Anda di halaman 1dari 37

ABORTUS

KELOMPOK 1
Signifikansi dan
insiden
WHO mengestimasikan terdapat 21.600.000 kejadian abortus yang tidak
aman di seluruh dunia pada tahun 2008. WHO juga memperkirakan di
Indonesia terdapat sebesar 126 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup
dengan jumlah total kematian ibu sebesar 6400 pada tahun 2015. Angka ini
sudah terjadi penurunan dari angka kematian ibu menurut SDKI 2012 yaitu
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Frekuensi abortus spontan di Indonesia adalah 10%-15% dari 5 juta


kehamilan setiap tahunnya. Sedangkan abortus buatan sekitar 750.000-1.5
juta setiap tahunnya.
Morbiditas
dan Mortalitas
Pada 1995, angka abortus di seluruh dunia adalah sekitar 35 per 1000 wanita yang berusia 15-44 tahun.
Dari seluruh kehamilan (selain keguguran dan lahir mati), 26% berakhir dengan abortus. Sekitar 44%
abortus di dunia adalah ilegal, 64% abortus legal dan hampir 95% abortus ilegal terjadi di negara
berkembang.
Sekitar 25% kematian ibu di Asia, 30-50% kematian ibu di Afrika dan Amerika Latin disebabkan oleh
abortus yang disengaja. Di Myanmar, meskipun angka kematian ibu terus mengalami penurunan, kematian
ibu karena abortus masih tetap tinggi.
Diperkirakan hampir 3 juta abortus tidak aman terjadi di Asia Tenggara dan menyebabkan 8000 ibu
meninggal. Di Indonesia adalah sekitar 2 sampai dengan 2,6 juta kasus per tahun, atau 43 abortus untuk
setiap 100 kehamilan. Data SDKI yang mencakup perempuan kawin usia 15-49 tahun menemukan bahwa
tingkat abortus pada tahun 1997 diperkirakan 12% dari seluruh kehamilan yang terjadi. Diperkirakan pula
bahwa 30% di antara abortus tersebut dilakukan oleh penduduk usia 15-24 tahun. Abortus yang tidak aman
diperkirakan bertanggung jawab terhadap 11% kematian ibu di Indonesia (rata- rata dunia 13%).
KLASIFIKA
SI
ABORTUS
ABORTUS MENURUT PROSES
KEJADIANNYA

ABORTUS ABORTUS
PROVOCATUS SPONTAN
Pengguguran kandungan Keluarnya hasil konsepsi
atau kehamilan dengan dengan sendirinya secara
disengaja alamiah tanpa intervensi
medis maupun mekanis
ABORTUSAbortus Provocatus ABORTUS
PROVOCAT PROVOCAT
US US
THERAPEU CRIMINALI
TIC S/
Penghentian kehamilan dimana janin
belum memiliki viabilitas, karena alasan ELECTIVE
kesehatan ibu dan janin
Penghentian kehamilan dimana
janin belum memiliki viabilitas,
Kehamilan dapat Kemungkinan janin atas keinginan atau permintaan
mengancam nyawa memiliki deformitas pasien (bukan alasan kesehatan)
ibu atau fisik atau retardasi
menyebabkan mental parah
gangguan kesehatan
serius
Kehamilan akibat
pemerkosaan
ABORTUS SECARA KLINIS

