Anda di halaman 1dari 10

Fisiologi & Patofisiologi ENDOKRIN

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirim hasil
sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan menyekresi zat kimia
yang disebut hormon. Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu
kelenjar atau organ yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel.
Adapun fungsi kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh jaringan
tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
4. Merangsang pertumbuhan jaringan
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.

Kelenjar Endokrin dan Hormon Yang Dihasilkan


a. Kelenjar hipofisis ( lobus anterior ) :
- hormon pertumbuhan ( somatotropin )
- thyroid-stimulatin hormon ( TSH )
- adrenokortikotropin ( ACTH )
- follicle-stimulating hormon ( FSH )
- luteinizing hormon ( LH )
- prolaktin
b Kelenjar hipofisis ( lobus posterior ):
- antidiuretik ( vasopresin )
- oksitosin
c. Kelenjar tiroid :
- tiroksin
- kalsitonin
d. kelenjar paratiroid :
- parathormon
e. kelenjar adrenal :
- korteks : mineralokortikoid, glukokortikoid, dan hormon seks
- medula : epinefrin, dan norepinefrin
f. kelenjar pankreas :
- insulin
- glukagon
- somatostatin
g. ovarium :
- estrogen
- pogesteron
h. testis :
- testoteron

Kelenjar Hipofisis
Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam
struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Hipofisis mengendalikan fungsi dari sebagian
besar kelenjar endokrin lainnya, sehingga disebut kelenjar pemimpin, atau master of gland.
kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus posterior.
1. Fungsi hipofisis anterior ( adenohipofise )
menghasilkan sjumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua
organendokrin yang lain.
· Hormon pertumbuhan (somatotropin ) : mengendalikan pertumbuhan tubuh (tulang, otot,
dan organ-organ lain).
· Hormon TSH : mengendalikan pertumbuhan dan aktivitas sekretorik kelejar tiroid.
· Hormon ACTH : mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang
berasal dari kortex suprarenal.
· Hormon FSH : pada ovarium berguna untuk merangsang perkembangan folikel dan sekresi
esterogen. Pada testis, homon ini berguna untuk merangasang pertumbhan tubulus
seminiferus, dan spermatogenesis.
· Hormon LH : pada ovarium, untuk ovulasi, pembentukan korpus luteum, menebalkan
dinding rahim dan sekresi progesteron. Dan pada testis, untuk sekresi testoteron
· Hormon Prolaktin : untuk sekresi mamae dan mempertahankan korpus luteum selama
hamil.
2. Fungsi hipofisis posterior
· Anti-diuretik hormon (ADH): mengatur jumlah air yang melalui ginjal, reabsorbsi air, dan
mengendalikan tekanan darah pada arteriole
· Hormon oksitosin : mengatur kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan pengeluaran
air sususewaktu menyusui.

Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher,
tepat dibawah jakun. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak
teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan
bisa tampak dibawah atau di samping jakun. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid,
yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara
1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior, kelenjar tiroid
dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur
pertukaran zat metabolisme tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Fungsi kelenjar tiroid sendiri adlah sebagai berikut :
· Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
· Mengatur penggunaan oksidasi
· Mengatur pengeluara karbon dioksida
· Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
· Pada anak mempengaruhi fisik dan mental
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sbb :
·Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat,
katabolisme protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi
hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada
balita dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dangan satu nama,yaitu hormon tiroid.
· Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, denagn meningkatkan jumlah
penumpukan kalsium pada tulang.

Kelenjar Paratiroid
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub
inferiornya.
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan memobilisasi
Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma, PTH
meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh penurunan
reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTH juga meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di tubulus
distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme karena terjadi
peningkatan jumlah yang difiltrasi yang melebihi efek reabsorpsi. PTH juga meningkatkan
pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang secara fisiologis
aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini tampaknya
disebabkan hanya akibat stimulasi pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol.
Fungsi kelenjar paratiroid :
· Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
· Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
· Mempercepat absorbsi kalsium di intestin
· Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga
menambah kalsium dalam darah
· Menstmulasi dan mentransport kalsium dan fosfat melalui mmbran sel
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring disebut parathormon, yang berfungsi
meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan reorpsi kalsium, dan menurunkan kadar
kalsium darah.

