NIM : P07220214023
MatKul : Askep Gadar Endokrin Digesif
Kelas/Semester : D-IV Keperawatan / VII (7)
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran khusus
sehingga juga disebut kelenjar buntu. Hormon dihasilkan oleh sel-sel kelenjar endokrin bila ada
rangsangan saraf yang sesuai. Hormon diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit. Kemudian
hormon diangkut oleh darah menuju ke sel, jaringan, atau organ target. Pada organ target,
hormon mempengaruhi aktivitas enzim khusus, sehingga dapat mengatur berbagai aktivitas
tubuh seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Kelenjar endokrin
pada manusia meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, kelenjar kelamin,
dan pankreas (kelenjar pulau-pulau langerhans).
A. Kelenjar Hipofisis
Hipotalamus memainkan peranan penting dalam koordinasi sistem saraf dan hormone. Misalnya,
otak mengirimkan informasi sensoris mengenai perubahan musim dan ketersediaan pasangan
kawin ke hipotalamus melalui sinyal saraf. Kemudian, hipotalamus akan memicu pembebasan
hormone reproduksi yang diperlukan untuk perkawinan.
Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis. Meskipun ukurannya kecil,
kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem koordinasi tubuh. Kelenjar hipofisis
mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur berbagai kegiatan dalam tubuh
(mastergland).
Hipotalamus menyekresikan dua buah hormone, yaitu hormon pembebas (releasing hormone)
yang memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon-hormonnya dan hormon
penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis berhenti menyekresikan
hormon. Setiap hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dikontrol oleh paling tidak satu
hormone pembebas dan penghambat yang dihasilkan oleh hipotalamus.
Kelenjar hipofisis terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus anterior, intermediate, dan posterior. Ketiga
lobus ini menghasilkan banyak hormon yang sangat penting bagi tubuh kita. Karena itu, kelenjar
hipofisis disebut juga master of gland. Hormon-hormon yang disekresikan oleh hipofisis dan
fungsinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis
Hormon Fungsi
Lobus anterior
Laktotropik
Merangsang produksi air susu
hormone (LTH)
Lobus Intermediat
Melanosit
stimulating Mempengaruhi pigmentasi kulit
hormone (MSH)
Lobus posterior
Hormone diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika suatu hormon yang dihasilkan berkurang atau
berlebih akan membawa dampak-dampak yang tidak diinginkan. Jika pada masa anak-anak,
sekresi hormon pertumbuhan berlebih (hipersekresi) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Bila hipersekresi hormon pertumbuhan terjadi pada di usia dewasa, dapat
menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal di lengan, kaki, dan kepala. Kondisi ini dikenal
sebagai akromegali. Sebaliknya, bila kekurangan hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak
menyebabkan kekerdilan
B. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus. Kelenjar tiroid menyekresikan
hormon tiroksin dan kalsitonin. Fungsi dari kedua hormon ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelanjar tiroid
Hormon Fungsi
Dalam memproduksi tiroksin, kelenjar tiroid memerlukan iodium. Kekurangan iodium dalam
jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar.
Hipotirioditisme (Kekurangan produksi hormon tiroksin menyebabkan penyakit kretinisme
(kerdil pada anak-anak) dan miksedema (pada orang dewasa). Miksedema ditandai dengan laju
metabolisme rendah, berat badan berlebihan, rambut rontok, dan bentuk tubuh menjadi kasar.
Kelebihan hormon tiroksin menyebabkan penyakit basedow, yang ditandai mudah gugup, nadi
dan napas cepat dengan tidak teratur, mulut menganga, dan mata lebar.
C. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon paratiroid
(parathormon). Parathormon berperan untuk meningkatkan pengeluaran fosfor oleh ginjal dan
meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang.
D. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga disebut juga kelenjar
anak ginjal (suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar
(korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari mineralokortikoid dan glukokortikoid.
Mineralokortikoid berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta
menjaga keseimbangan hormon kelamin. Glukokortikoid berfungsi membantu metabolism
karbohidrat. Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai dengan
kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.
Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin). Hormon adrenalin
memengaruhi peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan meningkatkan tekanan
darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin bersama insulin berpengaruh terhadap
perubahan glikogen (gula dalam otot) menjadi glukosa (gula dalam darah).
E. Kelenjar Pulau-Pulau Langerh
Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di dalam kelenjar
pankreas. Hormon yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon. Hormon insulin dan glukagon
bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi,
insulin disekresikan sehingga glukosa diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa
dalam darah menurun, glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus (kencing manis) yang
ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dikeluarkan
bersama urin. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah
banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lemas.
F. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin terdiri atas testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria) dan ovarium sebagai
kelenjar kelamin betina (wanita). Jadi testis dan ovarium mempunyai kegiatan endokrin selain
fungsi utamanya untuk memproduksi selsel kelamin.
1) Ovarium, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sekresinya diatur oleh hormon
yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Estrogen berfungsi untuk menimbulkan dan mempertahankan
tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta
kulit menjadi halus. Progesteron berfungsi untuk mempersiapkan dinding uterus agar dapat
menerima ovum yang sudah dibuahi.
2) Testis, menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi merangsang pematangan sperma
(spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, misalnya
pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut
juga dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh hipofisis.