ABORTUS ABORTUS ABORTUS


IMMINENS INSIPIEN
Perdarahan uterus INKOMPLETUS
Pengeluaran sebagian
Abortus spontan
dengan hasil konsepsi hasil konsepsi (masih
tingkat permulaan.
masih dalam uterus, ada sisa yang
Perdarahan dengan
ostium uteri tertinggal di dalam
hasil konsepsi masih
membuka, dilatasi uterus). Biasanya
baik, ostium uteri
serviks uteri terjadi perdarahan
masih menutup, tanpa
meningkat, adanya yang banyak dan
adanya dilatasi
robekan selaput masif
serviks
ketuban
ABORTUS ABORTUS
KOMPLETUS
Abortus yang hasil TERTUNDA/
konsepsinya sudah Janin MISSED
telah meninggal
dikeluarkan namun masih tertahan
sepenuhnya. Biasanya dalam kandungan
perdarahan sedikit, selama 4-8 minggu
ostium uteri telah atau lebih. Biasanya
menutup dan uterus ditandai gejala
mengecil abortus iminen
ABORTUS ABORTUS
HABITUALIS/ SEPTIK/
Abortus yang disertai
INFEKSIOSA
REKUREN
infeksi pada uterus
Abortus spontan yang dan organ sekitarnya.
terjadi berturut-turut Biasanya terjadi pada
sebanyak 3x atau abortus inkomplit
lebih atau abortus yang
tidak memperhatikan
teknik aseptik
Etiolog
i
Abortu
s
!.
KELAINAN
PERTUMBU
HAN HASIL
KONSEPSI
Faktor yang menyebabkan:
PENGARUH
RADIASI< VIRUS<
OBAT,
TEMBAKAU<
KELAINAN ALKOHOL,
KROMOSOM KAFEIN
Kelainan seperti trisomi atau Komponen dan zat diatas akan
monosomi menyebabkan mempengaruhi baik hasil konsepsi
abnormalitas pada embrio sehingga LINGKUNGAN maupun lingkungan hidupnya
dapat terjadi abortus dini TEMPAT
IMPLANTASI
KURANG
SEMPURNA
Endometrium yang belum siap menerima implasi hasil konsepsi
menyebabkan pemberian zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
2.
KELAINAN
PADA 4. FAKTOR
PLASENTA 3. USIA MATERNAL

Endarteritis yang dapat Usia ibu dapat Penyakit maternal seperti


terjadi dalam vili koriales mempengaruhi kesiapan infeksi virus akut, inokulasi,
menyebabkan oksigenasi endometrium. Angka ideal nefritis kronis, dan gagal
plasenta terganggu. Dapat adalah 20-35 tahun. jantung dapat menyebabkan
disebabkan oleh hipertensi Kelainan kromosom akan anoksia janin.
menahun, infeksi plasenta, meningkat diatas 35 tahun
dan gangguan pembuluh
darah akibat DM.
5.
KELAINAN 7. FAKTOR 8. SEBAB
TRAKTUS HORMONA PSIKOSOM
GENETALIA 6. TRAUMA L ATIK

Kelainan rahim seperti Trauma secara Penurunan sekresi Stress dan emosi yang
mioma uteri, uterus langsung pada kavum progesteron berlebihan
arkatus, uterus septus, uteri dan riwayat menyebabkan abortus mempengaruhi uterus
retrofleksi uteri, abortus spontan pada usia kehamilan lewat hipotalamus-
retroversio uteri, dan berulang dapat 10-12 minggu, yaitu hipofise
serviks inkompeten menyebabkan abortus saat plasenta
dapat menjadi halangan mengambil alih fungsi
terhadap pertumbuhan korpus luteum dalam
dan pembesaran uterus. produksi hormon
PEMERIKSA
AN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Tes HCG Urine : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus 
2. Pemeriksaan doopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Kadar hemoglobin Status Hemodinamika Penurunan (< 10 mg%) dan pemeriksaan
Kadar Fibrinogen darah pada Missed Abortion
4. Kadar sel darah putih resiko Infeksi meningkat (> 100 U/dl)
5. Kultur kuman sesifik ditemukan kuman
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Hasil pemeriksaan ginekologi didapat :
1. Inspeksi vulva
2. Inspekulo 
3. Vagina Toucher (VT)
Perawatan
dan
Penanganan
“Umumnya, abortus berakhir dengan tindakan
kuretase, yaitu pembersihan dinding rahim dengan
kuret (alat yang dilengkapi dengan sebuah kikis
pada salah satu ujungnya untuk membersihkan
rahim).”
01 02
Penilaian klinis
Stabilisasi segera
Adanya tanda dan gejala
sekunder
Mencari penyebab dan
kegawatdaruratan seperti syok atau menegakkan diagnosis
perdarahan pervaginal yang berat