Kelenjar Adrenal ( anak ginjal )


Terdapat 2 buah kelenjar adrenal pada manusia, dan masing-masing kelenjar terletak diatas
ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian medula adrenal ( bagian
tengah kelenjar adrenal ) dan korteks adrenal ( bagian luar kelenjar ).
Korteks adrenal memproduksi 3 kelompok hormon steroid, yaitu glukokortikoid
dengan prototipe hidrokortison, mineralokortikoid khususnya aldosteron, dan hormon-
hormon seks khususnya androgen.
Glukokortikoid berfungsi untuk mempengeruhi metabolisme glukosa, peningkatan
sekresi hidrokortison akan menaikan kadar glukossa darah.
Mineralikortikoid bekerja meningkatkan absorbsi ion natrium dalam prose
pertukaran untuk mengekresikan ion kalium atau hidrogen.
Hormon seks adrenal ( androgen ) memberikan efek yang serupa dengan efek hormon seks
pria.
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari saraf otonom. Selain itu juga
menghasilkan adrenalin da noradrenalin. Nor adrenalin menikan tekanan darah denga jalan
merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, dan
adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa
dari hati.
Fungsi kelenjar adrenal korteks :
· Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam
· Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, dan protein
· Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid
Fungsi kelenjar adrenal medula :
· Vasokontriksi pembuuh darah perifer
· Relaksasi bronkus
· Kontraksi selaput lendir dan arteriole

Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini terdapat di belakang lambung didepan vertebra lumbalis I dan II.
Sebagai kelenjar eksokrin akan menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen
duodenum. Sedangkan Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau Langerhans, menghasilkan
hormon. Pulau langerhans berbntuk oval dan tersebar diseluruh pankreas. Fungsi pulau
langerhans sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi
insulin, glikogen dan polipeptida. Pada manusia, mengandung 4 macam sel, yaitu :
- sel A (atau α) : menghasilkan glukagon
- sel B (atau β) : menghasilkan insulin
- sel D (atau γ) : menghasilkan somatostatin
- sel F (sgt kecil) : menghasilkan polipeptida pankreas
hormon insulin berguna untuk menurunkan gula darah, menggunakan dan menyimpan
karbohidrat. Glukagon berfungsi untuk menaikan glukosa darah dengan jalan glikolisis.
Sedangkan somatostatin berguna menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon
pertumbuhan dan glukagon.

Kelenjar Kelamin
Dibagi menjadi 2, yaitu kelamin pria ( testis ) dan kelamin wanita ( ovarium ). Testis terletak
di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi dalam mengatur
perkembangan ciri seks sekunder, dan merangsang pertumbuhan organ kelamin pria.
Sedangkan ovarium terdapat pada samping kiri dan kanan uterus, yang
menghasilkan esterogen dan progesteron. Fungsi estrogen adalah pematangan dan fungsi
siklus haid yang normal. Sedangkan fungsi hormon progesteron adalah pemliharaan
kehamilan.
Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem
saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau
organ, yang bertindak sebagai “pembawa pesan” untuk dibawa ke berbagai sel tubuh,
kemudian “pesan” itu diterjemahkan menjadi suatu tindakan. Hormon dalam jumlah yang
sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon yang dihasilkannya itu
dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui
pembuluh darah.
Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air
atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (misal
insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (misal
dopamin, norepinefrin, epinefrin). Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (misal
estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (misal tiroksin).
Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon
steroid dapat menembus membran sel dengan bebas.

