KELOMPOK 1
Signifikansi dan
insiden
WHO mengestimasikan terdapat 21.600.000 kejadian abortus yang tidak
aman di seluruh dunia pada tahun 2008. WHO juga memperkirakan di
Indonesia terdapat sebesar 126 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup
dengan jumlah total kematian ibu sebesar 6400 pada tahun 2015. Angka ini
sudah terjadi penurunan dari angka kematian ibu menurut SDKI 2012 yaitu
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
ABORTUS ABORTUS
PROVOCATUS SPONTAN
Pengguguran kandungan Keluarnya hasil konsepsi
atau kehamilan dengan dengan sendirinya secara
disengaja alamiah tanpa intervensi
medis maupun mekanis
ABORTUSAbortus Provocatus ABORTUS
PROVOCAT PROVOCAT
US US
THERAPEU CRIMINALI
TIC S/
Penghentian kehamilan dimana janin
belum memiliki viabilitas, karena alasan ELECTIVE
kesehatan ibu dan janin
Penghentian kehamilan dimana
janin belum memiliki viabilitas,
Kehamilan dapat Kemungkinan janin atas keinginan atau permintaan
mengancam nyawa memiliki deformitas pasien (bukan alasan kesehatan)
ibu atau fisik atau retardasi
menyebabkan mental parah
gangguan kesehatan
serius
Kehamilan akibat
pemerkosaan
ABORTUS SECARA KLINIS
Kelainan rahim seperti Trauma secara Penurunan sekresi Stress dan emosi yang
mioma uteri, uterus langsung pada kavum progesteron berlebihan
arkatus, uterus septus, uteri dan riwayat menyebabkan abortus mempengaruhi uterus
retrofleksi uteri, abortus spontan pada usia kehamilan lewat hipotalamus-
retroversio uteri, dan berulang dapat 10-12 minggu, yaitu hipofise
serviks inkompeten menyebabkan abortus saat plasenta
dapat menjadi halangan mengambil alih fungsi
terhadap pertumbuhan korpus luteum dalam
dan pembesaran uterus. produksi hormon
PEMERIKSA
AN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Tes HCG Urine : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus
2. Pemeriksaan doopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Kadar hemoglobin Status Hemodinamika Penurunan (< 10 mg%) dan pemeriksaan
Kadar Fibrinogen darah pada Missed Abortion
4. Kadar sel darah putih resiko Infeksi meningkat (> 100 U/dl)
5. Kultur kuman sesifik ditemukan kuman
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Hasil pemeriksaan ginekologi didapat :
1. Inspeksi vulva
2. Inspekulo
3. Vagina Toucher (VT)
Perawatan
dan
Penanganan
“Umumnya, abortus berakhir dengan tindakan
kuretase, yaitu pembersihan dinding rahim dengan
kuret (alat yang dilengkapi dengan sebuah kikis
pada salah satu ujungnya untuk membersihkan
rahim).”
01 02
Penilaian klinis
Stabilisasi segera
Adanya tanda dan gejala
sekunder
Mencari penyebab dan
kegawatdaruratan seperti syok atau menegakkan diagnosis
perdarahan pervaginal yang berat
03
Tatalaksana medis, 04
Pasien dapat
konseling pascatindakan, dipulangkan atau
dan layanan lain lakukan rujukan
Ada beberapa penanganan dan
pengobatan abortus
berdasarkan jenisnya.
● Keguguran Insipiens atau Keguguran Inkomplit
● Missed Abortion
● Keguguran Komplit
● Keguguran Infeksiosa atau Keguguran Septik
KOMPLIKASI ABORTUS
Terjadi jika alat Terjadi pada tiap
bedah menusuk dan abortus, ditemukan
Terjadi akibat luka menyebabkan pada abortus Terjadi karena
pada jalan lahir, lubang di rahim, inkompletus dan perdarahan (syok
dapat timbul segera terutama pada uterus lebih sering pada hemoragik) dan
atau lama setelah dalam posisi abortus buatan tidak infeksi berat (syok
tindakan hiporetrofleksi aseptis & antiseptis endoseptik)
01 02 03 04
PERDAR PERFORA
AHAN SI INFEKSI SYOK
Prognosis
Menurut KBBI prognosis adalah ramalan tentang peristiwa yang
akan terjadi, khususnya yang berhubungan dengan penyakit atau
01.
Prognosis adalah sebuah perkiraan dari kemungkinan hasil akhir
suatu gangguan penyakit.
Menurut pendapat Danvers (2010), semakin tinggi riwayat abortus, semakin besar pula
risiko terjadinya abortus. Dimana terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat abortus
dengan kejadian abortus. Prawirohardjo (2014) mengemukakan bahwa wanita yang telah
mengalami keguguran 2 kali bahkan sampai 3 kali berturut-turut, mempunyai kemungkinan
untuk kembali keguguran menjadi lebih besar.
3 Risiko Infeksi b.d 1. Kaji kondisi keluaran/dischart yang 1. Perubahan yang terjadi pada
supresi respons keluar ; jumlah, warna, dan bau dishart dikaji setiap saat
inflamasi 2. Terangkan pada klien pentingnya dischart keluar. Adanya warna
perawatan vulva selama masa yang lebih gelap disertai bau
perdarahan tidak enak mungkin
3. Lakukan perawatan vulva merupakan tanda infeksi
4. Amati luka dari tanda infeksi 2. Infeksi dapat timbul akibat
(flebitis) kurangnya kebersihan genital
5. Anjurkan pada ps untuk melaporkan yang lebih luar. Inkubasi
dan mengenali tanda-tanda infeksi kuman pada area genital yang
6. Anjurkan pada suami untuk tidak relative
melakukan hubungan senggama 3. Cepat dapat menyebabkan
selama masa perdarahan infeksi.
4. Daerah ini merupakan port de
Infection Control entry kuman Penanda proses
7. Monitor tanda dan gejala infeksi infeksi
8. Pantau hasil laboratorium 5. Mencegah infeksi
3. Amati faktor-faktor yang bisa
meningkatkan infeksi
4. Monitor Vital Sign
No. Diagnosa & Tujuan Intervensi Rasional
6. Mencegah terjadinya
perpindahan infeksi
7. Membantu proteksi infeksi
8. Mencegah terjadinya infeksi
9. Mencegah terjadinya infeksi
10. Meningkatkan asupan nutrisi
pasien agar meningkatkan
status imunisasi
11. Meningkatkan relaksasi
12. Mencegah terjadinya infeksi
melalui IV
13. Meningkatkan pengetahuan
pasien terhadap risiko infeksi
4 Ansietas berhubungan 1. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi 14. Mengidentifikasi perhatian
dengan kemungkinan kecemasan. pada bagian khusus dan
akan kehilangan janin menentukan arah dan
kemungkinan pilihan/
intervensi.
No. Diagnosa & Tujuan Intervensi Rasional