03
Tatalaksana medis, 04
Pasien dapat
konseling pascatindakan, dipulangkan atau
dan layanan lain lakukan rujukan
Ada beberapa penanganan dan
pengobatan abortus
berdasarkan jenisnya.
● Keguguran Insipiens atau Keguguran Inkomplit
● Missed Abortion
● Keguguran Komplit
● Keguguran Infeksiosa atau Keguguran Septik
KOMPLIKASI ABORTUS
Terjadi jika alat Terjadi pada tiap
bedah menusuk dan abortus, ditemukan
Terjadi akibat luka menyebabkan pada abortus Terjadi karena
pada jalan lahir, lubang di rahim, inkompletus dan perdarahan (syok
dapat timbul segera terutama pada uterus lebih sering pada hemoragik) dan
atau lama setelah dalam posisi abortus buatan tidak infeksi berat (syok
tindakan hiporetrofleksi aseptis & antiseptis endoseptik)

01 02 03 04

PERDAR PERFORA
AHAN SI INFEKSI SYOK
Prognosis
Menurut KBBI prognosis adalah ramalan tentang peristiwa yang
akan terjadi, khususnya yang berhubungan dengan penyakit atau

01.
Prognosis adalah sebuah perkiraan dari kemungkinan hasil akhir
suatu gangguan penyakit.

 Prognosis digolongkan sebagai berikut:


Sanam : sembuh
Bonam : baik
Malam : buruk/jelek
Dubia  : tidak tentu/ragu-ragu
Dubia ad sanam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung sembuh/baik
Dubia ad malam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung
memburuk/jelek
Beberapa kasus aborsi yang
memiliki prognosis
1. Prognosis Abortus Spontan
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan sebelumnya
(Manuaba, 1998).
a. A. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren
mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %.
b. b. Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan
keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %.
2. Prognosis Abortus Imminens

Menurut pendapat Danvers (2010), semakin tinggi riwayat abortus, semakin besar pula
risiko terjadinya abortus. Dimana terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat abortus
dengan kejadian abortus. Prawirohardjo (2014) mengemukakan bahwa wanita yang telah
mengalami keguguran 2 kali bahkan sampai 3 kali berturut-turut, mempunyai kemungkinan
untuk kembali keguguran menjadi lebih besar.

3. Prognosis Abortus Incomplete


Aborsi tidak tuntas setelah 12 minggu memiliki peningkatan risiko 3,4% untuk hasil yang
tidak diinginkan, termasuk kematian ibu, pembedahan besar, atau kemandulan. Hal ini
kemungkinan terjadi akibat peningkatan ukuran janin, suplai darah, dan ukuran uterus.
Setelah usia kehamilan 14 minggu, risiko kematian ibu dan komplikasi serius semakin
meningkat.
ASUHAN
KEPERAWA
TAN
ABORTUS
You could enter a subtitle here if you need it
DIAGNOSA
KEPERAWATA
N ABORTUS
● Risiko syok b.d hypovolemia
● Nyeri akut b.d agens cidera fisik
● Risiko Infeksi b.d supresi respons inflamasi
● Ansietas b.d ancaman kematian
● Intoleran Aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa & Tujuan Intervensi Rasional

1 Risiko syok b.d Mandiri : Mandiri :


hypovolemia 1. Cek Airway, Breathing, and 1. Sebagai pertolongan pertama
Circulation pada keadaan syok
2. Penderita dibaringkan dalam posisi 2. Mencegah gangguan perfusi
trendelenburg, yaitu posisi telentang serebral dan untuk auto
biasa dengan kaki sedikit tinggi 30 transfusi
derajat 3. Pengeluaran cairan pervaginal
3. Monitor kondisi TTV tiap 2 jam sebagai akibat abortus
4. Monitor input dan output cairan memiliki karekteristik
bervariasi
Kolaborasi : 4. Jumlah cairan ditentukan dari
5. Berikan sejumlah cairan pengganti jumlah kebutuhan harian
harian(NaCl 0.9%, RL, Dekstran), ditambah dengan jumlah
plasma dan transfusi darah cairan yang hilang pervaginal
6. Evaluasi status hemodinamika
No. Diagnosa & Tujuan Intervensi Rasional