KLASIFIKASI HORMON
• Hormon perkembangan / Growth hormone – hormon yang memegang peranan di dalam
perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
• Hormon metabolisme – proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacammacam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
• Hormon tropik – dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yakni
kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan
proses spermatogenesis (LH).
• Hormon pengatur metabolisme air dan mineral – kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid
untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
Organ dari sistem endokrin :
- Hipotalamus
- Kelenjar Hipofisis
- Kelenjar Timus
- Kelenjar Tiroid
- Kelenjar Paratiroid

1. Hipotalamus
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi
hormon-hormon hipofise. Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang
hipofisa. Beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya
menekan pelepasan hormon hipofisa. Hipotalamus terletak di batang otak, tepatnya di
dienchepalon, dekat dengan ventrikel ot ketiga (ventrikulus tertius) yang berfungsi sebagai
pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral
(hormonal) dan saraf.
Hormon-hormon hipotalamus antara lain:
a. ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon
b. ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon
c. TRH : Tyroid Releasing Hormon
d. TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
e. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
f. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
g. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
h. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
i. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
j. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
k. GRH : Growth Releasing Hormon.
l. GIH : Growth Inhibiting Hormon
m. MRH : Melanosit Releasing Hormon
n. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon

2. Hipofisis / Hipofise (Pituitary)


Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval
dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior, merupakan bagian
terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut
adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf
sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan
lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Hipofise menghasilkan hormon tropik dan hormon nontropik. Hormon tropik akan
mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon nontropik akan
bekerja langsung pada organ sasaran.
Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas
kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki “master of glands”.

3. Kelenjar Timus (Thymus)


Thymus terletak di dalam mediastinum di belakang os stemum. Hanya dijumpai
pada anak-anak di bawah 18 tahun. Setelah itu kelenjar ini mengecil dan tidak ditemukan
lagi. Kelenjar ini berwarna kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Beratnya sekitar 10
gram pada bayi yang baru lahir, namun bertambah seriring masa remaja, yaitu sekitar 30-40
gram, kemudian berkerut lagi setelah dewasa. Selama masih aktif, kelenjar ini menghasilkan
sel darah putih yang disebut T-lymphocyte.
Sel ini selanjutnya akan menetap di dalam tubuh dan mempunyai memory atau
ingatan terhadap benda asing yang pemah masuk tubuh dan sel tubuh yang abnormal
(termasuk sel kanker). Jika zat yang sama masuk tubuh maka sel ini akan memperbanyak
dan menetralkan efek zat itu terhadap tubuh. Fungsi ini merupakan suatu bagian sistem
proteksi tubuh atausistem imun (cell mediated immune system) yang bersifat seluler.

4. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)


Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular.
Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai
vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis.
Beratnya kira-kira 18-25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih
berat pada wanita terutama saat menstruasi dan hamil.
Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke lateral ke
garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi cartilago trachea 4-5.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus.
Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan
panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat
folikel dan parafolikuler.
Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon
disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri
tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan
arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar
tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi
oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan
kolinergik berasal dari nervus vagus.

5. Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)


Kelenjar paratiroid berukuran kecil, kuning kecoklatan oval, biasanya terletak antara
garis lobus posterior dari kelenjar tiroid dan kapsulnya. Ukurannya kira2 6x3x2 mm.
Beratnya 50 mg.
Kelenjar ini berjumlah empat buah, biasanya 2 pada tiap sisi, superior dan inferior.
Normalnya paratiroid posterior bergeser hanya pada kutub paratiroid posterior, tapi bisa
juga turun bersama timus ke thorax atau pada bifurcation karotis.Kelenjar paratiroid
superior letaknya lebih konstan daripada inferior dan biasanya terlihat di tengah garis
posterior kelenjar tiroid walaupun bisa lebih tinggi. Bagian inferior sangat bervariasi pada
beberapa situasi (tergantung perkembangan embriologisnya) dan bias tanpa selubung fascia
tiroid, di bawah arteri tiroid, atau pada kelenjar tiroid dekat kutub inferior.
Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon
paratiroid atau parathormon disingkat PTH

(PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN)


