurut teori autoimun, penuaan diakibatkan oleh antibodi yang

bereaksi terhadap sel normal dan merusaknya. Reaksi tersebut terjadi

karena tubuh gagal mengenal sel normal dan memproduksi antibodi

yang salah. Akibatnya, antibodi tersebut akan bereaksi terhadap sel

normal, disamping sel abnormal yang menstimulasi pembentukannya.

Teori ini didukung dengan kenyataan bahwa jumlah antibodi autoimun

meningkat pada lansia dan terdapat persamaan antara penyakit imun

(seperti artritis reumatoid, diabetes, tiroiditis, dan amiloidosis) dengan

fenomena menua di masyarakat.

3) Teori Telomer

Dalam pembelahan sel, DNA membelah dengan proses mekanisme

satu arah. Setiap pembelahan akan menyebabkan panjang ujung

telomer (ujung lengan pendek kromosom) berkurang panjangnya (65

rantai dasar asam amino) saat terjadi pemutusan duplikat kromosom.

Makin sering sel membelah, makin cepat ujung telomer memendek

dan akhirnya tidak mampu untuk membelah lagi.


4) Teori Hormonal

Pusat terjadinya proses penuaan terletak pada otak. Hal ini didasarkan

pada studi tentang hipotiroidisme yang dapat menjadi fatal apabila

tidak diobati dengan tiroksin. Manifestasi dari penuaan akan tampak

jika penyakit tersebut tidak segera ditangani seperti penurunan sistem

kekebalan, kulit yang mulai keriput, munculnya uban, dan penurunan

proses metabolisme secara perlahan.

5) Teori Mutasi Somatik ( error catastrophe )

Menurut teori ini terjadi penuaan karena adanya mutasi somatik yang

diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yang buruk. Mutasi somatik

bisa terjadi karena adanya kesalahan dalam proses transkripsi DNA-

aRNA dan proses translasi RNA- a protein atau enzim, dan

berlangsung terus-menerus, sehingga terjadi penurunan fungsi organ

atau sel-sel menjadi kanker atau penyakit. (Suhana, 1994 dalam

Rahayu, 2002).

6) Teori Stres

Teori ini didasarkan pada fakta bahwa menua terjadi sebagai akibat

dari hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan

tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan

usaha dan stres yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai

kembali.
Teori Sosiopsikologis

1) Teori aktivitas atau kegiatan

Teori ini menyatakan bahwa lansia harus tetap aktif mengikuti

kegiatan di masyarakat untuk mencapai kesejahteraan pada usianya.

Aktivitas sosial dibutuhkan oleh lansia untuk mempertahankan

kepuasan hidup dan konsep diri yang positif. Lansia yang masih aktif

diharapkan tetap bersemangat dan tidak merasa terasingkan oleh

masyarakat karena faktor usia. Teori ini didasarkan pada tiga asumsi

bahwa lebih baik aktif daripada pasif, lebih baik bahagia daripada

murung, dan lansia sejahtera adalah lansia yang bisa selalu aktif dan

bahagia (Havighurst, 1972 dalam Leukenotte, 2000).

2) Teori Pembebasan

Dalam teori ini dijelaskan bahwa bertambahnya usia, seseorang

perlahan-lahan mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau

menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan

interaksi sosial pada lansia menurun, baik secara kualitas maupun

kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda, yaitu kehilangan

peran, hambatan kontak sosial, dan berkurangnya komitmen.

3) Teori kepribadian lanjut

Teori kepribadian lanjut menyangkal teori aktivitas dan teori

pembebasan. Perubahan yang terjadi pada seseorang yang usianya

telah lanjut sangat dipengaruhi oleh tipe personaliti yang dimilikinya

(Havighurst, 1972 dalam Luekenotte, 2000).

4) Teori Lingkungan
1. Exposure Theory

Teori ini menyatakan bahwa paparan sinar matahari dapat

mengakibatkan percepatan proses penuaan

2. Radiation Theory

Adanya paparan radiasi sinar gamma, sinar X dan ultraviolet dari alat-

alat medis memudahkan sel mengalami denaturasi protein dan mutasi

DNA

3. Polution Theory

Polusi udara, air, dan tanah mengandung substansi kimia yang

mempengaruhi kondisi epigenetik dan menimbulkan penuaan dini

4. Stress Theory

Stres fisik maupun psikis yang terjadi dapat meningkatkan kadar

kortisol dalam darah. Jika kondisi stres berlangsung terus-menerus,

maka proses penuaan akan terjadi lebih cepat.

Perubahan yang terjadi pada lansia

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia menurut Nugroho (2000)

yaitu :

1) Perubahan Fisiologis

1. Sel : jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun,

dan cairan intraseluler menurun

2. Sistem persarafan : Saraf pancaindera mengecil, sehingga

fungsinya menurun serta lambat dalam merespons dan waktu

bereaksi khususnya yang berhubungan dengan stres.


3. Sistem pendengaran : Gangguan pendengaran karena membran

timpani menjadi atrofi. Tulang-tulang pendengaran mengalami

kekakuan

4. Sistem pengelihatan : Respon terhadap sinar menurun, adaptasi

terhadap gelap menurun, akomodasi menurun dan katarak

5. Sistem kardiovaskuler : Katup jantung menebal dan kaku,

kemampuan memompa darah menurun, elastisitas pembuluh darah

menurun, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

sehingga tekanan darah meningkat

6. Sistem pengaturan suhu : Hipotalamus dianggap sebagai suatu

termostat yaitu menetapkan suhu tertentu, kemunduran terjadi

berbagai faktor yang sering ditemui antara lain temperatur tubuh

menurun secara fisiologik akibat metabolisme menurun,

keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi

panas.

7. Sistem respirasi : Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan

menjadi kaku, menurunnya aktivitas dari silia, paru-paru

kehilangan elastisitas

8. Sistem gastrointestinal : Esofagus melebar, asam lambung

menurun, lapar menurun, dan peristaltik menurun. Ukuran lambung

mengecil serta fungsi organ aksesori menurun, sehingga

menyebabkan berkurangnya produksi hormon dan enzim

pencernaan.
9. Sistem genitourinaria : Ginjal mengecil, aliran darah ke ginjal

menurun, penyaringan di glomerulus menurun, dan fungsi tubulus

menurun

10. Sistem kulit : Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis.

Rambut dalam hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun,

vaskularisasi menurun, rambut memutih, kelenjar keringat

menurun.

11. Sistem muskuloskletal : Cairan tulang menurun sehingga mudah

rapuh, bungkuk, persendian membesar dan menjadi kaku, tremor

2) Perubahan mental

Di dalam perubahan mental pada usia lanjut, perubahan dapat

berupa sikap yang semakin egosentris, mudah curiga, bertambah pelit atau

tamak akan sesuatu. Faktor yang mempengaruhi perubahan mental antara lain

perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan, dan

lingkungan (Nugroho, 2000).

3) Perubahan psikososial

Perubahan psikososial meliputi pensiun yang merupakan

produktivitas dan identitas yang dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan,

merasakan atau sadar akan kematian, perubahan dalam cara hidup, ekonomi

akibat dari pemberhentian dari jabatan, dan penyakit kronis.

Anda mungkin juga menyukai