3. Setelah kebebasan jalan nafas Kolaborasi:


terjamin untuk meningkatkan 1. Tranfusi mungkin diperlukan
oksigenasi dapat diberi oksigen pada kondisi perdarahan
100% kira- kira 5 liter pm melalui massif
jalan nafas dan bila perlu penderita 2. Penilaian dapat dilakukan
diberi cairan bikarbonat natricus secara harian melalui
pemeriksaan fisik
3. Untuk mencegah atau
menanggulangi asidosis

2 Nyeri akut b.d agens Pain Management Pain Management


cidera fisik 4. Lakukan pengkajian nyeri secara 4. Untuk memberikan tindakan
komprehensif termasuk lokasi, keperawatan yang sesuai
karakteristik, durasi, frekuensi, 5. Untuk mengetahui kemajuan
kualitas dan faktor presipitasi,. persalinan dan
5. Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan yang
ketidaknyamanan (awitan, dirasakan ibu
frekuensi, durasi, intensitas, dan 6. Respon dari nyeri yang
gambaran ketidaknyamanan) dirasakan ibu.
No. Diagnosa & Tujuan Intervensi Rasional

3. Observasi reaksi nonverbal dari 4. Dapat mengurangi faktor yang


reaksi ketidaknyamanan memperparah tingkat nyeri
4. Kontrol lingkungan yang dapat 5. Membantu mengurangi nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu 6. Untuk diberikan tindakan
ruangan, pencahayaan, dan selanjutnya dalam mengatasi
kebisingan nyeri yang tidak berhasil
5. Kurangi faktor presipitasi nyeri tersebut
6. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan Analgesic administration
penanganan nyeri yang tidak 7. Verifikasi dalam pemberian
berhasil obat, menghindari kesalahan
dalam pemberian obat
Analgesic administration 8. Menurunkan tingkat nyeri
7. Cek instruksi dokter tentang jenis dengan teknik farmakologi
obat, dosis dan frekuensi Penurunan sirkulasi darah dapat
8. Kolaborasi dengan dokter terjadi peningkatan kehilangan
pemberian obat analgesik pada klien cairan mengakibatkan hipotensi
9. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan takikardi
dan sesudah diberikan analgesik
No. Diagnosa & Tujuan Intervensi Rasional

3 Risiko Infeksi b.d 1. Kaji kondisi keluaran/dischart yang 1. Perubahan yang terjadi pada
supresi respons keluar ; jumlah, warna, dan bau dishart dikaji setiap saat
inflamasi 2. Terangkan pada klien pentingnya dischart keluar. Adanya warna
perawatan vulva selama masa yang lebih gelap disertai bau
perdarahan tidak enak mungkin
3. Lakukan perawatan vulva merupakan tanda infeksi
4. Amati luka dari tanda infeksi 2. Infeksi dapat timbul akibat
(flebitis) kurangnya kebersihan genital
5. Anjurkan pada ps untuk melaporkan yang lebih luar. Inkubasi
dan mengenali tanda-tanda infeksi kuman pada area genital yang
6. Anjurkan pada suami untuk tidak relative
melakukan hubungan senggama 3. Cepat dapat menyebabkan
selama masa perdarahan infeksi.
4. Daerah ini merupakan port de
Infection Control entry kuman Penanda proses
7. Monitor tanda dan gejala infeksi infeksi
8. Pantau hasil laboratorium 5. Mencegah infeksi
3. Amati faktor-faktor yang bisa
meningkatkan infeksi
4. Monitor Vital Sign
No. Diagnosa & Tujuan Intervensi Rasional