Jenis Penyakit Pada SISTEM ENDOKRIN, METABOLIK, DAN NUTRISI
1. Diabetes 1. Diabetes: adalah gangguan metabolisme karbohidrat, lemak,
Mellitus Tipe 1 protein sebagai hasil dari ketidakseimbangan tersedianya insulin
 English: Diabetes dan kebutuhan insulin. Dapat menjelaskan ketergantungan insulin
Mellitus Type 1, Insulin secara absolut, merusak pengeluaran insulin dari sel beta pankreas,
Dependent Diabetes reseptor insulin yang tidak cukup, regulasi postreceptor insulin
Mellitus yang tidak cukup, produksi dari insulin yang inaktif.
 Latin: Typus 1 2. Diabetes Mellitus Tipe 1: ditandai oleh perusakan sel beta
Diabete Mellitus pankreas sebagai penghasil insulin.
3. Diabetes Mellitus berat, ditandai oleh awitan gejala yang
tiba-tiba, insulinopenia, ketergantungan terhadap insulin eksogen,
dan kecenderungan timbulnya ketoasidosis; disebabkan karena
tidak adanya produksi insulin oleh sel-sel beta pulau Langerhans
pada pankreas.
Sumber: Pathophysiology: Concept of Altered Health States 8thEd
Sumber: Dorland’s Pocket Medical Dictionary 25th Ed