Jawaban no. 6
C. Auskultasi
Mendengarkan bunyitertentu dengan bantuan stetoskop dapat menggambarkan
berbagai perubahan dalam tubuh.Auskultasi pada daerah leher, diatas kelenjar tiroid
dapat mengidentifikasi bruit. Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena
turbulensi pada pembuluh darah tiroidea. Dalam keadaan normal, bunyi ini tidak
terdengar. Dapat diidentifikasi bila terjadi peningkatan sirkulasi darah ke kelenjar
tiroid sebagai dampak peningkatan aktivitas kelenjar tiroid. Auskultasi dapat pula
dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada pembuluh darah dan jantung
seperti tekanan darah, ritme dan rate jantung yang dapat menggambarkan gangguan
keseimbangan cairan, perangsangan katekolamin dan perubahan metabilisme tubuh.
1. Inspeksi
Pemeriksaan fisik secara inspeksi pada kelenjar adrenal ini, bertujuan untuk mengetahui
apakah ada kelainan yang dialami kllien yang ada kaitannya dengan penyakit pada gangguan
kelenjar adrenal tersebut.
a. Penyakit Addison
Pigmentaasi pada kulit
Buku-kuku jari, lutut, siku, membran mukosa
Warna kulit; pucat, sianosis
RR cepat
Suhu tubuh diatas normal
Tanda-tanda dehidrasi
Bibir tampak kering
Kelemahan umum
Pasien tampak haus
Membran mukosa kering
b. Cushing Sindrom
Kifosis
Buffalo hump
Moon face
Kulit wajah berminyak dan tumbuh jerawat.
Virilitas pada wanita
Hirsutisme (tumbuhnya bulu wajah yang berlebihan)
2. Palpasi
Pemeriksaan fisik secara palpasi pada kelenjar adrenal ini, bertujuan untuk mengetahui
apakah ada kelainan yang dialami kllien yang ada kaitannya dengan penyakit pada gangguan
kelenjar adrenal tersebut.
a. Penyakit Addison
Nadi cepat dan lemah
Nyeri abdomen
Turgor kulit
b. Cushing Sindrom
Kulit tipis, rapuh dan mudah luka
Atropi payudara
Klitoris yang membesar
3. Perkusi
a. Penyakit Addison
b. Cushing Sindrom
4. Auskultasi
a. Penyakit Addison
Tekanan darah rendah
b.Cushing Sindrom
Suara yang dalam
B. Palpasi Dalam
- Gunakan metode bimanual
- Tekan dinding abdomen sekitar 4 - 5 cm
- Catat adanya massa dan struktur organ dibawahnya. Jika terdapat massa, catat ukuran,
lokasi, mobilitas, kontur, dan kekakuan
C. Auskultasi :untuk mendengarkanbising usus meningkat.
- Hangatkan bagian diafragma dan bell stetoskop
- Letakkan sisi diafragma stetoskop tadi diatas kuadran kanan bawah pada area sekum.
- Berikan tekanan yang sangat ringan. Minta klien agar tidak berbicara
- Dengarkan bising usus dan perhatikan frekuensi dan karakternya.
- Jika bising usus tidak mudah didengar, lanjutkan pemeriksaan sistematis, dengarkan
setiap kuadran abdomen
- Catat bising usus apakah terdengar normal, tidak ada, hiperaktif atau hipoaktif
- Letakkan bagian bell/sungkup stetoskop diatas aorta, arteri renalis, arteri iliaka dan
arteri femoral.
1.1.3 Pemeriksaan Fisik Pada Kelenjar Paratiroid
Pada pemeriksaan fisik kelenjar paratiroid ini, difokuskan untuk mengetahui gangguan pada
kekuatan otot, persendian yang berkaitan dengan kelenjar paratiroid.
A. Inspeksi otot
- Inspeksi ukuran otot, bandingkan satu sisi dengan sisi yang lain dan amati adanya atrofi
atau hipertrofi
- Jika didapatkan perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya dengan menggunakan mistar.
- Amati adanya otot dan tendo untuk mengetahui kemungkinan kontraktur yang ditujukan
oleh malposisi suatu bagia tubuh
- Lakukan palpasi pada saat otot istrahat dan pada saat otot bergerak secara aktif dan pasif
untuk mengetahui adanya kelemahan (lasiditas), kontraksi tiba-tiba secara involunter(spastisitas)
- Uji kekuatan otot dengan cara menyeluruh klien menarik atau mendorong tangan
pemeriksa, bandingkan kekuatan otot ekstremitas kiri dengan ekstremitas kiri.
- Amati kekuatan suatu bagian tubuh dengan cara memberi penahanan secara resisten
- Amati kenormalan susunan dan deformitas.
- Palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan
- Amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan.
B. Inspeksi persendian
- Inspeksi persendian untuk mengetahui adanya kelainan persendian
- Palpasi persendian untuk mengetahui adanya nyeri tekan, gerakan, bengkak dan nodul
- Kaji rentang gerak persendian (Range of motion, ROM)
Referensi :
https://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-koordinasi-manusia/sistem-hormon-manusia/
http://waodesittiekajumriani.blogspot.co.id/2014/01/pemeriksaan-fisik-kelenjar-
endokrin_4691.html
Diakses pada tanggal 17 Agustus 2017 pukul 23:45