5. Kontrol infeksi 6. Pengertian pada keluarga


6. Ajarkan tehnik mencuci tangan sangat penting artinya untuk
7. Ajarkan tanda-tanda infeksi kebaikan ibu; senggama
8. Batasi pengunjung dalam kondisi perdarahan
9. Cuci tangan sebelum dan sesudah dapat memperburuk kondisi
merawat ps system reproduksi ibu dan
10. Tingkatkan masukan gizi yang sekaligus meningkatkan
cukup resiko infeksi pada pasangan.
11. Anjurkan istirahat cukup
12. Pastikan penanganan aseptic daerah Infection Control
IV 7. Proteksi diri dari infeksi
13. Berikan PEN-KES tentang risk 8. Mengetahui hasil laboratorium
infeksi status imunitas terhadap
kemungkinan infeksi
9. Mencegah infeksi sekunder
10. Mengetahui keadaan umum
pasien
11. Meningkatkan daya tahan
tubuh
No. Diagnosa & Tujuan Intervensi Rasional

6. Mencegah terjadinya
perpindahan infeksi
7. Membantu proteksi infeksi
8. Mencegah terjadinya infeksi
9. Mencegah terjadinya infeksi
10. Meningkatkan asupan nutrisi
pasien agar meningkatkan
status imunisasi
11. Meningkatkan relaksasi
12. Mencegah terjadinya infeksi
melalui IV
13. Meningkatkan pengetahuan
pasien terhadap risiko infeksi

4 Ansietas berhubungan 1. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi 14. Mengidentifikasi perhatian
dengan kemungkinan kecemasan. pada bagian khusus dan
akan kehilangan janin menentukan arah dan
kemungkinan pilihan/
intervensi.
No. Diagnosa & Tujuan Intervensi Rasional

2. Berikan informasi tentang 2. Dapat menghilangkan ansietas


penyimpangan genetic khusus, berkenaan dengan
resiko yang dalam reproduksi dan ketidaktahuan dan membantu
ketersediaan tindakan/pilihan keluarga mengenai stress,
diagnose membuat keputusan, dan
3. Kembangkan sikap berbagi rasa beradaptasi secara positif
secara terus menerus. terhadap pilihan.
Berikan bimbingan antisipasi dalam hal 3. Kesempatan bagi klien untuk
perubahan fisik/psikologis. mencari pemecahan situasi.
4. Dapat menghilangkan
kecemasan/ depresi pada
pasangan.

5 Intoleran Aktivitas b.d Mandiri : 5. Mungkin klien tidak


kelemahan, penurunan 4. Pantau tingkat kemampuan klien mengalami perubahan berarti,
sirkulasi untuk beraktivitas tetapi perdarahan masif perlu
5. Monitor pengaruh aktivitas terhadap diwaspadai untuk menccegah
kondisi uterus/kandungan kondisi klien lebih buruk.
6. Bantu klien untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari
No. Diagnosa & Tujuan Intervensi Rasional

NOC : 3. Bantu klien untuk memenuhi 2. Aktivitas merangsang


Setelah dilakukan kebutuhan aktivitas sehari-hari peningkatan vaskularisasi dan
tindakan keperawatan 4. Bantu klien untuk melakukan pulsasi organ reproduksi
selama 1x24 jam tindakan sesuai dengan 3. Mengistiratkan klilen secara
diharapkan diharapkan kemampuan / kondisi klien optimal
tidak terjadi Intoleran 5. Evaluasi perkembangan kemampuan 4. Mengoptimalkan kondisi
Aktivitas : klien melakukan aktivitas klien, pada abortus imminens,
1. Klien dapat istirahat mutlak sangat
melakukan aktivitas diperlukan
tanpa adanya 5. Menilai kondisi umum klien
komplikasi
THA
NK
YO

Anda mungkin juga menyukai