2. Diabetes Mellitus Tipe 2 1. Diabetes: adalah gangguan metabolisme karbohidrat, lemak,


 English: Diabetes protein sebagai hasil dari ketidakseimbangan tersedianya insulin
Mellitus Type 2, Non- dan kebutuhan insulin. Dapat menjelaskan ketergantungan insulin
Insulin Dependent Diabetes secara absolut, merusak pengeluaran insulin dari sel beta pankreas,
Mellitus reseptor insulin yang tidak cukup, regulasi postreceptor insulin
 Latin: Typus 2 yang tidak cukup, produksi dari insulin yang inaktif.
Diabete Mellitus 2. Diabetes Mellitus Tipe 2: diabetes mellitus tipe 2 adalah
kondisi heterogenik yang menjelaskan adanya hiperglikemia yang
terkait dengan defisiensi insulin yang relatif.
3. Bentuk diabetes mellitus ringan, kadang-kadang
asimtomatik dengan awitan puncak setelah usia 40; cadangan
insulin pankreas berkurang tetapi selalu cukup untuk mencegah
ketoasidosis, dan pengawasan diet biasanya efektif.
Sumber: Pathophysiology: Concept of Altered Health States 8thEd
Sumber: Dorland’s Pocket Medical Dictionary 25th Ed
3. Diabetes Mellitus tipe Terdiri dari beberapa jenis:
lain (intoleransi glukosa 1. Bronzed Diabetes Mellitus: hemokromatosis
akibat penyakit lain atau 2. Chemical Diabetes Mellitus: abnormalitas ringan dari
obat-obatan) toleransi karbohidrat yang dimanifestasi dengan hiperinsulinemia
 English: Other type atau hiperglikemia hanya ketika pasien dihadapkan pada
of Diabetes Mellitus pembebanan stress dengan glukosa.
3. Gestational Diabetes Mellitus: diabetes dimana awitan atau
pengenalan penurunan toleransi glukosa yang terjadi pada waktu
hamil.
Sumber: Dorland’s Pocket Medical Dictionary 25th Ed
4. Ketoasidosis diabetikum Definisi: Hampir selalu hanya dijumpai pada pnegidap diabetes 1,
nonketotik ketoasidosis diabetik merupakan komplikasi akut yang ditandai dengan
 Latin: Non-ketotic perburukan semua gejala diabetes. Ketoasidosis diabetesik dapat terjadi
diabetic ketoacidosis setelah stres fisik seperti kehamilan atau penyakit akut atau trauma.
 Inggris: Non-ketotic Kadang- kadang ketoasidosis diabetik merupakan gejala adanya diabetes
diabetic ketoacidosis tipe 1.
(Sumber: Buku saku Patofisiologi Corwin by Elizabeth J. Corwin,
Penerbit: EGC, hal. 635)
5. Hiperglikemi Definisi: Juga disebut diabetes nonasidotik hiperosmolar, merupakan
hiperosmolar komplikasi akut yang dijumpai pada pengidap diabetes tipe 2, dimana gula
 Latin: hiperglycemic darah tinggi mengakibatkan dehidrasi berat, meningkatkan osmolaritas dan
hyperosmolar resiko tinggi komplikasi, coma dan kematian.
 Inggris: (Sumber: Buku saku Patofisiologi Corwin by Elizabeth J. Corwin,
hiperglycemic hyperosmolar Penerbit: EGC, hal. 635.
en.wikipedia.org/wiki/Hyperosmolar_hyperglemic)
6. Hipoglikemia ringan Definisi: Hipoglikemia (kadar glukosa darah rendah) terjadi pada
 Latin: mitis penyandang diabetes yang ditangani dengan insulin atau sulfonilurea.
hypoglycemia Penyandang yang mengalami eposide hipoglikemia ringan (hipo) paling
 Inggris: mild sering terlihat pucat dan berkeringat dan mungkin mengalami termor halus.
hypoglycemia Umumnya pada individu ini juga terlihat “mata yang berkaca-kaca”. Setiap
individu cenderung mengalami gejala yang sama pada setiap episode
hipoglikemia, meskipun gejala ini dapat berubah setelah periode beberapa
tahun.
(Sumber: Ensiklopedia Keperawatan by Chris Brooker, Penerbit: EGC,
hal. 89-90)
7. Hipoglikemia berat Definisi: Hipoglikemia yang disebabkan oleh overdosis insulin atau asupan
 Latin:gravi kalori yang tidak adekuat merupakan komplikasi terapi insulin yang paling
hypoglycemia sering dan paling serius. Pada keadaan hipoglikemia berat, koma dan
 Inggris: severe kematian akan terjadi bila pasien tidak diterapi dengan glukosa (secara
hypoglycemia intravena bila tidak sadar.
(Sumber: At a Glance Farmakologi Medis, Penerbit: Erlangga, hal. 79)
8. Diabetes insipidus Definisi: Diabetes insipidus adalah kelainan lobus posterior dari kelenjar
 Latin: Diabetes hipofisis akibat defisiensi vasopresin, hormon antidiuretik (ADH).
insipidus Diabetes insipidus ditandai oleh polidipsia dan poliuria. Penyebab diabetes
 Inggris: Diabetes insipidus mungkin (1) sekunder yang berhubungan dengan trauma kepala,
insipidus tumor otak, atau pembedahan ablasi atau iradiasi kelenjar hipofisis, juga
infeksi sistem saraf pusat atau tumor metastasis (payudara,paru); (2)
nefrologis yang berhubungan dengan kegagalan tubulus renalis untuk
berespons terhadap ADH; (3) nefrogenik yang berhubungan dengan obat
yang disebabkan oleh berbagai pengobatan (mis., litium, demeklosiklin);
(4) primer, hereditas, dengan gejala-gejala kemungkinan saat lahir
(kelainan pada kelenjar hipofisis). Penyakit ini tidak dapat dikontrol
dengan membatasi masukan cairan, karena kehilangan volume urine dalam
jumlah yang besar berlanjut terus bahkan tanpa penggantian cairan sekali
pun. Upaya membatasi cairan menyebabkan pasien mengalami suatu
kebutuhan akan cairan yang tiada henti-hentinya dan mengalami
hipernatremia serta dehidrasi berat.
(Sumber: Keperawatan Medikal-Bedah, Penerbit: EGC, hal. 107)
http://riskytiara90.blog.com/2011/05/21/anatomi-fisiologi-sistem-endokrin/
http://blogkedokteran.wordpress.com/2013/08/31/jenis-penyakit-pada-sistem-endokrin-
metabolik-dan-nutrisi/

Anda mungkin juga menyukai